Kini Cain telah menjadi seorang Margrave, dan wilayah kekuasaannya semakin luas. Namun pada dasarnya kehidupannya tidaklah terlalu banyak berubah.
Lagipula ini bukan berarti wilayah-wilayah itu langsung menjadi milik Cain. Saat ini auditor yang dikirimkan oleh ibukota sedang melakukan penyelidikan terkait kondisi di kota-kota itu. Setelah hasilnya keluar, barulah kota-kota itu diserahkan kepada Cain.
“Kurasa akan jadi lebih sibuk ya….”
Duke Eric memang mengatakan ia bisa bebas untuk absen dari sekolah, namun jika dia sampai membolos, dia dapat membayangkan dengan jelas Telestia dan kawan-kawannya itu akan menceramahinya lagi.
Itu sebabnya ia berusaha untuk sebisa mungkin selalu berangkat kesekolah.
Sambil memikirkan hal itu, Cain melajutkan membaca dokumen di ruang kerjanya. Namun tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk.
Ketika Cain memberikan izin, Darmeshia pun masuk bersama dengan Lizabeth. Lizabeth pun duduk disofa sedangkan Darmeshia menyajikan teh dan kemudian meletakan cangkir di hadapan mereka berdua.
Lizabeth mencicipi teh miliknya, dan kemudian ia mulai berbicara.
“Cain… Kurasa aku akan segera pulang ke negeri ku… Sebenarnya kalau bisa aku ingin tetap disini… Disini sangat nyaman… makanannya juga enak….Tapi aku tidak mau merepotkan mu…”
Setelah mendengar itu, Cain pun menghentikan pekerjaannya, dan kemudian duduk di hadapan Lizabeth. Sejujurnya hanya dengan bertambah Lizabeth seorang itu tidak akan terlalu merubah banyak hal. Darmeshia mempedulikannya, serta Lula dan Laura juga merasa nyaman bersamanya, seharusnya tidak akan terlalu menjadi masalah.
Namun ini sudah cukup lama sejak pertama kali dia datang ke kota ini setelah kejadian di Republik Ilstein. Jika ditambahkan dengan waktu ketika ia di Republik Ilstein, maka artinya dia sudah cukup lama meninggalkan negerinya.
“…Begitu ya… Kurasa orang tua mu juga mengkawatirkan mu kan… Sebaiknya kamu pulang dulu sebentar…”
Lizabeth pun mengangguk, namun wajahnya terlihat seperti menahan sesuatu.
“Soal itu…. Apa Cain bisa ikut menemaniku… “
Kemudian Darmeshia yang sedari tadi berada di belakang Cain, segera berdiri dihadapan Cain, dan menundukan kepalanya.
“Cain-sama… Jika bisa saya mohon anda membantu Lizabeth-sama… “
Bagi Cain, sampai saat ini ia belum pernah melihat Darmeshia menundukan kepala dan memohon kepadanya. Dan ia merasakan firasat aneh.
“Bisakah kalian menjelaskan rinciannya??”
Cain sama sekali tidak takut untuk pergi ke kerajaan Iblis. Dia juga kenal Raja Iblis bernama Seto. Meskipun ia belum pernah berkunjung ke negara Seto itu, ia malah sangat ingin pergi kesana.
Selain itu, di masa-masa kedepan dia akan sibuk sebagai seorang Margrave, jadi dia berpikir sekarang ini adalah saat yang tepat untuk berkunjung kesana.
“Aku harus menjelaskannya ya… Kalau begitu aku mulai dari alasan ku meninggalkan negeri ku dulu…”
Lizabeth pun menjelaskan alasannya. Ia memiliki kakak laki-laki, dan nampaknya dia tidak akrab dengan kakanya itu. Karena mereka hanya dua bersaudara, maka salau satu dari mereka akan menjadi seorang penerus. Namun kakaknya itu terlalu berambisius untuk menjadikan dirinya penerus. Untuk itu ia berusaha menjodohkan dirinya degan Raja Iblis daerah lain.
Masalahnya, pihak yang di jodohkan itu sudah cukup berumur serta sudah memiliki beberapa istri. Karena ia tidak suka, diapun pergi meninggalkan negerinya.
“Loh?? Bukannya Negara Iblis itu sistem nya monogami ya???”
Sebelumnya dia pernah mendengar dari Seto bahwa mereka memiliki sistem monogami.
“Cain-sama.. Negara di duunia Iblis itu juga ada bermacam-macam… Hanya ada dua negara yang menganut sistem monogami….. dan Negara Lizabeth-sama ini menganut sistem poligami…”
Cain pun hanya mengangguk mendengar penjelasan dari Darmeshia.
“Sebenarnya aku sangat tidak ingin kembali… Tapi aku sudah pergi tanpa izin…. Jadi….”
