24 Desember, Malam Natal yang menentukan.
Aku sedang dalam perjalanan bersama Karen ke sebuah restoran kecil tempat pesta Natal akan diadakan.
Tempat itu sepenuhnya sudah dipesan untuk anggota perkumpulan kami. Dan tempatnya juga nggak jauh dari Tokyo Bay Intercontinental.
“Penghargaan untuk pasangan terbaik di pesta itu akan menjadi sangat istimewa tahun ini.” kata Karen dengan nada ceria.
“Begitukah?” kataku, selembut mungkin.
Aku tidak terlalu memikirkannya karena aku sudah tahu apa penghargaan di akhir pesta.
“Aku sangat menantikannya. Kita harus berjuang untuk itu!”
“Ya, kedengarannya bagus.”
Aku sedang memikirkan sesuatu yang lain ketika aku mengatakan itu. Kami beberapa jam lagi melakukan sesuatu yang benar-benar gila.
Mengungkap perselingkuhan si sampah Kamokura san Karena didepan semua orang di perkumpulan?
Yah, lagian aku sudah lama tidak memiliki perasaan apapun terhadapnya. Jadi, aku tidak akan merasa menyesal atau ragu.
Tapi, di sisi lain, ada sesuatu yang membuatku khawatir dan itu adalah Touko-senpai.
Itu seminggu yang lalu, ketika aku berada di rumahnya mencicipi makanannya. Dia sepertinya bingung dengan semua yang akan terjadi.
Ketika aku mengatakan kepadanya bahwa Nakazaki-senpai menghubungiku dan bahwa dia akan bersedia membantu kami, dia hanya berkata, “Begitu.”
Sejak saat itu, aku tidak pernah menghubunginya.
…Aku tidak bisa tidak bertanya-tanya apa yang ingin dia lakukan…
Aku khawatir tentang hal itu. Di kepalaku, ada kemungkinan bahwa dia akan memberi Kamokura kesempatan lagi dan memaafkannya atas semua yang dia lakukan.
Dia pernah bilang padaku, “Jika Karen menyesal, bukankah sebaiknya kamu melanjutkan hubunganmu dengannya?”
Meskipun dia menyangkalnya. Tapi, apakah saat itu dia sebenarnya sedang membicarakan perasaannya sendiri?
“Yuu-kun! Nee, Yuu-kun!”
Karen menarik lenganku.
“Eh? Apa?”
“Ada apa? Dari tadi ngelamun terus. Apa kamu sedang memikirkan sesuatu?”
“Eh, apakah itu terlihat di wajahku?”
“Iya, aku sudah mencoba berbicara denganmu. Tapi, kamu sama sekali tidak menjawabku.”
“Maaf… Jadi, apa yang tadi kita bicarakan?”
“Soal pesta Natal hari ini. Sampai tahun lalu, katanya pesta untuk mereka yang berpacaran dan lajang dipisahkan. Tapi tahun ini, mereka memutuskan untuk mengadakan pesta bersama.”
Benar… Sepertinya tahun sebelumnya, pesta Natal perkumpulan diadakan secara terpisah untuk yang ‘berpasangan’ dan ‘lajang’.
Tapi tahun ini, karena persoalan “pengungkapan perselingkuhan’, untuk menarik temanku dan sekutu Touko-senpai, kami berpendapat, “Bukankah lebih baik mengungkapkannya ke seluruh anggota perkumpulan?”.
“Soal itu ya. Karena ini adalah acara perkumpulan, bukankah lebih baik jika kita semua berkumpul?”
“Tapi, alasan kenapa acara sebelumnya dibuat terpisah ‘kan karena tiga tahun yang lalu ada insiden di mana suatu pasangan mulai bermesraan di depan umum. Lalu, gadis yang naksir pada cowok di pasangan itu mulai menangis. Karen bertanya-tanya kenapa mereka malah membuat acaranya digabung lagi tahun ini.”
“Apakah Karen lebih suka kalau dipisahkan?”
“Yah, Karena tidak peduli dengan itu. Karen tidak peduli entah itu hanya ada pasangan, atau ada yang lajang juga di sana.”
Tapi, Karen terlihat sedikit tidak senang.
Dari apa yang dikatakan para gadis kepadaku, tampaknya Karen tidak disukai oleh gadis-gadis lain, karena dia melekat pada kelompok laki-laki dan mencoba untuk merendahkan para perempuan yang tidak punya pacar dengan mengatakan kalau dia punya pacar.
“Di pesta ini, rahasia biasanya terungkap dan pada banyak kesempatan orang yang masih lajang biasanya menjadi pasangan karena fakta bahwa mereka cenderung mengungkapkan perasaan mereka, bukan begitu?”
Aku tidak ingin melanjutkan percakapan ini dengan Karen. Jadi, aku mencegahnya. Tiba-tiba, Karen berjalan melewatiku. Aku berhenti di jalurku.
“Ada apa?”
“Yuu-kun, apa kamu terbawa suasana dengan semua gadis yang berbicara padamu akhir-akhir ini?”
Karen memelototiku.
“Kenapa kau berbikir begitu?”
“Karena di perkemahan kamu meninggalkanku sendirian dan kamu dengan senang hati berbicara dengan gadis-gadis lain. Sepertinya kamu sangat bersenang-senang.”
“Aku hanya melakukan percakapan normal dengan mereka.”
“Tidak, kamu bersenang-senang dengan mereka dan kamu bahkan mengabaikanku ketika aku meminta perhatianmu.”
