Begitu aku tiba di sekolah dan duduk di kursiku, Rinka yang duduk di barisan depan, menoleh ke arahku.
Mata kami bertemu selama beberapa detik.
Tanpa mengambil tindakan tertentu, dia menoleh ke depan. Dan melanjutkan rutinitas membaca yang biasa.
Akhir-akhir ini, kami semakin jarang bertemu selama istirahat dan kami juga tidak menghabiskan waktu istirahat makan siang kami.
Mungkinkah dia merasa kesepian?
Alasan kenapa Rinka tidak mengatakan apapun padaku mungkin karena ada banyak siswa/i lain yang menyadarinya.
Atau mungkin Kurumizaka-san atau Kiyokawa telah mengatakan sesuatu padanya tanpa sepengetahuanku.
Tapi, kupikir ini tidak bisa dihindari.
Jika kita bertemu lagi dan lagi seperti sebelumnya, seseorang akan benar-benar mengetahuinya.
Rinka adalah Idol populer dan mudah menonjol.
Ke mana pun dia pergi, rumor akan dimulai dan hanya berbicara dengan seorang pria akan menjadi topik pembicaraan di antara para siswa perempuan.
Jika aku dan Rinka ingin bertemu, kita harus sangat berhati-hati.
“…….Mm.”
Aku merasakan sedikit getaran di saku celanaku. Itu dari smartphoneku. Jadi, aku mengambilnya dan memeriksanya.
[Kazuto-kun, Bisakah kita online malam ini?]
Ini dari Rinka. Dia tidak bisa berbicara denganku secara langsung. Jadi, dia harus menggunakan smartphone untuk berkomunikasi denganku.
Yah, ini sudah lebih dari cukup. Selama aku bisa berhubungan dengan orang yang kusuka. Maka, tidak apa-apa.
[Tentu. Ayo lakukan.]
[Terima kasih, Kazuto-kun. Lalu, bisakah kamu datang ke belakang gedung sekolah lama untuk makan siang hari ini? Nana menjamin bahwa tidak ada orang lain yang akan datang ke sana.]
[Oke.]
Ngomong-ngomong, Kurumizakazaka-san bilang dia akan menemukan tempat di mana tidak ada yang bisa menemukan kita.
Dia berjanji padaku, ketika aku dan Rinka bersembunyi di loker.
Aku tidak berpikir dia akan benar-benar pergi mencarinya untuk kita …….
[Nana juga ikut ……. Nggak apa-apa?]
[Ya, tidak apa-apa.]
Hari ini, sepertinya kita bertiga, Kurumizaka-san, Rinka, dan aku akan menghabiskan makan siang bersama.
Ini akan menjadi pertama kalinya kami bertiga makan siang bersama sejak pertama kali Kurumizaka-san dan aku mengobrol di kafetaria.
Pembicaraan tentang istirahat makan siang sudah selesai dan Rinka terus membahas beberapa topik.
Kami bertukar obrolan biasa, seperti…… bagaimana seekor kecoa muncul di rumahnya kemarin dan Nonoa-chan dengan senang hati mencoba meraihnya dengan tangannya atau bagaimana Kasumi-san bertanya padanya tentang hubungan kami.
[Ayanokouji-senpai. Aku punya permintaan.]
Itu dari Kiyokawa.
Biasanya itu akan menjadi peringatan atau omelan. Tapi, kali ini berbeda.
Jadi, aku berhenti mengobrol dengan Rinka sejenak dan membalas Kiyokawa.
[Oke. Apa permintaanmu?]
[Maukah kamu membaca novel yang kutulis? Ini adalah novel roman untuk wanita.]
[Jika itu novel untuk wanita, bukankah lebih baik bertanya pada Rinka atau Kurumizaka-san?]
[Aku sudah menanyakan itu pada mereka dan mereka juga sudah memberikan pendapat mereka. Aku ingin tahu pendapat dari anak laki-laki. Itu sebabnya, aku ingin Ayanokouji-senpai membacanya..]
[Begitu.]
Jika itu masalahnya, aku akan dengan senang hati membantunya.
Fakta bahwa Kiyokawa meminta pendapatku tentang novelnya mungkin merupakan tanda bahwa dia menerimaku sebagai teman.
[Tapi, jika Ayanokouji-senpai tidak mau juga tidak apa-apa. Maaf, jika aku mengganggu waktu sibukmu]
[Tenang saja. Kau sama sekali tidak menggangguku.]
