“Sampai jumpa, Yuuya-kun!”
“Ya, sampai jumpa.”
Sepulang sekolah.
Setelah aku berpisah dengan Kaede dan yang lainnya yang sedang dalam perjalanan ke aktivitas klub, tiba-tiba Merl-san mendekatiku.
“Yuuya-san.”
“Hmm? Merl-san, ada apa?”
“Sebenarnya, aku ingin meminta bantuanmu, Yuuya-san…”
“Bantuanku?”
Apa, ya? Mungkinkah ini sesuatu yang berhubungan dengan planet Amel?
Saat aku memikirkan ini, Merl-san memberitahuku dengan ekspresi serius di wajahnya.
“──A-Apakah kamu tahu apa itu taman hiburan?”
“…..Ya?”
Kata-kata tak terduga itu membuatku bertanya balik.
Eh, taman hiburan? Kenapa?
“Seperti yang kukatakan sebelumnya, aku datang ke institusi ini, sekolah ini, untuk belajar tentang budaya planet ini. Tidak banyak yang bisa dipelajari dalam hal sains dan teknologi, tetapi dalam hal budaya, planet ini penuh dengan hal-hal yang sangat menarik. Bahkan, aku jarang menemukan sekolah, lembaga yang didedikasikan untuk pendidikan…”
“Jadi, kau tidak punya sekolah di planet Amel?”
“Iya, semua pengetahuan yang diperlukan dimasukkan ke dalam otak melalui transmisi elektromagnetik.”
…. Seperti biasa, teknologi luar angkasa luar biasa!
“Ngomong-ngomong, di mana kau tinggal sekarang?”
“Untuk saat ini, kapalku ditempatkan di atas akademi dan aku tinggal di sana… Aku sudah memanipulasi persepsi orang-orang di sekitarku sehingga orang lain tidak merasa tidak nyaman saat aku bergerak dan aku juga mengaktifkan fungsi kamuflase agar kapal tidak terlihat.”
Ini terlalu berlebihan karena dia menggunakan teknologi luar angkasa dengan begitu santai.
Aku lega melihat bahwa hidup tampaknya berjalan dengan baik untuk saat ini.
“Y-Yah, aku mengerti kalau kau ingin belajar tentang budaya. Tapi, kenapa taman hiburan…?”
“Aku sudah melakukan banyak penelitian sendiri, belajar dari teman sekelas tentang negara ini daripada planet ini. Aku mengetahui bahwa aku adalah apa yang disebut sebagai JK dan pada saat yang sama, aku menemukan data bahwa JK di negara ini sering pergi ke taman hiburan. Jadi, untuk memahami apa itu JK, aku ingin pergi ke taman hiburan dan aku ingin meminta Yuuya-san untuk membimbingku ke sana.” [TN ‘JK’ Joshi Kōsei, artinya Gadis SMA.]
“Bukankah informasinya terlalu bias?”
Aku ingin tahu metode penelitian seperti apa yang digunakan untuk mendapatkan data yang bias seperti itu.
Lagipula, aku bahkan belum pernah ke taman hiburan…
“Um…nggak bisa, ya?”
“T-Tidak, bukan seperti itu! Aku bisa kok!”
Saat aku menanggapi ekspresi sedih Merl-san, wajahnya menjadi cerah.
“Syukurlah! Kalau begitu, sudah diputuskan bahwa kita akan pergi ke sana nanti!”
“Y-Ya …”
Keputusan telah dibuat, tapi… A-Apa akan baik-baik saja?
Saat aku merasa tidak nyaman, Merl-san melihat arlojinya.
“Oh, maafkan aku! Setelah ini, beberapa teman sekelas mengundangku untuk mengunjungi aktivitas klub mereka… Btw, Yuuya-san, apa kamu belum bergabung dengan sebuah klub?”
“Begitulah. Aku belum berpikir untuk bergabung dengan klub apapun saat ini…”
Aku awalnya tidak tertarik dengan olahraga…
Dalam hal itu, aku iri pada orang-orang seperti Yuti yang memiliki sesuatu yang ingin mereka lakukan.
