Setelah berpisah dari Lelline, Cain bersama para petualang menuju ke penginapan yang berbeda. Tujannya adalah penginapan Cat Calmness. Setelah insiden penyerangan kala itu, penginapan ini sudah di renovasi besar-besaran dan kini tempat makannya sudah sangat besar. Makanan disana pun sangat bisa diandalkan, jadi Cain beranggapan itu tidak akan jadi masalah.
Sambil memandu Lagett dan kawan-kawannya, Cain pun membuka pintu.
“Selamat siang!!”
Mendengar suara Cain, Enark menoleh dan langssung tersenyum ketika ia menyadari sosok itu adalah Cain.
“Kakak Cain!! Kamu datang ya… Hari ini mau makan?? atau mau menginap?? “
Cain mengelus kepala Enark yang bertanya sambil menggoyagkan ekornya.
“Hari ini aku tidak menginap disini.. tapi aku bawa pelanggan loh… dua kamar untuk empat orang, apa bisa? “
“Ya, bisa kok!”
“Kalau begitu bagus lah… Semuanya… Oke katanya…”
Mendengar perkataan Cain, keempat orang itu melihat-lihat di aula, dan mereka tampak sangat puas.
“Penginapan yang bagus… Dan apa-apaa anak ini… Imutnya!! “
Ninaly menghempaskan Cain dan memeluk Enark.
“Tu-tunggu ka-kakak!?”
Enark tampak sangat terkejut dengan perilaku Ninaly yang sangat tiba-tiba itu, namun ia tak bisa melarikan diri karena sedang dipeluk.
Himika yang penasaran dengan keributan di aula pun keluar dari dapur.
“Ah Cain-sama, selamat datang… anda semua ingin menginap??”
“Aku tidak.. tapi tolong untuk empat orang ini….”
Mendengar perkataan Cain, himika pun mengangguk dan melakukan administrasi check-in. Kemudian ia menyerahkan kunci untuk dua kamar, dan kemudian memberikan sebuah penjelasan singkat.
“Aku berharap Cain-sama juga menginap disini… Eh iya Cain-sama kan juga punya rumah disini ya…”
“Ya begitulah…lagipula aku juga masih ada urusan lain… kalau begitu, mari kita ke guild petualang setelah merapihkan barang baawaan…”
Cain juga harus melaporkan penyelesaian misi jadi ia perlu berkunjung ke guild. Sedangkan Lagett dan kelompoknya perlu melaporkan penyelesaian separuh perjalanan misi nya.
Keempat orang itu pun menaiki tangga menuju ke kamar mereka.
“Enark.. tolong urus mereka ya… dan juga… rahasiakan bahwa aku adalah walikota disini…”
“Baik! Aku mengerti! Ini rahasia ya!! Datang lagi nanti untuk makan… ya…?”
Cain mengelus kepala Enark, dan tanpa sadar Enark memiringkan kepalanya karena merasa nyaman. Tak lama keempat orang itu turun dari kamar mereka, setelah berpamitan mereka pun segera menuju ke guild petualang.
“Tapi yah.. itu benar-benar penginapan yang bagus… kamu pantas sebagai orang lokal… kamarnya juga bagus… aku benar-benar puas…”
Ninaly mengatakan iu sambil tersenyum, dan ketiga orang lainnya menyetujui pendapat ini. Cain berjalan sambil memandu mereka, namun mereka tampak siuk memandangi toko-toko yang sangat ramai. Selagi mereka sibuk memandangi seisi kota, mereka pun akhirnya tiba di lokasi tujuan.
“Inilah guildnya…”
“Oh …”
Bangunan gulid yang ada dikota Drintle hampir sama besarnya dengan yang ada di Ibukota. Keempat orang itu pun terpana melihat bangunan ini.
Cain tidak terlalu memperdulikan mereka dan langsung membuka pintu lalu masuk kedalam. Seketika pandangan di dalam terpusat kepadanya.
――Dan kemudian semua orang di guild itu berusaha memalingkan wajah mereka.
Bahkan beberapa orang diantara mereka ada yang gemetaran. Meskipun ada juga diantara mereka yang tidak mengenal Cain dan penasaran dengan sikap para petualang lain. Ketika mereka bertanya, mereka langsung memucat setelah mendengarkan jawabannya.
Dan keempat orang yang tidak mengetahui apa-apa ini langsung terheran melihat keadaan guild yang sangat sepi ini.
“Cain-kun.. Apa guild disini memang selalu setenang ini ya?? Mereka semua sepertinya melihat kebawah terus…”
“…Tidak… Seharusnya tidak seperti ini… “
Cain pun hanya bisa tersenyum pahit melihat kondisi ini. Itu adalah hal yang wajar jika meningat apa yang telah Cain perbuat sebelumya.
Ia lalu berdiri di depan resepsionis yang kosong.Tsubaki, sang resepsionis itu pun terkejut ketika melihat Cain.
“Permisi… aku mau menunjukan lembar penyelesaian misi…”
Cain berusaha menunjukan lembaran questnya, namun jawaban yang ia dapat sangat lah mengejutkan.
“?! Cain-sama?? Apa anda ingin bertemu dengan ketua guild?? Ataukah Letia-ssma?? Atau mungkin…. anda mengingingkan tubuh saya?? !?”
Dan seketika kepalanya di tepuk.
“ow !?”
Mengabaikan sang resepsionis yang memegangi kepalanya karena kesakitan, Cain pun menyodorkan lembar penyelesaian questnya.
“…Ini adalah lembaran questnya… “
“Tapi kami belum ada quest penaklukam naga….?”
Tanpa kata, Cain pun menepuk kepalanya lagi. Lalu terdengar suara dari belakangnya.
“Cain kun!! Tidak baik mempermainkan resepsionis seperti itu!!”
“Iya juga ya… Maafkan aku… kalau begitu, bisakah panggilkan Letia-san?? “
“Baik! Segera!! “
Resepsionis itu dengan cepat menghilang kebagian dalam, dan dalam waktu sekitar satu menit dia sudah kembali.
“Mari aku antar ke ruangan khusus… silahkan sebelah sini…”
Cain bersama keempat petualang itu mengikuti sang resepsionis. Namun keempat petualang itu merasa heran karena mereka tak pernah sampai disiapkan sebuah ruangan khusus hanya untuk meberi laporan quest. Sambil merasa penasaran, mereka tetap mengikuti Cain.
Besok lagi ya Update nya…
Ruangan itu cukup luas untuk menampung sepuluh orang tamu. Sang resepsionis itu hanya mengtakan, ‘tolong tunggu sebenter, beliau akan segera datang’ dan langsung meninggalkan ruangan.
“Sepertinya… guild disini aneh ya?? Aulanya sangat sepi… dan juga kita dibawa ke ruangan khusus hanya untuk melaporkan quest…”
“Itu benar… Aku belum pernah dibawa keruangan khusus seperti ini sebelumnya…”
Mereka mengutarakan pendapat mereka, namun Cain hanya bisa diam sambil bercucuran keringat dingin. Ia pun berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa ini masih lebih baik ketimbang identitas nya sebagai walikota terbongkar.
Tak lama kemudian pintu ruangan itu diketuk, dan kemudian terbuka. Lalu masuk lah Letia, dan Rixets mengikuti dibelakangnya.
“………”
” eh …… “
Wajar jika mereka semua terkejut. Mereka mengira sosok yang dipanggil adalah gadis resepsionis lain, namun ternyata yang masuk adalah sosok lelaki Macho yang menebarkan aura menakutkan disekelilingnya. Bahkan Cain pun juka terkejut melihat hal ini. Mereka berempat pun terpaku menghadapi aura menakutkan yang selalu terpancar dari Rixets.
“Guild Master, lama tidak berjumpa… tapi aku hanya akan melaporkan quest loh…?”
“Tidak, tidak . Aku hanya ingin melihat Cain-sa.. kun saja kok…”
Cain hanya bisa tersenyum pahit sambil melakukan pembicaraan yang canggung ini. Letia yang menyadari ini pun mulai membuka pembicaraan.
“Karena Ketua guild masih ada pekerjaan, silahkan kembali keruangan anda…”
“Betul juga ya……”
Menuruti perkataan Letia, Rixets pun segera keluar dari ruangan meskipun berat. Setelah Rixets pergi, Lagett dan partynya itu menghela nafas lega seolah ketegangan mereka telah menghilang.
Setelah mereka tenang, Letia pun mulai memperkenalkan diri.
“Ca- Cain-kun mungkin sudah mengenal ku, tapi yang lainnya belum ya? Aku adalah Letia.. wakil ketua guild prtualang cabang kota ini…”
” eh…”
Setelah dikejutkan oleh aura intimidasi dar ketua guild, kali ini mereka sama sekali tidak menyangka bahwa gadis yang tampak masih muda ini adalah seorang wakil ketua guild. Mereka berempat pun segera memperkenalkan diri dengan gugup.
Kemudian, mereka meletakan lembaran quest di atas meja. Letia pun memeriksa isi lembaran tersebut.
“Keluarga Earl Regant ya…”
Sekilas Letia melirik kearah Cain, dan kemudian kembali fokus ke lembaran di tangannya. Kemudian ia memberikan tanda tangan di lembaran itu dan mengembalikannya kepada Lagett
“Terima kasih telah menyelesaikan setengah perjalanan pengawalan ini… kurasa kalian akan sedikit lebih lama tinggal dikota ini, silahkan bersantai lebih dahulu… berikan ini kepada resepsionis, dan kalian akan mendapatkan hadiah setengah perjalanan quest ini…”
“Ba-baik!”
“Cain… -kun juga kemeja resepsionis ya…”
“Terima kasih, Letia-san”
Lagett menerima lembaean quest itu dengan gugup, lalu pergi meninggalkan ruangan menuju ke resepsionis bersama Cain untuk mengambil hadiah quest ini.
Ketika Cain kembali ke aula, lagi-lagi ruangan yang tadinya ramai itu menjadi sunyi. Keempat orang yang tidak mengetahui alasan dibalik semua itu hanya bisa merasa heran dengan kejadian ini, namun Cain hanya terdiam tanpa mengatakan apa-apa.
Ketika Lagett menerima hadiahnya dan mengatakan ‘Cain ayo cepat pergi!!’ para petualang di sekitarnya langsung memucat.
Setelah meninggalkan guild, Cain dan kelompoknya ini segera kembali ke penginapan sambil berbincang sepanjang perjalanan.
“Sepertinya memang benar ada yang aneh di guild itu!”
“Sebenarnya apa yang terjadi ya… Cain apa kamu tahu sesuatu?”
“Tidak.. seprtinya aku tidak tahu…?”
“Iya kan…”
Sambil tesenym pahit Cain mengikuti keempat orang itu.