DOWNLOAD NOVEL PDF BAHASA INDONESIA HANYA DI Novel Batch

Kanojo NTR Volume 1 Chapter 11 Bahasa Indonesia

Camping Day

Pada awal bulan Desember, perkumpuanku, Touko-senpai, Karen dan Kamokura akan mengadakan pesta perpisahan untuk tahun ketiga.

 

Menjelang akhir tahun, mahasiswa dan mahasiswi tahun ketiga harus mulai serius untuk mencari pekerjaan. Itu sebabnya, pesta perpisahan diadakan pada awal bulan Desember.

 

Meskipun perkumpulan ini sekarang adalah “perkumpulan segala acara”. Tapi, awalnya ini adalah “Perkumpulan outdoor seperti kemah” makanya pesta perpisahannya diputuskan menjadi berkemah di luar ruangan.

 

Namun akhir-akhir ini, acara kemah ini menjadi semakin menurun, hingga akhirnya menjadi ‘kemah satu hari’, yang berarti acara barbekyu.

 

“Ini adalah kesempatan terakhirmu untuk meningkatkan popularitasmu di antara para gadis.” kata Touko-senpai menatapku.

 

Sedangakan, aku hanya menggangguk sebagai jawaban.

 

“Sekarang, reputasimu di antara para gadis cukup tinggi, Isshiki-kun. Terutama di antara empat orang yang kamu temui tempho haru di restoran.”

 

“Ya, aku mengingatnya dengan sempurna.”

 

“Perlu diingat bahwa gadis-gadis itu memiliki banyak pengaruh pada orang lain. Disukai oleh mereka akan menjadi keuntungan bagimu. Tapi tetap saja, kamu harus meningkatkan reputasimu pada gadis-gadis lain.”

 

“Aku tahu. Itu sebabnya aku mengajukan diri menjadi juru masak pada hari perkemahan nanti.”

 

Aku sudah memikirkan apa yang Touko-senpai katakan kepadaku tentang ‘menarik perhatian gadis lain’.

 

Itu sebabnya, aku mendapatkan ide ini.

 

Di perkemahan nanti, setiap laki-laki yang suka memasak akan mempersembahkan satu hidangan.

 

Aku adalah salah satunya.

 

Aku tidak tahu betapa jarangnya seorang pria memasak saat ini dan aku juga tidak tahu seperti apa dampaknya di kalangan wanita. Tapi, satu hal yang bisa kulakukan lebih baik daripada pria lain adalah pemrogaman dan memasak. Kupikir itu seharusnya bisa meningkatkan beberapa poin.

 

Dan aku juga sudah berkemah dengan keluargaku sejak aku masih kecil. Jadi, aku memiliki banyak pengetahuan tentang barbekyu.

 

“Pemikiran yang bagus. Kurasa kamu cukup hebat dalam memasak. Apa kamu sudah memutuskan apa yang akan kamu masak?”

 

“Um, aku sudah memikirkan untuk membuat ayam panggang menggunakan dutch oven.”

 

Ini adalah hidangan berani dengan daging ayam utuh. Tapi, dengan merendam daging dalam saus yang digunakan untuk mengasinkan sebelum dimasak, daging dibumbui dengan sempurna. Dagingnya bisa diisi dengan sayuran seperti caper dan wortel.

 

“Hm, kedengarannya enak. Oh, kamu juga harus membuat makanan penutup. Gadis-gadis suka makanan penutup dan juga, barbekyu itu cenderung hidangan berat.”

 

“Benar juga. Kalau begitu, bagaimana dengan yogurt yang dicampur buah kalengan sebagai dessert? Membuatnya juga tidak membutuhkan banyak waktu dan rasanya cukup menyegarkan.”

 

“Boleh juga tuh..”

 

Touko-senpai terlihat puas.

 

“Apakah ada hal lain lagi yang harus kuperhatikan?”

 

Aku benar-benar tidak mengerti perasaan perempuan. Karena, sering kali saat aku berpikir kalau semuanya sudah ‘bagus’, ternyata yang terjadi malah sebaliknya. Oleh karena itu, aku tidak punya pilihan selain merujuk pada pendapat Touko-senpai.

