Entah mungkin karena memiliki darah keluarga kerajaan di dalam dirinya, Gadis bernama Mel itu memiliki gaya rambut berwarna pirang yang di sanggul ke belakang, serta mengenakan pakaian khas petarung seperti yang lainnya. Selain itu, ia juga terlihat militan khas para Beastmen. Mungkin hal ini disebabkan karena ayahnya seorang raja, dan dirinya juga memang suka berkelahi.
Karena itu ia terlihat keras kepada orang yang lemah. Namun, baru saja Hagness menjelaskan bahwa anak lelaki yang seharusnya masih seusia dengan dirinya disebut sebagai orang terkuat di Kerajaan Esfort. Gadis itu mungkin tidak bisa menerima hal ini. Tak peduli seberapa banyak orang dari negara mereka yang memberikan kesaksian, tetap saja dirinya belum melihat dengan mata kepala sendiri.
Meskipun disebutkan bahwa anak yang ada di hadapannya ini memiliki kekuatan yang jauh melampaui ras Harimau yang merupakan salah satu ras terkuat di Beast Kingdom ini, namun Mel masih tidak dapat mempercayainya.
“Mel.. Sikapmu itu tidak sopan kepada tamu yang telah mendapatkan dukungan dari saudara setanah air kita… Meskipun kita belum menyaksikan kekuatannya langsung, tapi Gandhar telah memberikan kesaksian…”
“Ayah! Aku hanya percaya pada apa yang aku lihat dengan mataku sendiri!!!”
Cain sendiri merasa tidak masalah jika harus menunjukkan kekuatannya. Lagi pula ia sudah melakukan pertarungan dengan Gandhar, dan ia telah menunjukkan kekuatannya meski hanya sedikit. Selain itu juga ia tidak berniat untuk menyembunyikannya, dan jika memang ada bahaya, ia berniat untuk menggunakan kekuatan penuhnya kapan saja. Namun, karena ia datang sebagai seorang bangsawan yang mampu menggunakan sihir penyembuhan, maka ia tidak perlu menunjukkan kekuatan itu.
Akan tetapi, Mel tetap tidak terima. Gadis itu juga merupakan ras singa yang mewarisi darah kerajaan. Dari garis keturunan ini, ia juga memiliki beberapa kelebihan dibandingkan ras lainnya. Namun tetap saja masih ada orang yang jauh lebih hebat daripada Mel di negeri itu. Hal ini merupakan pengaruh dari perbedaan usia dan pengalaman serta banyaknya teknik yang dikuasai.
Faktanya, Gandhar jauh lebih kuat dibandingkan Mel.
“Saya tidak keberatan untuk menunjukkan beberapa kemampuan saya, akan tetapi mohon di ingat bahwa saya datang sebagai Priest…”
Cain pun membuka mulut karena merasa percakapan ini tidak akan ada habisnya.
“Aku berterima kasih atas kebaikanmu Cain-dono… Kalau begitu silakan tunjukkan kekuatanmu dengan melawan….”
“Tidak, saya akan menunjukkannya langsung di tempat ini… Dengan izin Anda…”
Sang Raja pun mengangguk setelah mendengar perkataan Cain.
“Terserah padamu, silakan tunjukkan pada kami…”
Cain pun mengangguk, dan mulai melepaskan aura membunuh ke seluruh penjuru aula. Tentu saja dengan mengecualikan orang-orang dalam rombongannya.
Seketika suasana pun berubah. Semua orang berfokus pada Cain dan merasakan sensasi bahwa hidup mereka dapat hilang kapan saja. Ini bukanlah aura membunuh yang dapat di pancarkan oleh seorang anak yang bahkan masih belum dewasa.
Beberapa orang beastmen di antara mereka sampai pingsan, serta ada juga yang gemetaran dan berusaha untuk bersembunyi.
Mel yang juga di terpa oleh aura itu pun seketika melompat ke belakang, melipat telinganya, menggulung ekornya disertai tubuh yang gemetar. Bahkan Sang Raja pun mungkin akan melompat jika saja ia tidak duduk di singgasananya. Namun pria itu terpaksa menahan gemetar di kakinya meskipun keringat dingin bercucuran.
“…Sudah cukup…. Kami sudah cukup mengerti kekuatanmu…”
Ketika mendengar itu, Cain pun segera menghilangkan aura miliknya. Semua orang pun dapat kembali rileks setelah semua aura membunuh itu hilang. Namun tetap saja, hampir setengah di antara mereka telah pingsan dan tak sadarkan diri.
Sang Raja pun menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya, lalu menatap Mel yang masih bersembunyi di belakang dan gemetaran.
“Mel, ini cukup kan?”
Ketika mendengar perkataan sang Raja, Mel yang masih gemetar ketakutan mulai melangkah perlahan-lahan mendekati Cain tanpa berbicara sepatah kata pun. Dan ketika ia telah berada tepat di hadapan Cain, gadis itu….
…berbaring dan menunjukkan perutnya.
“……eh??”
Cain tidak mengerti apa yang ia harus lakukan pada sosok Mel yang terlihat sedang mengerang layaknya hewan yang telah dijinakkan. Bahkan ketika melihat ke sekelilingnya, para Beastmen dan bahkan sang Raja sekalipun hanya bisa diam dan tercengang.
“………”
Tentu saja, rombongan dari Kerajaan Esfort juga hanya bisa terdiam.
“…Ano…. Saya harus bagaimana ya… Etto….”
Cain tidak tahu lagi apa yang harus ia perbuat pada gadis yang menempel di kakinya ini. Untuk sementara ia pun jongkok dan mengelus perut gadis itu seperti bermain dengan seekor kucing. Dan Mel pun merasa nyaman dengan belaian itu.
Sesaat kemudian, tiba-tiba terdengar suara orang berdeham.
“…..Mel…. Mau sampai kapan kau melakukan itu….”
Terdengar suara yang sepertinya sedikit marah bergema di ruangan itu.
Bagi para Beastmen, berbaring dan menunjukkan perut mereka adalah tanda bahwa mereka telah tunduk kepada orang lain. Dan sang putri, Mel yang telah meremehkan Cain menjadi yaang pertama menunjukkan ketundukannya.
Namun, ini juga merupakan pertama kalinya bagi Mel untuk menerima aura membunuh yang membuatnya benar-benar merasa putus asa, sampai kehilangan akal sehat dan secara naluriah menunjukkan ketundukannya kepada Cain. Dan ketika sang Raja menegurnya, Mel pun tersadar dan segera melompat dan menjauh dari Cain.
“…………”
Setelah kembali ke tempatnya semula, wajah gadis itu benar-benar merah karena malu.
“Apa boleh buat… Kita kembali ke topik utama… Aku menganggap tidak ada masalah dengan kekuatan yang baru saja kau tunjukkan… Ada yang keberatan? …. tidak ya…. Untuk rinciannya silakan bicarakan dengan para ahli… Beast Kingdom kami sangat menyambut kedatangan bantuan dari Kerajaan Esfort sepenuh hati…”
Setelah menutup perkataannya, Sang Raja pun meninggalkan aula dan rombongan Kerajaan Esfort di pandu oleh para staf ke kamar tamu.
Namun, hanya Cain yang diperlakukan berbeda, dan dibawa ke ruangan yang jauh lebih mewah daripada yang lain. Berbeda dari yang lain, karena Cain termasuk bangsawan kelas atas di Kerajaan Esfort, jadi mungkin ini wajar.
Ia pun duduk di sofa dan memikirkan apa yang akan ia lakukan selanjutnya.
“Besok kita melakukan pertemuan… dan langsung menuju ke garis depan ya…”
Meskipun akhirnya Cain menuju ke garis depan, namun ia hanya sebagai pasukan penyembuhan. Cain yang masih di bawah umur dilarang untuk ikut serta dalam peperangan. Meskipun ia di izinkan untuk mengeluarkan seluruh kemampuannya untuk melindungi diri, namun Cain sadar bahwa dirinya sendirian saja sudah bisa menghancurkan satu negara sekaligus. Karena itu ia sendiri juga memutuskan tidak bisa ikut serta dalam peperangan.
Seketika, terdengar suara pintu diketuk.
Udah setahun kok ga update update min