Tulisan Kiyokawa memancarkan kecemasan. Itulah yang dirasakan seorang penyendiri.
Aku tahu persis bagaimana perasaan Kiyokawa saat ini karena aku sendiri memiliki kecenderungan penyendiri.
[Betulkah? Apa aku tidak mengganggumu?]
[Ya, jangan khawatir. Tapi, aku tidak tahu apakah aku bisa membantu.]
[Tidak apa-apa. Aku sangat berterima kasih jika Senpai mau membaca novelku]
[Begitu, baiklah. Kapan kau ingin aku membacanya?]
[Bolehkah aku mengunjungi rumah Ayanokouji-senpai sepulang sekolah hari ini? Sebenarnya, aku meninggalkan novelku di rumah Senpai dan aku ingin mengambilnya.]
[Ah maaf. Orang tuaku ada di rumah hari ini.]
[Kalau begitu, bagaimana kalau kamu datang ke rumahku saja? Hanya sekitar sepuluh menit berjalan kaki dari sekolah.]
Kau mengundangku ke rumahmu?
Kiyokawa memercayaiku lebih dari yang kubayangkan. Dia tampaknya menjadi tipe orang yang membuka hatinya untuk orang-orang yang dia kenal sebagai teman.
Tapi, apa yang harus kulakukan?
Bagiku, aku tidak masalah pergi ke rumah Kiyokawa.
Aku hanya ingin tahu apa yang akan Rinka pikirkan.
Itulah yang kukhawatirkan.
Aku agak cemas pergi ke rumah Kouhainya tanpa memberitahunya.
Yah, itu tidak seperti aku akan melakukan sesuatu yang salah, tapi …….
“Kalau aku ingin melaporkan ini pada Rinka, aku harus memberitahunya tentang interaksiku dengan Kiyokawa juga.”
Di sisi lain, Kiyokawa. Dia mungkin tidak ingin Rinka tahu soal ini.
Jika aku tutup mulut, itu mungkin tidak menjadi masalah ……. Tidak, aku tidak boleh.
Aku merasa tidak enak pada Rinka.
Namun sayang jika melewatkan kesempatan untuk mengenal Kiyokawa lebih baik.
Setelah banyak pertimbangan, aku memutuskan untuk memberi tahu Kiyokawa tentang kekhawatiranku.
[Aku tidak masalah pergi ke rumahmu. Tapi, aku tidak bisa merahasiakannya dari Rinka.]
Aku menerima balasan dari Kiyokawa segera.
[Ah, soal itu. Aku sudah memberi tahu Rinka-senpai dan Nana-senpai tentang kami.]
[Apa!?]
[Sebelumnya, aku sudah memberitahumu tentang identitasku yang sebenarnya, kan? Nah, di hari itu. Aku juga memberi tahu mereka tentang segalanya. Termasuk fakta bahwa aku telah mengawasimu.]
[……Apa kau tidak dimarahi?]
[Aku hanya mendapat omelan ringan. Tapi, Rinka-senpai berkata kepadaku, ‘Aku tidak keberatan selama Ayane mau menerima hubunganku dengan Kazuto-kun’.]
Aku langsung melirik Rinka yang sedang membaca buku.
Dia masih duduk dengan punggung lurus dan posturnya tetap anggun seperti biasanya.
[Aku sudah mendapat izin untuk mengundang Ayanokouji-senpai ke rumahku.]
[Aku belum mendengar apapun tentang itu dari Rinka.]
[Aku tidak tahu tentang itu. Mungkin dia memutuskan dia tidak perlu mengatakannya?]
[Eeerm……]
[Ah. Tapi, Rinka-senpai mengatakan sesuatu seperti ini. ‘Wajar jika Ayane penasaran karena Kazuto-kun adalah pria yang luar biasa. Tapi, aku tidak khawatir dan aku tidak perlu mempermasalahkannya. Karena aku istrinya. Tidak peduli berapa banyak gadis di sana. Aku akan selalu menjadi yang nomor satu bagi Kazuto-kun!’ ….. katanya]
……Itulah kalimat yang bisa kudengar di otakku. Dan tentu saja terdengar seperti sesuatu yang Rinka akan katakan.
Aku juga bertanya-tanya ada apa dengan kalimat itu, sepertinya dia menyetujui aku dan Kiyokawa memiliki hubungan seperti itu.
Apakah aku terlalu memikirkan ini ……?
[Aku tidak berpikir ini mungkin, tetapi apakah Ayanokouji-senpai memiliki izin dari Rinka-senpai untuk berkencan dengan lebih dari satu gadis?]
[Yah, aku sudah diberitahu hal seperti itu beberapa kali.]
[Begitu, jadi.. Senpai.]
[Sudah kubilang ‘kan? Aku bukan pakboi. Satu-satunya gadis yang kucintai adalah Rinka, sekarang dan di masa depan.]
[Aku lega mendengar kata-kata itu. Jadi, aku akan meminta kerja samamu sepulang sekolah hari ini. Aku akan mengirimkan alamatku.]
Aku menerima alamat Kiyokawa. Apartemen tidak jauh dari sekolah ini.
Hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk sampai ke sana dengan sepeda dari tempatku.
[Oh, ya. Mulai hari ini aku akan berhenti mengawasimu. Aku minta maaf atas semua masalah yang kusebabkan padamu]
Oh! Begitu, ya. Dia akhirnya berhenti mengawsiku. Yah, aku tidak menduga ini lebih cepat dari yang kukira.
…… Aku tidak tahu kenapa, tetapi ketika itu berakhir, aku merasa sedikit sedih.
[Hei Kiyokawa-san. Bagaimana kalau kau ikut makan siang bersama kam?]
[Eh? Maksudmu?]
[Istirahat makan siang hari ini, aku, Kurumizaka-san dan Rinka, kami bertiga berencana untuk makan siang bersama. Tempatnya terletak di belakang gedung sekolah lama.]
[Di belakang gedung sekolah lama? ……. Jauh dari sini. Tapi, itu adalah tempat terbaik untuk memastikan tidak ada yang menemukan kalian.]
[Nah, kan?]
Itu adalah tempat yang ditemukan Kurumizaka-san. Tapi, entah kenapa, aku bangga akan hal itu.
[……Apa aku tidak akan mengganggu kalian?]
[Tentu saja tidak. Lagipula, kalian bertiga sangat dekat, kan? Jadi, kirasa tidak apa-apa.]
Jika hanya aku dan Rinka, dia mungkin akan mengeluarkan salah satu keluhannya.
Namun, karena Kurumizaka-san juga akan ada di sana, itu akan menjadi pertemuan yang meriah dengan teman-temannya, bukan?
[Baik, aku akan ikut.]
Beginilah cara kami berempat akan menghabiskan makan siang bersama hari ini.
Aku dengan santai mengundang mereka. Mengundang Idol populer untuk makan siang bersamaku…
…. Ketika aku memikirkan hal itu, aku mulai merasa merinding. Itu karena..
Jika penggemar Star☆Mines mengetahui hal ini, aku akan dipukuli sampai babak belur.
[Kazuto-kun, ada apa?]
Rinka bertanya, mungkin dia merasa cemas setelah obrolan berhenti cukup lama.
[Aku mengundang Kiyokawa-san untuk makan siang hari ini, apa tidak apa-apa?]
[Tentu saja, tidak apa-apa. Nana akan berada di sana juga hari ini.]
Aku lega mendapat persetujuan Rinka.
Jika dia mengatakan tidak, aku akan kehilangan mukaku.
Tidak, aku tahu bahwa Rinka akan dengan senang hati menyetujuinya.
[Tapi, aku tidak yakin apakah Ayane akan datang atau tidak. Soalnya, dia punya banyak teman, kan? Jadi, kurasa dia akan makam siang dengan teman-temannya…]
…….
Kiyokawa…… Kau tidak bilang pada mereka kalau kau itu penyendiri?
[Satu lagi, aku di undang ke rumahnya hari ini. Apa tidak apa-apa?]
[Iya, tidak apa-apa kok.]
[Apa kau yakin? Apa itu tidak mengganggumu?]
[Yah, itu sedikit menggangguku. Tapi, kalian berdua hanya ‘teman’kan?]
[Tentu saja, orang yang kucinta hanya Mizuki Rinka seorang.]
[Ehehe~, kalau begitu, tidak apa-apa. Aku tidak ingin membelenggu aktivitas Kazuto-kun atau Ayane dengan hal seperti itu.]
[Terima kasih, Rinka.]
[Mnm.. Selain itu, sebagai Istri Kazuto-kun. Aku harus memberimu sedikit kelonggaran]
…… Ini Rinka yang biasa.