 

Aku benar-benar menyedihkan karena selalu bergantung pada Touko-senpai…

 

“Pertama-tama, kamu harus berbicara dengan semua gadis dengan benar dan menghabiskan waktu yang cukup dengan mereka. Jangan terlalu banyak berbicara dengan satu orang. Kamu juga harus mencoba membantu gadis-gadis yang memiliki masalah. Dengan begitu, kamu dapat berbicara dengan mereka secara natural.”

 

Begitu, ya. Jadi, itulah maksud ‘adil pada semua perempuan’ yang dia bicarakan sebelumnya.

 

“Selain semua itu. Kamu bisa bersikap seperti biasa. Apakah ada laki-laki yang tidak kau suka atau kau benci di perkumpulan, Isshiki-kun?”

 

Nama pertama yang muncul di pikiranku adalah “Tetsuya Kamokura”. Tapi, aku tidak akan menyebutkan namanya untuk saat ini.

 

“Nggak juga.”

 

“Kalau begitu, tidak ada masalah, ya? Yah, bersenang-senanglah dengan teman-temanmu. Perempuan itu suka sama pria yang akur dengan teman-temannya.”

 

Kurasa itu tidak akan menjadi tugas yang sulit untuk diselesaikan.

 

“Oh, ya.. Untuk kali ini, jangan terlalu dekat dengan Karen-san. Kamu harus fokus untuk mendaptkan nilai plus dari para gadis sebanyak mungkin.”

 

“Baik.”

 

“Dan satu lagi, jangan sampai membuatnya benar-benar marah. Kamu hanya perlu membutnya cemburu, itu saja.”

 

“Oke.”

 

* * *

 

Dan, tibalah Sabtu kedua di bulan Desember.

 

Aku menuju ke tempat perkemahan menggunakan mobil orang tuaku dengan Ishida. Dan, di sisi lain, Touko-senpai naik mobil Kamokura.

 

Unuk anggota lainnya akan bertemu di Stasiun Shinjuku.

 

Karena berangkat pagi-pagi sekali, kami bisa sampai di tempat tujuan pada pukul 10:30.

 

“Yosh, pertama-tama nyalakan apinya.”

 

Aku membuat api unggun tipe tripod, meletakkan arang di bawahnya dan menyalakan api menggunakan korek api.

 

Ngomong-ngomong, di perkemahan kami kali ini ada juga gadis dari falkutas lain yang ikut. Dan, gadis itu sekarang sedang mendekatiku.

 

“Wow, Isshiki-kun, kamu benar-benar pandai dalam hal ini.”

 

“Terima kasih… Saat aku masih kecil, aku biasa pergi berkemah bersama keluargaku.”

 

“Entah kenapa… api di tempatku susah nyalanya. Nee, bisakah kamu membantu kami?”

 

“Oh ya? Nah, mari kita lihat.”

 

“Itu sangat membantu!”

 

Aku mengikuti gadis itu ke tempat dia membuat api unggun.

 

Penyebabnya langsung terlihat. Pertama-tama, arang yang mereka gunakan adalah binchotan. Binchotan adalah arang berkualitas tinggi dan memiliki umur simpan yang lama. Tapi,  juga sangat sulit untuk dinyalakan. Belum lagi semua batu baranya sangat besar.

 

Di sisi lain, korek apinya adalah korek api yang berbentuk seperti cokelat yang dijual di toko seratus yen.

 

Itu bukan cara yang baik untuk menyalakan api.

 

“Dari mana kau dapat arang ini?”

 

“Aku membawanya dari rumahku. Ini sisa dari liburanku bersama keluargaku tempo hari.”

 

“Begitu, ya. Nah, arang yang kau bawa adalah produk bermutu tinggi yang disebut arang binchotan. Arang ini dapat menyala untuk waktu yang lama. Tetapi juga sulit untuk dinyalakan.”

 

“Iyakah? Aku tidak tahu, kupikir arang jenis apa pun bisa digunakan.”

 

“Tungggu sebentar. Aku akan mengambil arang yang kubawa. Nah, jika kita menggunakan arang ini, apinya pasti nyala.”

 

“Ohh!”

 

Aku mengambil beberala arang yang kubawa, tentunya itu sudah aku hancurkan kecil-kecil dan menyebarkan beberapa di atas api unggun yang mereka buat. Jadi, aku melanjutkan untuk menyalakannya. Setelah menunggu beberapa saat hingga bara api mulai menyala, saya meletakkan binchotan di atas api, menunggu hingga menyala merah dan menghasilkan apinya sendiri.

