Seperti yang sudah diduga sebelumnya, Saito dan aku tidak berkomunikasi lagi sejak saat itu.
Dia adalah orang asing bagiku sejak awal. Fakta bahwa kami dapat mengobrol dua hari berturut-turut adalah sebuah keajaiban tersendiri.
Hanya karena kalian berbicara dengan seseorang dua kali, tidak berarti hubungan kalian akan berubah. Kami masihlah hanya sebatas dua orang asing.
Kalau ada yang berubah, mungkin ada fakta kalau beberapa orang menatapku ketika aku berjalan ke lorong saat waktu istirahat.
Terkadang, aku bisa melihat Saito di kelas sebelah.
Dia dikelilingi oleh beberapa anak perempuan dan sangat ramah kepada mereka, walaupun begitu tidak terpantau ada anak laki-laki.
Kupikir itu karena sudah diketahui khalayak kalau dia akan bersikap dingin ketika ada anak laki-laki yang berbicara padanya.
Tetapi, hanya dengan melirik mereka, aku bisa bilang kalau para anak laki-laki menatapnya dengan tatapan yang penuh gairah, atau tatapan yang kurang lebih mengarah ke motif tersembunyi.
Kupikir akan merasa tidak nyaman sama sekali jika seseorang menatapku seperti itu.
Penampilan cantiknya mungkin adalah hal yang baik, namun begitu melihat keadaannya, aku sangat khawatir padanya.
Aku tidak tahu pasti bagaimana ini bisa terjadi, aku entah bagaimana mendapatkan hadiah dari Saito, tetapi kami tinggal di dunia yang berbeda.
Tidak ada jalan yang mungkin baginya dan diriku untuk bisa bergaul dengan baik.
Orang-orang yang berada di kasta teratas hanya akan tertarik dengan orang-orang di kasta yang sederajat.
Tampaknya mustahil bagiku, orang yang sadar diri dan karakter mob sederhana, akan memiliki hubungan dengan Saito, si cantik jelita yang memikat hampir semua orang.
Ya, aku bahkan tidak berpikir akan terlibat dengan dirinya lagi.
[Buku apa yang sedang kamu baca?]
Ini berubah pesat ketika aku melakukan hobiku yaitu membaca sebuah buku di perpustakaan.
(TL English Note: Selamat, kamu membuat dirimu sendiri sial.)