“Selesai!”
Jumat, hari terakhir ujian akhir semester.
Saat ujian terakhir selesai, suara Izumi bergema di kelas.
Para siswa lain sepertinya merasakan hal yang sama dan riuh dengan kegembiraan karena terbebaskan.
Ada beberapa yang memiliki ekspresi putus asa di wajah mereka, dan beberapa yang mata putihnya terkelupas dan jiwanya keluar dari mulut mereka… aku hanya bisa menebak apa yang akan mereka alami.
Tolong lakukan yang terbaik dalam ujian ulang demi tidak menghancurkan liburan musim panas dengan pelajaran tambahan.
Sambil memikirkannya, masih terlalu dini untuk menganggapnya sebagai masalah orang lain.
“Akira, bagaimanu denganmu?”
“Tidak ada masalah. Sebaliknya, aku dalam kondisi yang lebih baik daripada ujian tengah semester.”
Ini mungkin karena kami melakukan kamp belajar.
Daripada itu—
“Aoi-san, bagaimana ujianmu?”
Aku pergi ke tempat duduk Aoi-san dan bertanya padanya seperti sedang berbicara pada seorang teman baik.
Akhir-akhir ini, berkat Izumi, kesalahpahaman Aoi-san di kelas sebagian besar teratasi, dan dia bisa menyesuaikan diri dengan baik setidaknya sampai orang-orang di sekitar tidak berpikir aneh ketika aku dan Eiji mendekatinya secara normal.
Teman sekelas juga mengakui bahwa kami berhubungan baik.
Ini juga merupakan hasil dari kegiatan misionaris yang mantap bahwa Aoi-san bukanlah seorang gal.
“Kupikir, mungkin baik-baik saja. Setidaknya aku bisa menghindari nilai merah…”
“Oh, itu luar biasa.”
Aoi-san berkata dengan kelihatan lega.
“Ini berkat semuanya. Terima kasih banyak.”
“Itu karena Aoi-san berusaha keras.”
Sebagai orang yang mengetahui kehancuran ujian tengah semesternya, aku ingin memujinya dengan tulus.
Kami tidak bisa lengah sampai hasilnya keluar, tapi aku lega untuk saat ini.
“Aoi-san, kamu punya pekerjaan paruh waktu hari ini, ‘kan? Bagaimana kalau kita pulang bersama sampai pertengahan jalan.”
“Ya.”
“Tunggu sebentar!”
Ketika aku dan Aoi-san hendak meninggalkan ruang kelas bersama.
Izumi datang di depan kami dan menghalangi jalan dengan tangan terentang.
“Ada sesuatu yang ingin kubicarakan dengan kalian, jadi ayo kita pulang berempat.”
“Tidak apa-apa, tapi apa yang ingin kau bicarakan?”
“Kalau itu kita akan membicarakannya sambil berjalan♪”
Entah kenapa cara bicaranya seperti ada arti tersirat didalamnya, tapi aku bertanya-tanya apa dia memikirkan sesuatu yang buruk?
Sambil berpikir seperti itu kami berempat berjalan meninggalkan sekolah, lalu Izumi mengirimkan sebuah URL ke grup pesan kami.
“Apa ini?”
“Sudahlah buka saja.”
Aku mengeklik URL seperti yang diperintahkan.
“…… Pemandian air panas?”
Seketika, beranda dari fasilitas pemandian air panas tertentu tercantum disana.
Sepertinya itu adalah sebuah fasilitas pemandian air panas di tepi lembah dengan sehari perjalanan, dengan banyak pondok yang dibangun di atas tanah yang dikelilingi oleh alam, yang semuanya adalah pemandian terbuka pribadi dengan mata air panas mereka sendiri.
Berbicara secara umum tentang kenapa dia mengirimkan URL fasilitas pemandian air panas, Izumi sepertinya menyukai hal-hal dan tempat-tempat dengan nuansa Jepang, seperti pemandian air panas, kuil, dan kimono.
Dia lebih menyukai teh daripada teh hitam, dan manisan Jepang daripada manisan Barat. Dia lebih menyukai kimono daripada gaun, kesampingkan penampilan dan kepribadiannya yang mencolok.
Alasan kenapa dia mengatakan bahwa dia menyukai teh yang dibuat dalam teko di kamp belajar dan kenapa aku menyiapkan sakura mochi untuk camilan malam adalah karena aku tahu selera Izumi untuk hal-hal seperti itu.
Ngomong-ngomong, sepertinya hobinya adalah membuat bonsai. Memangnya kau ini kakek-kakek apa.
Tln : kali aja ada yang gatau, bonsai itu tanaman atau pohon yang dikerdilkan di dalam pot dangkal dengan tujuan membuat miniatur dari bentuk asli pohon besar yang sudah tua di alam bebas.
“Untuk pesta penutupan ujian, aku sudah membuat reservasi disana untuk hari minggu lusa.”
“Lusa, itu sangat mendadak ya.”
“Apa? Apa kamu punya rencana?”
“Aku tidak punya rencana apa pun, tapi bagaimanapun itu terlalu mendadak, ‘kan. Bagaimana kalau aku punya rencana untuk hari itu?”