 

“Nah, sudah beres. Selanjutnya, kau cukup awasi apinya. Oh, ya. Kau juga bisa menambahkan arang lagi, tetapi secukupnya saja.”

 

“Terima kasih, Isshiki-kun, kamu menyelamatkan hidupku!”

 

“Kalau kau membutuhkan bantuan lagi, jangan ragu untuk memanggilku.”

 

Setelah mengatakan itu, aku pergi.

 

Kemudian, dari tempat yang agak jauh, Touko-senpai dan Hitomi-san yang berdiri bersebelahan, sedang menatapku..

 

Hitomi-san membuat sedikit acungan jempol. Kupikr itu artinya “Kerja bagus.” Aku tersenyum padanya dan mengacungkan jempolku padanya.

 

Ketika aku kembali ke tempatku, arang sudah menyala panas.

 

Aku meletakkan bawang, wortel dan kentang di bagian bawah wajan, lalu meletakkan ayam yang sudah disiapkan.

 

Kemudian aku menaburkan beberapa bumbu di atasnya, menuangkan minyak zaitun dan menutupinya. Akhirnya aku menggantungnya di atas api, menaruh arang di tutup panci dan menunggu sampai matang.

 

Setelah aku selesai melakukannya, Ishida mendekatiku.

 

“Belum matang ya, ngab?”

 

“Mn, bentar lagi cuy.”

 

Saat aku sedang mengobrol dengan Ishida, gadis dari sebelumnya mendekatiku lagi. Tapi kali ini, dia datang dengan seorang teman.

 

“Um, maaf mengganggumu. Tapi, bolehkah aku bertanya padamu?”

 

“Oh, silahkan.”

 

Gadis yang bersamanya membuka mulutnya.

 

“Tadi, aku mencoba memasak sepotong besar daging. Tapi, meski luarnya terlihat agak gelap. Bagian dalamnya masih belum matang, kira-kira kenapa ‘ya?”

 

“Begitukah? Aku akan pergi memeriksanya. Di mana tempatnya?”

 

“Di sana.”

 

Ketika aku pergi ke tempat itu, aku menemukan bahwa seluruh permukaan dagingnya menghitam. Tapi begitu aku memotongnya, aku mendapati bahwa bagian dalamnya tidak matang.

 

Karena ini daging sapi. Menurutku tidak masalah jika setengah matang. Tapi tetap saja, jika daging itu sudah dingin, rasanya pasti tidak enak.

 

“Apa kau punya daging lain?”

 

Ketika aku bertanya, dia mengeluarkan sepotong daging lagi dari pendingin.

 

“Ketika kau ingin memanggang daging, kau harus mengeluarkannya dari pendingin terlebih dahulu dan membiarkannya beberapa menit di luar terbuka.”

 

Kemudian, aku melihat ke meja

barbekyu. Bara api menyala kuat dari arang yang terkumpul di tengah-tengah meja barbekyu.

 

“Dan juga, api yang kalian buat suhunya terlalu tinggi. Kita bahkan tidak bisa menaruh tangan sekitar lima sentimeter di atas jaring panggangan selama lima detik.”

 

Kemudian para gadis itu menunjukkan ekspresi bingung.

 

“Kami tidak tahu berapa suhu yang tepat untuk memasak.”

 

“Begitu, yah, aku hanya menunggu daging yang kupanggang matang. Jadi, aku akan membantu kalian.”

 

Selanjutnya, aku melepaskan jaring dari barbekyu mereka dan menyebarkan arang di tengahnya agar terdistribusi secara merata.

 

Aku mengeluarkan beberapa arang yang masih bagus dan membuat satu area tanpa arang di ujung meja barbekyu.

 

Aku mengolesi jaring dengan minyak zaitun dan meletakkannya kembali di atas panggangan dan meletakkan daging di tepi panggangan di mana tidak ada arang.

 

“Saat daging sudah hangat sampai batas tertentu, kalian bisa meletakkannya di atas arang dan mulai memasak. Seperti yang kukatakan sebelumnya, kalian dapat mengatur panasnya. Jika panasnya terlalu rendah, kalian bisa menambahkan beberapa arag lagi atau kalian bisa mengumpulkan arang itu di tengah dan masak daging di atasnya.”

