Aku, Shiraishi Godou, memiliki ingatan akan kehidupanku sebelumnya.
Saat itu, aku dikenal sebagai Grey Handlet.
Aku lahir, tumbuh dan mati di dunia yang berbeda dari yang aku alami saat ini.
Kenangan itu adalah ingatanku sendiri, aku yakin itu.
Dulu saat aku masih kecil, aku hanya sesekali memimpikan kenangan itu, tetapi seiring bertambahnya umur, frekuensi mimpi itu mulai meningkat. Pada awalnya aku menganggapnya sebagai rangkaian mimpi yang realistis, tetapi kontinuitas dan konsistensi dari mimpi-mimpi tersebut meyakinkanku bahwa bukan itu masalahnya. Selain itu, mimpi tersebut bukanlah hal yang umum bisa dihasilkan oleh imajinasi seorang anak.
Pada suatu titik dalam hidupku, aku sempat curiga bahwa aku menderita semacam penyakit mental.
Ada saat ketika aku berkonsultasi dengan orangtua ku tentang hal itu. Aku berhasil meyakinkan mereka bahwa aku terus-menerus mengalami mimpi buruk.
Aku bisa menguraikan lebih lanjut dengan memberi tahu mereka detail mimpi itu. Seperti, bagaimana dalam mimpi itu, aku adalah seorang pemuda yang hidup di dunia pedang dan sihir. Tetapi aku tidak ingin orangtua ku memperlakukan aku seperti orang gila, jadi aku memutuskan untuk tidak melakukannya.
Pada akhirnya, orangtua ku membawaku ke rumah sakit, tetapi mereka tidak menemukan ada yang salah dengan otakku. Sebaliknya, mereka mengatakan bahwa aku memiliki kasus chuunibyou yang parah. Jelas bukan itu masalahnya, tetapi aku memutuskan untuk diam.
Baru pada musim panas di tahun pertama sekolah menengahku, aku akhirnya mengingat segala sesuatu tentang kehidupanku sebelumnya. Bahwa aku menyadari anak laki-laki bernama Grey Handlet adalah identitasku sebelumnya.
…Tapi, aku tidak pernah memberi tahu siapa pun tentang ini.
Tidak ada yang akan percaya padaku bahkan jika aku memberi tahu mereka. Orang-orang di dunia ini tidak akan percaya pada keberadaan dunia lain. Bagi mereka, reinkarnasi dan transmigrasi adalah suatu hal yang hanya terjadi dalam cerita fiksi belaka.
Selain itu, aku pun sendiri tidak tahu mengapa aku bereinkarnasi ke dunia lain yang sama sekali berbeda dengan dunia ku sebelumnya. Bahkan, akupun bereinkarnasi ke dunia lain, dengan ingatan ku tetap utuh.
Situasi yang berhubungan dengan reinkarnasi ku didunia lain merupakan sebuah misteri. Aku tidak tahu persis apa yang terjadi dan aku tidak punya cara untuk mengetahuinya.
Jadi, aku memutuskan untuk hidup sebagai seorang siswa sekolah menengah biasa untuk sementara.
Aku tidak tahu mengapa aku bereinkarnasi, tetapi ini adalah kesempatan bagi ku untuk menjalani kehidupan kedua.
Kali ini, aku akan menjalani hidup ku dengan bebas tanpa terikat pada sesuatu seperti tugas heroik atau yang lainnya. Atau begitulah yang awalnya ku pikir.
Tanpa peringatan, hari-hari damai itu telah runtuh pada saat ini.
“Kamu masih gak percaya ucapan ku, kan?”
Shiina, sang penyihir tersenyum saat mengatakan itu.
setelah itu, sebuah tongkat perak muncul di tangannya.
Tentu saja dia tidak membawa apa pun yang mirip sebuah tongkat, itu benar-benar muncul entah dari mana. Benda itu setinggi tubuhnya dan tidak mungkin dia bisa menyembunyikannya di dalam seragam sekolahnya.
Jelas ini adalah suatu fenomena yang menentang hukum fisika.
Benar ini adalah…
Sihir.
“Ini harus nya cukup sebagai bukti. Lagi pula, tidak ada penyihir di dunia ini.”
Dunia ini dikuasai oleh suatu teknologi yang disebut sains, bukan sihir. Itulah alasan mengapa aku belum pernah melihat penyihir atau hal yang serupa di dunia ini. Bahkan jika mereka ada, mereka tidak akan mengayun-ayunkan sihir mereka seperti yang seharusnya, melainkan mereka bersembunyi diantara masyarakat. Keberadaan mereka akan menjadi sesuatu hal yang sangat langka.
Dan Juga, rata-rata orang di dunia ini menganggap sihir sebagai suatu hal yang terjadi hanya di dalam cerita fiksi.
“Kamu bisa menggunakan sihir di dunia ini?”
“Hanya sihir tingkat rendah seperti yang baru saja ku perlihatkan. Alasan mengapa dunia ini tidak menyadari keberadaan sihir karena mana sendiri termasuk langka di dunia ini. Walau mengumpulkan mana dengan jumlah yang banyak pun hanya dapat digunakan untuk sihir tingkat rendah. Bahkan aku, penyihir terkuat, harus mengumpulkan mana selama bertahun-tahun untuk menggunakan sihir tingkat tinggi, jadi tidak heran jika penduduk dunia ini tidak mengetahui apa itu mana. Ini benar-benar merepotkan. Di dunia lain, aku bisa mengumpulkan mana sebanyak itu dalam semalam.”
Penyihir itu berbicara dengan nada yang jengkel.
Jadi itu sebabnya dia menggunakan sihir tingkat rendah seperti barusan.
Jika gadis ini sama seperti kehidupan sebelumnya, Mungkin dia bisa menghancurkan satu Gedung sekolah ini.
“Jadi begitu…”
Tidak seperti penyihir, aku tidak bisa menggunakan sihir apapun. Tidak dikehidupan ku sebelumnya ataupun di kehidupan ku sekarang.
Aku tidak memiliki bakat untuk sihir. Lagi pula, aku tidak membutuhkan sihir untuk memenuhi tugas tugasku.
“Shiina Mai. Sulit dipercaya,tetapi setelah melihat sihirmu, aku yakin bahwa kau adalah reinkarnasi dari Penyihir Bencana, Cerys…”
Lalu, aku bertanya padanya.
“Apa yang sebenarnya terjadi?!”
Aku sadar bahwa pertanyaan ku kurang jelas.
Tapi aku tidak punya pilihan lain. Aku bahkan bingung harus mulai dari mana.
“Kami berdua pindah, bereinkarnasi, dan bertemu satu sama lain lagi di dunia ini? Tidak mungkin ini adalah suatu
kebetulan. Apakah semua ini bagian dari rencanamu? Apakah reinkarnasi ini perbuatan yang kamu lakukan? Beri tahu aku!”
“ Nah, dari mana aku harus mulai menjelaskannya?”
Penyihir itu menutup mulutnya dengan dan merenung.
Dia tampaknya kebingungan akan bagaimana agar dia bisa menjelaskan situasi ini, karena keliatannya dia tidak menunjukkan keengganan.
Tiba-tiba, bel untuk periode pertama berbunyi.
“Ah… Kelas seperti nya sudah dimulai, haruskah kita kembali ke kelas?”
“Tunggu.”
“Kenapa ?”
“Hmm, mari kita lupakan jam pelajaran pertama, ini jauh lebih penting dari pada itu”
“Penyihir Kamu kenapa ?”
Untuk beberapa alasan, wajahnya berubah pucat.
“T-Tidak ada… Y-Ya, kau benar, apa boleh buat mengingat situasinya…”
Penyihir mengeluarkan serangkaian batuk.
Mungkinkah, dia merasa terganggu dengan ini?, Apakah ini pertama kalinya dia membolos atau semacamnya?
Apakah benar ini orang yang sama dengan orang yang menjerumuskan dunia ke dalam bencana? Penyihir Bencana, Cerys Flores?
“Tak ku sangka dia bisa khawatir karena bolos jam pelajaran.”
“Seseorang mungkin mendengarkan pembicaraan kita jika kita berbicara di sini. Ayo kita pindah ketempat lain.”
Lingkungan disekitar kami terasa sepi, mungkin karena kelas sudah dimulai. Satu-satunya suara yang terdengar adalah suara guru yang keluar dari ruang kelas. Dari situ, mudah untuk mengetahui bahwa jika kami berbicara di sini, semua orang di dalam kelas juga dapat mendengar suara kami. Jika kami tidak pindah ke tempat lain, mereka akan mengetahui bahwa kami membolos jam pelajaran.
“Tempat istirahat di depan gedung klub harusnya sepi, ayo kesana…”
Setelah menemukan tempat yang sempurna untuk berbicara, aku memunggungi dia, tapi tiba-tiba aku merasakan niat membunuh yang tajam darinya.
