Mereka semua terkejut. Bahkan Cain sama sekali tidak merasakan kehadiran Yuuya sampai ia muncul dan berbicara.
“Siapa kau!!?”
Logsia dan Lizabeth bersiap untuk bertarung, namun hanya Cain yang terlihat rileks dan tersenyum.
“Yuuya-san!”
Setelah mendengar suara Cain mereka pun mengendurkan kesiagaan mereka karena merasa mungkin orang itu adalah kenalan Cain. Lalu Cain pun menjelaskan kepada mereka berdua.
Yuya yang sedang bersandar di dekat pintu pun melambaikan tangan kearah Cain.
“Lama tidak jumpa ya…. Ku merasakan aura ‘itu’ jadi aku datang kemari karena khawatir, ternyata sudah ada Cain, jadi aku hanya menonton saja…..”
Yuuya langsung duduk disofa tanpa mempeduliikan Logsia dan Lizabeth. Namun, Logsia pun merasa sedikit terganggu melihat dia sama sekali tidak memperhatikan dirinya sebagai Pengganti Kaisar.
“Cain-dono… Siapa orang ini?? Ini adalah ruuangan dengan penjagaan paling ketat di Kekaisaran… Aku bisa kerepotan jika ada orang yang masuk seenaknya….”
Sekilas Yuuya menatap Logsia dan kemudian tersenyum.
“Begitu ya… Kalau begitu kita perkenalan dulu… Saat ini aku disebut Yuuya… Di dunia ini mungkin aku lebih dikenal dengan Yuuya Esfort… Saat ini aku menjadi dewa pencipta di dunia lain… Salam kenal ya…”
Yuua mengatakan itu dengan mudahnya. Namun baik Logsia maupun Lizabeth pun terdiam membeku.
“Cain-dono… Boleh aku tanya sesuatu…. Barusan aku dengar Nama Esfort dan Dewa Pencipta???”
“Ah. Itu benar… Yuuya-san adalah Hero yang dipanggil 300 tahun yang lalu, Yang telah mendirikan Kerajaan Esfort dan menjadi raja pertama… Dan saat ini dia adalah dewa pencipta di sebuah dunia bernama Fafnir…”
” ………… “
Bahkan seorang Logsia pun percaya akan adanya Dewa. Meskipun dia bukan penganut yang fanatik, sebagai petinggi sebuah negeri dia mengetahui bahwa ada sosok bernama Dewa di dunia ini.
Dewa pencipta adalah sosok yang menciptakan sebuah dunia. Bahkan jika dikatakan bukan pencipta dunia ini, sosok itu sangat dihormati. Dan tidak pernah ada yang muncul dihadapan orang-orang. Dan bahkan ia sampai dengan mudahnya melambaikan tangan kepada mereka, tentu saja mereka tak bisa mempercayainya.
Logsia dan Lizabeth pun segera berlutut dan menempelkan wajah mereka dilantai.
“Mohon maaf atas perbuatan lancang saya yang tidak mengetahui sosok dewa pencipta…. Saya adalah Logsia, Kaisar generasi ini…”
“Saya adalah adiknya, Lizabeth… saya sungguh merasa terhormat bisa bertemu anda…”
Cain tersenyum pahit melihat respon mereka berdua.
“Kalian berdua… Kurasa Yuuya-san tidak terlalu memperdulikan itu kok…”
“Cain… Ini adalah reaksi yang wajar… Cuma kamu saja yang spesial…”
Ketika pertama kali ia bertemu dengan Yuuya ia membicarakan tentang perberdaan antara Summoned dan Reincarnated. Meskipun pada awalnya Cain berbicara dengan logat formal, itu hanya sebatas sesama orang jepang saja.
Bagi Cain yang bahkan pernah mengeluh kepada Zenom yang merupakan pencipta dunia ini, dia malah lebih memperhatikannya sebagai sesama orang yang tinggal di dunia ini.
Ketika kedua orang itu diperintahkan oleh Yuuya untuk duduk disofa, mereka pun duduk dengan diliputi perasaan tegang.
“Baiklah, Kalau begitu aku akan mulai menjelaskan perkara yang kalian bicarakan barusan….”
Yuuya pun mulai membicarakan kejadian di masa lalu. Kisah yang dulu pernah didengar Cain. Keduanya mendengarkan cerita itu dengan penuh perhatian. Cain juga ikut mendengarkan, ada beberapa hal yang belum pernah ia dengar sebelumnya.
“Yah, kurasa Cuma itu yang bisa aku bicarakan….”
Setelah menjelaskan itu, Yuuya besandar di sofa.
“Terima kasih Banyak…. Sungguh menjadi referensi… Saya benar-benar tidak menyangka bisa bertemu dengan Dewa Pencipta…. Namun bertemu saja sudah membuatku bersyukur… Bahkan anda sampai menceritakan ini semua…Tapi… Anda kelihatannya cukup akrab dengan Cain-dono…”
Hubungan antara Cain dan Yuuya sama sekali tidak terlihat seperti hubungan antara Dewa dan seorang rakyat biasa.Wajar jika dia merasa heran melihat hubungan mereka layaknya teman biasa. Dan, munculah sebuah jawaban di benak Logsia.
“Jangan-jangan…. Cain-dono itu——— Dewa?? Tidak, mungkin kah Utusan Dewa???”
“………”
Cain tidak memberikan jawaban. Sebenarnya, di status nya sudah tertera Title sebagai Utusan Dewa dan Demigod. Selain itu, dengan menjadi Demigod, dia sudah berada di ranah para Dewa. Namun Cain hanya ingin bersantai, jadi dia tidak ingin mengungkapkannya.
“Oh, Cain itu sosok spesial saja…. Meskipun begitu, dia ini sudah setara dengan dewa loh…”
“Yuuya-san!!”
Cain mengajukan keluhannya kepada Yuuya yang mengatakan itu dengan mudahnya, namun dia bukanlah sosok yang dapat dilawan Cain.
Setelah mendengar perkataan Yuuya, Logsia pun menatap kearah Cain.
“Ternyata Cain-dono itu…. Tidak, mungkin sebaiknya aku tidak mengatakan ini… Sekali lagi aku mengucapkan rasa syukurku, terima kasih banyak…”
Cain pun menjadi gugup melihat Logsia membungkuk sedalam-dalamnya dihadapan nya.
“Yah… Jika kalian dalam masalah kalian bisa mengandalkan Cain ini…. Karena urusan ku disini sudah selesai, aku pulang ya…. Cain, kapan-kapan datanglah untuk bermain sebentar…”
“Baik… Kapan-kapan aku akan datang berkunjung…”
Yuuya pun berdiri, dan mengatakan ‘Dadahh’ lalu menghilang dari tempat itu.
Hanya tinggal mereka berempat yang tersisa. Untuk meredakan ketegangan, Logsia dan Lizabeth meminum teh mereka yang sudah mulai dingin untum membasahi tenggorokan mereka.
“Nee.. Cain… apa kamu utusan Dewa???”
Lizabeth yang sedari tadi terdiam pun mulai membuka mulutnya. Meskipun Cain merasa kebingungan harus berbicara dari mana, namun mereka sudah mengetahui bahwa dirinya sangat akrab dengan Dewa Pencipta Yuuya, serta mengetahui Kekuatan Cain yang sangat berbeda dengan manusia biasa.
Cain pun menatap Lizabeth dan mengangguk tanpa mengatakan apapun.
“Fufu, Begitu ya? Ternyata begitu ya??”
Lizabeth tersenyum dan melipat kedua tangan didadanya dan berkali-kali mengangguk.
“Liza, Ini Bagus ya… Sekarang tak ada seorang pun yang akan menolak Calon Liza ini…. Aku juga akan dengan senang hati mengakuinya…”
“Terima kakak…”
Cain yang tidak mengetahui maksud pembicaraan mereka pun hanya bisa terheran-heran.