“Haaaa~… Teh yang diseduhkan oleh Nayu-chan benar-benar yang terbaik!”
Saat ini, Nihara-san sedang bersantai sendirian di ruang tamu.
Dengan dia yang berada di sana, aku dan Yuuka menyelinap ke dapur untuk berbicara.
“…Mengapa Nihara-san bersantai di rumah kita seperti itu? Eh! M-Mungkinkah, Yuu-kun…, apa ini adalah niatmu untuk membuatnya menunjukkan padaku kalau kau selingkuh dariku?”
“…Tidak, tidak, tidak, mengasumsikannya seperti itu saja sudah aneh. Tenang dan pikirkanlah kembali dengan baik? Kau tahu betul ‘kan kalau gyaru ekstrovert adalah musuh alami dari seorang yang anti gadis 3D sepertiku? Ini cuman si gyaru ekstovert itu saja yang seenaknya masuk ke rumah ini? Gini deh, dia itu hampir sama seperti Nuraihyon.”
[Catatan Penerjemah: Nuraihyon, intinya itu hantu di Jepang yang suka seenaknya masuk ke rumah orang dan menyeduh teh.]
“…Iya sih, lagian kau itu juga bukan tipe orang yang akan mendua… Ehehehe.”
Sambil mengatakan itu, Yuuka mulai tertawa.
Ya ampun, tiba-tiba saja dia marah, tapi kemudian tiba-tiba juga dia jadi merasa senang. Sungguh, dia benar-benar gadis yang sederhana.
“Kalian berdua lagi ngapain sih?”
Masih duduk di sofa ruang tamu, Nihara-san berbicara kepada kami yang berada di dapur.
“Ayo ke sini, Sakata, cepatlah melompat ke dadaku. Meskipun aku terlihat seperi ini, tapi dadaku ini populer karena kelembutannya loh☆ Oh, tentu saja, itu populer hanya diantara para gadis saja, oke? Jadi kau tidak perlu khawatir.”
Tidak, apa yang perlu kukhawatirkan di sini pun sama sekali tidak aku tahu.
Tapi, di sebelahku, Yuuka mulai menatapku dengan tatapan yang tajam.
Oh, sekarang aku mengerti, jadi ini ya yang disebut sebagai tuduhan palsu. Mulai dari sekarang, setiap kali aku menaiki kereta, aku akan meastikan kalau aku akan berpegangan pada tali pegangan.
“Nihara-san, ini tidak seperti aku menginginkan sesuatu seperti itu, oke?”
“Ya, ya! Lagian Yuu-kun itu adalah tun—…!”
Dengan tergesa-gesa, aku menutup mulutnya Yuuka.
Kemudian, dengan suara yang rendah, aku mulai berbicara kepadanya yang berusaha memberontak.
“…Yuuka? Barusan, apa yang mau kau bilang?”
“…Aku mau bilang kalau kau adalah tunanganku.”
“…Terus, menurutmu apa yang akan terjadi jika kau mengatakan itu?”
“…Fakta bahwa akan ada banyak masalah yang timbul jika Nihara-san mengetahuinya tidak perlu dipertanyakan lagi.”
Yuuka menundukkan kepalanya, tapi bibirnya masih tampak kesal.
Aaah, sikap yang dia tunjukkan saat ini adalah sikap dari seorang yang berpura-pura menyesal tapi kenyataannya sama sekali tidak merasa menyeasl.
Sungguh, aku benar-benar ingin supaya dia tidak mencoba membuat pernyataan yang bisa memicu ledakan bom…
“Kau tadi mau bilang apa? Nayu-chan?”
Tau-tau saja, Nihara-san muncul di dapur.
Sontak saja, aku dan Yuuka buru-buru mengambil jarak dari satu sama lain.
“Erm, yah…, itu bukan hal yang penting.”
“Ahahahaha! Rupanya kau ini brocon ya, Nayu-chan. Ini benar-benar berbeda dari apa yang Kurai katakan tentangmu!”
“A-Aku tidak brocon…”
“Tapi kamu menyukai Sakata, kan?”
“Ya.”
Yuuka, Yuuka.
