“Selamat pagi, Hiroyuki-chan. Pagi yang cerah, bukan~?”
“Halo, Ryoko. Kau dalam semangat yang baik pada Senin pagi ya”
“Benarkah?Ehehe~”
Pada Senin pagi yang menyedihkan, senyum teman masa kecilku Ryoko Kamo, yang sedang menunggu di depan rumahku, terlalu cerah bagiku, yang telah menghabiskan hari Minggu yang menyedihkan sejak insiden hari Sabtu
“Are~, Hiroyuki-chan. Kau tidak terlihat sehat.”
“Benarkah? Meskipun bukankah ini normal bagiku pada hari Senin?”
‘Hmm… Apakah begitu? Yah Memang benar kalau Hiroyuki-chan selalu terlihat buruk pada hari Senin, tapi hari ini aku merasa kau lebih buruk dari biasanya.”
“Seperti yang diharapkan…”
Kami sudah saling mengenal sejak kami masih anak-anak. Rumah kami bersebelahan.
“Yah, aku telah melalui beberapa hal. Aku sedikit gugup.”
“Benarkah? Jika itu masalahnya, kau bisa berkonsultasi dengan ku untuk meminta nasihat.”
“Ah… itu benar. Aku ingin meminta nasihat dari mu. Namun…”
“Selamat pagi!Hiro, Ryoko!
“Tepat pada waktunya, Biar kujelaskan saja pada si idiot itu juga.”
“Eek, Hiroyuki-chan! Kau tidak boleh! Jangan panggil Tomomi idiot!”
“Hm? Apa yang salah?”
Tomomi Suzuki, teman masa kecilku yang lain, yang sedang mengendarai sepedanya dengan kecepatan penuh, berhenti dengan suara berdecit dan menatapku dengan ekspresi bingung di wajahnya.
“Tidak ada apa-apa. Aku hanya berpikir kau terlihat baik pagi ini.”
“Iyaa~~. Kau membuatku merasa malu. Tapi Hiro terlihat begitu membosankan di pagi hari. Dia sangat beruntung bisa pergi ke sekolah dengan dua gadis cantik seperti kita setiap pagi, dan di sini wajahnya begitu suram di pagi hari, ada apa?”
Tomomi menampar punggungku dengan keras saat dia mengatakannya.
Aduh!
“Siapa gadis cantik itu, siapa itu? Aku akan memberi Ryoko nilai seratus, tapi kau, kau bukan gadis cantik.”
“Apa! Aku akui Ryoko adalah gadis cantik! Tapi aku juga gadis yang cantik, kau tahu! Meskipun aku terlihat seperti ini, aku sebenarnya populer!”
“Di antara para gadis…”
Sementara Ryoko lebih dari seorang gadis yang menarik dan seorang gadis yang ingin Anda lindungi, Tomomi adalah kebalikannya. Tomomi adalah kartu as dari tim basket perempuan, dan pakaian dan perilaku kekanak-kanakannya, serta rambut pendeknya, telah membuatnya populer di kalangan para gadis. Yah, dia memiliki wajah yang cantik, tapi dia bukan seseorang yang saya sebut “bishojo” (gadis cantik).
“Eee, hentikan Hiroyuki-chan dan Tomomi-chan … Tomomi-chan? Hiroyuki-chan bisa terlihat cukup tampan juga. “
“Tampan?Yah, aku pikir Hiro bisa lebih baik jika dia melakukan sesuatu tentang rambutnya yang mengganggu itu, tapi apakah dia tampan atau tidak itu masalah lain, bukan?”
“Mou~ Mou~ Tomomi-chan!”
“Yah, poin menawan Hiro tidak ada di wajahnya! Itu bagus! Benar, Hiro?”
“Oh terserah. Selain itu. Ada sesuatu yang ingin kukatakan pada kalian berdua.”
“Memberitahu? Apa, Hiroyuki-chan?”
“Kabar baik atau kabar buruk?”
“Kabar buruk. Bagi ku sih”
Dan itu adalah yang terbesar yang pernah ada. Aku bisa melihat mereka terkesiap mendengar kata-kata saya, dan saya melanjutkan.
“Yah aku… punya tunangan”
Jeritan itu bergema di seluruh area perumahan Senin pagi.
◇◆◇
“Hei, Hiro. Apakah Paman masih di rumah?”
“Ayahku? Aku pikir dia masih di rumah. Ada apa?”
Aku memutuskan bahwa itu bukan topik yang ingin ku bicarakan di depan rumah ku, jadi aku menceritakan apa yang terjadi pada hari Sabtu, selama perjalanan ke sekolah. Setelah berubah menjadi biru, merah, putih, dan kemudian merah lagi, Tomomi menghentikan sepeda yang didorongnya, menatapku dan tersenyum.
“Aku akan meninju wajahnya. Sedikit saja.”
Dia berkata dengan mengacungkan jempol dan senyum di wajahnya.
Tunggu tidak!
“Apa yang kau bicarakan?!”
“Tepat sekali. Tomomi-chan! Apa yang kau bicarakan?!”
“Apa maksudmu? Aku tidak gila, kau tahu.”
“Kau gila! Siapa pun mungkin akan berpikir demikian juga!”