…Jadi menurutmu aku mengabaikanmu hanya karena aku tidak memenuhi setiap keinginanmu…? “Ambilkan makanan Karen dulu”, “Ambilkan minuman Karen!” “Karen capek, ambilkan kursi!” Lu pikir lu siapa, hah!? Ngebacot se-enak jidat! Gw bukan budak lu!”
Sebelum aku mengetahui tentang perselingkuhan Karen, kupikir keegoisan semacam ini lucu. Tapi, sekarang itu sangat menjijikkan.
“Maaf. Aku tidak bermaksud membuatmu merasa seperti itu, Karen.”
“Akhir-akhir ini, kamu sepertinya membantu gadis-gadis lain dengan tugas pemrograman mereka di belakangku.”
“Aku tidak menyembunyikan apapun darimu. Aku sudah memberitahumu itu.”
Mata Karen menyipit saat dia menatapku.
“Selain itu, Yuu-kun, apakah terjadi sesuatu di antara Yuu-kun dan Touko-senpai?”
Ketika aku mendengar itu, aku mencoba yang terbaik untuk tidak membiarkan ekspresi wajahku berubah.
Aku jarang berbicara dengan Touko-senpai di kampus dan aku tidak pernah menyebut namanya di depan Karen…
… Seharusnya dia tidak mencurigaiku, kan?
“Kenapa kau bertanya tentang dia? Sama sekali tidak ada yang terjadi di antara aku dan dia.”
Jawabku, berusaha untuk tetap tenang.
“Benarkah? Tapi, Touko-senpai belakangan ini melihat ke arah Yuu-kun terus. Itu tidak pernah terjadi sebelumnya.”
…Touko-senpai menatapku…? Aku tidak pernah memperhatikannya sebelumnya.
Sejak awal, memangnya ada ya yang sadar pada hal samar seperti ‘tatapan orang lain’?
“Aku dan dia tidak memiliki hubungan apapun. Kau terlalu khawatir, Karen. Touko-senpai benar-benar jatuh cinta pada Kamokura-senpai dan dia sama sekali tidak tertarik padaku.”
Karen kemudian berbalik dan kembali berjalan.
“Kalau kamu berkata begitu, maka yaudah. Tapi, Karen ingin memberitahu Yuu-kun satu hal.”
“Apa itu?”
“Karen membenci Touko-senpai. Jadi, Yuu-kun tidak boleh berbicara dengannya dalam keadaan apapun.”
….. Oh, begitu? Gw sih bodo amat.
* * *
Kami memasuki restoran tempat acara akan berlangsung.
Acara akan dimulai pukul 6 sore. Tapi, aku tiba di lokasi satu jam lebih awal untuk membantu menyiapkan makanan.
Untuk alasan yang jelas kami tidak bisa menggunakan peralatan makan restoran. Jadi, semua orang membawa sendiri dari rumah. Makanannya bergaya prasmanan. Jadi, aku berdiri di belakang beberapa meja yang telah kami kumpulkan untuk meletakkan semua makanan yang kami bawa dari rumah dan kami mulai melayani para tamu.
Tiba-tiba, aku melihat Hitomi-san berdiri di sampingku.
Dia memberi isyarat agar aku melihat sekilas tempat tertentu di toko.
Karen sedang berbicara dengan pria lain di kejauhan. Dia begitu sibuk berbicara sehingga dia tidak berbuat banyak untuk membantu.
“Ingat bahwa waktu yang tepat adalah di akhir pesta.”
Hitomi-san bergumam.
“Ya, aku tahu. Itu akan terjadi ketika mereka memilih pasangan terbaik.”
Saat aku mengatakan ini, Hitomi-san mengangguk.
“Saat Touko memanggilmu, majulah ke sana…”
“Oke.” jawabku singkat.
“Teman-teman, terima kasih banyak sudah datang ke acara ini! Ini adalah acara terakhir tahun ini. Jadi, mari kita habiskan waktu ini bersama-sama dan bersenang-senanglah.”
Hitomi-san berkata dengan mikrofon di tangan. Pesta telah dimulai, semua orang di tempat itu tertawa dan mendentingkan gelas satu sama lain.
Pesta Natal dipimpin oleh Hitomi.
Meskipun dia baru bergabung dengan perkumpulan di pertengahan tahun keduanya di musim gugur, Hitomi-san telah menjadi salah satu tokoh sentral dalam perkumpulan berkat keceriaan alami, sikap positif dan kepribadiannya yang bersahabat.
Di sampingnya, mengawasi seluruh tempat, adalah ketua perkumpulan, Nakazaki-san, mengawasi sang pembawa acara, dengan tatapan yang terlihat sangat waspada.
Tapi, mengingat apa yang akan terjadi ke depannya, wajar bagi seorang ketua untuk khawatir.
Di antara semua pasangan di tempat itu, yang paling menonjol adalah Kamokura dan Touko-senpai.
Kamokura mengenakan jaket kulit, celana jenans siim dan T-shirt putih lengan panjang.
Di siisi lain, Touko-senpai mengenakan sweter mohair putih tipis, ikat pinggang dengan pita besar di bagian belakang, dan rok lipit biru laut sampai ke lutut. Di atas sweater-nya, dia mengenakan bolero warna krem.
Ini adalah pakaian yang dengan indah menunjukkan bentuk tubuh Touko-senpai yang bagus.
Dan banyak mahasiswa laki-laki yang berbicara dengannya.
Touko-senpai tersenyum pada mereka semua.
Melihat Touko-senpai seperti itu, Kamokura meletakkan tangannya di bahu Touko-senpai dan merangkulnya seolah-olah untuk menekankan kalau Touko-senpai adalah pacarnya.
….. Nikmatilah selagi bisa, bajingan!
“Nee, Yuu-kun. Dari tadi kamu lihat apa?”
Kata Karen, yang telah memposisikan dirinya di sebelahku.
“Tidak. Aku tidak melihat apa-apa.”
“Kamu menatap Touko-senpai, kan?”
Aku memutuskan untuk tidak menjawab sama sekali.
“Touko-senpai itu… Selalu ingin menarik perhatian setiap pria.”
“Touko-senpai itu?”
…. Woi, ngaca lu jalang. Nggak sadar diri apa!?
“Benar sekali. Pria mungkin tidak paham. Tapi begini, dia memasang wajah yang seperti mengatakan kalau dia tidak tertarik pada pria, namun dia dengan santainya mengenakan pakaian yang menonjolkan dada dan sebagainya, dia pun sadar akan tatapan para pria. Dia juga berusaha menarik perhatian pria dengan perilakunya yang dingin dan sok anggun itu. Sungguh menjengkelkan!”
Karen mengungkapkan permusuhannya terhadap Touko-senpai lebih dari biasanya. Dan aku punya firasat mengapa dia melakukannya.
Di akhir pesta adalah saat penyerahan penghargaan untuk pasangan terbaik. Dan lebih dari jelas bahwa penghargaan tersebut akan dimenangkan oleh Touko-senpai dan Kamokura.
Cewek ini pasti tidak menyukai hal itu.
Karen kemudian meraih lengan kiriku dengan erat.
“Ayo pergi, Yuu-kun. Aku tidak akan kalah dari mereka!”
Aku bisa melihat api menyala terang di mata Karen.
* * *
Di semua tempat, kelompok pria dan wanita mengobrol dengan gembira satu sama lain. Ada banyak tawa dan sorakan. Semua orang tampak menikmati musik. Dan di tengah semua kebisingan, bel berbunyi, itu adalah sinyal bagi orang-orang yang hadir untuk mengungkapkan rahasia mereka kepada semua orang.
Di depan ruangan, para pengakuan menerima mikrofon dari pembawa acara, Hitomi-san.
Pengungkapan rahasia mereka biasanya lebih seperti lelucon untuk menghidupkan pesta.
‘Terakhir kali aku ngompol kelas tiga sd!’
‘Aku mengalami masalah dengan seorang anak laki-laki yang telah melecehkanku di media sosial memintaku untuk berkencan dengannya!’
‘Aku digoda oleh anak SMA di pantai selama liburan musim panas dan aku memalsukan usiaku untuk berkencan dengannya!’
Dan itu saja. Dan juga, untuk kesempatan ini ada dua pengakuan cinta. Yang satu menjadi hit dan yang lainnya meleset.
Makanan di tempat itu hampir habis. Bahkan makanan yang dibawakan Touko-senpai sangat populer dan diterima dengan baik oleh semua orang.
Sebagai penguji rasa ketika dia memasak denganku, aku bisa membuktikan Touko-senpai sudah berusaha keras untuk membuat hidangan yang enak yang bisa dinikmati semua orang di perumpulan.
Saat aku pergi untuk mengambil iga terakhir yang disiapkan Touko-senpai, Ishida sudah ada di sana.
“Sudah hampir waktunya.”
Ishida berbicara kepadaku dengan suara rendah.
“Ya. Dalam beberapa menit, pemungutan suara untuk pasangan terbaik akan dimulai.”
“Sejauh ini, semuanya berjalan sesuai rencana… Masalahnya adalah apa yang terjadi setelahnya, kan?”
“Ya.”
Ishida terdiam sejenak lalu mendekatkan mulutnya ke telingaku.
“(Btw, bagaimana dengan ‘itu’ yang kita bicarakan tadi?)”
“(Itu?)”
Awalnya aku tidak mengerti apa yang Ishida katakan.
“(Ya, hal yang kita bicarakan tadi. Touko-senpai berencana berselingkuh setelah mengungkap perselingkuhan Kamokura dan meninggalkannya, kan?)”
“(Tidak, sudah kubilang itu hanya imajinasiku. Selain itu, Touko-senpai tidak punya alasan untuk melakukan itu.)”
“(Tapi, bukankah kau yang pertama kali menyarankannya?)”
“(Itu benar… Tapi, kau juga cepat menyangkal fakta itu.)”
“(Dan bukankah itu cara paling adil baginya untuk bersikap setelah perselingkuhan ini?)”
Setelah kata-kata itu aku terdiam. Dia benar tentang itu, tapi tetap saja….
Ishida terus berbicara.
“(Sebenarnya, aku ingin tahu tentang sesuatu. Hadiahnya untuk pasangan terbaik, bukankah itu tiket akomodasi untuk hotel terdekat di sini?)”
“(Huh?)”
Tanpa pikir panjang, aku menatap Ishida.
Itu benar… Aku benar-benar melupakannya. Hitomi-san sudah memberi tahu Kamokura tentang hal itu dan dia berkata bahwa dia sangat menantikan untuk menghabiskan malam ini Touko-senpai… Namun, rencana itu akan gagal.
* * *
Pesta akan segera berakhir.
Akhirnya, setiap pasangan akan mempromosikan diri agar orang-orang mau memilih mereka. Masing-masing dari pasangan itu memberikan pidato singkat mereka.
Mengejutkannya, “Ishida dan Hitomi-san” muncul sebagai pasangan di sini. Terlebih lagi, Hitomi-san memberikan pidato dengan percaya diri.
“Yah, mungkin sementara ini aku berpasangan dengan Ishida-kun. Tapi, sebenarnya aku masih jomblo. Jadi, aku menunggu yang baik untuk mendekatiku. Mohon bantuannya, terima kasih!”
Dia membuat penonton bersemangat dengan mengatakan. Yah, tidak apa-apa, karena pasangan di pesta ini belum tentu saling jatuh cinta. Dan kemudian giliran kami.
Ini adalah pidato satu kata. Jadi, Karen yang akan berbicara.
“Haii~!! Semua orang senang hari ini, kan? Jika kalian punya pacar, kalian senang, dan jika kalian tidak punya pacar, kalian senang karena ada teman-teman kalian di sini! Tapi setidaknya untuk Natal, kita ingin mengalami sesuatu yang tidak terduga, kan? Jadi, mari kita ucapkan selamat kepada para pasangan hari ini! Dan jika kalian dapat memilih Karen dan pasangan, itu bagus banget! Jadi itu saja, mohon bantuannya, semuanya!”
Pidato Karen diterima dengan baik oleh beberapa pria, tetapi sebagian besar gadis memandangnya dengan jijik.
Aku melihat semua orang di tempat itu dari belakang Karen. Pada tingkat ini, beberapa pria, tetapi sebagian besar wanita, tidak akan merasa kasihan pada Karen. Sebagai mantan pacarnya, mau tak mau aku merasa sedikit tidak enak tentang hal itu. Tapi tetap saja, dia membawanya pada dirinya sendiri.
Yang terakhir adalah pasangan terkenal, Kamokura dan Touko-senpai.
Saat Kamokura melangkah di depan mikrofon, beberapa gadis meneriakkan namanya.
Memang, dia tinggi dan keren, berdiri di depan mikrofon di bawah lampu, Kamokura terlihat seperti idol atau aktor.
“Selamat Natal, sangat menyenangkan melihat sebagian besar anggota perkumpulan di sini hari ini! Malam ini akan menjadi terakhir kalinya kita bertemu untuk sementara waktu dan senang bisa berbagi dengan kalian malam ini. Aku tidak punya apa-apa lagi untuk dikatakan kecuali memilihku. Dan ingat, hanya ada dua tipe pasangan malam ini. Touko dan aku… Dan sisanya.”
…. Dasar bajingan!
Jika bukan karena aku berada di restoran, aku akan muntah sekarang setelah mendengar itu. Tapi, tidak masalah jika penonton bersemangat. Sudah jelas siapa yang akan menang.
Sementara itu, Karen menatap lurus ke depan dengan pipi cemburut karena frustrasi. Dia terus menatap Touko-senpai.
Apa yang kau pikirkan, Touko-senpai?
Dia mengatupkan kedua tangannya di depan pinggulnya dan menatap ke tanah…
Jangan bilang dia berpura-pura… Kecemasan itu semakin kuat dan kuat di pikiranku.
Pemungutan suara untuk pasangan terbaik telah usai. Setiap orang diberikan surat suara di pintu masuk untuk mengisi dari tempat pertama hingga ketiga untuk pasangan yang mereka anggap sebagai “Pasangan terbaik”.
“Oke, penghitungannya sekarang selesai.”
Hitomi-san mengambil mikrofon lagi.
“Aku akan mengumumkan tempat keempat dan kelima. Kalau nama kalian dipanggil, silahkan maju kedepan.”
“Tempat kelima?”
Orang-orang yang hadir mulai mengajukan pertanyaan seperti itu.
“Tempat kelima ditempati oleh Yu Isshiki dan Karen Mitsumoto!”
Aku dan Karen di tempat kelima?
Mengingat ketidakpopuleran Karen di antara para gadis, aku terkejut kami berhasil mencapai tempat kelima. Tetapi ada dua belas pasangan secara total. Jadi, mungkin untuk memasukkan setengah dari mereka.
“Isshiki-kun akhir-akhir ini populer di kalangan perempuan. Hal itu tampaknya berpengaruh pada perolehan suara. Hadiahnya adalah boneka teddy bear!”
Hitomi-san berkata dan menyerahkan boneka beruang itu kepada kami.
Karen menerimanya, meskipun ekspresi wajahnya benar-benar tidak bahagia.
Setelah menerima hadiah kami, kami ditempatkan berjajar di sebelah kanan depan.
Tempat keempat jatuh ke dua mahasiswa/i tahun kedua. Hadiahnya adalah sepasang mug dari merek yang sangat terkenal.
Setelah itu, pidato Hitomi-san terus berlanjut.
“Oke, sekarang tempat ketiga jatuh ke… Wow, ini kejutan besar! Aku tidak percaya apa yang kulihat!”
Hitomi-san mengangkat catatan yang diserahkan kepadanya oleh petugas penghitungan.
“shida-kun dan aku!”
Semua orang di tempat itu menjadi bersemangat.
“Ishida-kun, ke sinilah. Hadiahnya adalah kartu undian senilai 3.000 yen.”
Ishida mendekat dengan senyum malu-malu di wajahnya.
“Setengah dari ini milikku. Jadi, jangan ambil semuanya sendiri.”
Hitomi-san berkata sambil menyerahkan hadiahnya.
Penonton kembali tertawa.
Tempat kedua diraih oleh mahasiswa tahun ketiga, yang memiliki reputasi sebagai yang paling pendiam di perkumpulan. Dan aku berani mengatakan mereka mungkin sudah terpilih sebagai pasangan terbaik.
“Dan tempat pertama jatuh ke…”
Hitomi-san berhenti.
“Tetsuya Kamokura dan Touko Sakurajima!”
Ada gumaman pengunduran diri dan kekaguman setelah pengumuman itu.
“Hadiah pertama adalah menginap semalam di Tokyo Bay International Hotel, dengan pemandangan Teluk Tokyo yang indah!”
Terdengar gumaman di lobi saat Hitomi-san mengangkat amplop berisi tiket akomodasi.
‘Eh, itu artinya…’
‘Apakah itu berarti mereka berdua berencana pergi ke hotel?’
‘Ugh, sialan!’
‘Apakah mereka akan melakukan seks malam ini?’
‘Tidak, Touko-senpaiku yang berharga…’
“Bajingan!”
‘Ahh, aku iri sekali!’
‘Aku juga ingin menghabiskan malam Natal di hotel bersama pria tampan.’
Aku bisa mendengar banyak gerutuan di keramaian.
Kamokura melangkah maju sambil tersenyum “kemenangan»” dan mengulurkan tangan untuk menerima amplop yang dipegang oleh Hitomi-san di tangannya.
Namun, Hitomi-san menolak memberikannya, menggeser amplop di tangannya yang lain.
“Btw, Kamokura-senpai, bisakah kau memberitahu kami semua bagaimana kau akan menggunakan voucher menginap hotel ini?”
Kamokura tampak sedikit bingung. Tapi, menjawab dengan senyum masam.
“Yah, aku berencana untuk menghabiskan malam bersama Touko.”
Hitomi-san kemudian menutup matanya, mengangkat jari telunjuknya dan melambaikannya dari sisi ke sisi.
“Ck ck! Itu tidak baik, Kamokura-san. Kau tidak bertindak dengan cara yang paling tepat. Ini hari Natal. Aku tidak akan membiarkanmu menyeretnya ke hotel untuk melakukan apa pun yang kau inginkan. Pria macam apa yang menyeret pacarnya ke hotel saat Malam Natal? Itu tidak terlihat keren di hadapan Kouhai-mu, kan?”
“Apa yang kau ingin aku lakukan?”
“Serahkan kedua voucher itu pada Touko. Ini akan menjadi malam yang spesial bagi kalian berdua, bagaiamana kalau kau membiarkan dia mengambil inisiatif?”
Kamokura menatap Hitomi-san untuk sementara waktu.
“Yah, apapun itu tetap tidak akan berubah. Baiklah, aku akan memberikannya pada Touko.”
Dia mundur selangkah. Dan sebaliknya, Touko-senpai berdiri di depan Hitomi-san.
“Nah, Kamokura-san, itu baru pria!”
Hitomi-san berkata sambil tersenyum, lalu menyerahkan kedua tiket akomodasi kepada Touko-senpai.
Semua orang di tempat itu mulai bertepuk tangan dengan bingung.
“Ngomong-ngomong, Touko, bukankah ada sesuatu yang harus kamu katakan di depan semua orang?’
Setelah itu, dia menyerahkan mikrofon ke tangannya. Semua orang cemas tentang apa yang akan dikatakan Touko-senpai, dia berdiri dengan kepala tertunduk untuk sementara waktu, seolah-olah dia sedang memikirkan sesuatu. Tapi, dia mengangkatnya lagi dengan tatapan penuh tekad.
“Ada sesuatu yang ingin kukatakan.”
Lalu dia menatapku.
“Isshiki-kun. Kemarilah.”
Untuk sesaat, waktu seolah berhenti. Ketika aku melihat Karen, dia memiliki ekspresi “Kenapa?” di wajahnya.
“K-Kenapa Yuu-kun?”
Aku mengabaikan kata-kata Karen, dan berjalan menuju Touko-senpai. Dan kemudian aku berdiri di sampingnya di depan semua orang.
Touko-senpai membuka mulutnya lagi.
“Aku, Sakurajima Touko, dengan ini menyatakan bahwa mulai saat ini, akan mengakhiri hubunganku dengan Tetsuya Kamokura!”
Ada keheningan sesaat di ruangan itu. Aku melihat ke samping dan melihat bahwa bahkan mata Kamokura melebar dan tercengang. Sementara itu, Touko-senpai menyerahkan mikrofon kepadaku.
Segera setelah aku mengambilnya, aku menarik napas dalam-dalam dan berkata:
“Aku, Isshiki Yu, juga dengan ini menyatakan bahwa mulai saat ini, akan mengakhiri dan memutuskan hubunganku dengan Karen Mitsumoto!”
Mendengar kata-kataku, ruangan yang sunyi itu mulai berdengung.
‘Tunggu sebentar, ada apa?’
“Ada apa dengan mereka berdua?’
‘Kenapa mereka mengumumkan ini?’
Pertanyaan seperti itu diulang-ulang di antara kerumunan, yang Kamokura ambil langkah pertamanya.
“Hei Touko, apa yang kau bicarakan?”
Dia mengatakan itu saat dia mendekati Touko-senpai.
“Menjauh dariku!”
Kata-kata tegas Touko-senpai membuat Kamokura berhenti di tempat.
“Tetsuya, apa kau tahu apa yang telah kau lakukan?”
“Eh? Melakukan apa?”
“Apa kau benar-benar ingin Touko-senpai mengatakannya di depan semua orang Kamokura?” kataku dengan sangat serius.
“Apa yang kau bicarakan?”
“Yah, karena kau tidak ingin mengatakannya, maka aku yang akan mengatakannya. Kamokura-senpai diam-diam berselingkuh dengan Karen Matsumoto.”
Gumaman di ruangan itu mulai semakin keras. Sementara Kamokura berdiri benar-benar beku.
Tapi, kemudian jeritan histeris terdengar dari arah lain tempat itu.
“Itu tidak benar! Kamu bohong, kamu bohong! Aku tidak melakukan itu!”
Aku mengalihkan pandanganku ke sumber suara. Itu adalah Karen Mitsumoto, yang mati-matian berusaha menyangkal fakta.
“Aku tidak selingkuh darimu, Yuu-kun! Percayalah, aku bersumpah!”
Melihatnya berteriak putus asa, suaranya bergetar, akan membuat siapa pun di tempat ini percaya padanya.
“Kaulah yang berbohong, Karen! Aku punya bukti!”
“Bukti?”
“Apa kau ingat hari kedua hingga terakhir bulan Oktober? Itu adalah hari ulang tahunmu. Kau bersamaku di siang hari, bukan? Tapi, di malam hari… Di mana kau dan dengan siapa?”
Untuk sesaat mata Karen mengembara.
“A-Aku… aku tidak ingat…”
“Kalau begitu biarkan aku menyegarkan ingatanmu. Kau berada di apartemen Kamokura malam itu. Untuk lebih spesifik, sepanjang malam. Dan aku tahu, karena aku hadir hari itu bersama Touko-senpai.”
Sebuah teriakan tersaring dari lingkungan sekitar. Dan beberapa gadis memandang Karen dengan jijik.
“Tidak! Itu tidak benar!”
Karen mengalihkan pandangannya ke arah Touko-senpai dengan penuh kebencian.
“Yuu-kun, kamu ditipu oleh wanita itu! Sudah Karen duga. Wanita itu sudah lama mengincar Yuu-kun!!”
Kemarahanku berlipat ganda saat mendengarnya.
“Kaulah yang menipuku, Karen! Jangan berpura-pura untuk mengalihkan masalah ketika aku susdah melihat semuanya dengan mata kepalaku sendiri! Malam itu kau masuk dengan Kamokura di apartemennya. Aku bahkan punya buktinya!”
Tapi, Karen tidak terpengaruh.
“Tidak ada yang terjadi di antara kita! A-Aku hanya minum teh dengannya!”
“Hah!? Mana ada minum teh sampai larut malam! Kau bahkan sampai melewatkan jadwal kereta terakhir!”
Untuk pertama kalinya, Karen, yang telah bertindak begitu meyakinkan, menjadi kesal.
“Bukan seperti itu! Aku mabuk, itu bukan salahku…! Aku terlambat menyadarinya! Aku bukan orang jahat! Itu bukan salahku!!”
Tepat ketika kupikir semuanya menjadi lebih buruk. Kamokura berteriak.
“Oi, ngebacotin apa lu!!?”
Tapi aku mengabaikan Kamokura.
“Diam kau, sampah! Aku punya bukti lain, seperti chatingan yang kau lakukan dengan sampah itu.”
Smartphoneku menunjukkan foto di mana percakapan antara Kamokura dan Karen berlangsung. Sikapnya tiba-tiba berubah begitu dia melihatnya.
Para gadis, yang juga menonton, mulai menuduh Karen secara lisan.
‘Itu…’
‘Tidak diragaukan lagi..’
‘Dia benar-benar berselingkuh dengan Kamokura-senpai.’
‘Dasar wanita murahan, berani-beraninya kau menyelingkuhi Isshiki-kun. Padahal dia orang yang baik. Dasar tidak tahu malu.’
‘Sekarang semuanya masuk akal.’
‘Tidak kusangka dia wanita seperti itu.’
‘Menjijikan sekali.’
Setelah mendengar semua yang dikatakan gadis-gadis itu, ekspresi wajah Karen berubah dan berteriak dengan nada yang berbeda dari sebelumnya.
“Apa yang kau lakukan melihat barang orang lain tanpa izin mereka? Sulit dipercaya! Apa yang kau lakukan bahkan lebih menjijikkan! Kau penguntit, kau menjijikkan …. Mati mati!”
Karen telah melepas topengnya dan berusaha bersembunyi di balik topeng sebagai korban yang malang. Dia ternyata tidak lebih dari monster.
“Benar… Kau mungkin juga berselingkuh dengan Touko! Aku tahu semua tentang itu! Itu sebabnya, kau melakukan ini, untuk menyingkirkanku!”
Apa yang dikatakan Karen tidak masuk akal.
“Itu tidak benar!”
Hitomi-san menyela setelah tuduhan seperti itu.
“Touko hanya bertemu dengan Isshiki-kun untuk mendapatkan bukti perselingkuhanmu dengan Kamokura-san..”
“Dia benar. Yuu memberitahuku soal itu ketika dia mengetahui tentang perselingkuhanmu. Setelah itu, dia hanya bertemu dengan Touko-senpai untuk memberitahunya tentang apa yang sedang terjadi. Tidak ada kontak di antara mereka dalam bentuk apa pun, mereka hanya bekerja sama untuk mencari kebenaran.”
Ishida juga datang untuk membelaku.
“Karen, tidak ada gunanya berbohong lagi.”
Mina-san yang berbicara dengannya.
“Benar. Sudah jelas kau mengkhianati Isshiki! Dan bukannya meminta maaf, kau malah bertindak sebagai korban! Dasar menjijikan.”
Orang yang mengikutinya adalah Ayaka-san. Dan kemudian efeknya mendominasi, saat gadis-gadis lain mulai meneriakinya.
Tapi, Karen juga memelototi mereka dengan kebencian dan meneriaki mereka.
“Omong kosong! Bajingan kalian semua! Kalianlah yang menjijikkan! Aku yakin orang-orang seperti kalian itu penggoda handal! Dasar menjijikkan! Aku tidak tahan lagi bersama orang-orang bodoh ini! Mati!”
Setelah mengatakan itu, Karen mengumpulkan semua barangnya dan dengan penuh semangat berjalan keluar dari restoran. Pada akhirnya, ternyata persis seperti yang kupikirkan. Dia tidak merasa menyesal dan tidak meminta maaf.
Aku merasa sulit untuk percaya bahwa wanita itu adalah pacarku. Aku terlalu bodoh untuk jatuh cinta padanya.
Sampai sekarang, Touko-senpai, yang diam-diam memperhatikan apa yang sedang terjadi, membuka mulutnya.
“Kurasa kau tahu apa yang terjadi sekarang, Tetsuya.”
Dia berkata dengan tenang.
“Aku ulangi lagi apa yang kukatakan sebelumnya. Hubunganmu dan aku sudah berakhir. Aku tidak punya perasaan apapun padamu. Bagiku, kau itu orang asing. Sampah masyarakat.”
Ketika Touko-senpai mengucapkan kata-kata ini, seluruh ruangan menjadi sunyi.
Tidak ada yang membuka mulut mereka. Ada keheningan yang membuatnya sulit bernapas. Tapi kemudian, aku mendengar tawa kering… Ternyata itu dari Kamokura.
“Apa yang kau katakan, Touko? Apa kau serius mau putus denganku? Apakah ini semacam lelucon?”
Kamokura melakukan pose teatrikal sambil menyesuaikan poninya dengan tangan kanannya. Tapi, Touko-senpai tidak melakukan apa-apa selain menggelengkan kepalanya dengan sedih.
“Aku tidak bercanda. Aku serius. Aku muak denganmu.”
“Hei, hei, Touko, Tenanglah. Apa menurutmu akan ada pria lain sepertiku yang cukup baik untukmu? Kau akan menyesal kalau kau meninggalkanku.”
Tapi Touko-senpai hanya menatapnya dengan mata dingin, sementara Kamokura membuat senyum di wajahnya.
“Apakah alasan untuk semua ini adalah aku berselingkuh dengan Karen? Kalau iya, aku minta maaf. Tapi aku tidak mengerti, apa masalahnya pria tampan sepertiku mengencani banyak wanita. Ini bukan masalah besar, kau tahu?”
Di mata dingin Touko-senpai, ada kilatan emosi.
…. Apakah itu kemarahan atau kesedihan?
“Itu bukan masalah? Ya, Tetsuya, itu seharusnya tidak menjadi masalah bagimu. Tapi, apa kau pernah berpikir tentang bagaimana itu akan terjadi pada Isshiki-kun atau aku? Kerusakan yang kalian lakukan pada kami dan betapa sedihnya kami. Dan, kau masih berpikir apa yang kau lakukan adalah sesuatu yang normal.”
Mata Kamokura melesat ke depan dan ke belakang. Tapi dia segera membuat senyum pahit.
“Ayolah, Touko. Jangan terbawa emosimu. Apa yang kulakukan dengan Karen hanyalah hobi, itu tidak berarti bagiku.”
“Diam, brengsek! Kau pikir kau bisa membodohiku dengan kata-kata kotormu itu!?”
Nada bicara Touko-senpai menjadi lebih kasar.
“Kau tidak mengerti perasaan orang lain, kan, Tetsuya? Kau tidak ingin memikirkannya dan itulah mengapa sangat mudah bagimu untuk melakukan tindakan seperti itu. Bodohnya aku memilih sampah sepertimu.”
Senyum yang muncul di wajah Kamokura menghilang, sementara Touko-senpai mundur selangkah.
“Dengar, Touko. Hanya dirimu satu-satunya orang yang kuinginkan. Aku serius. Jadi, tenanglah, oke?”
“Menjijikkan. Aku sudah muak dengan ocehanmu itu. Aku sudah tidak punya perasaan apapun padamu!”
Wajah Kamokura berkerut. Ini adalah pertama kalinya dia melihat sesuatu seperti itu.
“Tidak, kau salah. Kau milikku dan aku tidak akan membiarkanmu meninggalkanku seperti ini.”
Kamokura mencoba mendekati Touko-senpai. Tapi sebelum dia bisa melangkah maju, aku melangkah di antara dia dan Touko-senpai.
“Apa-apaan kau itu!? Minggir dari sana, brengsek!”
“Aku tidak akan membiarkanmu mendekati Touko-senpai lebih dari ini! Pergilah!”
“Oh, itu benar. Ini semua karena ulahmu ‘kan brengsek!? Kaulah yang menipu Touko!”
Seketika, tinju kanan Kamokura mengenai pipi kiriku.
Aku terhuyung sejenak. Tapi, kemudian aku memegang tubuh Kamokura dan mencoba menghentikannya untuk memukulku lagi.
Namun, Nakazaki-san meraih Kamokura dari belakang.
“Hentikan, Kamokura!”
“Nakazaki, apa kau akan memihaknya juga!?”
Nakazaki-san dengan cepat mencoba menjauhkan Kamokura dariku. Tapi itu agak mustahil karena posisinya.
Kamokura berteriak pada Touko-senpai dengan ekspresi gigi terkatup.
“Touko! Kau ditipu oleh bajingan ini!”
Tapi, dia dengan sedih menggelengkan kepalanya lagi sebagai tanggapan.
“Kau menggunakan frasa yang sama dengan Karen-san. Jangan katakan apapun yang membuatmu terlihat lebih buruk dari yang sudah kau lakukan, Tetsuya.”
“Kau ingin putus denganku dan berkencan dengan si brengsek ini? Dia bahkan tidak cukup baik untukmu!”
Pada saat itu, kupikir aku melihat mata Touko-senpai bersinar terang dalam pandanganku. Sementara itu, Kamokura melanjutkan ocehannya.
“Aku satu-satunya yang bisa bersamamu! Gadis sepertimu hanya bisa bersama pria sepertiku! Bukan si brengsek ini!”
Kali ini, mata Touko-senpai menjadi lebih dingin.
“Bahkan Karen memberitahuku bahwa Isshiki membosankan, tidak menarik sebagai seorang pria dan terlalu tidak berpengalaman dalam banyak hal. Siapa juga yang mau dengan pria seperti dia!?”
“Diamlah!”
Touko-senpai berteriak. Dia belum pernah mendengar Touko-senpai berteriak seperti ini sebelumnya.
Itu mungkin pertama kalinya Kamokura melihat Touko-senpai dalam keadaan seperti itu. Semua orang terkejut.
Sepertinya waktu telah membeku di restoran. Touko-senpai mendekatiku dan meraih lenganku, membuatku menjauh dari Kamokura. Dia memelukku erat-erat di dadanya dan berkata dengan jelas, tetapi dengan suara gemetar.
“Aku akan menghabiskan malam ini bersamamu… Isshiki-kun…”
Setelah kata-kata itu, ruangan menjadi lebih sunyi. Dan komentar itu adalah… kata yang sulit dipercaya, bahkan bagiku. Aku tidak percaya dengan apa yang aku dengar.
Aku menatapnya, seluruh tubuhku kaku. Kamokura, yang telah mendengar kata-kata Touko-senpai seolah-olah kagum, nyaris tidak bergerak.
“Mustahil… itu bohong… iyakan?”
“Aku serius. Ini keputusanku.”
Touko-senpai menjadi tegas.
“Jadi kau… Kau ingin putus denganku untuk bersama orang seperti dia?”
“Ya. Tidak sepertimu, dia seseorang yang baik dan tulus. Dia tidak berbohong padaku sepertimu.”
Touko-senpai menyatakan dengan suara rendah, benar-benar alami. Ini membuat Kamokura menatapku dengan kebencian saat dia berteriak tanpa daya.
“Kau, pria sepertimu tidak layak untuk Touko!”
“Hah!? Apa yang kau bicarakan bajingan? Sampah sepertimulah yang tidal layak untuk Touko-senpai!”
“Berisik! Tiket itu diberikan padaku dan Touko. Aku tidak akan membiarkan dia pergi dengan pria lain!”
“Itu tidak benar, Kamokura-san!”
Hitomi-san menyela.
“Kaulah yang menyerahkan tiket itu ke Touko. Jadi, dia akan memutuskan apa yang akan dia lakukan dengan tiket itu.”
“Tidak, aku tidak akan menerimanya! Dia milikku!”
Setelah itu, Kamokura mencoba melepaskan Nakazaki-san. Namun, yang terakhir tidak akan melepaskannya.
“Hentikan, Kamokura! Kau sudah dicampakkan. Touko-san sudah tidak memiliki perasaan apapun padamu. Menyerahlah!”
Pada saat yang sama, orang-orang yang hadir mulai mencemoohnya secara bersamaan.
‘Benar, menjauhlah dari Touko-san!’
‘Rasakan itu!’
‘Ini semua salahmu sendiri, Kamokura-san!’
‘Dasar menjijikkan sekali!’
‘Kau mendapatkan apa yang pantas kau dapatkan!’
‘Ya! Kau juga pernah bersama wanita lain!’
‘Kau yang terburuk, Kamokura!’
‘Kenapa kau selingkuh dengan Karen?’
‘Kau bahkan mengajakku kencan juga, mengatakan kau tidak punya perasaan untuk Touko-san!’
‘Dia melakukan hal yang sama padaku! Apakah itu berarti aku berada di posisi yang sama dengan Karen?’
‘Aku benar-benar kecewa.’
‘Kau menjijikan!’
Sebuah teriakan kebencian dari para gadis dan laki-laki di arahkan kepada sampah itu.
Mendengar suara-suara itu, Kamokura jatuh ke bawah seolah putus asa.
“T-Touko..”
Dia bergumam lemah.
“Ayo kita pergi dari sini, Isshiki-kun.”
Dia menarik lenganku dan kami menuju pintu keluar. Kami berdua berjalan melewati kerumunan.
“Touko!” teriak Kamokura.
Tapi, Touko-senpai bahkan tidak melihat ke belakang lagi. Di dekat pintu keluar, dia mengambil barang-barangnya dan aku melakukan hal yang sama. Ketika kami mencapai pintu keluar, dia meraih lenganku dengan erat dan, tanpa melihat ke belakang, berkata;
“Tetsuya. Seharusnya kau lebih jujur padaku. Cepat atau lambat kebohongan akan terbongkar.”
Setelah dia mengatakan itu, kami berdua berjalan keluar dari restoran.