Aku menarik pakaian Yuuka, mencoba menghentikannya untuk terus berbicara. Maksudku, jika Nayu yang asli mendengar pembicaraan ini, hujan darah pasti akan turun di tempat ini….
Satu hal yang pasti, aku harus mengakhiri pembicaraan ini secepat mungkin.
“Tapi sungguh, Nayu-chan ini benar-benar imut ya… Hei Sakata, aku iri sekali padamu karena memiliki adik perempuan seperti dia.”
“K-Kau benar, dia imut, karena bagaimanapun juga, dia adalah ‘adikku’ yang kubanggakan.”
“Dia yang cemburu padaku dan memiliki kesan mencintai kakaknya juga sangat imut!!
“K-Kau benar, bagaimanapun juga dia itu tipe ‘adik’ yang tidak bisa meninggalkan ‘kakaknya’! Meskipun begitu, sebagai seorang ‘adik’, dia yang seperti itu juga sangat imut!”
“Jika Nayu-chan menjadi ‘adik iparku’—Yap! Itu tidak buruk juga!”
“K-Kau benar, jika dia menajdi ‘adik iparmu’—Hah?”
Saat aku sementara menanggapinya, aku menyadari bahwa entah bagaimana alur percakapannya telah berubah.
Dan kemudian—Nihara-san memberikan pernyataan yang benar-benar memicu ledakan bom.
“Nayu-chan, aku tahu kalau ini mungkin agak mendadak, tapi… apa boleh kalau aku berpacaran dengan Sakata?”
“Gak boleh, pulang sana.”
Dengan momentum sepersekian detik, Yuuka menolak ucapan Nihara-san.
“Loh, kenapa? Aku pasti akan merawat Sakata dengan baik, dan nanti aku juga akan sangat memanjakanmu loh, Nayu-chan? Gini-gini, aku adalah orang yang perhatian.”
“Aku tidak peduli tentang itu, pulang sana, kau menyebalkan.”
Mengatakan itu, Yuuka mulai mendorong punggung Nihara-san dengan paksa menuju ke pintu depan.
“Maaf, tapi Nihara-san, kau itu cuman teman sekelasnya ‘kakakku’, kan? Kalian tidaklah dekat, jadi kupikir ‘kakakku’ akan kewalahan jika kau mengatakan sesuatu seperti itu kepadanya. Dan juga, aku tidak bermaksud kasar, tapi kupikir gadis gyaru sepertimu itu benar-benar tidak cocok dengan ‘kakakku’ yang introvert!”
Oi Yuuka, kata-katamu itu juga sedikit melukaiku, tau!
“Yah, memang sih, kami tidak dekat, tapi…”
Nihara-san bergumam, dan kemudian…
“Kau tahu, aku senang karena Sakata bisa melepaskan diri dari masa lalunya… Tapi, sekarang, dia justru memiliki fetish yang aneh pada ‘adiknya’…, dan menurutku, itu berbahaya, kan?”
“Eh? Apa menurutmu aku adalah orang yang semesum itu? Seriusan kau berpikiran seperti itu?”
“Aku sangat serius! Itulah sebabnya, Momono-sama ini punya ide. Satu-satunya cara bagimu untuk bisa lepas dari masa lalumu dan tidak memiliki fetish seksual yang aneh adalah dengan menerima pertolongan dariku! Aku akan menyelamatkanmu, dan aku akan menjadi pahlawanmu!”
“Lah, kenapa pula kau ingin melakukan itu!?”
Gadis gyaru ini memang benar-benar berbeda dari yang lain.
Aku bahkan tidak dapat memahami sedikit pun bagian-bagian mengapa dia bisa sampai pada kesimpulan seperti itu.
Tapi kemudian, di sebelahku, aku melihat Yuuka yang tampak diselimuti oleh api yang membara.
“…Hal seperti itu benar-benar aneh. Pokoknya… aku tidak akan mengizinkanmu melakukan itu!”
“Tapi ‘kan…, secara sosial, cinta antara kakak dan adik itu sudah keluar batas. Selain itu, ini juga tidak seperti Sakata akan bisa tiba-tiba mendapatkan seorang pacar, kan? Itulah sebabnya, di sini aku akan menjadi penolong…”
“Issssh! Kalau kau sampai sekeras kepala ini, maka aku akan memberitahumu! Sebenarnya, aku dan Yuu-kun adalah tun——”
——Tenenenet♪ Tenenenet♪ Tenenet♪ Net~♪ Net~~~~♪
Saat aku putus asa dan berpikir, Aah, berakhirlah sudah segala sesuatunya, tiba-tiba, ponselku berdering.
Berkat itu, peredebatan di antara mereka terhenti tepat pada waktunya, tapi… nomor siapa nih yang nelpon, kok notifnya nomor samaran?
“Halo?”
[Selain keluargamu, suruh semua orang yang ada di rumahmu pergi.]
“Hah? Selain keluarga, pergi? Apa maksudnya? Lagian, ini siapa?”
[Kalau kau tidak mau mati, cepat suruh semua orang selain keluargamu pergi dari rumahmu.]
“Hah, mati!? Apa maksudmu!?”
Karena pembicaraannya sama sekali tidak masuk akal, secara alami aku jadi kebingungan.
Tapi di sisi lain, seolah-olah telah membaca suasana yang terjadi, Nihara-san menghela napas dan tersenyum.
“Meskipun aku tidak begitu mengerti, tapi jika sudah seperti ini, untuk hari ini aku akan pulang. Tapi—pemikiranku masih tetap tidak akan berubah, oke?”
“Tidak! Aku tidak akan memberikan Yuu-kun padamu!!”
Dengan bentuk bibir yang merasa kesal, Yuuka mendorong Nihara-san keluar.
Terhadap Yuuka yang seperti itu, Nihara-san hanya teratawa dan kemudian melambaikan tangannya.
“Kalau gitu, sampai jumpa lagi ya.”
Dan dengan begitu, Nihara-san pergi dari rumah kami.
Setelah melihat Nihara-san pergi, aku kembali berbicara pada pemanggil dengan nomor samaran itu.
“Sekarang yang tersisa di rumahku hanyalah keluargaku… Ermm,,,,”
[—Aku sendiri juga sudah tau, tsk]
Pemanggil dengan nomor samaran itu tiba-tiba berbicara dengan nada yang tidak asing ditelingaku.
Pada saat yang sama, aku mendengar suara langkah kaki datang dari lantai dua.
——Dan dari sana, muncul Sakata Nayu yang asli.
“N-Nayu-chan!?”
“Lah, kenapa kau bisa keluar dari lantai dua seolah-olah itu biasa saja?”
Terlepas dari kebingungan kami, Nayu mulai berbicara dengan lesu.
“Aku tidak bisa mengerti mengapa kalian seterkejut itu. Mulai saat ini kalian akan memasuki liburan musim panas, kan? Jadi kupikir aku akan meluangkan waktuku untuk pulang ke rumah, dan ketika aku sampai di rumah, aku membuka kunci pintu dan masuk ke rumah.”
“Erm… Jadi, orang yang menelponku dengan nomor samaran itu kamu.”
“Saat aku pulang, aku mendengar ada perselisihan dari gadis gyaru yang tidak aku kenal. Itu benar-benar menjengkelkan dan menggangguku, dan karena aku ingin cepa-cepat menyingkirkannya, jadi aku menelponmu dari lantai dua dan mengancammu.”
Oh, jadi itu sebabnya Nayu meneleponku dengan nomor samaran, Tapi yah, gra-gara itu, yang jadi terkejut tadi adalah kami, bukan Nihara-san.
“Yah, tapi pada akhirnya hasilnya bagus . Makasih ya—”
“…Jadi? kenapa Yuuka-chan dipanggil dengan namaku?”
Sebelum aku selesai mengatakan terima kasih… Nayu memelototiku dengan mata marah yang mengerikan.
“Ayo kita bicarakan perihal ini pelan-pelan. Tergantung pada apa alasanmu… Nii-san, aku serius kalau aku akan memberimu hukuman mati.”
Aaah, ini buruk!
Tidak peduli bagaimana aku akan menjelaskan alasanku, dia pasti tidak akan mau menerimanya.
…Bisa dipastikan, aku pasti akan dihukum mati.