“Di sinilah tempatnya,
Ku-kun…”
Renjou-san menuntunku ke sudut
area perumahan, di seberang rel kereta api dari rumahku dan unit apartemen yang
sedang kutinggali sekarang, belokan ke arah kiri di jalan menuju sekolah SMP….
Itu adalah rumah bergaya Jepang
yang sangat besar.
“Ru-Rumahnya besar sekali …
itu sangat berbeda dengan milik keluargaku.”
“Lagipula, Me-chan adalah
seorang Ojou-sama …. meski dia selalu bilang kalau itu ‘rahasia’, sih.”
Ahaha, ucap
Renjou-san sambil tersenyum kecut.
…… Ya, bagaimana pun juga “rahasia” tersebut tidak bisa
menyembunyikan semuanya. Begitulah jadinya.
Itu sebabnya aku harus membawa
kembali Mea-san dari sini dulu.
“Fu-chan dan Sumitaro
sepertinya tidak ikutan, ya.”
“Ahh …. Kalau Sumitaro memang
tidak bisa ikut.”
Setelah menyuruhku untuk ‘Tunjukkan kejantananmu’, Ia takkan
repot-repot mengikutiku.
Di sisi lain, aku merasa kalau
Fuuga akan lebih tertarik dengan permasalahan ini dan mau mengikutiku…..
“Kalau Fuuga … aku merasa kalau
dia merasa malu, dan menyadari kalau dirinya habis berpura-pura menjadi
Onee-san.”
Kecemburuan itu mungkin tentang
itu. Aku tahu kalau itu bukan perasaan romantis.
“Hmm, itu … firasat wanita,
‘kan?”
“Ah, ya.”
“…………”
“… Renjou-san?”
“Rahasia ♪”
Dia langsung menghindarinya.
Yah, aku tidak punya waktu untuk memikirkan itu sekarang. Daripada itu…..
Aku menegakkan punggungku lagi
dan menatap papan nama yang bertuliskan “Chitose”
di atasnya.
“… Mea-san, dia seharusnya
sudah pulang, ‘kan.”
“Ya, kalau dilihat dari cara
dia lari tadi.”
“Baiklah…, kalau begitu aku
pergi dulu sebentar.”
“Ya… meski aku tidak pantas
mengatakannya, lakukanlah yang terbaik, Ku-kun!”
“Ah, terima kasih banyak.
Jadi….”
Untuk saat ini, aku perlu
menekan intercom dulu.
“──
Kuuya-kun, ya?”
Balasannya segera datang.
Sepertinya orang yang menjawab ternyata Ayah mertua.
“Terima kasih banyak atas
bantuan anda tempo hari. Jadi Ayah mertua, mengenai Mea-san….”
“…Putriku
bilang dia ingin berpura-pura kalau cerita ini tidak pernah terjadi.”
“Itu……”
“Oleh karena itu, aku ingin
memintamu untuk segera meninggalkan tempat ini. Biar aku yang akan
menjelaskannya kepada Touya nanti.”
tutututtt
“Lah, malah dimatiin!”
Cuma bisa berhenti di depan
gerbang. Sa-Sampai segitunya Mea-san…!
…… Tidak, mungkin ini ukah Ayah
mertua? Sejak awal, Ia sendiri yang tampaknya menentang cerita pernikahan ini,
dan tidak mau melepaskan putrinya yang sudah pulang kembali …….
“…………”
“Gi-Gimana nih Ku-kun, apa yang
akan kamu lakukan?”
“… Aku takkan mundur sampai
berbicara langsung dengan Mea-san!”
Kalau sudah begini, aku harus
menggunakan cara kasar! Aku membuka pintu gerbang depan dan melangkah masuk ke
dalam halaman rumah.
Segera setelah itu.
Gerudukgerudukgeruduk!
“……He?”
Entah kenapa, terdengar sesuatu
yang bordering di seluruh manison. Bukan hanya itu saja.
Bishushushushu!
“Uwaaaaaa!?”
Aku nyaris tersayat oleh
shuriken yang terbang ke arahku. Tapi aku tidak bisa melihat orang yang
melemparnya. Dengan kata lain, ini adalah jebakan untuk penyusup…..!?
Oh iya, aku hampir melupakan
tentang itu—— Mea-san adalah putri dari keluarga Ninja. Dengan kata lain, rumah
orang tuanya merupakan rumah ninja!
