Terlalu banyak hal yang terjadi hari ini.
Aku mengeluarkan desahan dari kelelahan mental.
Di pertengahan sif paruh waktuku pada akhir tahun, aku tidak dapat berkonsentrasi dengan baik karena aku mengingat kejadian sebelumnya hari ini.
Aku harus melanjutkan pekerjaanku, pikirku. Tetapi tiba-tiba perasaan mengusap kepala Saito datang kembali padaku.
Aku tidak bisa melupakan perasaan lembut dan halus yang tidak tergambarkan dari rambutnya.
Aku kira dia membenciku ketika dia tahu kalau aku mengusapnya, tetapi aku terkejut ketika dia memaafkanku.
Aku mengerti kalau itu salah untuk sembarangan mengusap kepala seorang gadis, dan itulah mengapa aku selalu ragu-ragu.
Fakta bahwa dia cukup mempercayaiku untuk membolehkanku mengelusnya membuatku bahagia sekaligus gugup.
Itulah mengapa aku merasa seperti tidak berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat, seolah-olah dia khawatir tentang itu, Hiiragi-san mulai mengobrol denganku.
Alis matanya menurun dengan cara yang mengerikan, dan dia mengintipku dengan sedikit perhatian.
[Ada masalah apa? Kamu bertingkah aneh hari ini.]
[Sebenarnya, aku tidak bisa berkonsentrasi karena aku mengusap kepala temanku yang aku bicarakan sebelumnya…]
[Aku mengerti… Seperti apa rasanya mengusap itu?]
Dia mengangkat bahunya pada suaraku dan menanyakannya sebuah pertanyaan, sambil menggigit bibirnya dan meninggikan suaranya setingkat.
Suaranya adalah perpaduan antara rasa gelisah dan penasaran, dan dia melirikku dengan penuh tanda tanya.
Pipinya sedikit memerah, dan matanya menyala untuk mengantisipasi.
[Itu memang bagus, hanya saja itu tidak lebih bagus, dari yang aku bayangkan. Rambutnya yang bergoyang memang sangat cantik untuk dilihat, dan itu memang sangat lembut itu terasa bagus hanya dengan menyentuhnya.]
Hanya mengingatnya sekarang membuatku ingin mengusapnya lagi.
Rambutnya sangat mempesona membuatku ingin mengelusnya lagi. (TL English Note: Ini yang sebenarnya yang ingin penulis/pengarang katakan, bukan gue. Jangan salahin gue ya. ;-;) (TL Note: Jangan salahin gue juga ya, wkwk, gue cuma nerjemahin.)
[A-Apakah benar begitu…]
Pada kata-kataku, pipinya memerah bahkan bertambah, dan matanya mulai berkelana seolah-olah dia terkejut.]
Dia tampaknya agak merilekskan mulutnya, dan secara perlahan menoleh.
Dia memalingkan kepalanya dan menggeliat tidak nyaman, lalu melirikku seolah-olah dia masih ingin menanyakan banyak pertanyaan.
[Jadi mengapa kamu memutuskan untuk mengusapnya? Dari caramu mengobrol denganku sebelumnya, itu terdengar seperti kamu enggan.]
[Wajah tidurnya sangat imut. Itu seperti seekor binatang kecil, dan itulah mengapa aku ingin mengusapnya. Tentu saja, ada juga fakta bahwa rambutnya sangat memikat.]
Aku tidak bisa bilang, “Dia sedang tertidur dan tidak berdaya”, jadi aku harus berbohong.
Tentu saja, wajah tidurnya sangat imut sehingga aku ingin mengusapnya dengan cara yang penuh kasih sayang (in loving way).
[I-Iya, apakah benar begitu….]
Dia menutup mulutnya dan berbalik arah dengan ekspresi yang tidak tergambarkan.
Ketika aku bertanya-tanya apa yang terjadi, dia menghadapku lagi dengan tampang masam di wajahnya dan sedikit tersipu.
[Kamu tidak memberi tahunya kalau dia itu imut atau apalah.]
[Aku tidak ingin melakukannya. Itu memalukan. Di samping itu, aku rasa dia sudah terbiasa diberi tahu begitu, jadi bahkan jika aku mengatakannya, dia tidak akan memikirkan apapun tentang itu.]
Dia melihatku sebagai seseorang yang dia percaya. Tentu saja, aku merasakan hal yang sama, tetapi jika aku membuat pernyataan semacam itu, dia mungkin akan menjauhkan dirinya dariku.
Dan dia tampaknya membenci dilihat dengan cara begitu. Tentu saja, aku tidak bisa bilang itu.
Memang tidak masalah jika aku memuji seseorang, tetapi jika aku mengatakannya dengan sangat mudah. Aku akan dilihat sebagai orang yang sembrono. Aku tidak ingin dilihat seperti itu.
[Apakah benar begitu…]
Ketika dia mendengar penjelasanku, dia memberiku tatapan enggan dan dia menurunkan bahunya sambil menghela napas.
Dia menurunkan matanya dan tampak agak tertekan.
[Ada apa?]
[…Tidak ada apa-apa.]
Aku menanyakannya mengapa dia bertingkah begitu, tetapi dia menolak untuk bicara.
Dia bilang [Aku akan melakukan beberapa pekerjaan di sebelah sini.] dan pergi menjauh.