Bisa menjadi bagian dari drama saja rasanya sudah seperti mimpi. Dan aku bisa berakting bersama Shuu…
Memang sih bukan aku sendiri yang berakting, tapi bisa menembus jarak lima tahun di antara kami kurasa merupakan hal yang penting. Untungnya, di hari Sabtu semuanya sedang keluar. Mereka baru pulang besoknya, tapi saat itu Ketua kelihatannya sudah sembuh.
Nah, berhubung sekarang adalah hari Senin, sudah waktunya untuk menjalankan misi yang mestinya kulakukan kemarin lusa.
Aku mengambil hotspot Wi-Fi punya sepupuku.
Ponselku tak punya kontrak, sehingga saat di luar aku tak bisa terhubung ke internet dan karenanya, aku pun tak bisa pergi bersama Shuu-san. Hanya pergi ke suatu tempat yang ada Wi-Fi gratisnya saja rasanya akan membosankan, jadi kupinjam hotspot tersebut.
Aku tak mencurinya, hanya meminjamnya. Dia hampir tak pernah menggunakannya, padahal dia sampai menangis ke ibunya supaya mendapatkan kontrak.
Kenapa aku tak meminta untuk meminjamnya, karena dia takkan pernah mengizinkannya, apalagi kalau aku yang minta.
Hari itu aku berangkat dari rumah sedikit lebih awal. Teteh sedang ada kegiatan dengan klubnya, sedangkan bibi dan pamanku sedang bekerja. Jadi akan baik-baik saja.
Sebelumnya, aku pernah menggunakannya sewaktu pergi menemui Shuu-san di Stasiun C, dan saat itu aku diam-diam meminjamnya dan belum ketahuan. Kali ini juga pasti takkan ketahuan.
Aku pulang dan menyelinap ke dalam kamarnya sambil membawa tasku.
Dia punya gorden dan meja yang cantik, boneka mainan yang banyak, poster-poster idol…
Kamarnya punya semua yang tak kumiliki. Sekilas kupandang barang-barangnya saat menempatkan kepalaku ke dalam lemari pakaian. Hotspot itu dilemparkan sehingga berantakan dalam kantung kertas.
Aku tidak butuh kamar yang cantik. Selama aku punya Shuu-san, aku bisa hidup. Semuanya akan baik-baik saja.
Aku menyembunyikan hotspot berserta charger di sakuku dan meninggalkan kamar.
Inilah kereta labuku.