Itu adalah rumor yang sangat terkenal sehingga aku pun mengetahuinya, dan berkencan dengan gadis cantik itu pasti akan membuat ku dipandang oleh para pria tampan dengan mata yang penuh dengan rasa cemburu dan iri.
Jika aku adalah pria itu ,yang dipilihnya untuk berkencan dengannya, makaku rasa tidak akan tahan. Perut ku akan penuh dengan lubang, dan bukannya keringat, cairan pencernaan akan keluar dari tubuh ku.
Pada akhirnya, aku akan terlupakan.
Kedengarannya seperti lelucon, tapi itulah rintangannya.
Aku tidak tahu siapa orang yang akan merasakan surga dan neraka secara bersamaan, orang yang membuat ku iri sekaligus kasihan,tetapi itu bukan urusan ku.
Diriku mendoakan yang terbaik untuknya. Aku telah mendengar detail tentang pengakuannya dan satu bulan berpacaran, tetapi aku menyimpan semuanya untuk diri ku sendiri.
Setelah mengambil keputusan, aku hendak berhenti menguping dan menyelinap pergi tanpa diketahui ,tapi ketika kata-kata mereka selanjutnya membuatku membeku di tempat.
“Kalau begitu, besok pergilah menyatakan cinta pada pria paling pendiam di kelas, Yoshin Misumai!”
Apakah ini hanya imajinasi ku, atau aku baru saja mendengar nama yang sangat familiar?
“Misumai, ya? Kalo dia mungkin… Ya, baiklah. Aku akan melakukannya!”
Oh? Jadi nama orang yang membuatku iri dan kasihan adalah Yoshin Misumai.
Kedengarannya tidak asing.
Ya, itu terdengar seperti nama yang sangat ku kenali.
Tidak, tunggu.
lah? tunggu,emng ada yah, namanya yang sama persi di sekolah ini? Tidak, tidak ada.
Ini bukan waktunya untuk melarikan diri dari kenyataan.
Um, aku di sini.
Aku mendengar semuanya.
Hei, tunggu.
Aku akan di tembak besok? Oleh Barato-san? Haruskah aku mempersiapkan diri untuk ini?
“Tapi bagaimana aku bisa menembaknya?”
“Hah? Maksudku, jika kau hanya memintanya untuk menemuimu di belakang gedung sekolah dan mengatakan bahwa kau menyukainya, itu saja sudah cukup, kan?”
“Ini seperti di manga shojo! Semoga berhasil, Nanami!”
“Ngomong-ngomong, bagaimana cara kalian menyatakan cinta pada pacar kalian?”
Setelah mendengar cukup banyak, aku pun pulang ke rumah, tanpa disadari oleh ketiga gadis itu yang sudah mulai mengobrol tentang pengakuan mereka masing-masing.
kepala ku berputar dengan kejadian yang baru saja ku saksikan, aku merasa sangat terganggu.
Untungnya, belum ada orang yang tiba di rumah, jadi kondisi keterkejutan ku berlalu begitu saja.
♢♢♢
Canyon: … Dan itulah yang terjadi, Baron-san. Apa yang harus ku lakukan?
Baron: Ha ha ha, nembak karna hukuman, ya? Ah, kegembiraan masa muda.
Di rumah, aku mendiskusikan kejadian hari ini dengan Baron-san, yang tergabung dalam tim yang sama denganku di salah satu game online.
Aku tidak nyaman dengan obrolan suara, jadinya aku memilih untuk bermain dengan cara yang nyaman bagi ku, menggunakan ponsel untuk mengobrol dan komputer untuk bermain.
Sebuah turnamen berbasis tim dimulai hari ini, dan meskipun berada di tengah-tengah kualifikasi, aku bertanya kepadanya tentang masalah pribadi ku. ku merasa tidak enak, tetapi dia dengan murah hati menerima permintaanku.
Meskipun aku tidak memiliki teman di sekolah, ada banyak orang yang bisa ku ajak bicara secara online.
Tidak masalah di mana pun teman mu berada saat ini.
Bahkan teman online pun adalah teman,kebetulan aku tidak mencari teman di sekolah.
Canyon: Ini bukan bahan tertawaan, Baron-san. Coba kau yang berada di posisiku…
Baron: Tapi itu bukan aku, dan ini lucu. Lagi pula, bagaimana mereka tidak melihat mu? Mereka memilih mu sebagai seseorang yang pendiam, jadi kehadiran mu tidak mungkin tidak diperhatikan. Sungguh sangat lucu, sungguh.
Itu juga merupakan kejutan bagi ku.
Sebenarnya, aku lebih terkejut dengan fakta bahwa mereka bertiga mengetahui nama ku daripada aku mengetahui tentang permainan hukuman.
Sebelumnya, ku kira mereka tidak mengetahui wajah atau nama ku.
Mungkin alasan aku berhasil menyelinap keluar dari ruang kelas adalah karena mereka bertiga sama sekali tidak menyadari keberadaan kudi sana.
Dan mungkin aku akan menghadapi pengakuan itu besok.
Canyon: Tapi apa yang harus ku lakukan? Ini semua hanya sebuah hukuman…
Baron: Yah, itu tidak terlalu buruk, bukan? kau hanya harus pergi keluar dengan dia. kau tidak punya pacar, kan? kau bisa menganggap ini sebagai kesempatan baginya untuk membiasakan diri dengan pria dan kau sendiri membiasakan diri dengan wanita.
Aku hanya bisa menghela napas mendengar jawaban dari Baron-san, yang sepertinya menganggap semua ini terlalu enteng.
Betapa mudahnya jika aku bisa membuat pilihan itu?
Peach: Aku menentangnya! Bermain-main dengan emosi seseorang seperti itu… kau harus menolaknya, Canyon-san!
Canyon: Aku menghargainya Peach-san, tapi kau tidak bisa mengatakannya dengan mudah, Peach-san.
Canyon adalah nama karakter dalam game-ku, dan orang yang paling khawatir adalah Peach-san, seorang gadis di tim yang sama yang cukup akrab denganku.
Meskipun begitu, aku belum pernah bertemu dengan Baron-san atau Peach-san di kehidupan nyata, jadi aku tidak tahu jenis kelamin mereka, tapi kemungkinan besar Peach-san adalah perempuan.
Note : Njing Nebak” doang
Peach: Mengapa tidak? kau kau hanya perlu menolaknya, itu mudah.
Baron: Tunggu, Tarik napas dalam-dalam, Peach-chan.
Baron-san melakukan yang terbaik untuk menenangkan Peach-san untuk ku.
Hanya ada kami bertiga dalam obrolan itu.
orang lain terlalu sibuk berjuang melewati babak kualifikasi untuk bergabung dalam percakapan.
Ini adalah obrolan untuk seluruh tim, jadi aku yakin mereka semua akan melihat ini nanti.
ku merasa cemas hanya dengan memikirkannya, tetapi setidaknya kami bisa mengobrol untuk diri kami sendiri untuk saat ini.
Peach-san mengatakan kepada ku untuk menolak pengakuannya, tetapi sebenarnya tidak sesederhana itu.
Jika seorang introvert seperti ku menolak Barato-san, berapa banyak orang yang akan ku jadikan musuh?
Tentu saja, dia akan menjadi orang yang salah karena melakukan hal ini karena dia telah berani, tetapi informasi itu hanya diketahui oleh pihak-pihak yang terlibat.
Barato-san akan diuntungkan dalam segala hal lainnya-dalam hal posisi sosialnya, maksudku.
Terkutuklah jika aku mengatakan ya, terkutuklah jika aku mengatakan tidak… Itu sebabnya aku membutuhkan saran Baron-san.
Baron: Kau sedang menhina dirimu sendiri ya?
Jantungku berdegup kencang saat Baron-san sepertinya membaca pikiranku. Bagaimana mungkin orang ini tahu persis apa yang ku pikirkan, hanya dengan sebuah pesan singkat? Justru karena itulah aku memilih untuk meminta saran dari orang ini.
Baron: Kalau begitu, katakan saja ya. Itu akan lebih bermanfaat bagi mu.
Canyon: apa yang kau maksud bermamfaat…?
Baron: Maksud ku, kau akan mendapat banyak tatapan penasaran dan tidak setuju, apa pun yang kaukatakan. Dia populer, kan?
Canyon: Ya, itulah yang saya dengar.
Setelah ku pikir-pikir, Barato-san cukup banyak tembak oleh para pria.
Dengan kepribadiannya yang manis dan ceria serta kecenderungannya untuk tidak membeda-bedakan teman sekelasnya, para pria di sekolah sepertinya jatuh hati padanya setiap hari, masing-masing berpegang teguh pada kesalahpahaman bahwa mungkin dia menyukai mereka.
Fesyennya lah yang mengidentifikasikannya sebagai seorang gyaru.
Aku hanya pernah melihatnya dalam seragam sekolahnya, tetapi dia mengenakannya sedemikian rupa untuk memaksimalkan kelucuannya tanpa melanggar aturan sekolah.
Rok pendeknya, misalnya, menunjukkan garis tipis antara tetap tertutup dan memperlihatkan pakaian dalamnya.
Dia juga membiarkan kemejanya tidak dikancingkan di bagian atas, sehingga memperlihatkan belahan dada di antara gundukan kembar yang tampak tidak pada tempatnya pada seorang siswi SMA.
Ini adalah bagian dari alasan mengapa aku mendapat kesan bahwa dia suka bermain-main dengan para pria, tapi…
Aku tidak menyangka dia tidak berpengalaman.
Aku kira itu sebabnya dia menolak semua pria tampan yang menyatakan cinta padanya, apakah mereka kapten tim olahraga yang tampan, pria nakal yang tampan, atau tipe pria yang tampan, serius, dan rajin.
Aku sempat mengira dia bisa memilih siapa saja yang disukainya, tapi karena dia tidak terbiasa dengan pria, tidak ada satu pun dari mereka yang memiliki kesempatan untuk berkencan dengannya.
Orang tidak selalu seperti yang terlihat.
Sebaiknya saya mengingat hal itu.
Memang, aku sama bodohnya dengan pria-pria itu, tapi ditembak oleh seorang gadis seperti itu sungguh di luar dugaan, bahkan jika dia berani melakukannya.