 

Saat aku membicarakan ini, gadis-gadis berkumpul di sekitarku. Mereka semua mendengarkan metode barbekyu-ku.

 

“Terima kasih banyak!”

 

“Kamu benar-benar sangat ahli dalam hal itu.”

 

“Nee, bisakah kamu membantu kami dengan barbekyu kami juga?”

 

“Aku ingin mendengark lagi dari awal.”

 

“Kamu masak apa, Isshiki-kun? Eh, memanggang ayam utuh dalam dutch oven? Wow, itu benar-benar hebat.”

 

“Kayaknya enak, aku ingin coba masakan Isshiki-kun!”

 

Eeh, aku tidak tahu apa yang baru saja terjadi di sini. Tapi, aku tiba-tiba menjadi sangat populer di kalangan gadis-gadis.

 

Aku bisa merasakan setiap otot di wajahku mengendur. Aku seharusnya tidak terlalu bersemangat.

 

Untuk saat ini aku setuju untuk memberi gadis-gadis itu sebagian dari apa yang kumasak. Meskipun semakin aku menyerah, semakin banyak gadis ingin mencobanya.

 

Kemudian Karen datang, menerobos kerumunan gadis-gadis yang sedang berkumpul di sekitarku.

 

Dia terus memelukku dari belakang.

 

“Nee Yuu-kun. makanannya belum siap, aku lapar nih!”

 

Karen berusaha menunjukkan bahwa dia adalah pacarku. Padahal, beberapa saat yang lalu dia dengan asyik mengobrol dengan pria lain lain lagi masak.

 

Saat ayam panggangnya sudah matang, aku menurunkan dutch oven dari perapian.

 

Sementara itu, aku memasukkan air dan saus minestrone ke dalam panci baru, lalu menambahkan kubis dan bacon yang sudah dipotong-potong ke dalamnya.

 

Lalu tunggu sampai mendidih dan sup sudah siap dihidangkan.

 

Terakhir, aku memotong roti baguette menjadi irisan setebal 2 cm.

 

“Yosh, ayam panggang dan sup minestronenya sudah siap!”

 

Entah bagaimana aku berhasil membuat hidangan yang cukup ribet.

 

Sekarang, banyak gadis berkumpul karena pengumuman yang aku buat sebelumnya, semua berkat popularitas yang berputar-putar di sekitarku beberapa waktu lalu.

 

Di setiap piring kertas diisi dengan potongan ayam panggang, sayuran panggang, dan saus yang terbuat dari sisa sari yang dicampur dengan jahe, kecap, dan madu.

 

Dan sup minestrone-nya dihidangkan ke dalam mangkuk kertas.

 

“Silakan ambil rotinya.”

 

Aku memanggil gadis-gadis itu dan mereka semua membentuk barisan menunggu piring mereka.

 

“Mnm, enak sekali!”

 

“Ya, ini seenak makanan di restoran terkenal!”

 

“Daging dan sayurannya dibumbui dengan sangat baik.”

 

“Bahkan ada chestnut di dalamnya? Itu luar biasa.”

 

Sepertinya aku mendapat sambutan yang sangat baik.

 

Tiba-tiba, Hitomi-san, Mina-san, Ayaka-san, Manami-san dan Yuri-san mendekatiku. Dan di belakang mereka, ada Touko-senpai.

 

“Nee, boleh nggak kami mencicipi masakan buatanmu, Isshiki-kun?”

 

“Tentu! Aku sudah menyiapkan beberpa untuk kalian.”

 

Setelah mengatakan itu, aku menyerahkan makanannya pada mereka satu per satu.

 

Saat aku menyerahkannya ke Touko-senpai, dia tersenyum dan mengangguk padaku.

 

Kurasa itu artinya ‘Kerja bagus!’

 

“Ini… Sangat enak. Aku tidak menyangka aku bisa makan sesuatu yang seenak ini di tempat ini.” kata Hitomi-san, sambil menggigit ayam panggang buatanku.

 

“Ya, makanan Isshiki-kun sangat enak? Apa kamu sering memasak?” kata Mina-san.

 

“Yah, kadang-kadang sih. Karena orang tuaku sibuk bekerja. Jadi, mau tidak mau aku harus bisa memasak sendiri.”

