Hei, sesekali, bagaimana kalau kita melakukan sesuatu yang Yuzu suka lakukan?”
Di koridor dalam perjalanan ke ruang klub sastra yang selalu kami kunjungi. Aku tiba-tiba memikirkan itu dan menyarankan itu pada Yuzu.
“Wah, jarang sekali. Apa yang salah, bagimu untuk mengatakan itu begitu tiba-tiba? ” Yuzu juga merasa tidak terduga, dia melihat ke atas ke arahku dengan mata terbelalak.
“Hmm, aku selalu membuatmu mengikuti hobiku, dan aku merasa itu tidak benar. Yah, Lagipula , kita pacaran. ” Aku menelan kata ‘walaupun hanya untuk pura pura’.
Masih ada orang di koridor setelah jam sekolah, jadi aku tidak bisa sembarangan mengatakan sesuatu di sini.
“Begitu ya! Akhirnya, Yamato-kun mendapatkan kesadarannya sebagai pacar! Yup, yup, betapa bagusnya ini!” Yuzu dengan gembira mengangguk meskipun mengetahui kata-kataku yang tidak bersuara di sana.
“Namun, pada dasarnya aku adalah tipe yang mengikuti apa pun yang dilakukan teman-temanku. Jadi, bahkan kalau kamu tiba-tiba menanyakan itu padaku, aku tidak bisa memikirkan apa pun sekarang.” Yuzu melipat tangannya dan mulai berpikir.
“Yuzu, meskipun kau seorang narsisis egosentris, kau sebenarnya tidak memiliki inisiatif sendiri, itu sangat tidak terduga.”
“Um…. Aku tidak bisa menyangkal itu. Tapi, begitu kau mengatakannya seperti itu, aku harus memikirkan sesuatu sekarang karena ini menyangkut harga diriku.” Mungkin terlepas dari apa yang aku katakan, Yuzu mengerutkan alisnya dan mulai berpikir.
“Kamu tidak perlu berpikir keras, cukup pilih sesuatu yang muncul begitu saja di pikiranmu, bukankah itu cukup bagus?” Aku mencoba membantunya, tapi wajah Yuzu tidak mengendur sama sekali.
“Hmm, aku tau tapi sulit untuk menemukan sesuatu yang bisa dinikmati Yamato-kun juga. Hal-hal seperti window shopping, pasti laki-laki tidak suka itu, atau kamu menyukainya?”
“Belum tentu. Sebenarnya, Aku cukup mengerti itu. ”
“Eh, aku tidak pernah mengharapkan itu darimu.” Yuzu terkejut saat dia mendengarkanku.
“RPG, yang paling menarik adalah Saat kau pergi ke toko dan memilih mana yang akan dibeli. Aku juga menyukai saat-saat seperti itu.”
Sesuatu seperti merenungkan apakah kotak dengan informasi minimal itu benar-benar menarik atau tidak, dan menjelajahi web di tempat untuk memeriksa situs resminya. Sama seperti itu, saat-saat yang dihabiskan untuk berpikir keras adalah bagian dari permainan itu sendiri, aku percaya begitu.
“Wow… itu benar-benar mengejutkan. Aku tidak pernah membayangkan Yamato-kun tipe dalam ruangan benar-benar dapat memahami perasaan itu. Sejujurnya kupikir kita tidak memiliki kesamaan sama sekali. ”
“Aku merasakan ini setiap saat, tapi kenapa kamu ‘berkencan’ dengan pria seperti itu…..?” Aku membalas tatapan terkejut Yuzu, terlihat agak muak dan lelah dengannya. Dia kemudian memasang senyum di wajahnya seolah mencoba menghiburku.
“Yah, ya, Yamato-kun, poin kuatmu bukan di bagian itu. Tidak masalah walaupun kamu tidak memiliki hobi yang sama denganku, tidak memiliki kemampuan komunikasi, atau keren…. Kamu juga tidak bisa membaca suasana hati…. Eh? Di mana kelebihan Yamato-kun?”
“Jangan sampai kau binngung dalam kekuranganku! Kalau kau mengatakannya dari kalimat itu, kau harus menyelesaikannya dengan poin kuatku! Bagaimana bisa kau bingung saat mencantumkan kekuranganku! ”
“Kurasa itu salahmu, Yamato-kun.”
“Tapi aku tidak bisa menyangkalnya!” Alih-alih membela diri, tiba-tiba dia menjadi tidak setuju dengan karakterku.
“Ehem…. Yah, Yamato-kun memang seperti itu, tapi itu hal yang bagus untuk mengetahui kalau kita memiliki minat yang sama. Karena itu, hari ini kita akan keluar!”
“Aku masih belum selesai dengan itu, tapi…. Yasudahlah.” Yuzu dengan paksa kembali ke topik, jadi aku menyetujui sarannya. (dengan itu maksudnya dengan kata kata yuzu tentang kelebihan yamato)
Dia kemudian tersenyum bahagia. “Bagaimana mengatakannya, aku sedikit senang dengan hal seperti ini.”
“Pergi keluar?”
“Tidak. Kalau aku menemukan kesamaan dengan Yamato-kun. Sepertinya kita semakin mengenal sesuatu tentang satu sama lain, ini membuatku bahagia.” Yuzu mengatakan itu dan dia dengan acuh meraih tanganku.
“Benarkah?” Reaksi jujurnya yang tiba-tiba membuatku agak malu sebagai balasannya.
Sial, ini membuatku merasa seperti dia mengejutkanku lagi. Tentu saja, itu tidak luput dari perhatian Yuzu, jadi dia melirikku sambil masih memegang tanganku.
“Oh? Yamato-kun, kamu merona, apa kamu mungkin malu?”
“Aku tidak.”
“Benarkah?”
“Benar.”
“Tapi bukankah telingamu merah? Haruskah aku memotonya dengan smartphoneku?”
“……….Maaf, aku berbohong.” Aku tau aku tidak bisa lolos dari ini, jadi aku dengan jelas menyerah.
“Ahahaha! Yamato-kun, kau sangat lucu.” Dia mungkin sangat senang mendapatkanku kali ini, Yuzu mulai menepuk kepalaku dengan suasana hati yang baik.
“Ugh, tunggu saja…”
‘Lain kali, di suatu tempat aku pasti akan membuatmu merasa malu sampai mati!’
“Oh ya, Yamato-kun. Sementara kita melakukannya, tidak hanya window-shopping, mengapa kita tidak membeli sesuatu? Pakaian atau semacamnya.”
“Yah, sudah waktunya di mana musim berubah, mungkin juga untuk itu.” Segera setelah aku mengangguk, semangat Yuzu terangkat.
“Kalau begitu, biarkan aku memilih untukmu. Sesuatu seperti mewarnai pacarku dengan warnaku, aku ingin mencobanya setidaknya sekali.”
“Aku tidak keberatan itu…. Hanya saja, jangan membuatnya terlalu mahal.”
“Aku tahu itu. Aku tidak akan melakukan hal seperti itu. Tapi serius, aku menantikan ini. Mendandani Yamato-kun.”
‘Tidak ada yang menarik dalam menjadikan orang muram sepertiku sebagai boneka dandan.’ aku memikirkan itu tapi Yuzu sudah bersemangat.
“Aku ingin tahu mana yang cocok untukmu. ‘Pleats’? Tidak. Atau ‘flare’… Ngomong-ngomong, kita juga harus mencoba ‘mini’.”.
“….Hmn? Kurasa aku baru saja mendengar beberapa istilah asing di sana. Hei, bukankah itu jenis rok?”
“Tidak, kau salah dengar.”
“Benarkah?” Oh, jadi itu hanya imajinasiku… syukurlah.
“Tapi kita hanya akan membeli satu ‘bawahan’ kurasa.”
“’Bawahan’… Hei, kita sedang mencari pakaian pria, kan? Bukan rok atau semacamnya, kan?”
“Err, entahlah? Itu tidak penting, ayo cepat pergi!”
“Jangan pergi ke sana, oke !? T-tunggu, jangan tarik aku!” Yuzu menarik lenganku dan dengan paksa menarikku.
Mengenai pakaian yang harus aku pakai setelahnya, aku menutup mulutku rapat-rapat.