Lizabeth menunjukan ekspresi yang suram.
“Izinkan saya yang melanjutkan… Sebenarnya sewaktu Cain-sama menyelamatkan Lizabeth-sama di arena, nampaknya ada beberapa Iblis yang menyamar disana… Dan orang-orang itu segera kembali ke kekaisaran dan melaporkannya… Lalu para petinggi di Kekaisaran itu――”
“Jangan-jangan mereka akan kemari untuk mencarinya???”
Melihat Cain terkejut, Lizabeth hanya mengangguk dengan rasa penyesalan. Cain tidak menyangka mereka akan berusaha seserius itu untuk mencari seseorang, walaupun dia tahu Lizabeth adalah seorang puteri.
“Cain-sma…. Negeri tempat Lizabeth-sama tinggal disebut Kekaisaran Beneshitos… Bahkan di dunia para iblis, posisinya sangatlah berbeda dari kerajaan Iblis manapun… Di Kerajaan lain, seseorang bisa mengaku sebagai raja iblis berdasarkan kekuatannya… Namun di kekaisaran Beneshitos, posisi itu diturunkan secara turun-temurun, dan posisi tertinggi itu disebut sebagai Kaisar Iblis… dan dia memiliki wewenang untuk mengakui setiap orang yang meyebut dirinya Raja Iblis… Dan hanya Kekaisaran Iblis itulah yang memiliki sejarah panjang telah berdiri selama ribuan taun…. “
Setelah mendengar seluruh penjelasan Darmeshia, Cain pun menghela nafas panjang.
(Punya sejarah sepanjang itu ya…. Itu hampir sama dengan raja, bukan, mungkin lebih tepatnya adalah Kaisar di jepang ya…. Pantas saja waktu pertama kali bertemu Darmeshia langsung berlutut padanya….)
Namun, tak ada kemajuan dalam pembicaraan ini.
“――Oh Iya!! Kita panggil Seto!!!”
Dengan memanggil Seto yan merupakan salah satu penguasa negara, mungkin dia akan lebih dapat memahami situasinya, jadi ia pun mulai menggunakan sihir pemanggilan.
Seketika muncul sebuah lingkaran sihir, dan Seto pun muncul ditengahnya. Namun. meskipun sudah lama sekali Cain tidak memanggil Seto, ekspresinya terlihat berbeda dari biasanya.
“Cain-sama…. Lama tidak berjumpa…. Tapi mohon maaf, sekarang ini adalah masa kritis bagi ras Iblis…”
Seto muncul dengan penampilan seolah-olah ingin segera memulai pertempuran.
“Aku juga punya hal mendesak.. jadi aku ingin berkonsultasi dengan Seto…”
Mendengar perkataan Cain itu, Seto pun mengangguk setelah berpikir sejenak.
“Kalau begitu aku juga ingin berkonsultasi…. Ini juga berkaitan dengan ras manusia…”
Seto pun melihat kearah Lizabeth yang duduk dihadapan Cain. Dan ekspresinya tiba-tiba membeku. Bahkan matanya sampai terbelalak seolah akan keluar.
Kemudian ia melirik kearah Cain dengan gerakan yang terpatah-patah.
“Ke-ke-kenapa Lizabeth-sama ada disini….???”
Melihat Seto kebingungan, Cain pun menyuruhnya duduk disampingnya. Namun Seto segera berlutut dan menempelkan wajahnya di lantai.
“Lizabeth-sama… Aku senang anda baik-baik saja… Lama tidak berjumpa…”
Lizabeth pun tersenyum layaknya seorang puteri.
“Seto-sama… lama tidak berjumpa ya…. MUngkin sejak pelantikan Seto-sama ya…”
“I-iya…. Tapi, mengapa anda berada disini?? Saat ini di dunia iblis semua kerajaan sedang bersatu untuk mencari Lizabeth-sama…”
“Seto-sama.. silahkan duduk dulu… kita akan menjelaskannya…”
Seto pun mengangguk, dan mematuhi perkataan Lizabeth, ia pun duduk di sebelah Cain. Kemudian Lizabeth mulai menjelaskan kembali alasannya meninggalkan negerinya. Seiring mendengarkan penjelasan ini, ia terkejut dan kadang marah, lalu pada akhir cerita itu ia merasa lega.
Setelah penjelasan itu selesai, Seto pun menyandarkan punggungnya di sofa, seolah dia sangat kelelahan.
“Jadi… apa masalah mendesak yang tadi Seto bilang??”
Mendengar pertanyaan Cain, Seto seolah baru teringat, dan kemudian ia membuka ulutnya.
“Sebenarnya, semua seluruh negara ras iblis… akan mendeklarasikan perang kepada para manusia…”
Sebuah pernyataan mengejutkan meluncur dari mulut Seto.