 

“Begitu. Tapi tetap saja, bisa masak makanan seenak ini.. itu luar biasa lho. Mungkin, Isshiki-kun layak menjadi suami yang idela.”

 

Lalu, Hitomi-san berkata dengan keras.

 

“Itu benar. Isshiki-kun, apa kamu mau menjadi istriku?”

 

“Woi, itu kebalik.”

 

Semua gadis mulai tertawa.

 

Mungkin apa yang baru saja Hitomi-san katakan adalah bagian dari rencana yang tidak aku sadari. Tapi, bahkan jika itu semua direncanakan, itu membuatku merasa senang.

 

Di sisi lain, meskipun Touko-senpai tidak mengatakan apa-apa. Tapi, dia sepertinya cukup menikmati makananku.

 

Sebaliknya, Karen yang melihatku bercanda dengan Hitomi-san dan yang lainnya memasang wajah tidak senang.

 

Lalu, smartphoneku tiba-tiba bergetar.

 

Ketika aku memeriksanya, ternyata itu adalah pesan dari Touko-senpai.

 

> (Touko) Tolong antarkan aku pulang naik mobilmu

 

> (Yuu) Oke. Tapi, apa kau yakin tentang itu, bukankah menurutmu Kamokura akan marah?

 

> (Touko) Jangan khawatir tentang itu. Hitomi akan mengurusnya.

 

> (Touko) Tetsuya sangat agresif hari ini. Dan aku tidak ingin pulang bersamanya.

 

….. Jadi, dengan kata lain. Si brengsek itu ingin membawa Touko-senpai ke suatu tempat dengan paksa hari ini?

 

Seketika api kemarahan di dalam diriku meledak.

 

Si bajingan itu! Aku tidak akan membiarkan itu terjadi!

 

> (Yuu) Aku mengerti. Aku akan mengantarmu pulang. Haruskah aku memanggilmu Touko-senpai?

 

> (Touko) Kamu tidak perlu melakukan itu. Karena aku akan meminta Hitomi-san untuk berbicara denganmu atas namaku.

 

Aku merasa tidak nyaman. Tapi, tidak ada gunanya memperdebatkan itu.

 

Lagipula, jika aku dan Touko-senpai terlalu lama memainkan smartphone di tempat seperti ini dan pada waktu yang bersamaan, itu akan menimbulkan kecurigaan orang di sekitar kami.

 

> (Yuu) Oke, sampai jumpa nanti.

 

Aku menyimpan smartphoneku lagi.

 

…Brengsek, Kau Kamokura!

 

Di saat seperti ini, rasanya sangat menjengkelkan karena tidak bisa bertindak secara terang-terangan.

 

Yah, lagipula di tempat umum seperti ini Touko-senpai masih menganggap sampah itu pacarnya, sedangkan aku orang luar

 

…Tapi jika sesuatu terjadi padanya, aku akan berusaha untuk melindungi Touko-senpai apapun yang terjadi..

 

* * *

 

Setelah hidangan habis, aku melanjutkan untuk menyajikan makanan penutup. Aku menyiapkan campuran yogurt dan buah kalengan yang sepertinya juga disukai semua orang.

 

Berkat ini, aku bisa berbicara hampir dengan semua gadis di perkumpulan. Meski agak menyebalkan mendengar keluhan Karen, karena sepertinya hanya dia yang bisa mendapatkan perhatian lawan jenis.

 

Setelah barbekyu, kami bermain frisbee dan bola voli dengan santai.

 

Secara logika, frisbee hanya untuk laki-laki. Tapi, seseorang berpikir itu adalah ide untuk memasukkan salah satu gadis dan itu tidak lain adalah Karen.

 

Sejujurnya, aku sudah muak dengan dia bergabung dengan kami. Jadi, aku pikir aku akan bergabung dalam bermain voli dengan gadis-gadis. Karena aku tidak senang membayangkan bermain dengan orang yang tidak setia kepadaku.

 

Setelah beberapa jam, sudah waktunya untuk pulang. Saat aku meletakkan peralatan barbekyuku, Hitomi-san mendekatiku.

 

“Isshiki-kun, mobilmu adalah minivan, kan?”

 

Hitomi-san menanyakan itu padaku dengan suara keras.

