Setelah kelas pertama selesai, Asahi yang duduk di kursi depan berbalik dengan ekspresi meminta maaf di wajahnya.
“Hei, tentang percakapan tadi? Jika kelihatannya tidak mungkin, haruskah kita membatalkan makan siang? Aku akan menelepon Akari sekarang.”
“Hm? Tidak, kamu tidak perlu membatalkannya. Aku tidak pernah mengatakan bahwa aku akan pergi, kan?”
Ya, Yuina menyuruhku untuk datang ke atap, tapi aku tidak pernah mengatakan bahwa aku akan pergi. Selain itu,
“Selain itu, Asahi dan yang lainnya lebih penting sekarang.”
“O-ooh. Jika kau bilang begitu, aku tidak akan keberatan. Tapi, itu agak memalukan melihatmu tersenyum padaku dengan wajah itu.”
“Apa-apaan ini, kamu menjijikkan〜. Itu bukan hal yang aneh, biasakanlah〜.
Sambil bertukar omong kosong dengan Asahi. Kelas pagi sudah berakhir dan istirahat makan siang pun tiba.
Saat bel makan siang berbunyi, kelihatannya Yuina meninggalkan ruang kelas dan menuju ke atap, tapi kami tidak mempermasalahkannya dan menuju ke halaman.
Saat kami menuju ke halaman, aku merasakan tatapan dari banyak orang tapi ketika aku memikirkannya, selalu seperti ini jadi aku memilih untuk tidak mempedulikannya.
♢ ♦︎♢
Ketika aku tiba di halaman, Nitta Akari Chan, pacar Asahi, sedang melambaikan tangannya. Akari Chan telah berpacaran dengan Asahi sejak sekolah menengah. Dia adalah seorang gadis dengan kuncir kuda yang terlihat hebat dan sangat lincah. Dia memperlakukan ku sama meskipun aku mengubah penampilan ku. Dia adalah seorang gadis dengan kepribadian yang terbuka.
Kemudian, aku melihat seorang gadis lagi dengan wajah cantik duduk dan menunggu di sampingnya.
“O～i! Asahi～! kamu juga Saeki Kun～! Sebelah sini!”
Aku berjalan cepat ke tempat Akari Chan menunggu, dan meminta maaf padanya.
“Salahku! Aku telah membuatmu menunggu Akari～!
“Maaf membuatmu menunggu Akari Chan. Juga, siapa gadis di sampingmu?”
Aku pikir Akari Chan adalah satu-satunya yang datang, jadi aku akhirnya bertanya siapa gadis di sampingnya.
“Namaku Igarashi Koharu, aku satu kelas dengan Akari. Aku sering mendengar tentangmu dari mereka berdua, Saeki San. Menurut apa yang kudengar, kau memiliki teman masa kecil yang juga pacarmu.”
[Fufufu] Koharu San, yang tersenyum dengan indah, memiliki potongan rambut bob pendek yang setengah diikat ke atas, dan dia adalah gadis yang cocok dengan kata “rapi dan bersih” dalam setiap gerakan yang dia buat.
Dia mungkin telah mendengarnya dari Asahi dan yang lainnya, tapi aku akan memperkenalkan diri untuk berjaga-jaga.
“Oh benar, sekali lagi, aku Saeki Ryouma. Senang bertemu denganmu. Selain itu, Asahi, kamu seharusnya memberitahuku terlebih dahulu jika Igarashi San akan datang.”
“Hm? Bukankah aku sudah memberitahumu? Aku bilang Akari dan yang lainnya akan datang, jadi maksudku Koharu Chan juga akan datang…Sebaliknya, Ryouma, apa kau tidak tahu tentang Koharu Chan?”
“Tentu saja aku tidak tahu”
Aku mengatakan kepadanya bahwa aku tidak tahu tentang Igarashi san. Asahi tampak tertegun, ia menggelengkan kepalanya sambil berkata [Yare, yare].
Aku, tidak tahu adalah hal yang wajar kan? Ini baru 2 bulan. Yuina juga menyuruhku untuk tidak melihat gadis lain.
Merasa sedikit jengkel, aku menepuk pelan bahu Asahi dan menoleh ke Igarashi san.
