“Aku Yuuya. Yuuya Terra Hirasawa Esfort atau Yuuya Hirasawa. Kamu adalah reinkarnasi (tensei-sha), namun aku adalah orang yang di panggil (shokan-sha) atau lebih tepatnya di pindahkan “
“Eeeeehh??!!!”
Pemuda dihadapanku adalah raja pertama Esfort.
“Apakah semengejutkan itu?”
Pemuda berambut hitam, yang terlihat seperti berusia dua puluhan itu setelah meneguk kopinya, ia tertawa melihat raut wajah Cain.
“tapi Raja pertama itu…”
“Panggil saja Yuuya”
“… baik, tapi Yuuya-san itu tertulis dibuku sejarah sebagai orang dari 300 tahun yang lalu?”
Ketika Cain bereinkarnasi ke dunia ini, yang pertama ia baca adalah buku sejarah dan buku sihir. Dia ingat disana tertulis tentang raja pertama.
“ya, aku kurang mengeri tepatnya, tapi kupikir di dunia ini memang sudah melebihi 300 tahun ya? “
“Dunia ini? Maksudnya?”
Cain menanyakan poin perkataan Yuuya yang menurutnya agak aneh.
“Ya kita bahas itu nanti, Cain apa kau bisa berlama-lama disini?”
“Sepertinya aku harus pulang besok, karena aku harus sekolah.”
“Hmm, begitu ya, kalau begitu kita ke sana saja?”
Cain penasaran dengan apa yang dibicarakan Yuuya.
“Setelah minum kopinya kita pindah ya, ke ruangan itu”
Yuuya meletakan cangkir kopi yang baru dimunumnya diatas meja, kemudian memandu Cain. Meninggalkan ruang tamu dan menelusuri lorong, lalu ia pun berdiri di depan sebuah pintu.
“Kita pindah sedikit ya”
Bersamaan dengan itu Yuuya membuka pintu.
“Oh …”
Hanya kata-kata itu yang bisa keluar dari mulut Cain.
Dibalik pintu itu bukanlah sebuah ruangan, namun dunia luar. Namun itu adalah pemandangan yang sama sekali berbeda dengan keadaan di luar rumah. Dengan panduan dari Yuuya ia pun memasuki pintu itu.
“Tempat apa ini…”
Cain bertanya kepada Yuuya.
“Tempat ini adalah dunia dimensi lain yang aku buat. Dunia ini disebut Fafnir”
“Membuatnya …”
Mendengar perkaaan yang jauh diluar perkiraannya Cain hanya mampu terheran. Dibalik pintu itu terbentang pasir pantai. Di hadapannya terlihat hutan raksasa. Saat melihat ke langit, terlihat sekawanan yang mirip dengan naga.
“Pintu tadi itu jangan-jangan pintu kemana— “
“Jangan bilang!”
“…Iya”
“Yah, itu reaksi normal, yasudah, Cain kamu punya skill [Appraisal] kan? Coba kau lihat punyaku, aku membuat [status] ku agar bisa kau lihat. “
Yuuya terus berbicara pada Cain. Sampai saat ini ia selalu menghindari untuk menggunakan [Appraisal] kepada manusia, karena ketika digunakan, target akan merasakan sedikit kejanggalan. Itu tidak apa-apa jika targetnya monster, namun jika target adalah manusia maka itu terasa seperti sebuah pelanggaran moral.
Karena Cain mendapatkan izin dari Yuuya, ia pun mengaktifkan skill [Appraisal] nya.
“[Appraisal]”
[Name] Yuuya Terra Hirasawa Esfort (Yuuya Hirasawa)[Race] God-like [Gender] Men [Age] Transcendence[Title] Summoned Hero, King, Transcendence God-like, God of Creature[Level] Unknown[Pysical Power] Unknown[Magical Power] Unknown[Ability] Unknown
“Eeeehh!!!!”
Cain terkejut. Ia tentu tidak menyangka bahwa akan ada ras Dewa.
“Cain, kamu paham kan? Ini adalah dunia yang aku ciptakan”
“Ya … aku tidak pernah berpikir ada yang bisa menjadi dewa …”
“Begitulah.. Saat kau menjadi dewa, meski usia bertambah kau tidak akan bertambah tua. Jika kau tetap menjadi raja dengan wujud seperti ini akan aneh kan?? Makanya aku menyerahkan tahta pada anakku dan hidup bersantai disini.”
“Ngomong-ngomong, apa alasan kita datang ke dunia ini??”
Cain tidak tahu alasan mengapa pemuda itu mengajaknya datang ke dunia ini.
“Itu karena ada perbedaan waktu disini. Satu tahun di dunia ini, di dunia Cain saat ini hanya akan berlalu satu hari.”
“Itu kan Seishin to Toki –”
“Jangan bilang!”
TL Note : Seishin to Toki no Heya, ruangan di dragonball yang tempat latihan di puncak rumah dewa picollo. Lupa nama indonesia nya apa.
“I-ya”
“Jadi aku sudah menjadi dewa di dunia ini sekitar 10.000 tahun. Jadi tidak apa apa jika kita sedikit menghabiskan waktu disini kan? Setahun disini hanya sehari disana”
“Begitu ya… Kalau begitu aku akan coba sedikit bersantai”
“Untuk sementara kita pindah dulu ke rumah ku yang ada di sini, aku akan gunakan [Transfer] Jadi pegang aku”
Setelah berkata begitu, Yuuya meletakan tangannya di bahu Cain.
“[Transfer]”
Pemandangan berubah dalam sekejap, ada sebuah rumah yang berkali-kali lebih besar dari rumah yang sebelumnya. Ada tanah lapang di sekitar rumah ini, sama seperti rumh sebelumnya, rumah ini juga seperti satu bangunan sendiri di tengah lahan kosong.
“Aku biasanya menghabiskan waktuku di sini.. Silahkan masuk”
Yuuya membuka pintu, dan kemudian masuk. Cain pun mengikuti nya masuk kedalam rumah.
Didalamya tampak indah meskipun tinggal sendirian. Mereka langsung memasuki ruang tamu dan duduk di sofa.
“Omong-omong, dewa pencipta Zenom, memberitahuku untuk pergi menemui Yuuya-san..”
“Tentang tu… sebenarnya, Cain, aku diminta untuk melatihmu.”
“Tapi saat ini aku cukup menghemat kekuatanku karena ini diluar batas kemanusiaan, apa masih perlu latihan?”
Yuuya bersandar di sofa dan seperti membuat tatapan jauh.
“Yaa. Sebenarnya, di dunia tempat kamu tinggal, seharusnya ada delapan Dewa. Dewa itu bernama Aaron, dia adalah dewa permainan. Namun karena tingkah nya yang kelewat iseng, Kakek Zenom itu menurunkan dia ke bumi. Disitulah kepribadiannya agak berubah dan akhirnya menjadi dewa jahat (Jashin). “
“Dewa jahat ya…”
“Ya, Di duniamu hanya ada sedikit permainan kan? Itu karena tidak ada dewa permainan.”
Cain pun meyakinkan dirinya. Bahkan meski Reversi yang kubuat sekarang tumbuh cukup besar untuk diekspor ke negara lain, sampai saat ini, tidak ada konsep permainan dalam kehidupan masyarakatnya.
“Tapi apa sebenarnya keisengan yang dia lakukan sampai bisa diturunkan ke bumi…”
“… sebuah Death game yang mempertaruhkan kehidupan dan melibatkan seluruh dunia. Ia mengarahkan setiap negara mencapai kepuncaknya dan membuat seluruh dunia berperang. Arron itu terlalu berlebihan…
Cain pun memahami alasan mengapa dewa pencipta bisa se marah itu.
“Kok aku belum pernah melihat satupun catatan mengenai dewa jahat? Dimana dewa Aaron itu sekarang?”
“Tentang itu, aku menyegelnya 300 tahun yang lalu. Lagipula memang itu alasan ku dipanggil ke dunia ini. Dan para dewa sudah menyegel ingatan orang-orang di dunia itu. Karena saat itu, aku yang merupakan manusia tidak mempunyai cukup kekuatan untuk membuduh dewa. Meskipun aku mengetahui teknik penyegelan yang diajarkan kakek itu, segelnya akan hilang dalam beberapa tahun lagi. Jika itu terjadi mungkin death game itu akan berulang kembali. Kami ingin mencegah itu terjadi.”
“Jika begitu, kenapa Yuuya-san tidak segel lagi saja?”
“Sekarang aku adalah dewa pencipta dunia ini, Dewa tidak bisa mencampuri urusan dunia lain, Maka dari iru kita membuuhkan pengganti berupa utusan dewa”
“Itu berarti … jangan-jangan …”
“Cain, itu kamu. Kakek itu memilih kamu sebagai utusannya, dan kamu harus melakukannya. Namun, kamu yang saat ini belum mampu untuk melawan Aaron. Jadi kakek itu meminta aku untuk melatihmu. Jika kamu berlatih disini, kamu akan mendapat penglaan ratusan kali lipat.”
“Aku harus mengajukan keluhan ku nanti, tapi sepertinya aku harus melakukannya ya… “
Cain membulatkan tekadnya. Ia memperbaiki posisinya dan menatap wajah Yuuya.
“Tolong bimbingannya, master”
“Oh, baiklah…”
Cain pun menjadi murid Yuuya.