Wanita yng membuka pintu dan memasuki ruangan itu adalah sosok perempuan yang mirip dengan Sarah, ibunya Cain.
Meskipun sekilas terlihat mirip, namun ia adalah orang yang berbeda, dan terlihat sedikit lebih muda dari Sarah.
“Maafkan aku… Aku salah… Anda terlihat mirip dengan ibu saya…”
Cain meminta maaf dan membungkuk pada keduanya. Ketika ia kembali menatap Santos, pandangan santos terlihat serius.
“Cain, boleh aku tahu nama ibumu? “
Cain menelan ludah menghdapi tatapan serius dari Santos.
“Ya, ibuku bernama Sarah.”
Mendengar jawaban Cain, wanita yang baru saja memasuki ruangan itu matanya terbelalak.“Pertama, duduk dulu sini… aku akan memperkenalkan mereka berdua… Tapi aku tidak menyangka kamu adalah anak Sarah… Pantas saaja aku merasa cocok sekali dengan mu…”
Cain tidak mengerti apa yang dikatakan Santos, iapun menyapa kedua gadis yang duduk di samping Santos itu.
“Namaku Cain, Karena aku sedang menjadi petualang, jadi aku menyembunyikan nama keluargaku… Aku bertemu dengan Santos-sama di perjalanan, dan diajak kemari bersamanya…”
Cain memperkenalkan diri dengan penuh perhaian.
“Aku Lala von Gueretta. Gadis ini bernama Leila. Leila, ayo beri salam… “
Mendengar kata-kata Lala, Leila pun berdiri dan mengangkat sedikit roknya dengan angun, lalu memperkenalkan diri.
“Namaku Leila. Salam kenal, Cain-sama”
Leila pun kembali duduk di sebelah Lala setelah memperkenalkan diri.“Tapi… kalian mengenal ibuku ya?”
Mendengarkan perkataan Cain, Santos mengangguk sambil mengerutkan alisnya.
“Sarah itu… adalah anak ku… dan juga kakaknya Lala.”
Cain terkejut mendengar perkataan Santos.
“Eh?? Ibuku bilang dia bertemua ayah ketika ia menjadi petualang…”
Menanggapi perkataan Cain, Santos pun mulai bicara.
“Anak itu… Aku tadi udah bilang kan kalau keluarga Garetta ini perempuan semua? Waktu itu aku menemukan calon untuk Sarah dan ingin menikahkan dia, namun dia tidak mau dan kabur dari rumah… Sejak saat itu… kira kira sudah lima belas tahun sejak kepergiannya…. Aku tidak menyangka dia memiliki anak sepertimu… Apa Sarah baik-baik saja? Kamu menjadi petualang di usia seperi ini, apa jangan-jangan Sarah sudah….”
Air mata mengalir di pipi Santos. Begitu pula dengan Lala yang ada di sampingnya. Sedangkan Leila merasa kebingungan karena tidak mengerti apa yang dibicarakan.
“Tidak, tidak, ibuku baik-baik saja. Kurasa saat ini ia ada di mansion di ibukota… “Cain buru buru menjawabnya melihat sepertinya mereka telah salah paham.
Dan ia memutuskan untuk berbicara bukan lagi sebagai seorang petualang, namun seorang bangsawan. Setelah menarik nafas dalam-dalam, Cain pun mulai berbicara.
“Aku akan berbicara sejujurnya, Namaku adalah Cain von SIlford Drintle, gelarku saat ini adalah seorang Viscount dan memerintah kota Dintle.. Ayahku adalah Garm von Silford Gracia.. Dan ibuku adalah istri kedua nya…”
Cain meletakan bukti dirinya sebagai seorang Viscount di atas meja. Santos tak bisa menyembunyikan keterkejutannya terhadap apa yang dikatakan Cain.
“Ja-jangan-jangan kamu Viscount Silford yang itu??? Yang pada usia lima tahun sudah menyelamatkan tuan puteri dan nona Silk, lalu pada waktu ujian sekolah telah menghancurkan tempat latihan, dan mendapat perestasi terbaik di sekolah itu?? Viscount Silford itu adalah anaknya Sarah??? Aku selalu mendengar kisah tentang mu dari Duke Eric ketika ia lewat sini dalam perjalanan pulang ke wilayahnya. “
Cain tidak berpikir bahwa masa lalunya akan menjadi begitu terkenal. Dan ia tidak pernah menyangka akan ada orang yang menjelaskan masa lalunya yang memalukan ini dihadapannya.
(Memang yang diktakan itu benar… tapi jika di sebutkan di depan mata seperti ini jadi malu…)
“Haaa~~ Ya kurang lebih begitulah…”
Cain menggaruk pipinya sambil tersipu malu.
“Tapi ku tidak menyangka ia akan menikah dengan Margrave Silford… Dia bilang dia benci dengan keluarga bangsawan, tapi akhirnya menikah dengan bangsawan juga ya… Dia dari kecil orangnya over aktif soalnya…. Begitu ya, Begitu ya,.. Kalau sesama sepupu aku tidak bisa menikah kan kalian ya… Leila, ternyata Cain—dono ini sepupu mu loh.. “
Leila mengangguk memahami apa yang dikatakan Santos.
“Cain-sama adalah kakak ku ya…”
Karena Cain adalah anak terakhir, ketika ia dipanggil kakak untuk pertama kalinya, ekspresinya melembut.
“Bisakah kamu menceritakan tentang Sarah…”
Ketika Cain sedang tersenyum lembut, Santos kembali berbicara. Bersamaan itu, Cain kembali ke dunia nyata.
“Aku tidak tahu detailnya, tapi aku bisa menceritakan apa yang ibu ceritakan padaku…”Cain mulai menceritakan kisah yang didengarnya ketika ia masih kecil. Sewaktu kecil, ia pernah bertanya kepada Sarah tentang kisah pertemuan Sarah dengan Garm. Waktu itu, Ingatan masa lalu Cain baru saja kembali, dan ia sedang mencari berbagai informasi dari Garm, Sylvia serta Sarah.
◇◇◇
“Ibu, kenapa ibu menikah dengan ayah?”
Sambil yang berbaring di tempat tidur bertanya kepada Sarah sambil membaca buku gambarnya.
“Aku ini dulunya petualang loh… Setidaknya dulu aku bisa naik sampai rank C.. aku sedang menerima Quest, saat itu aku membentuk Party dengan petualang lain, dan melakukan perburuan di hutan iblis… Aku bertemu dengan Garm yang sedang berburu dengan jumlah orang sedikit, katanya itu sebagai latihan… Ia keluar dari hutan itu sambil membawa orang-orang yang terluka… Karena aku bisa menggunakan sihir pemulihan, disana aku menggunakan sihir pemulihan kepada teman-teman Garm… Sejak saat itu kami mulai akrab, lalu dia pun melamar ku, dan kami menikah…”
Sarah mulai bercerita sambil mengenang masa lalu.
“Ibu hanya orang biasa tapi bisa menikah dengan bangsaawan ya? “
“—–Ya… di tampak seperti ksatria, tapi aku tidak menyangka bahwa dia sebenarnya adalah bangsawan… Meskipun tidak bisa menjadi istri pertama, namun aku diizinkan menjadi istri kedua… Garm bilang ‘Pasti aku akan menikahimu!!’ di rumah ku… Dulu di orang nya sangat agresif.. loh, cerita ini sama Cain malah gak ngerti ya…”
Wajah Sarah memerah.
Garm juga menceritakan hal yang sama pada Cain. Dia mengatakan bahwa dia telah gagal dengan memaksakan diri masuk ke hutan sampai terlalu dalam. Lalu ketika ia sedang mundur sambil membawa orang orang yang terluka, ia bertemu dengan Sarah dan kelompoknya. Ia tertarik kepada gadis yang seharusnya hanya seornag petualang namun sangat bermartabat, dan akhirnya melamarnya. Meskipun melakukan perkenalan dengan orang tuannya, ia mendapat kan tentangan dari kedua orang tuanya, melihat martabat gadis itu yang tak seperti seorang petualang biasa, mereka akhirnya menyetujui. Garrm menceritakan ini dengan berbangga hati.
“—-Kira-kira seperti itu lah… “
Santos mendengarkan cerita Cain sambil bercucuran air mata. Lala juga mendegarkan sambil menyeka air matanya dengan sapu tangan.
“Terima kasih tuan Silford… Jika tidak ada hal khusus, yang menemani bangsawan ke pesta di ibukota adalah istri resminya ya… karena itu aku tidak pernah bertemu dengannya…”
“Tidak, tidak, anda ini akan menjadi kakek ku, jadi panggil saja Cain… Ibuku juga sangat jarang untuk muncul di pesta…”
Cain membungkuk.
“—Maaf.. tapi aku tidak menyangka hari ini akan diselamatkan oleh cucuku… Malam ini, tolong menginaplah disini… bahkan aku tidak keberatan jika tuan Cain ingin tinggal disini selamanya…”
Santos mengatakan itu sambil tersenyum, namun karena ia juga sebagai walikota, ia tak mungkin menerima tawaran ini.
“Terimakasih atas kebaikan anda, mohon maaf aku akan merepotkan anda malam ini… namun besok aku harus menuju ke wilayah Malvik, dan secepatnya kembali ke ibukota… Aku akan menceritakan pertemuan kita ini kepada ibu.. tentunya kepada ayah juga…”
“Baiklah, kalau begitu malam ini aku akan menulus surat untuk Sarah dan Tuan Garm, bisakah kamu mengantarkan nya? “
Cain mengangguk menjawab pertanyaan Santos.“Tentu saja, Ketika anda berkunjung ke Ibukota, silahkan temui ibuku, saat ini kurasa ia tinggal dengan kakak ku…”
“Mohon bantuannya sat itu tiba… Terimakasih… aku benar-benar bersyukur telah diselamatkan oleh tuan Cain hari ini…”
“AKu juga, karena kakek dari pihak ayah sudah meninggl dunua, aku berpikir sudah tidak punya kakek lagi… mohon bimbingannya…”
Setelah itu, mereka melanjutkan pembicaraan, dan tiba tiba pelayan datang memberi tahu bahwa makan malam telah siap.
“Kalau begitu, ayo kita makan… Karena kota ini dekat dengan pegunungan, sayur-sayuran disini sangat lezat…”
Mendengar itu, Cain menelan ludah.
Lalu mereka pun tiba di ruang makan, dan Cain diperkenalkan dengan putera menantunya dan mereka makan bersama.
Di atas meja tersedia potongan steak dan masakan sayur sayuran. Banyak hidangan lain yang ditata dengan rapi sehingg sangat menggugah selera.
“Hari ini aku bersyukur bisa bertemu dengan cucu ku yang baru, Cheerss”
Cain menyantap makanannya perlahan-lahan.
“—-Lezatnya..”
Perpaduan rasa manis sayuran dan rasa garam membuat sayur-sayuran ini mengeluarkan rasa yang khas.Mendengr pujian Cai, Santos mengangguk sambil tersenyum.
“Tuan Eric dan nona Silk juga sangat suka dengan sayuran di kota ini.. saat mereka berpergian dari atau menuju daerahnya, meek selalu mampir kemari…”
“Silk juga suka ya…”
Cain membayangkan sosok Silk yang sedang memkan sayuran dengan lahap.
“Silk ya… Apa tunangan yang tadi anda sebutkan itu adalah putri kedua tuan Eric, Nona Silk? “
Santos bertanya dengan penuh senyum diwajahnya.
“Eh.. itu…”
Keringat bercucuran di dahi Cain, ia buru-buru menyeka nya dengan sapu tangan.
“Ya sudah… pasti ada alasan mengapa belum ada pengumuman resmi… aku akan menunggu saat itu datang…”
“Aku benar benar terselamat kan bila anda mau melakukan itu.. “
Cain membungkuk ringan pada perkataan Santos.
“Yosh!! Hari ini adalh hri yang bahagia!!! Kita minum-minum!!! Cain kamu jug minum ya!!! “
Santos membuka gelas dengan penuh semangat.
“Ayah!! Cain-sama msih anak-anak!! “
Sambil bermandikan tatapan dingin dari Lala, Santos tetap meminum sake nya sambil tersenyum.