Refleks aku langsung berbalik.
Penyihir itu menekuk lututnya dan menendang lantai lorong untuk melontarkan tubuhnya ke arahku. Dia muncul tepat di depanku. Hampir seketika, dia menusukkan tongkatnya tepat di depan tenggorokanku.
Gerakannya cepat. Yang bisa ku lakukan hanyalah mengikuti gerakannya dengan mata ku dan tidak ada yang lain.
Aku bisa merasakan punggungku menjadi dingin saat dia menyipitkan matanya setelah melihat keadaanku yang menyedihkan.
“… Seperti yang kuduga, kamu telah kehilangan kekuatan dari kehidupanmu sebelumnya. Kau yang lama akan dengan mudah menghindari ini bahkan ketika aku memperkuat seluruh tubuhku dengan sihir.”
Ucapannya benar.
Aku jauh lebih lemah daripada di kehidupan ku sebelumnya. Yah, itu bahkan tidak layak untuk dibandingkan.
“…Tubuh manusia di dunia ini sangat buruk. Sulit untuk bergerak seperti yang saya lakukan di dunia sebelumnya. ”
Aku mengangkat bahu ku.
Orang-orang di dunia itu jauh lebih kuat daripada di dunia ini.
Sebaliknya, orang-orang di dunia lain hanya diciptakan berbeda.
Kemampuan dasar mereka hampir sama, tetapi para prajurit dari dunia itu mampu melakukan prestasi manusia super dengan sedikit pelatihan. Mereka bisa berlari ratusan meter dalam waktu kurang dari lima detik, melompat sepuluh meter atau lebih tanpa melakukan persiapan, hancurkan bebatuan dengan pedang mereka dan hancurkan bongkahan besi dengan tinju mereka.
Prestasi ku khususnya, luar biasa bahkan di antara manusia super itu. Lagipula, aku adalah pahlawan terkuat di dunia. Saya adalah manusia super di antara manusia super itu.
Tapi, itu cerita dari masa lalu. Saat ini, aku hanya sedikit lebih kuat dari siswa SMA biasa.
“…Kurasa begitu, ya? Aku hanya mencoba memastikan tebakanku, jadi tidak perlu takut padaku.”
“Kamu yakin kamu tidak benar-benar mencoba membunuhku barusan?”
Aku mengeluh kepada penyihir yang menarik tongkatnya dari tenggorokanku. Aku merasa lega dengan tindakan itu, tetapi aku masih merasa pahit.
“Kita harus pindah ke suatu tempat yang sepi.”
Dia menyilangkan lengannya, seolah memberi tahu ku untuk ‘memimpin jalan’. Aku tidak punya pilihan selain mengikuti perintahnya, aku bisa mencoba untuk tidak mematuhinya, tetapi dia mungkin akan membunuh ku jika aku melakukannya.
“…”
Sambil berjalan, Aku mulai berpikir.
Tentang perbedaan kemampuan fisik antara manusia di dunia ini dengan manusia di dunia lain.
Aku mencoba untuk melihat apakah aku bisa mendapatkan kembali kekuatan yang ku miliki di kehidupan sebelumnya, tetapi tidak berhasil. Tidak peduli seberapa keras aku berlatih, aku tidak bisa mendapatkan kembali bahkan satu persen pun dari kekuatan ku saat itu.
“Itu adalah pengaruh sihir.”
Ucap penyihir itu, seolah-olah dia menyadari apa yang sedang kupikirkan.
“Para prajurit dari dunia lain menyerap mana di sekitar mereka saat mereka berlatih. Bahkan jika mereka tidak memiliki bakat yang dibutuhkan untuk melakukan sihir, mana yang mereka miliki
diserap tidak akan hilang. Semakin banyak mereka melatih tubuh mereka, semakin banyak mana yang akan berasimilasi ke dalam tubuh mereka dan semakin kuat tubuh mereka.”
Ini pertama kalinya aku mendengar teori itu.
Dan juga itu bukan teori yang begitu terkenal di dunia lain.
“Dengan kata lain, para prajurit dari dunia lain juga merupakan pengguna sihir.”
Konflik antara prajurit dan penyihir merupakan hal yg biasa di dunia itu. Jika teori semacam ini tersebar di dunia itu, itu akan memperburuk situasi.
“Aku tidak tahu itu…”
Aku mengangguk, menyembunyikan keterkejutanku.
Gadis ini mengatakan hal-hal absurd tanpa mengedipkan mata, seolah-olah ini hal biasa baginya
“Tapi, karena terlalu sedikitnya mana di dunia ini untuk agar fenomena tersebut bisa terwujud. Ditambah lagi membiarkan mana berasimilasi dengan tubuhmu merupakan suatu hal yang sulit. Itu sebabnya, menurutku kamu tidak akan bisa mendapatkan kekuatan mu kembali.
Sulit dipercaya, tapi logikanya masuk akal.
Dia adalah ahli sihir dan dia juga lebih tahu tentang mana daripada aku.
Selain itu, teorinya masih dalam ranah logika, aku tidak bisa membantah kata-katanya bahkan jika ku mau.
“Tempat ini seharusnya bagus.”
Kami tiba di tempat istirahat di depan gedung klub. Ada bangku dan mesin penjual otomatis di sini.
Tempat ini berada di dekat pintu masuk gym dan sering digunakan oleh para anggota klub olahraga. Biasanya tempat itu akan ramai, tapi ada jam-jam tertentu tempat itu akan sepi seperti sekarang.
Aku berbalik menghadap penyihir itu.
Aku menyipitkan mataku, mengamati setiap gerakan penyihir itu.
“Hehe, ada apa? Apakah Kamu masih menyimpan dendam atas tindakan ku sebelumnya?
“Tentu saja. Aku tidak akan membiarkanmu menggangguku lebih dari sekali.”
“Kamu tidak bisa menang melawanku tidak peduli seberapa keras kamu mencoba, tidakkah kamu tahu itu? Tidak seperti kamu, aku masih memiliki kekuatan ku. Ya, sulit untuk menggunakannya, tapi itu masih sesuatu dibandingkan denganmu.”
Kata si penyihir sambil tersenyum misterius.
Perkataanya nya membuat ku bertanya-tanya.
Meskipun aku kehilangan kekuatan ku, namun aku masih memiliki banyak pengalaman bertarung dari kehidupan masa laluku. Walaupun kekuatanku hanya setingkat anak SMA biasa, seharusnya aku tak terkalahkan dalam hal bertarung jika lawan ku hanya manusia biasa.
Bahkan jika penyihir itu memperkuat tubuhnya dengan sihir, selama dia tidak melakukan serangan kejutan seperti terakhir kali, aku masih bisa membalasnya. Selain itu, dia mengatakannya sendiri, dia tidak bisa menggunakan sihir tingkat tinggi bahkan jika dia mau.
“Jangan khawatir, aku tidak akan membunuhmu. Maksudku, apa gunanya?”
“…Saya rasa begitu.”
Penyihir itu memunggungiku. Melihat itu, aku lengah.
Jika aku mau, aku bisa saja menang dan mengahabisinya. Tetapi tidak ada gunanya untuk melakukan hal itu. Bahkan jika aku melakukan hal tersebut, aku pasti di cap sebagai penjahat karena menyerang seorang gadis.
“Mau minum?”
Aku bertanya kepada penyihir yang sedang melihat mesin penjual otomatis.
Aku mengeluarkan dompet ku dan memasukkan koin seratus yen ke dalam mesin, lalu aku memilih kopi kaleng secara acak. Ngomong-ngomong, sebagian besar minuman di mesin harganya masing-masing seratus yen, jadi harganya terjangkau oleh para siswa.
“Engga aku…”
Dia mengaduk-aduk sakunya lalu berbalik dengan canggung.
“Kamu tidak membawa dompetmu?”
“Ada di tasku…”
“Baiklah, kalau begitu aku akan membelikanmu jus. Ini untuk merayakan reuni kita, kurasa.”
Aku mengambil kopi kaleng lalu membukanya.
Suara yang menyenangkan bergema saat aku melakukannya.
“Aku ingat kamu dulu suka jus apel, kan?”
Entah bagaimana, Aku berhasil mengingat hal sepele yang dia katakan dari kehidupan kami sebelumnya.
Dia tidak menjawab pertanyaanku, jadi aku menganggap diamnya sebagai ‘ya’ dan membeli jus apel dari mesin penjual otomatis.
“…Terima kasih.”
Kata penyihir itu sambil mengerutkan alisnya dan memalingkan wajahnya dariku.
Sekarang, itu adalah kejutan. Aku sama sekali tidak menyangka dia akan berterima kasih padaku. Ku kira orang tuanya di dunia ini mengajarinya sedikit tentang sopan santun, ya?