“E-Ehhhh, Apa!? Apa-apaan tadi
itu!? Eh, shuriken!?”
“Kalau itu sih rahasia!
Pokoknya, kalau begitu masalahnya….”
Aku mati-matian berusaha mengingat
ajaran yang sudah kupelajari dari ayahku.
——Hampir mustahil untuk bisa
menyusup ke dalam secara langsung dari depan.
Jika memang demikian, aku akan
memutar dari area belakang, di mana keamanannya tampak lemah!
“Kalau begitu Renjou-san,
sampai jumpa lagi! Mohon doakan keselamatan kami.”
“Eh, I-Iya …”
Aku meninggalkan Renjou-san dan
pergi ke pagar dari belakang!
“Ad-Aduh!?”
Pagar itu ternyata dilapisi
dengan tonjolan-tonjolan berduri. Tentu saja, jika itu adalah rute masuk,
mereka juga akan memasang jebakan di belakang! Daerah ini merupakan rumah ninja
juga!
Namun, jika pihak lawan adalah
ninja, maka aku adalah agen rahasia (bercita-cita).
Masalah nyusup-menyusup adalah keahlianku dan menerobos jebakan pun cuma
masalah sepele——
…. Atau itulah yang ingin
kupamerkan, tapi sayangnya aku tidak bisa melakukannya.
Aku memang putra agen rahasia,
tapi … bukannya berarti aku mempunyai alat khusus, dan sedari awal aku tidak
dilatih secara resmi sebagai agen rahasia. Pada akhirnya, aku hanyalah anak
kecil yang sesekali mendapat ajaran dari ayahku dan berpura-pura menjadi agen
rahasia.
“…”
Meski begitu! Aku tetap tidak
menyerah!
“Mea-saan!”
Aku sekali lagi menempelkan
diri ke pagar dan memanggil nama istriku.
Duri di pagar terus menusuk
sekujur tubuhku … tapi emangnya kenapa! Aku tidak peduli!
Aku dengan paksa mengangkat
tubuhku dan memanjat ke atas pagar. Aku kemudian meneriaki namanya lagi.
“Mea-san! Ini aku! Aku datang
untuk menjemputmu!”
Kemudian, ada sosok yang
melintas dengan cepat di sudut jendela lanyai dua.
Ah,
Mea-san—— Aku secara naluriah menebaknya dan meninggikan suaraku
lebih jauh.
“Mea-san tidak gagal menjadi
seorang istri! Justru sebaliknya… Aku berpikir kalau Mea-san terlihat imut
saat kamu merasa malu-malu seperti sebelumnya!”
Wajahku terasa panas. Tapi aku
harus mengatakannya. Jika aku ingin membawa kembali Mea-san!
“Oleh karena itu, Mea-san…
Ayo pulang bersamaku!”
Hyurururu…….
“…Eh?”
Boomm!
“Uowaaaa!?”
Kemudian, bola asap terbang dan
meledak di bawah kakiku. Sensasi sakit terbakar ringan hampir membuatku
kehilangan keseimbangan dan terjatuh.
“Kuhh…!”
——Jika mau jatuh, aku mending
jatuh ke dalam halaman rumah!
Brugggg!
Aku memutar tubuhku dengan
paksa dan jatuh dari pagar ke dalam taman bergaya Jepang.
“Sakit bangetttttt … tapi
harus tahan! Karena aku adalah laki-laki!”
Aku mengeratkan gigi dan
berdiri. Kepulan asap masih mengelilingi sekitar tubuhku.
Tapi, kemudian….
“Eh…..?”
Salah satu pintu geser yang
menghadap ke taman terbuka dengan cepat.
“────!”
Aku tidak yakin kenapa, tapi
aku punya firasat kalau lebih baik cepat menyingkir daripada terus berdiam diri
di halaman!
Dengan pemikiran itu, aku
segera melompat sebelum asapnya menghilang. Namun, aku justru terjebak di
tempat sempit tannpa ada jalan keluar.
“Ehh… ap-apa-apaan ini …hal
semacam ini….”
—
Ini bukan bangunan rumah biasa.
—
Dengan kata lain!
Aku mencoba mendorong dinding
di ketiga sisi kecuali pintu geser kertas.
Lalu, sudutnya! Segera setelah
aku mendorongnya, dindingnya berbalik dan terbuka.
Pintu tersembunyi !
Di balik pintu tersebut ada
tangga.
Sekarang, karena sudah sampai
sejauh ini, tidak ada waktu untuk ragu-ragu. Aku berlari menaiki tangga dengan
momentum yang sama saat mendorong pintu tersembunyi.
Kemudian….
“Apaaaaaaa!?”
Gakun!
Tiba-tiba terdengar suara, dan tangga itu berubah bentuk menjadi lereng.
Aku kehilangan pijakanku dan hampir
terpeleset ke bwaah.
“Funu… Uwwwwooooo!”
Siapa takut kalau itu berubah
jadi lereng! Jika itu mengarah ke lantai dua, aku bisa memanjatnya!
Aku menggunakan tangan dan
kakiku untuk menahan badanku untuk tidak jatuh, dan memanjat lereng dengan
paksa.
Aku yakin kalau Mea-san ada di
atas sana! Oleh karena itu …. Mana sudi aku jatuh di sini!!
“Mea-saaaaaaaannnnnnnn!”
—
Aku berhasil memanjatnya!
Di luar itu ada lorong pendek dan
pintu geser! Tanpa ragu, aku bergegas masuk dan membuka pintu geser dengan
sekuat tenaga.
“Mea-san!”
“……”
Sudah kuduga. Mea-san ada di
sana.
Kamar bergaya jepang yang
tenang, sesuai dengan eksterior dengan rumah besar ini.
Mea-san dengan cepat
memalingkan wajahnya dariku seolah bersandar pada laci yang diletakkan di sana.
“Haaa….haa.. Mea-san…kamu
mendengarnya, ‘kan…?”
“…………”
“Jangan-jangan… orang yang
membuka pintu gesernya juga adalah Mea-san…?”
“…………………”
“Ngomong-ngomong… Aku datang untuk menjemputmu, Mea-san.”
“…………………………”
Napasku ngos-ngosan. Aku bahkan
tidak memedulikan bagian badanku yang sakit.
“Ayo pulang!”
Aku memberitahunya dengan
begitu jelas dan lantang.
“Aku mengerti kalau Mea-san
merasa malu, tapi menurutku Mea-san yang begitu terlihat imut dan
menggemaskan!”
“~~…..”
“Memang benar kalau hari ini,
Mea-san mungkin tidak bisa melakukan sesuatu seperti Renjou-san dan Fuuga! Tapi,
meski begitu, istriku adalah tetap Mea-san!”
Mea-san tidak menanggapi. Da
tetap memalingkan wajahnya dariku.
Tapi—— Bukan berarti aku yang
sudah susah payah datang kemari akan pulang dengan tangan kosong!
“Aku ingin terus hidup bersama Mea-san!
Aku ingin lebih memahami dan mengenal Mea-san!”
“Ku… Kuuya, San…”
Akhirnya, ada tanggapan darinya
meski dengan suara berbisik.
Hanya dengan mendapatkan respon
kecil saja, seluruh tubuhku seakan dipenuhi dengan tenaga.
—
Ini adalah kekuatan seorang pria dalam keadaan darurat.
—
Aku bukanlah tipe pria yang suka berpura-pura. Bukanlah pria keren sama sekali
…
—
Tapi, sekarang ini saja sudah cukup!
“Itulah sebabnya, Mea-san,
lihatlah kemari!”
“…!!”
“Sekarang, yang harus kamu
lakukan ialah melihatku dari dekat! Sedikit demi sedikit saja tidak masalah …
Ayo pergi bersama, Mea-san!!”
“──────”
Celinguk.
Mea-san melihat ke arahku saat
dia berdiri, rambutnya berkibar-kibar di udara.
Wajahnya terlihat merah padam
layaknya tomat matang.
Tapi seperti yang sudah kupinta,
dia menatap lurus ke arahku──
“Me… memalukan, memalukan
sekali… Kuuya-san…”
Aku balas mengangguk. Sambil
menyadari wajahku yang memanas.
“Benar, aku juga merasa malu,
tau!”
“……………… Fufufu”
“Haha……”
“… Kuuya-san!”
Gedebug!
“Ups …”
Mea-san mendadak melompat ke
dadaku. Aku mengerahkan semua kekuatan
ke dalam kakiku dan menangkapnya sebaik mungkin.
Aroma harum nan wangi yang
menyebar. Sentuhan lembut yang kurasakan. Suhu hangat yang menjalar….
“Aku minta maaf …!”