“Aku akan meminta maaf terlebih dahulu. Maaf karena membuatmu ikut campur karena si idiot Asahi itu. Sebenarnya aku menelepon kalian berdua karena aku ingin membicarakan tentang teman masa kecil yang kamu sebutkan tadi.”
“Yah, aku mengerti. Jika aku mengganggu, aku akan meninggalkan tempat duduk ku.”
“Aku pikir diriku lebih suka kamu tinggal. Aku akan meninggalkan Akari Chan sendirian ketika kita sampai di kelas. Yah, itu tidak akan menjadi cerita yang menarik.”
Tampaknya Igarashi San memutuskan untuk makan siang bersama kami. Dan kemudian, kami memutuskan untuk makan siang dan berbicara tentang apa yang terjadi Jumat lalu dan masalah yang terjadi sekarang.
“Nah, ini adalah bagaimana aku putus dengan Yuina. Tetapi ketika aku tiba di kelas pagi ini, dia mengatakan sesuatu yang sangat konyol…”
“Hmm, aku mengerti…aku mengerti! Jadi alasan kenapa Saeki Kun menjadi lebih keren adalah karena dia putus dengan Yuina, benar〜. Meskipun begitu, suasana di sekitarmu sudah banyak berubah〜!”
Agak terlambat, tapi Akari Chan berkomentar tentang penampilanku.
“Yah, aku tidak perlu berpakaian seperti itu lagi. Ngomong-ngomong, selain Akari Chan, yang terkejut dengan penampilanku adalah Asahi. Dia bahkan mengatakan “Apakah kamu benar-benar Ryouma?” seperti itu.”
“Tidak tidak, biasanya orang akan terkejut! Akari chan tidak peduli kan! ….. hmm? Apa yang salah Koharu chan?”
Asahi menyadari sesuatu yang salah dengan Igarashi San dan memanggilnya, jadi kami mengalihkan perhatian kami padanya dan menemukan dia menunduk dengan wajah merah padam.
“Tidak-tidak, tidak ada apa-apa. Yah, aku berpikir jika Saeki San benar-benar baik-baik saja dengan pacarnya, seperti, m-mencium seseorang…”
Igarashi San, yang wajahnya masih merah padam, mengkhawatirkanku, jadi aku menjawab dengan lembut apa yang dia katakan.
“Ya, aku terkejut saat melihatnya, tapi ketika aku berpikir bahwa aku telah dikhianati, itu tidak terlalu penting bagiku. Tiba-tiba semua yang telah ku lindungi hancur, hmm…sulit untuk mengungkapkannya dengan kata-kata.”
“A-ah, itu benar…c-ciuman…hm! Eh, jadi masalahnya sekarang adalah kalian berdua sudah putus tapi kalian masih dipaksa untuk berdandan seperti sebelumnya, benar begitu?”
Setiap kali Igarashi San menanggapi kata “ciuman”, wajahnya berubah menjadi merah padam, tapi dia menggelengkan kepalanya untuk menenangkan diri dan bertanya padaku tentang apa yang terjadi.
“Ya. Itulah yang ku pikirkan. Mungkin dia masih berpikir bahwa aku akan melakukan semua yang dia katakan, dan dia marah karena tiba-tiba aku berpakaian berbeda, meskipun begitu, aku tidak mengerti mengapa dia mengatakan padaku bahwa meskipun aku bukan pacarnya, aku harus mendengarkannya kali ini karena kami teman masa kecil… aku tidak perlu atau berniat untuk mendengarkannya… tapi aku yakin dia akan terus menggangguku… hm～apa yang bisa aku lakukan…”
Sementara aku merenungkan apa yang Yuina pikirkan, dan bagaimana menangani situasi dalam waktu dekat, tiba-tiba, Asahi datang dengan ide yang bagus dan membuat saran.
“Jika itu masalahnya, lalu mengapa kau tidak bekerja sama dengan Koharu Chan?”
“Apa maksudmu?”
“Apa maksudmu?”
Kami berdua menanyakan hal yang sama kepada Asahi.
Kemudian, saat berikutnya, sebuah pernyataan keterlaluan keluar dari mulut Asahi.
“Katakan saja pada Yuina Chan bahwa kau berpacaran dengan Koharu Chan jadi kau tidak akan mendengarkannya.”
“Haaaaaaaaaaaaaaaaaa!?”
“Eeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee!?”