Atau mungkin dunia ini memengaruhinya.
Mungkin dia menyadari apa yang sedang kupikirkan, dia merengut padaku.
“Apa itu? Itu untukku, bukan? Cepat dan berikan padaku kalau begitu. ”
“Ya, ya, ini, ambillah.” “Ah, T-Tunggu!”
Karena saya melempar kaleng itu begitu tiba-tiba, dia mengayunkan tangannya, berusaha menangkapnya di udara.
Dia berhasil melakukannya, tapi di antara gerakan sombong yang dia buat sebelumnya dan penampilannya saat ini… Kesenjangan itu pasti sesuatu, ya?
“Tenang, kamu tidak perlu menggunakan gerakan sebesar itu untuk menangkap sesuatu seperti ini.”
“Bagaimana kalau serahkan saja padaku dengan benar daripada membuangnya tiba-tiba seperti itu ?!”
“Refleksmu sama buruknya seperti biasanya. Kamu masih tidak bisa bereaksi terhadap gerakan tiba-tiba seperti ini.”
“Aku bisa! Aku hanya perlu menggunakan sihirku!”
“Jangan menggunakannya untuk hal sepele seperti ini. Bukankah kamu mengatakan sulit untuk mengumpulkan mana sejak awal?”
“Ugh…”
Penyihir itu memalingkan wajahnya dengan ‘hmph’.
Itu terlihat agak lucu sebenarnya.
Tidak seperti di dunia lain ketika dia menyihir
Penampilannya, penampilannya saat ini membuat gerakan arogan yang biasanya dia lakukan terlihat manis.
“Baiklah, saatnya membicarakan topik yang sebenarnya…” “Benar… Tapi pertama-tama, bolehkah aku menanyakan sesuatu padamu?”
“Apa itu?”
“Kapan kamu sepenuhnya mengingat semua ingatan mu dari kehidupanmu sebelumnya?”
“Tahun lalu, selama musim panas. Aku memimpikan ingatan Itu.”
“Begitu ya… Sekitar waktu yang sama denganku…”
“Jadi, apakah pertanyaanmu terkait dengan mengapa kamu mendekatiku?”
Tidak peduli bagaimana Anda melihatnya, tidak mungkin dia pindah ke sini adalah suatu kebetulan.
Juga, dia mengetahui identitasku sebagai Gray bahkan sebelum kami mulai berbicara satu sama lain.
Dia pasti punya tujuan, aku yakin itu.
“Mungkinkah… Kamu mendekatiku untuk membalas dendam padaku?”
“Tentu saja tidak. Bukankah aku sudah memberitahumu sebelumnya bahwa melakukan hal seperti itu tidak ada gunanya?”
“Lalu, kenapa kau pindah ke sini?”
Aku tidak bisa menemukan alasan lain baginya untuk pindah ke sini selain untuk menemuiku.
“Bagaimana aku menjelaskan nya… Aku di sini untuk memastikan kehadiran mu di sini… Juga untuk mengamati mu…”
“Memastikan? Sudah ku duga seluruh transmigrasi ini adalah perbuatanmu, bukan?”
“Benar. Aku ingin kamu ada di sini, itu sebabnya aku mengirimmu ke sini.”
Dia menjawab pertanyaanku, tapi dia terus mengabaikan hal penting sambil bertingkah sombong. Sepertinya dia menyembunyikan sesuatu.
“Kamu membutuhkan ku untuk berada di sini? Menjelaskan.”
Dia mengerutkan keningnya saat aku menanyakan itu.
Sepertinya dia tidak menyukai pertanyaan itu, tapi apa lagi
Yang bisa kulakukan ?. Aku harus tahu jawabannya, siapa juga yang peduli dengan perasaannya tentang masalah itu.
“Aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya…”
“Aku tahu kamu buruk dalam menjelaskan sesuatu, jadi jangan khawatir, luangkan waktumu.”
“Diam.”
Penyihir itu memainkan jus apel yang dipegangnya. Dengan tatapannya ke tanah, dia membuka mulutnya untuk berbicara.
“…Maksud ku adalah.”
“Apa?”
“Kau tahu… aku… hidup… Dan…” “…Dan?”
Aku hampir tidak bisa mendengar kata-katanya.
Saat aku mengerutkan alisku untuk menunjukkan ekspresi tidak senangku, dia,
“AKU!”
Menutup matanya dan berteriak.
“Aku tidak bisa hidup tanpamu, oke ?!”
…Apa?