Beberapa hari kemudian, sepulang sekolah, aku masih berada di kelas dan
menghadap ke salah satu bangku.
“Tidak apa-apa kalau kamu begitu berusaha untuk Aoi-san, tapi kamu setidaknya
harus mengerjakan pekerjaan rumahmu.”
“Gununu……”
Izumi, duduk di depanku, menggodaku dengan heran.
Benar. Alasan kenapa aku masih di kelas sepulang sekolah adalah karena aku
satu-satunya di kelasku yang belum menyerahkan PR musim panasku. Sensei
menyuruhku untuk mengumpulkannya pada akhir hari, dan beginilah jadinya.
“Mau bagaimana lagi kan……itu tidak mungkin.”
“Tidak mungkin katamu, tapi kami masih bisa menyelesaikannya.”
“Ugh……”
Jika kau mengatakan itu, aku tidak bisa membalas apa pun.
Tapi, yah—
“Semua masalah awal yang dialami Aoi-san telah terselesaikan. Jika kau
menganggapnya sebagai kompensasi untuk itu, bukan masalah besar untuk tetep
tinggal di kelas karena tidak mengerjakan PR musim panas. Karena itu, Eiji,
biarkan aku menyalin PR-mu.”
“Tidak bisa.”
“Kenapa?”
“Aku, Izumi dan Aoi-san sudah menyerahkan PR kami. Meski aku bisa mengajarimu,
tapi kau tidak bisa menyalin semuanya.”
Di sampingku, yang sedang depresi, Aoi-san memiliki ekspresi minta maaf di
wajahnya saat dia menyatukan kedua tangannya.
“Ya sudahlah. Yang tersisa setidaknya tinggal PR. Aku akan segera
menyelesaikannya—”
Saat aku mencoba menata ulang pikiranku.
“Ah! Berbicara tentang urusan yang belum selesai!”
Izumi tiba-tiba berdiri dengan suara keras.
Aku berada tepat di depannya, dan suara jeritan Izumi membuat telingaku
berdenging.
“Dasar……apaan? Ada apa?”
“Misinya masih ditengah jalan……”
Semangat teriakan itu berubah, dan Izumi kembali duduk di kursi dengan
muram.
“Tentang itu, apa kau pikir aku tidak menyadarinya?”
“Eh……apa yang kamu bicarakan~?”
Izumi mencoba mengelak dengan ekspresi seolah mengatakan ‘sial’.
Tidak ada gunanya mencoba untuk melarikan diri sekarang setelah kau
membiarkannya tergelincir.
Apa yang Izumi dan yang lainnya coba lakukan?
Kesimpulannya, intinya adalah mereka berencana untuk menempelkan aku dan
Aoi-san.
Misi pertama adalah pangkuan Aoi-san, misi kedua adalah ciuman tidak langsung,
misi ketiga adalah mendekatkan jarak kami pada malam festival, dan misi
keempat adalah mengatur kami untuk mandi bersama.
Selain itu, dia mencoba untuk membuatku dan Aoi-san berada di kamar yang sama.
Melihat ke belakang, Izumi dan Hiyori mengacaukanku di setiap
kesempatan.
“Sudah sangat jelas.”
Dengan kata lain, sementara kami berjuang untuk menemukan nenek Aoi-san selama
liburan musim panas, Izumi dan Hiyori berencana untuk mengembangkan hubungan
antara aku dan Aoi-san dengan berbagai cara.
Aku tahu mereka memikirkan hal-hal yang aneh……dasar.
Aku berpikir untuk mengeluh padanya, tapi aku tidak bisa mengatakan ‘Jangan
coba-coba menepelkan aku dan Aoi-san’ di depan orang yang bersaangkutan……
“Tolong, tinggalkan aku sendiri.”
Aku hanya memperingatkannya untuk tidak memberikan perhatian yang aneh secara
tidak langsung.
“Soalnya……Aoi-san memintaku untuk melakukannya.”
“Ha……?”
Tanpa sadar aku meragukan telingaku.
“Izumi-san, jangan—!”
Aoi-san lebih panik daripada yang pernah kulihat sebelumnya saat dia meraih
lengan baju Izumi dan menariknya.
Aku merasa seperti dia malu, tersipu dan akan menangis. Pokoknya, dengan wajah
seperti pada puncak rasa malu, ‘Sudah kubilang jangan memberitahunya, kan!’
dan mengeluh kepada Izumi.
“Umm……apa maksudnya?”
Seperti yang diduga, kepalaku penuh dengan tanda tanya.
“Dengan kata lain, Aoi-san ingin lebih akrab dengan Akira, jadi dia
membicarakannya dengan Izumi dan Hiyori, dan mereka menjadi terbawa suasana
dalam arti yang buruk dan melakukannya lebih dari yang Aoi-san harapkan.”
“Kau juga tahu tentang itu, Eiji!?”
Jadi hanya aku yang tidak tahu!
Kalau dipikir-pikir, bukan berarti aku tidak punya gambaran.
Ketika aku bertemu dengan Aoi-san di kamar mandi, aku memperhatikan bahwa dia
anehnya bersikap berani.
Normalnya, jika ada seorang pria di bak mandi, dia akan berteriak, tapi masuk
akal untuk berpikir bahwa alasan dia tidak berteriak adalah karena dia tahu
aku ada di bak mandi.
Dia pasti sudah dibujuk oleh Izumi dan Hiyori.
Aoi-san terlalu polos untuk mempercayai apa pun, jadi ketika Izumi berkata
kepadanya, ‘Jika kalian ingin lebih dekat, telanjang adalah cara terbaik untuk
melakukannya!’ dan dia mempercayainya, jadi dia menahan rasa malunya dan
masuk.
Aku mengira kalau Izumi dan Hiyori yang seenaknya melakukan itu, tapi aku
tidak menyangka kalau Aoi-san sudah berkonsultasi dengan mereka.
Maksudku, dia bilang dia ingin lebih dekat denganku itu…….
“Bukan begitu. Tidak salah juga, tapi bukan begitu……”
Aoi-san dalam keadaan setengah menangis, seolah-olah tidak ada gunanya
mengatakan apa pun lagi.
Izumi dicengkeram kerah bajunya oleh Aoi-san, dan matanya berputar-putar saat
dia ditarik lemas.
Aku ingin menanyakan lebih detail, tapi……mungkin lebih baik untuk tidak
menyinggung hal ini untuk sementara waktu.
Lagi pula, aku masih punya waktu setengah tahun lagi, jadi tidak perlu
terburu-buru.
Sementara yang lain terus mengobrol, aku mengerjakan PR-ku sendirian.
Sudah lebih dari tiga bulan sejak aku membawa pulang gal di kelasku.
Musim panas yang sibuk telah berakhir dan musim gugur akan segera tiba.
Kami semua senang bahwa masalah Aoi-san telah diselesaikan, tapi……pada
saat ini, kami tidak menyangka bahwa akan ada lebih banyak masalah yang
menunggu kami setelah ini.