“Aku sudah meminta Aoi-san untuk mengosongkan jadwal untuk hari itu sebelumnya, tapi aku benar-benar lupa membicarakannya dengan Akira-kun. Kalau Akira-kun punya rencana pada hari itu, kupikir kami harus pergi kesana hanya bertiga.”
“Kenapa kau merasa tidak apa-apa jika hanya aku yang ditinggalkan……”
“Maaf maaf.”
Izumi meminta maaf sambil menjulurkan lidahnya.
Yah, Izumi selalu seperti ini jadi aku tidak terlalu mempermasalahkannya.
“Kalau begitu, sudah diputuskan ya.”
“Aku belum pernah ke pemandian air panas sebelumnya, jadi aku menantikannya.”
“Benarkah? Pemandian air panas itu menyenangkan lho~. Kamu mungkin akan ketagihan dengan pemandian air panas setelah ini!”
Aoi-san mendengarkan dengan penuh minat pada Izumi, yang berbicara tentang kehebatan air panas.
Pemandian air panas ya…… memang benar ide yang bagus untuk mengadakan pesta penutupan sebagai hadiah untuk Aoi-san atas kerja kerasnya dalam belajar untuk ujian. Fasilitas pemandian air panas ini berjarak sekitar satu setengah jam dengan kereta, jadi sangat cocok untuk perjalanan sehari.
Cara yang paling umum bagi para siswa untuk pesta penutupan adalah dengan berkaraoke, tapi Aoi-san bukan tipe orang seperti itu.
Sambil melirik kearah mereka berdua yang sedang menikmati diri mereka sendiri, aku melihat ke beranda dan tiba-tiba menyadari.
“Disini, struktur pembayarannya bukan per orang, tapi per ruangan per jam. Empat ribu yen per jam, itu artinya dua ribu yen per orang jika kita menyewa dua ruangan…… harga yang lumayan ya.”
Yah, ini adalah pemandian air panas terbuka pribadi, jadi tidak heran harganya agak tinggi.
Ketika aku berpikir seperti itu.
“Eh? Aku hanya memesan satu ruangan.”
Tln : jadi gini, pemandian air panasnya itu ada di masing-masing pondok yang tadi disebutin, makanya disebut pemandian air panas terbuka pribadi, soalnya itu pemandian air panas terbuka dan yang ada disitu ya cuma yang nyewa pondoknya, ngga bakal ada pengunjung lain
Izumi mengatakan hal yang tak terduga.
“Tidak-tidak, kita tidak bisa berada dalam satu ruangan, itu berbahaya!”
“Kenapa tidak, Kita berteman jadi tidak apa-apa, ‘kan.”
“Tidak, kau ini……”
Meskipun kita berteman…… hanya memesan satu ruangan itu berarti, pemandian campuran?
Bahkan jika Izumi baik-baik saja dengan itu, Aoi-san dan Eiji tidak akan menyukainya, kan. Meskipun dia terbungkus handuk, Aoi-san pasti akan merasa malu, dan Eiji tidak akan menyukai ide pacarnya pergi ke pemandian air panas dengan pria lain.
Kalau itu aku, aku jelas tidak akan mau menunjukan tubuh telanjang pacarku pada temanku.
“Eiji, apa tidak apa-apa?”
“Aku sudah mendengarnya sebelumnya, dan aku sama sekali tidak keberatan.”
“Yang benar saja……”
Aku melirik ke arah Aoi-san untuk melihat reaksinya.
Seketika Aoi-san berbisik pada Izumi.
“Kalau seperti itu……”
“Baiklah. Aoi-san juga memberikan OK!”
Seriusan, yang benar saja…… aku senang tapi apa tidak apa-apa?
“Kalau begitu akhir pekan ini kita akan ke pemandian air panas. Sudah diputuskan ya!”
Aku tidak mau tahu lagi. Aku sudah mengatakannya.
Aku tidak tahu apakah nanti aku akan mengatakan kalau lebih baik dipisah, tapi aku tidak bisa menahannya jika aku adalah anak SMA yang sehat, untuk mengharapkan ini dan itu.
Yah, aku sangat menantikannya.
“Ngomong-ngomong, ini adalah topik yang sama sekali berbeda tapi……”
Ketika aku sedang mencoba untuk tidak membiarkan yang lainnya tahu isi pikiranku, Izumi tiba-tiba berbicara.
“Aoi-san, di mana kamu bekerja paruh waktu?”
“Di kedai kopi di dekat stasiun.”
“Itu cukup dekat, ya. Kalau begitu, tidak apa-apa kalau kita semua pergi kesana bersama sekarang?”
“Eh? Sekarang?”
“Aku tertarik seperti apa tempat Aoi-san bekerja, dan aku ingin mendiskusikan rencana kita untuk perjalanan satu hari ke pemandian air panas, boleh?”
Tetap saja, kupikir menyelanya saat bekerja itu akan mengganggu.
“Ya. Kupikir itu tidak apa-apa. Aku tidak terlalu sibuk pada hari kerja.”
“Yeay!”
Pekerjaan paruh waktu Aoi-san ya……
Aku agak penasaran tentang hal itu, tapi aku tidak berpikir aku akan berkunjung dengan cara ini.