Sepupuku membukakan pintu, dan berteriak padaku.
“Berisik!”
Aku menutup panggilan Shuu-san, dan menyembunyikan ponselku di bawah futon.
“Aku lagi baca buku dengan suara yang keras, ini PR-ku.”
“Bacanya yang pelan saja. Kau pikir kau ini siapa? Kau ini penumpang! Nanti mama marah!”
Dia menutup pintu dengan membantingkannya hingga membentur dengan amat keras. Aku menghela napas dan mengeluarkan ponselku kembali, memuji diri sendiri karena bisa menyembunyikannya seketika itu juga. Aku tak ingin membuatnya marah, tapi aku senang bisa menjaga rahasiaku.
Seandainya dia tahu aku barusan mengambil smartphone yang sudah dibuangnya, dia akan sangat marah dan mengambilnya.
Aku berbaring di futon sambil membuai ponselku, saling menatap dengan langit-langit rendah.
Ini adalah lemari di bawah tangga, dan kurang lebih, merupakan kamarku.
Tak ada kamar untuk seorang penumpang sepertiku ini, jadi sebagai gantinya, aku diberikan tempat ini. Mengingat penampilannya, anehnya kamar ini terasa nyaman.
Kamarnya berada jauh dari sinar matahari sehingga tidak panas saat musim panas, dan saat musim dingin juga masih tetap hangat karena kamarnya kecil.
Ada kabel sambungan dari kamar sebelah untuk daya-nya, jadi tak ada masalah.
Dan yang tepenting, bagiku, ini adalah kastilku. Tempat di mana tak ada seorang pun yang menggangguku, dunia yang hanya untukku sendiri.
Di sini aku membaca buku-buku, menulis novel, dan mengobrol dengan Shuu-san.
Aku memakai bekas-bekas dari sepupuku. Aku belajar dengan buku pelajaran bekas dan membaca buku yang kupinjam dari perpustakaan sekolah. Aku ingin meminjam buku dari perpusatakaan kota juga, tapi kau takkan bisa mendapatkan kartu perpustakaan tanpa walimu, jadi sulit untuk meminjamnya.
Tapi itu bukan masalah, karena membaca semua buku di sekolah akan membutuhkan waktu yang agak lama. Aku bisa menggunakan ponselku juga untuk membaca buku di internet.
Tentunya, ponselnya tidak mempunyai kontrak, tapi aku masih bisa menggunakannya karena ada Wi-Fi di rumah, dan di luar pun masih ada jaringan Wi-Fi gratis.
Atau aku bisa menggunakan hotspot portable sehingga tak ada masalah juga. Begitulah caraku menggunakan ponsel saat aku ingin bertemu Shuu-san.
Aku akan senang andai bisa mendapatkan kontrak, tapi kalau aku mengatakannya, aku bahkan takkan diizinkan masuk ke rumah untuk sementara waktu.
Sangat menyedihkan untuk memikirkan situasi yang kuhadapi.
Aku harus memikirkan sesuatu yang menyenangkan.
Seperi buku-buku.
Atau Shuu-san.
Benar juga, aku harus meneleponnya. Aku tiba-tiba menutupnya tadi, jadi dia pasti curiga.