“Begitu, ya …. Kalau begitu, aku pergi dulu. Sampai ketemu lagi di taman hiburan!”
“Y-Ya!”
Ketika aku mengangguk pada kata-kata Merl-san, dia sedikit tersipu dan melanjutkan, menatapku.
“Oh, satu hal lagi.. Karena kita sudah menjadi teman sekelas… U-Um, bisakah kamu berhenti memanggilku seperti itu?”
“Eh?”
“K-kau tahu, saat kamu berbicara dengan orang lain, kamu memanggil mereka dengan nama mereka dan terus terang dengan mereka… Yah, aku tidak ingin memaksamu melakukan itu! Ini hanya .… sebuah kesempatan.”
Memang benar, aku memperlakukan Merl-san dengan sopan, tapi…
Tapi sekarang, semua orang di kelasku ramah dan kami pada dasarnya bisa berbicara dengan nada suara biasa.
“Yah, kurasa … Yah, kalau begitu, kau juga tidak perlu menggunakan gelar kerhormatan ‘kan, M-Merl?”
“B-Benar juga. Mn, aku mengerti.”
“O-Oh..”
“K-Kalau begitu, aku pergi dulu!” kata Merl, lalu pergi meninggalkanku.
Bagaimana aku mengatakannya? Aku sudah lama tidak berbicara dengannya dengan santai sejak dia mengantarku kembali ke Bumi dari planet Amel. Tapi berbeda dengan sebelumnya, sikapnya agak berubah… Dia bahkan memintaku untuk mengubah caraku memanggilnya..
… Kalau dipikir-pikir, bukankah lebih baik jika dia pergi ke taman hiburan dengan gadis yang mengajaknya berkeliling klub, daripada aku…?
Saat aku memikirkan ini dan itu, saat aku menuju kotak sepatu, aku bertemu dengan Kaori tepat pada waktunya.
“Ah, Yuuya-san!”
“Oh, Kaori. Apa kau mau pulang?”
“Iya.. Um, Yuuya-san. Maukah kamu pulang denganku?”
“Ya, tentu.”
Segera setelah itu, kami pulang bersama.
Dalam perjalanan pulang, kami membicarakan tentang Festival Olahraga yang akan kami ikuti.
“Begitu, ya.. Jadi, Yuuya-san dari kelompok merah.”
“Ya, bagaimana denganmu, Kaori?”
“Sayang sekali, aku di kelompok putih. Itu artinya, Yuuya-san dan aku musuh ‘kan?”
Kaori tersenyum nakal saat dia mengatakan ini. Namun, ekspresinya segera mendung.
“Tapi, dengan Yuuya-san sebagai lawanku, kurasa aku tidak akan menang…”
“T-Tidak, itu tidak benar…”
“Tidak apa-apa, Yuuya-san. Aku tahu kelemahanku sendiri. Lagupula, aku berada di kelompok putih…”
… Yah, aku tahu bahwa Kaori tidak pandai dalam bidang olahraga, karena kita pernah bermain bola voly bersama ketika di pantai.
Meski begitu, menang atau kalah bukanlah hal yang dapat dipastikan hanya karena Kaori tidak pandai dalam bidang olahraga.
“Btw, kompetisi apa yang akan kau ikuti, Kaori?”
“Ah, aku ikut dalam bagian lempar bola dan tarik tambang.”
Tiba-tiba aku membayangkan Kaori melakukan lemparan bola.
Aku membayangkan bahwa bola yang dia lempar beterbangan ke mana-mana. Tapi, aku akan tutup mulut tentang hal itu.
………….
………
….
“Ah, Yuuya-san. Aku lewat sini.”
“Oh, baiklah. Sampai jumpa besok, Kaori.”
“Iya, sampai jumpa.”
Setelah aku berpisah dengan Kaori di persimpangan jalan, aku langsung pulang ke arah rumahku dan menemukan bahwa Yuti sudah pulang ke rumah.
“Oh, kau sudah pulang ‘ya…”
“Iya. Tidak ada kegiatan klub hari ini.”
“Begitu.”
“Ngomong-ngomong, Yuuya. Kamu berada di kelompok mana untuk Festival Olahraga nanti?”
“Merah.”
Ketika aku menjawab ini, sepertinya ada api di mata Yuti.
“Ohh! Aku berada di kelompok putih. Itu berarti kita musuh.”
“Eeh?”
Ternyata Yuti juga satu kelompok dengan Kaori dan kali ini kita bermusuhan.
I-ini akan sulit…!
Mengetahui bahwa aku memiliki lawan yang kuat di kelompok putih, Yuti, aku sekali lagi mempersiapkan diri untuk festival olahraga.
* * *
Sementara Yuuya sedang memikirkan tentang festival olahraga, di Great Devil’s Nest yang berada di dunia lain, sekelompok orang mendorong maju menuju daratan dalam.
“Guaahh!”
“Kuh! Tunggu sebentar! Kita tidak bisa mati di sini! Kita harus mencapai Yuuya Tenjou bagaimanapun caranya!”
Kelompok yang terus maju, dengan putus asa meneriakkan peringatan terhadap monster yang mendekat, adalah sekte jahat yang menjadi perhatian Orghis.
Mereka terluka parah, tetapi mereka tidak pernah berhenti bergerak maju.
Setelah berjuang melalui serangan monster yang tidak diketahui jumlahnya, mereka mengambil nafas.
“Semuanya, waspadalah terhadap lingkungan sekitar. Setelah istirahat sejenak, kita akan berangkat lagi!”
“Ketua.”
“Ada apa?”
“Saya mempunyai satu pertanyaan. Dari era mana Dewa yang kita panggil untuk misi ini?”
Dewa yang dimaksud oleh orang-orang percaya bukanlah “Iblis” yang Yuuya dan yang lainnya baru-baru ini hancurkan, tetapi “Iblis” yang pernah ada dalam sejarah.
Oleh karena itu, ketika ditanya lagi “Iblis” era mana yang mereka panggil…
“Benar. Orang yang kita panggil kali ini adalah orang yang disebut paling kuat sepanjang masa.”
“Yang paling kuat …?”
“Ya. Tetapi hal yang merepotkan adalah bahwa ada seorang Sage pada masa itu. Oleh karena itu, Dewa kita tidak dapat menggunakan kekuatannya sepenuhnya dan dikalahkan oleh Sage itu… Tapi tidak kali ini! Jika kita membawanya ke zaman ini, tidak akan ada lagi orang yang menghalangi Dewa kita. Dan, kita bisa mengalahkan Yuuya Tenjou itu! Untuk alasan itu, kita pasti akan mencapai musuh surgawi Yuuya Tenjou!”
“Saya mengerti! Itu artinya kita akan mengorbankan Yuuya Tenjou untuk memanggil Dewa kita, kan?”
“Jangan khawatir tentang itu juga. Tentu saja, untuk memanggil orang yang ditargetkan dari masa lalu, perlu ada katalis untuk itu. Tapi, keajaiban Sage yang akan kita gunakan kali ini adalah katalisator yang akan membawa Dewa kita kepada kita!”
“Aah! Karena Dewa dikalahkan oleh Sage, sihir Sage adalah katalisnya!”
“Tepat! Selain itu, kita memiliki kekuatan “Iblis” yang diberikan oleh Dewa kepada kita dalam jumlah yang sangat kecil. Jika kita menggunakan sihir Sage dan sisa dari “Iblis” kita sebagai katalis, kita pasti akan dapat memanggil Dewa kita, yang dikatakan sebagai yang paling kuat sepanjang masa!
“Ohh!”
“Ayo, orang-orang percaya! Musuh surgawi sudah ada di sana!”
Tanpa sepengetahuan Yuuya, mereka terus bergerak.