Kekerasan! (T/N- Dia mengatakan ini dalam bahasa Inggris)
“Itu benar!Apa yang kau bicarakan, Tomomi-chan! Seharusnya kau memukul perutnya, bukan wajahnya!”
“Ya…?” (E/N: Mc mengatakan ini, jangan salah mengartikan ya sebagai konfirmasi, karena itu mungkin berasal dari kata Hai, yang bisa memiliki arti berbeda tergantung bagaimana kau mengatakannya, dan di sini, itu digunakan sebagai kesepakatan yang membingungkan. Atau hanya “datang lagi?”)
Ryoko? Apa yang Kau bicarakan?
“Seperti yang diharapkan dari Ryoko! Aku setuju, Itu tidak akan meninggalkan memar.”
“Tepat!”
“Itu benar! Tunggu tidak! Kalian pikir apa yang sedang kalian bicarakan?!”
Yang mengejutkanku adalah bahkan Ryoko, yang biasanya pendiam, selain Tomomi, akan mengatakan hal seperti itu.
“Apa yang kalian bicarakan?! Ini adalah perdagangan manusia! Ini tidak diperbolehkan di Jepang modern yang damai!”
“Benar. Tapi di tempat pertama, Hiroyuki-chan, kenapa kau menerimanya begitu mudah?
Apakah tunanganmu benar-benar manis?”
“Bukan itu masalahnya. Itu tidak…”
Bukan? Aku banyak memikirkannya pada hari Minggu. Tapi kau tahu apa?
“Ayah ku memiliki perusahaan, kalian tahu itu kan?”
“Ya! Itu pasti sumber dari segala kejahatan!”
“Jangan sebut itu, Ryoko .. Nah, jika kau menjalankan sebuah perusahaan kau harus mempekerjakan orang kan? Lagipula ini perusahaan kecil…lihat, aku telah dilatih dengan keras/diperlakukan dengan kasar, kau tahu itu kan?”
“Yah…
“kau ada benarnya, tapi…”
Perusahaan ayahku adalah perusahaan kecil dan agak nyaman. Dia sering mengajakku, Ryoko dan Tomomi, teman masa kecilku, bersama dalam perjalanan perusahaan, dan semua karyawan memperlakukanku dengan sangat baik. Yah, sebagai anaknya, aku bisa melihat bahwa dia bukan manajer yang baik, tapi dia sangat disukai oleh orang-orang pada umumnya.
“Toku-san baru saja melahirkan beberapa hari yang lalu, dan putri Yamagishi-san akan menjadi mahasiswa tahun depan, kan? Jika perusahaan ayahku bangkrut di tengah-tengah semua ini…”
Kami juga akan berada dalam masalah.
Nah, menurut apa yang ku dengar kemarin, keluarga ayah ku adalah keluarga yang bergengsi, dan mereka mungkin bisa memberikan semacam bantuan kepadanya… Tapi kalaupun mereka memberikan bantuan, mungkin tidak akan langsung.
“Yah, jika itu masalahnya… mungkin lebih baik jika aku menahan diri.” (E/N: Mungkin dikatakan oleh Ryoko atau Tomomi.)
“…”
“…”
“ Jangan terlalu murung.”
“Tentu saja aku akan murung, baka. Datte mou~ . Hiro no baka~!” (TL Note- Menggunakan bahasa Jepang untuk citra Pembacaan yang lebih baik)
“Bukankah memanggilku idiot itu sedikit kasar. (E/N: Baka bisa berarti idiot, bodoh, dll.)
“Aku pikir juga begitu. Aku pikir itu sangat mengagumkan dan keren bahwa Hiroyuki bertahan dengan itu demi semua orang, tapi… Aku masih berpikir Kau idiot, Hiroyuki!”
Yah, aku setuju. Aku pikir aku juga idiot.
“Dan… hei?”
“Mhm, Ah!”
“Ini adalah situasi yang cukup buruk, bukan, Ryoko?”
“Sayang sekali… Sejujurnya, aku tidak mengharapkan ini.”
“Apa yang harus kita lakukan?”
“Beritahu Akemi? Dia mungkin bisa membantu kita.”
“Ya… yah, kita bisa mengandalkannya, tetapi ketika Akemi keluar, dia terlihat seperti mengambil kepala setan”
“Tepat sekali”
“Hei, mengapa Akemi ?”
Akemi adalah satu-satunya putri dari kepala keluarga Higashi Kujo dan teman sekelas kami. Dia sering datang ke rumahku, jadi tentu saja dia mengenal Ryoko dan Tomomo, tapi…
“Bukan apa-apa, Hiroyuki-chan”
“Ya, itu bukan apa-apa, Hiro.”
“Pasti ada sesuatu…”
“Bukan apa-apa. Selain itu Hiro? Siapa tunangan yang kau bicarakan?”
“Bolehkah aku bicara denganmu? Hiroyuki Higashi Kujo.”
Tiba-tiba.
Aku begitu asyik dalam percakapan sehingga aku tidak menyadarinya. Aju telah tiba di gerbang sekolah, di sana, diriku mendengar suara yang memanggil ku. Aku mengalihkan pandangan ku ke arah itu dan di sanalah dia.
Tunangan ku, Ayane Kiryu, berdiri di sana dengan tangan disilangkan, tampak agak kesal.