Dan kata-kata tersebut——aku
menerima semuanya dengan benar.
“Menakjubkan sekali.”
Lalu, tiba-tiba…..
“…Eh?”
Tanpa kusadari, ada wanita aneh
yang berdiri tepat di samping kami. Seorang wanita cantik yang sangat mirip
dengan Mea-san …….
Aku pernah melihatnya di
upacara masuk … dia adalah ibu Mea-san, kan?
“Menantu kita sudah menunjukkan
perjuangannya sampai sejauh ini. Bukankah sudah waktunya bagimu untuk melepaskan
putrimu juga?”
“………………”
Dengan ekspresi getir di
wajahnya, ayah mertua juga memasuki ruangan.
“Sudah kuduga, bola asap tadi
adalah ulahmu ya, Nia. Berkat benda itu, aku tidak bisa mencegatnya lagi.”
“Bukannya kamu juga membuat
jebakan dengan mengubah tangga tadi? Meski tampaknya hal itu tidak berhasil
pada menantu kita.”
….walau aku tidak tahu apa yang
mereka bicarakan, tapi … apa Ibu mertua berusaha menggagalkan upaya Ayah
mertua yang berusaha menghalangiku?
“Senang bertemu denganmu,
Kuuya-san. Aku ibu Mea.”
“Se-Se-Se-Senang bertemu dengan
anda juga, nama saya Nonomiya Kuuya…!”
“Sejak putriku memutuskan untuk
menikahi seseorang … aku takkan mengijinkan dia untuk memasuki gerbang pintu
rumah ini lagi meski dia merengek ataupun menangis. Itulah harga diriku sebagai
putri ninja dan seorang Ibu.”
“Ta-Tapi Nia…”
“Kamu juga harus diam. Bukannya
kamu sudah berjanji dengan Touya-san? Dan sekarang kamu ingin mengingkarinya
karena putrimu mengeluh tentang hal itu…. apa kamu masih pantas disebut kepala
keluarga Chitose? Sungguh menyedihkan sekali.”
“…………………”
“Dan juga, Mea.”
“I… Iya, bu…”
“Seperti inilah yang namanya
pernikahan. Kamu harus bahu-membahu dengan pria yang sudah kamu pilih. Tidak peduli
seberapa malunya kamu ….”
Ibu mertua lalu menoleh ke arahku
dan tersenyum.
“… Kuuya-san pasti akan
berusaha menggapaimu dengan cara ini. Aku sendiri bahkan mengetahui hal itu,
jadi jangan bilang kalau kamu belum mengetahuinya, oke?”
“… Ya. Iya, bu.”
Hiks, dan
Mea-san membalas dengan sedikit sesenggukan.
“… Kuuya-san.”
Dia lalu menoleh ke arahku yang
sedang mendekap Mea-san.
—
Aku kembali tersadar. Aku mulai menyadarinya.
Selama ini, aku selalu berpikir
kalau Mea-san jauh lebih dewasa daripada diriku …….
Aku masih berpikir kalau
sebenarnya aku itu masih anak-anak …….
Cuma sedikit. Cuma beda 2
sentimeter.
…… ternyata aku jauh lebih
tinggi dari Mea-san.
Aku merasa kalau seluruh
tubuhku dipenuhi dengan kekuatan panas lagi.
“Um… Mea-san.”
“Maaf, Mea… memang gadis
seperti ini…”
“Um …. um……”
“Meski begitu, apa kamu tetap
mau menerimanya … sebagai istrimu?”
“Tentu saja!”
Aku langsung menjawabnya.
Tidak hanya itu saja …. Aku
memeluknya erat-erat dengan tenaga yang memenuhi seluruh tubuhku.
Untuk petama kalinya. Atas
inisiatifku sendiri.
“Ahh……”
Mea-san mengerang panas….
Dengan lembut dia melilitkan
jari-jemarinya dengan tanganku.
Tidak… itu salah.
Kami melilitkan jari-jari kami satu
sama lain dan saling meremasnya.
—
Gandengan tangan ala kekasih.
“….. Berhasil, aku bisa
melakukannya.”
“Mea-san…”
“Fufufu…”
“…………… Hahahahahaha”
Wajah istriku masih terlihat merah
cerah. Tapi dia menatap mataku, tersenyum lebar dan memanggilku.
“Danna-sama!” (TN : Danna-sama adalah panggilan tersopan seorang istri kepada suaminya)