 

“Ya, emang kenapa ‘ya?”

 

“Apakah jok belakangnya bisa diratakan sepenuhnya?”

 

“Tentu saja.”

 

Kemudian, Hitomi-san semakin meninggikan suaranya.

 

Dia meninggikan suaranya agar semua orang di sekitar kami dapat mendengarnya.

 

“Bisakah aku dan Touko menumpang pulang dengan naik mobilmu? Tampaknya punggung Touko sedang sakit. Jadi, dia kesulitan untuk duduk.”

 

Aku mengerti. Jadi, begitu ya.

 

Jadi begini, ini adalah rencana Hitomi-san dan Touko-senpai agar dia bisa pergi bersamaku di dalam mobil tanpa menimbulkan kecurigaan.

 

“Baiklah, aku akan bersiap-siap dulu. Kalian bisa masuk ke mobilku dulu.”

 

Setelah mengucapkan kata-kata itu, Kamokura datang ke arah kami dengan tatapan acuh tak acuh.

 

“Hah!? Apa yang kau katakan? Akulah yang akan mengantarkan Touko pulang.”

 

Aku memelototi Kamokura. Aku tidak akan membiarkan dia lolos begitu saja.

 

“Touko-senpai bilang kalau punggungnya sakit. Duduk di kursi malah akan membuat sakit punggungnya semakin parah. Selain itu, dimobilku, kursi belakang bisa sepenuhnya diratakan, sehingga dia dapat pulang ke rumah dengan berbaring. Dengan begitu, beban di punggungnya akan berkurang”

 

“Kalau cuma itu, kursi mobilku juga bisa ditarik kebelakang. Jadi, biar aku saja.”

 

“Itu hanya membuatnya semakin sakit. Itu sebabnya, Hitomi-san bilang kalau mobilku lebih baik, kan?”

 

“Emang lu siapa? Dokter? Nggak usah soklah! Aku pacarnya, aku lebih mengenal dia dibandingkan denganmu.”

 

“Tapi bukan aku yang mengatakannya, Hitomi-san yang memberitahuku tentang itu.”

 

«Kamokura-san, Touko bilang punggungnya sangat sakit. Dia bilang dia tidak tahan membayangkan pulang dengan mobilmu selama berjam-jam. Jadi, aku meminta Isshiki-kun untuk memberinya tumpangan.”

 

Tapi, Kamokura-senpai masih belum mundur.

 

“Jangan khawatur. Aku pacarnya Touko. Aku akan pastikan untuk mengurusnya. Jika dia sangat kesakitan, kami bisa beristirahat dalam perjalanan pulang. Oleh karena itu, akulah yang sebaiknya mengantarnya pulang.”

 

Bajingan ini! Meskipun dia tahu bahwa Touko-senpai sedang sakit. Dan dia masih mencoba membawa Touko-senpai ke suatu tempat!?

 

“Touko bilang kalau orang tuanya menyuruhnya pulang sekarang dan dia juga memiliki beberapa hal yang harus dia lakukan besok. Kalau Touko ikut denganmu dan malah mampir ke tempat lain. Itu hanya membuat rasa sakit Touko semakin parah! Ngerti nggak!?”

 

“Santai saja, kita bisa istirahat dulu dan melanjutkan perjalanan besok pagi.”

 

Hitomi-san semakin marah.

 

“Dasar pria egois! Apa yang akan kau lakukan jika dia harus pergi ke kamar mandi di tengah jalan? Touko tidak bisa berjalan dengan baik. Apa kau pikir kau bisa mengantarnya ke toilet wanita? Touko ingin berbaring dengan nyaman tanpa ada yang mengganggunya.”

 

Kamokura mencoba membalas, tetapi tidak dapat membantah argumen Hitomi-san.

 

Mengingat keadaan mulai panas, Nakazaki-san datang menghampiri kami. Karena dia dan Kamokura sudah saling kenal sejak lama, hanya dia yang bisa menasihati si sampah itu.

 

“Oi, Kamokura, Touko-san bilang punggungnya sakit, kan? Kau harus tenang dan biarkan dia berbaring di mobil Isshiki.”

 

“Tapi!”

 

“Sebagai pacarnya, kau mungkin khawatir, tapi Hitomi-san bilang kalau dia akan ikut juga. Jadi, itu seharusnya tidak masalah, kan?”

 

Meski begitu, si sampah itu terus memelototiku. Tapi, dengan cepat Nakazaki-san mulai angkat bicara lagi.

 

“Kalau kau sangat khawatir dengan Touko-san. Kenapa kau tidak mengikuti di belakang mereka? Dengan begitu, jika sesuatu terjadi, kau bisa berada di sana.”

 

“Tidak, itu tidak perlu. Aku tidak begitu khawatir soal itu.”

 

Kamokura memelototiku lagi untuk terakhir kalinya dan pergi.

 

* * *

 

“Oh. Jadi, begitu ya.”

 

Ishida berkata di dalam mobil saat kami dalam perjalanan pulang. Di dalam mobil kami ada Ishida, Touko-senpai dan Hitomi-san.

 

“Aku tidak menyangka kalau Kamokura-san begitu keras kepala.”

 

Hitomi-san menjawab dengan tawa tercengang.

 

“Tetsuya adalah tipe orang yang tidak akan mundur begitu dia mulai bicara. Dia selalu mencoba memaksakan opininya sendiri.”

 

“Aku juga tidak akan mengalah kali ini.” kataku, berusaha menyembunyikan kekesalanku.

 

“Aku tahu. Itu sebabnya, aku datang ikut campur. Isshiki-kun kamu tadi terlalu terang-terangan saat mencoba melindungi Touko.” kata Hitomi-san, tertawa kecil.

 

Aku tidak menyangka bahwa aku terbawa emosiku.

 

Tapi, apakah memang terlihat seperti itu bagi orang-orang sekitar?

 

Aku harap ini tidak akan menjadi hambatan dalam rencana kami untuk hari-X.

 

Akhirnya, Touko-senpai menyimpulkan.

 

“Hari ini dia sangat agresif dan itu membuatku takut. Tapi, berkat kalian berdua aku merasa aman. Terima kasih.”

 

Hitomi-san menepuk kepala Touko-senpai setelah dia mengatakan  itu.

 

“Jangan khawatir, Touko. Aku tidak akan membiarkan sampah itu mengganggumu lagi!”

 

Setelah itu, Touko-senpai perlahan mendekatkan wajahnya padaku, yang sedang memegang setir di kursi pengemudi.

 

“Terima kasih, Isshiki-kun. Aku senang saat kamu melindungiku tadi.”

 

Dia mengatakan itu ke telingaku dengan suara kecil.

 

Apakah hanya perasaanku saja, ataukah aku memang merasakan adanya kehangatan dalam kata-katanya itu?

 


Kanojo NTR Bahasa Indonesia

Kanojo NTR Bahasa Indonesia

Kanojo ga Senpai ni NTR-reta no de, Senpai no Kanojo wo NTR-masu, Kanojo NTR (LN), 彼女が先輩にNTRれたので、先輩の彼女をNTRます
Score 7.6
Status: Ongoing Tipe: Author: , Artist: , Dirilis: 2021 Native Language: Japanese
“Touko-senpai! Tolong berselingkuh dengan saya! ” "Tenang, Isshiki-kun ... Aku tidak akan puas kecuali kita membuat keduanya yang berselingkuh dengan kita mengalami neraka itu sendiri!" Isshiki Yuu terkejut dengan pacarnya selingkuh, jadi dia memutuskan untuk menipu dia dengan pacar bocah yang mencuri pacarnya, Sakurajima Touko, yang juga merupakan senpai yang dia kagumi. Sebagai bagian dari rencana mereka, Touko mengusulkan untuk memiliki 'pengembalian' terbesar yang mungkin, jadi dia mulai membuat Yuu menjadi pria yang menarik dan populer dengan gadis -gadis!? Pilihan pakaiannya, topik percakapan, dll ... Yuu menemukan dirinya di tengah -tengah peningkatan reputasinya yang gila dengan para gadis; Namun, perasaannya terhadap Touko hanya terus tumbuh. Ketika rencana mereka terus berkembang, hubungan antara mereka berdua tiba -tiba tumbuh intim ... apa 'pengembalian' ini bahwa keduanya yang ditipu akan dilakukan pada Malam Natal?! Apa kesimpulan yang menanti mereka berdua!? Tirai naik pada komedi cinta balas dendam!

Komentar

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset