DOWNLOAD NOVEL PDF BAHASA INDONESIA HANYA DI Novel Batch

I Became Friends with the Second Cutest Girl in My Class Chapter 15 Bahasa Indonesia

Bertemu gadis paling imut pertama di kelasku

[Bagain 1]
Awalnya aku khawatir sejak memainkan pacuan kuda. Tapi, setelah kekacauan itu selesai. Aku menikmati permainan yang tidak terkait dengan taruhan.
“Asanagi. Aku serahkan zombie itu padamu.”
“Eh? Apa yang kamu katakan begitu tiba-tiba… Ugh, dasar… Oraoraoraora…!”

Mempertimbangkan diriku, Asanagi mengajakku untuk bermain game penembak dengannya.

 

Butuh beberapa saat bagiku untuk terbiasa karena aku belum pernah memainkannya sebelumnya. Tapi begitu aku terbiasa, aku berhasil menghadapi musuh tanpa kehilangan nyawaku.

 

Menembak benda dengan pistol seperti ini memang menyenangkan.

 

“Hmm… Tempat kedua, ya? Kurasa kesalahanku di awal berdampak besar.”

 

“Tidak, tidak, tidak. Itu luar biasa, kau tahu? Padahal ini pertama kalinya kamu bermain game ini dan kamu masuk ke daftar 3 besar. Itu hebat! Dibandingkan denganmu, aku yang selalu memainkan game ini dengan teman-temanku tidak pernah masuk tiga besar.”

 

“Hee, begitu? Ngomong-ngomong, Asanagi..”

 

“Mnm?”

 

“Mau main sekali lagi?”

 

“Mm… Oke!”

 

Awalnya aku berencana memainkan game ini hanya sekali percobaan. Tapi, setelah memainkannya aku merasa ketagihan dengan game ini dan memutuskan untuk memainkannya lagi.

 

Meskipun kami bermain game ini hanya untuk bersenang-senang, tetapi karena aku orangnya kompetitif. Aku harus menganggapnya serius.

 

“Hei, Maehara.”

 

“Mm? Apa?”

 

“Apa kamu bersenang-senang?”

 

“…Ya, kurasa… bagaimana denganmu?”

 

“Aku juga.” kata Asanagi, sambil menyeringai lebar.

 

“Jangan mengejekku.”

 

“Tidak, aku hanya mengatakan yang sebenarnya. Hei, fokus, musuh datang.”

 

Dia berkata sambil mengangkat senjatanya dan mengarahkannya ke layar.

 

“Ugh …”

 

Awalnya, aku hanya menuruti apa yang Asanagi inginkan. Tapi sekarang, aku merasa akulah yang menariknya.

 

Sebelum datang ke sini, aku selalu berpikir bahwa tempat ini hanyalah tempat yang konyol dan berisik. Tapi, setelah datang ke sini bersama Asanagi, aku mulai merasa senang.

 

Mungkin ini karena aku datang ke sini bersama Asanagi, ya? Atau memang aku benar-benar menikmatinya?

 

“ORA!”

 

Bam!

 

Setelah kami selesai dengan permainan menembak, kami pergi ke Batting Cage. [TN: Batting Cage: area tertutup untuk bermain baseball atau softball untuk melatih keterampilan pemain]

 

Sebelumnya Asanagi mengatakan bahwa dia ingin menunjukkan kekuatan fisiknya. Itu sebabnya, kami pergi ke mesin pelempar dengan kecepatan 120km/jam. Kecepatan itu seharusnya cukup sulit untuk ditangani seorang gadis. Tapi, Asanagi membuktikan bahwa aku salah dan mampu memukul bola dengan akurasi yang luar biasa.

 

“Oi, kau tidak berbohong padaku ‘kan?”

 

“Huh, apanya?”

 

“Tadi kau bilang kau bisa dalam hal seperti ini.”

 

“Ah, soal itu. Tentu saja, aku tidak berbohong! Sejak kevcil aku sudah bermain dengan Yuu. Selain itu, aku perlu berolahraga sesekali.” kata Asanagi, keringat menetes di dahinya dengan ekspresi puas di wajahnya.

 

Dia masih mengenakan hoodie dan jeans. Tapi, aku bisa tahu dari sosoknya bahwa dia dalam kondisi yang baik.

 

Yah, kurasa inilah mengapa dia bisa menemani Amami-san sebagai pusat kelas.

 

* * *

 

“Haa, aku sudah melakukannya. Sekarang giliranmu, Maehara. Ini ambil.”

 

“Hah? Aku?”

 

Asanagi mengulurkan tongkatnya padaku.

 

“Tentu saja. Kamu harus berolahraga sesekali juga, kau tahu?”

 

Tapi, aku bahkan belum pernah memegang tongkat baseball sebelumnya.

 

Bukan cuma tidak pandai bermain baseball. Aku juga payah dalam hal olahraga. Itu sebabnya, memukul bola dengan pemukul ini mungkin menjadi mimpi buruk bagiku.

 

“Ara, mungkinkah kamu tidak bisa? Jangan khawatir. Aku tidak akan menertawakanmu.”

 

“Itu dia ‘Aku tidak akan menertawakanmu’. Kau pasti akan menertawakanu, kan?”

 

“Nggak kok. Ah, benar juga. Jika kamu bisa memukulnya, aku akan mentraktirmu jus lho..”

 

“Yang bener?”

 

“Iya.. Tapi, pukulan bunt dilarang, oke? Kalau begitu, semangat~” [TN: pukulan bunt ialah memukul bola dengan sangat pelan asalkan bola terkena dengan pemukul]

 

“Cih…”

 

Yah, seperti yang dia katakan, aku akan menganggapnya sebagai latihan fisikku. Lagian hanya ada kami berdua di sini. Jadi, semuanya baik-baik saja.

 

Aku mengambil tongkat pemukul dan helm dari Asanagi dan melangkah ke masuk ke dalam Batting Cage.

 

Kecepatan lemparannya 120km/jam, sama seperti Asanagi.

 

Asanagi memberitahuku bahwa aku bisa menurunkan kecepatannya. Tapi karena Asanagi melakukannya dengan kecepatan ini, aku seharusnya bisa melakukannya juga.

 

Lemparan pertama.

 

Pang!

 

“Wow…!”

 

Itu tidak terlihat secepat ini dari luar, tetapi ketika aku masuk ke dalam Batting Cage, kecepatan bola mengejutkanku.

 

Jadi 120km/jam secepat ini…

 

“Fufu, Maehara, dasar kucing penakut.”

 

“A-aku tidak takut, berisik!”

 

Aku menenangkan pikiranku dan mengambil lemparan kedua… Kali ini aku mengayunkan pemukulku, tetapi meleset.

 

Whoosh, pemukul itu tidak mengenai apa-apa selain udara.

 

“Maehara, perhatikan bolanya dengan seksama. Lalu, bidik dengan hati-hatu. Setelah itu, pukul secepat mungkin. Jangan berpikir untuk melakukan sesuatu yang konyol seperti mendapatkan home run, pikirkan saja tentang memukulnya terlebih dahulu!”

 

“… Ugh..”

 

Aku mengayunkan tongkat pemukul di lemparan ketiga dan keempat mengikuti saran Asanagi. Tapi, aku gagal pada keduanya dan malah mendapat strikeout.

 

Sementara semua orang di rungan lain memukul bola, aku gagal.

 

“Tidak apa-apa, Maehara. Kamu sudah berusaha keras dan kamu jauh lebih baik sekarang.”

 

“Terima kasih atas pujiannya. Tapi, bisakah kau berhenti menggosokkan garam pada lukaku?”

 

“Yah, maksudku, Maehara, kamu terlihat sangat menyedihkan sekarang, kupikir aku akan memberimu kata-kata penyemangat.”

 

“Sudah kuduga …”

 

“Ayo, berhenti di situ dan lakukan yang terbaik! Masih ada tiga putaran tersisa.”

 

Aku mengikuti saran Asanagi dan hanya berpikir untuk memukul bola.

 

“…Bidiklah dengan hati-hati… dan cegat lintasan bola dengan pemukul…”

 

Pang!

 

“Aku memukulnya …”

 

“Ohh! Arah bolanya salah, tapi kerja bagus!”

 

Aku berhasil memukul bolanya.

 

Oke, aku mengerti….

 

Pang!

 

“Ohh! Hampir saja!”

 

Aku memukulnya dan bola jatuh, tetapi aku merasa aku bisa memukulnya dengan benar lain kali.

 

Aku hanya membutuhkan sedikit lebih banyak kekuatan.

 

“Ini lemparan terakhir, Maehara!”

 

Lemparan terakhir, kondisinya sama dengan lemparan sebelumnya.

 

“Bidik dengan hati-hati … dan ayunkan!”

 

Dengan saran Asanagi di belakang kepalaku dan dia bersorak di belakangku, aku mengayunkan pemukul dan memukul bola sekeras yang aku bisa…

 

“Oh! Kamu berhasil~”

 

“…Terima kasih.”

 

Setelah menghabiskan semua koin, Asanagi dan aku duduk di sofa di area istirahat sambil minum jus yang dibeli Asanagi.

 

Hasil pukulannya, yah, bolanya berhasil kupukul. Tapi ayunanku lemah, bahkan tidak sampai ke target.

 

“… Asanagi.”

 

“Hmm?”

 

“Lain kali, aku akan melakukan home run.”

 

“Oh, jarang melihatmu bersemangat seperti ini. Oke, aku akan menantikannya.”

 

Sudah lama sejak aku menggerakkan tubuhku seperti ini. Jadi, aku berjuang untuk mengatur napas. Tapi anehnya, itu tidak terasa tidak menyenangkan.

 

Aku tidak tahu apakah itu karena aku menikmati permainan atau fakta bahwa aku bersama Asanagi. Tapi, semuanya terasa menyenangkan. Aku cukup menikmati diriku sendiri sehingga aku ingin kembali ke sini lagi.

 

Mungkin lain kali, aku akan datang ke sini sendirian… Nah, kalau tempatnya kurang ramai, gitu.

 

“Sudah waktunya untuk kita pulang.”

 

“Benar… Ah, aku mau ke toilet dulu, pegang ini untukku dan tunggu aku di luar, oke, Maehara?”

 

Asanagi meninggalkan tasnya bersamaku dan pergi ke toilet.

 

Apakah tidak apa-apa untuk meninggalkan ini padaku? Bukankah isi tas ini penting baginya? Yah, aku senang dia cukup mempercayaiku untuk membuatku memegang tasnya, tapi tetap saja…

 

“Kalau dipikir-pikir, aku tidak pernah menyangka bahwa aku akan begitu akrab dengan Asanagi seperti ini…” kataku sambil menatap kerumunan orang yang sedang menikmati diri mereka di Arcade.

 

Aku yang dikenal sebagai siswa penyendiri berteman baik dengan salah satu gadis di kelasku. Terlebih lagi, dia ‘Gadis paling imut kedua’, Asanagi Umi.

 

Jika kami menjalani hidup kami secara normal, kami tidak akan pernah akur. Tapi sekarang, kami terhubung dengan ikatan persahabatan yang kuat.

 

Sudah lama sejak aku pertama kali memperkenalkan diri di kelas, perkenalan yang kupikir salah besar, tetapi karena perkenalan itu, ‘gadis paling inut kedua di kelas’ datang ke dalam hidupku.

 

“Dia mengajariku bagaimana menjadi berani dan bagaimana tidak merasa malu atas kegagalanku sendiri…”

 

Orang-orang yang disebut ‘penyendiri’ pada awalnya adalah orang-orang yang peka terhadap kesan orang lain terhadap mereka. Mereka tidak ingin diejek oleh orang, mereka tidak tahan malu, itu sebabnya mereka berusaha keras untuk tidak gagal. Namun karena itu, mereka menjadi ragu-ragu untuk mengambil langkah maju ketika kesempatan itu datang dengan sendirinya.

 

Dalam kasusku, bahkan ketika ada seseorang yang ingin kuajak berteman atau seseorang yang kusukai, rasa takut akan kegagalan menghalangiku untuk mengambil tindakan. Itu sebabnya aku selalu sendirian.

 

Namun, berkat kegagalan itu, aku bisa berteman dengan Asanagi.

 

Bahkan jika aku sebelumnya gagal. Itu bukan berarti akhir dari jalanku. Sebaliknya, itu akan membuka jalan lain yang sebelumnya tidak bisa kujalani… Aku pikir Asanagi mengajariku akan hal itu…

 

“Sekarang… seharusnya sudah waktunya bagi Asanagi untuk menyelesaikan urusannya… Ayo pergi dari sini…”

 

Saat aku berdiri dari bangku sambil membawa tas Asanagi di bahuku…

 

 

“Eh? Apa itu kamu, Maehara-kun?”

 

“…Eh?”

 

“Ah, benar! Maehara-kun! Hei~ Maehara-kun ~!”

 

Salah satu gadis dari kelompok yang kulihat mendekatiku sambil melambai tangannya dengan senyum ceria.

 

Seperti biasa, dia sangat mudah dikenali bahkan di tempat seperti ini. Tapi tetap saja, dia adalah satu-satunya orang yang tidak ingin kutemui hari ini.

 

“…Amami-san…”

 

“Iya, ini aku lho, Amami Yuu~”

 

Dengan senyum malaikatnya, Amami-san berdiri tepat di depanku.

 


I Became Friends with the Second Cutest Girl in My Class (WN) Bahasa Indonesia

I Became Friends with the Second Cutest Girl in My Class (WN) Bahasa Indonesia

Class de 2 Banme ni Kawaii Onna no Ko to Tomodachi ni Natta, Kurasu de Nibanme ni Kawaii Onna no Ko to Tomodachi ni Natta, クラスで2番目に可愛い女の子と友だちになった
Score 9
Status: Ongoing Tipe: Author: , Artist: , Dirilis: 2020 Native Language: Japanese
Saya, Maehara Maki, seseorang yang tidak dapat membuat kenalan atau teman di sekolah menengah, akhirnya memiliki seseorang yang bisa saya nongkrong dengan di luar sekolah. Seorang gadis. Namanya Asanagi-san. Anak-anak lelaki di kelas saya memanggilnya 'gadis' kelas paling lucu 'di belakangnya. Pada hari Jumat, dia akan menolak sahabatnya, Amami, 'gadis paling lucu dalam undangan kelas hanya untuk nongkrong di rumah saya bersamaku. Bersama-sama, kami bermain game, menonton beberapa film, membaca manga sambil makan junk food seperti pizza dan hamburger, dan meninju Cola tanpa perawatan di dunia. Kepada orang lain, kita mungkin tampak ceroboh, tetapi itu adalah waktu yang berharga dan rahasia bersama untuk Asanagi-san dan saya sendiri.

Komentar

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset