DOWNLOAD NOVEL PDF BAHASA INDONESIA HANYA DI Novel Batch

Kanojo NTR Volume 1 Chapter 7 Bahasa Indonesia

Dua orang yang saling mengakali

Keesokan harinya, Senin.

 

Berbeda dengan tempo hari, saat ini Touko-senpai dan aku sekarang berada di sebuah kafe di Ochanomizu.

 

Tentu saja, itu untuk mendiskusikan rencana kita untuk kedepannya. Karena festival kampus sudah dekat, pelajaran kami juga selesai lebih awal.

 

Ngomong-ngomong, hari ini juga Kamokura dan Karen sedang ketemuan.

 

Cewek itu. Karen, akhir-akhir ini, dia lebih sering bertemu dengan Kamokura daripada bertemu denganku, kan?

 

Dia hanya bertemu denganku seminggu sekali. Tapi,  dia sepertinya bertemu dengan Kamokura sekali atau bahkan dua kali dalam satu minggu.

 

Yah, mengetahui bahwa mereka berdua sedang berselingkuh memungkinkanku untuk bertemu dengan Touko-senpai untuk berdiskusi dengan tenang. Jadi pada titik ini, nyaman bagi kita.

 

“Aku sudah tahu kapan mereka akan melakukan perjalanan.”

 

Mengambil tempat duduknya, Touko-senpai mendekatkan wajahnya padaku dan berbicara dengan suara pelan.

 

“Mulai tanggal 6-7 November. Sepertinya mereka akan pergi selama dua hari satu malam.”

 

“Itu ‘kan waktu festival kampus.”

 

Itu seperti yang kami prediksi. Karena kami tidak memiliki kelas selama seminggu di sekitar hari-hari itu, mereka dapat pergi dan bersenang-senang tanpa khawatir.

 

“Tetap saja, bagaimana bisa mereka berdua pergi jalan-jalan bersama ketika kita sepakat akan membuat stand makanan? Aku yakin semua orang di perkumpulan kita akan membicarakan itu.” [TN: Ada perubahan dari kata ‘Kelompok -> Perkumpulan]

 

“Itu karena Tetsuya sudah tahun ketiga. Ada banyak Mahasiswa tahun ketiga yang tidak menghadiri festival kampus. Selain itu, bukan hal aneh bagi Karen-san untuk mengatakan jika dia sakit selama dua hari, kan?”

 

….. Begitukah? 

 

Kupikir festival kampus adalah acara besar dalam kehidupan universitas juga.

 

“Nah, bagian yang penting adalah yang berikutnya. Aku sudah memberi izin Tetsuya hang out. Jadi, aku yakin Karen-san bentar lagi akan menghubungimu. Pada saat itu, berikan dia izin dengan nada lembut. Jangan pernah mengatakan apapun yang membuatnya marah. Dan, tentu saja, tanpa keraguan sedikitpun.”

 

“Oke, aku mengerti.”

 

“Selanjutnya, sehari sebelum mereka hang out. Aku akan mengatakan pada Tetsuya ‘Tolong, jangan pergi’. Dengan itu, Tetsuya seharusnya membatalkan perjalanannya.”

 

…. Hmm..

 

“Dan, Karen.. yang janjinya dibatalkan, akan menghubungimu dan mengatakan sesuatu seperti ‘Temanku membatalkan perjalanan kami’..

 

“Apakah dia benar-benar akan menghubungiku begitu cepat setelah perjalanan perselingkuhnya dibatalkan?”

 

Saat aku menyuarkan keraguanku. Touko-senpai menjawab dengan percaya diri.

 

“Menurut prediksiku, dia akan menghubungimu dengan kepastian 70%. Karena dia ingin kamu mendengarkan keluhannya dan rasa kesalnya terhadap Tetsuya. Karen-san pasti merasa tidak senang dengan Tetsuya karena dia tidak memprioritaskannya. Aku percaya bahwa saat itulah dia ingin mendengar suaramu, pacarnya yang selalu mengutamakannya, untuk menenangkan dan menghiburnya. Bukankah kamu setuju dengan itu?”

 

…. Jadi, aku hanya dijadikan pelarian ‘ya?

 

[ED: Baru nyadar lu?]

 

“Jadi, saat Karen-san menghubungimu, aku ingin kamu menghiburnya dengan baik. Bahkan jika dia hanya mengirimimu pesan, kamu harus meneleponnya dan berbicara dengannya dengan suara lembut. Jika kamu melakukan itu, dia akan berpikir, ‘Pada akhirnya, hanya Yuu-kun-lah orang yang memikirkanku terlebih dahulu saat aku dalam masalah.’…”

 

“Aku tipe pria yang dijadikan pelarian, ya?”

 

“Mau bagaimana lagi. Fakta bahwa Karen-san berselingkuh, itu artinya dia lebih mencintai selingkuhannya daripada dirimu atau dia adalah tipe gadis yang ingin dicintai lebih dari satu pria.”

 

Saat aku tetap diam, Touko-senpai melanjutkan.

 

“Tapi, itu bukan masalah bagi kita. Selama kita bisa membuat Karen-san berpikir bahwa Isshiki-kun adalah pria terbaik. Itu berarti kita bisa memberinya rasa aman yang mutlak bahwa apapun yang terjadi, dia selalu bisa kembali padamu, Isshiki-kun.”

 

“Rasa aman yang mutlak?”

 

“Iya. Dan, bagaimana menurutmu jika tempat yang mereka anggap ‘nyaman’ itu runtuh di saat-saat terakhir?”

 

Begitu ya, keberadaan yang seperti ‘harapan terakhir’ atau ‘tempat bergantung’ mengilang. Itu akan membuatnya kena mental.

 

“Mengerti, kan? Tapi, untuk saat ini, fokuslah untuk membuat Karen-san semakin mencintaimu. Kamu harus menjadi seseorang yang melindungi Karen-san.”

 

… Melindingu, apa kau serius?

 

Jika, Touko-senpai benar tentang ini, aku akan sangat membenci Karen dari lubuk hatiku.

 

Dan pada saat yang sama, aku akan merasa ingin memukuli masa laluku yang sangat senang berkencan dengan gadis seperti itu.

 

Tiba-tiba, aku menyadari bahwa Touko-senpai memperhatikanku dengan seksama. Ekspresinya memberitahuku bahwa dia ingin mengatakan sesuatu.

 

Aku tetap diam saat aku balas menatapnya dengan bingung untuk beberapa saat, setelah itu dia akhirnya membuka mulutnya dan berbicara kepadaku.

 

“Sekarang … giliranmu …”

 

“Eh, giliranku?”

 

Um, apa aku pernah mengatakan padanya bahwa aku memiliki rencana ‘ya?

 

“Hora, bukankah kamu sudah berjanji padaku? Bayaranku..”

 

Ah, soal itu toh?

 

Untuk sesaat, aku tidak bisa mengikuti pembicaraan karena pada awalnya kami membicarkan tentang balas dendam perselingkuhan si Kamokura dan Karen.

 

Tapi… tidak ada cara yang tepat untuk menyampaikan itu.

 

“Ah iya. Ini soal menjadi ‘gadis imut’, kan?”

 

Touko-senpai mengangguk dengan sikap ‘Iya’. Ada semacam harapan di matanya.

 

… Sekarang, dari mana aku harus memulainya?

 

Kurasa hal yang masuk akal untuk dilakukan dalam situasi ini adalah memulai dari bagian dalam, kepribadian.

 

“Um, pertama.. Gadis imut itu harus memiliki sikap yang lembut.”

 

Touko-senpai hanya menatapku tanpa mengatakan sepatah katapun.

 

“Dan juga, memiliki hati yang kuat atau tenang.”

 

Seperti yang kau bayangkan, Touko-senpai tidak mengatakan apa-apa dan terus menatap langsung ke arahku.

 

“Namun, alangkah baiknya jika sesekali dia membiarkan dirinya dimanjakan. Sesuatu seperti karakter tsundere atau kuudere itu.”

 

Bahkan sekarang, Touko-senpai tetap diam saat dia menatapku.

 

Uh-huh, aku merasa cahaya di matanya entah bagaimana meredup…

 

“Dia harus anggun, atau sesuatu seperti itu.”

 

K-keheningan ini mulai membuatku takut.

 

“Tentu saja, gadis bertipe ‘runah tangga’ juga akan disukai.”

 

Sial, aku sudah kehabisan kata untuk dikatakan.

 

“D-Dan yang terpenting. Dia setia.”

 

“Bukankah itu sudah jelas?”

 

Touko-senpai bergumam pelan.

 

Astaga, apakah ini hanya perasaanku saja, Touko-senpai terlihat marah?

 

Satu-satunya hal yang bisa kupikirkan setelah itu adalah sesuatu yang berkaitan dengan bagian luar atau penampilan.

 

Tapi, itu lebih baik daripada tidak mengatakan apa pun, kan?

 

“Akan lebih baik jika dia terlihat cantik.”

 

Aku merasa seolah-olah suhu tatapan dari Touko-senpai menjadi lebih dingin…

 

“Dan juga, memiliki boba besar adalah sesuatu yang diidam-idamkan semua pria.”

 

Touko-senpai langsung menyilangkan tangannya seolah menyembunyikan dadanya.

 

S-Sial! Sepertinya aku baru saja menginjak ranjau darat?

 

“Gaya rambut mungkin meninggalkan kesan yang mendalam juga. Seperti gaya rambut twintail pirang…”

 

Touko-senpai menatapku tanpa bergerak. Aku bisa merasakan emosi dingin yang datang dari tatapannya itu.

 

Namun, matanya tiba-tiba melunak.

 

“Terima kasih. Jadi itulah definisi ‘gadis imut’ bagimu, Isshiki-kun.”

 

Touko-senpai memberiku senyuman lembut dan dia berbicara dengan nada yang ramah.

 

Meski begitu, di balik ekspresinya itu, kau bisa melihat sekilas kekecewaan mengintip.

 

“Sepertinya kamu benar. Definisi ‘gadis imut’ bagi pria pasti mendekati itu.”

 

Nada suaranya yang baik namun pasrah menusuk dadaku.

 

Tidak peduli bagaimana aku melihatnya, sepertinya aku benar-benar membuat kesalahan tentang ini.

 

Jawaban yang Touko-senpai cari bukanlah definisi yang muncul dari setiap pria.

 

Jika dia menginginkan penampilan yang dangkal dari apa yang imut, dia bisa menemukan banyak contoh yang dia inginkan dengan melihat majalah tentang itu.

 

Tingkah laku gadis-gadis imut juga, dia hanya bisa meniru kepribadian seperti Idol atau seperti Karen. Tidak perlu baginya untuk bertanya kepada seseorang tentang hal itu.

 

Bisa dibilang… Bukankah definis ‘gadis imut’ yang Touko-senpai cari adalah sesuatu yang sangat rumit?

 

Definisi ‘imut’ berbeda-beda untuk setiap orang.

 

Bahkan tingkah laku yang sama, jika satu orang melakukannya, mereka mungkin terlihat imut. Tapi, jika orang lain melakukannya, itu tidak lebih dari menjengkelkan.

 

Aku juga melakukan yang terbaik dan sepenuhnya memikirkan apa itu ‘gadis imut’.

 

Namun, aku merasa bahwa ‘gadis imut’ yang kupikirkan sekarang semuanya berhubungan dengan Touko-senpai. Itulah mengapa aku tidak punya pilihan lain selain memberitahunya elemen dari apa yang merupakan sesuatu yang ‘imut’ bagi kebanyakan anak laki-laki.

 

Itulah yang kukatakan pada diri sendiri sebagai alasan.

 

Namun, tidak dapat disangkal bahwa aku tidak dapat memenuhi harapan Touko-senpai.

 

Tapi, aku juga tidak bisa mundur begitu saja.

 

“Tolong tunggu sebentar. Aku juga belum mengatakan definisi ‘gadis imut’ menurut pendapatku sendiri.”

 

Touko-senpai menatapku sekali lagi.

 

“Bisakau kau memberiku satu kesempatan lagi? Aku akan memberi tahumu definisi dari gadis imut yang telah aku pikirkan d dalam kepalaku. Jika jawabanku tidak memenuhi harapan Touko-senpai. Maka, itu terserah pada dirimu sendiri.”

 

“Tidak, kamu tidak perlu memaksakan diri sendiri. Bahkan aku sendiri tidak memiliki jawaban yang jelas untuk itu. Jadi, jika itu pendapatmu, Isshiki-kun…”

 

“Tidak, aku mohon. Tolong biarkan aku mencoba sekali lagi.”

 

Aku bertanya padanya dengan tenang, namun dengan sikap yang kuat.

 

Setelah menatapku sebentar, Touko-senpai akhirnya berhenti menyilangkan tangannya dan berkata.

 

“Oke. Aku akan memberimu satu kesempatan lagi. Kurasa aku juga sudah terlalu terburu-buru kali ini. Aku ingin kamu memikirkannya lagi, dengan caramu sendiri.”

 

“Baik. Terima kasih banyak. Sebisa mingkin aku akan memenuhi harapan Touko-senpai.”

 

Aku menaruh semua tekadku di balik kata-kata itu.

 

Meskipun Touko-senpai tidak mengatakannya, aku merasa kalau puas atau tidaknya dia dengan jawabanku akan menjadi syarat apakah aku akan menjadi orang yang menghabiskan malam bersamanya di momen terkahir saat Hari-X itu atau tidak.

 

Jika begitu, maka aku harus mendapatkan jawaban yang tepat atas pertanyaan itu, apa pun yang terjadi.

 

* * *

 

Malam itu, setelah aku mendengar informasi dari Touko-senpai, aku langsung menerima pesan dari Karen.

 

> (Karen) Ini tentang perjalanan dengan teman Karen yang kita bicarakan sebelumnya. Sudah diputuskan dari tanggal 6-7 November . 

 

> (Yuu) Begitukah? Semoga perjalananmu menyenangkan.

 

Aku tidak menjawab lebih dari itu. Touko-senpai sudah memberitahuku untuk tidak menjadi orang yang bertanya kemana dia pergi atau dengan siapa dia pergi. Menurut apa yang dia katakan:

 

‘Jika perjalanan dengan selingkuhan, hanya bertanya, ‘mau kemana?’, sudah cukup untuk menimbulkan kecurigaan dari pihak lain. Kewaspadaan itu membuat dia merasa kalau itu menyebalkan dan itu akan membuat perasaannya menjauh.’

 

Sepertinya memang begitu.

 

Begitu juga dengan minta oleh-oleh, itu tidak boleh dilakukan.

 

Tampaknya oleh-oleh seringkali menjadi penyebab pasangan selingkuh dapat ketahuan oleh orang-orang di sekitar mereka. Yah, tentu saja semua orang akan mengetahui jika dua orang menghilang dalam periode waktu yang sama dan mereka membawa oleh-oleh dari tempat yang sama.

 

Sangat penting untuk menghilangkan beban psikologis seperti itu, tidak membuatnya waspada dan mengurangi sejumlah faktor yang dapat menyebabkan mereka kehilangan ketertarikan padamu.

 

> (Karen) Yuu-kun juga. Sebaiknya kamu pergi ke suatu tempat untuk bersenang-senang. Lagipula, bentar lagi kita libur panjang.

 

Apakah secara psikologis itu akan membuatnya merasa kurang bersalah jika aku pergi bersenang-senang juga?

 

Atau mungkin dia ingin mengetahui keberadaanku?

 

> (Yuu) Tidak, aku akan menghadiri festival di kampus. Lagipula, perkumpulan kita akan membuka stand makanan.

 

> (Karen) Festival kampus tidak akan menjadi hal yang besar, kan? Selain itu, akan ada orang lain juga di stand. Jika ada terlalu banyak orang, bukankah itu akan mengganggu?

 

Kenapa cewek ini begitu enggan jika aku pergi ke festival kampus?

 

Apakah dia tidak ingin aku curiga karena dia dan si Kamokura tidak ada di sana pada waktu yang sama?

 

Atau justru sebaliknya? Dengan mengatakan ini dia ingin memastikan bahwa aku akan berada di festival kampus?

 

> (Yuu) Mungkin begitu. Tetap saja, ini festival kampus pertamaku sejak aku masuk kampus.

 

Kurasa aku benar-benar ingin tahu seperti apa suasananya.

 

Setelah beberapa saat hening, aku menerima balasan dari Karen.

 

> (Karen) Oke. Lalu pergi dan bersenang-senanglah untuk Karen juga. Nanti ceritakan pada Karen kesan Yuu-kun tentang festival kampus, oke?

 

Si jalang ini… Jadi dia ingin tahu apa yang akan kulakukan.

 

Dan aku membayangkan dia bermaksud untuk memastikan berapa lama aku berada di festival kampus setelah itu.

 

Berdasarkan apa yang kulihat, aku menduga dia kemudian akan bertanya kepada teman-temannya sendiri tentang apa yang kulakukan selama festival nanti.

 

Tapi, jika ini adalah tanda kewaspadaan Karen, apakah itu artinya aku entah bagaimana sudah melakukan kesalahan?

 

Dari sudut pandang Karen, apakah dia menyadari bahwa aku curiga dengan perselingkuhan antara Karen dan Kamokura?

 

> (Yuu) Oke. Karen juga, bersenang-senanglah dengan temanmu itu.

 

> (Karen) Ya, terima kasih! Kalau begitu, sampai jumpa!

 

> (Yuu) Sampai jumpa.

 

Dan seperti itu, aku menutup percakapanku dengan Karen.

 

* * *

 

Setelah itu, Touko-senpai dan aku menghabiskan minggu terakhir sampai festival kampus berpura-pura tidak tahu apa-apa dan diam-diam mengawasi Karen dan Kamokura. Tempo hari, aku khawatir kalau Karen mungkin saja menyadari sesuatu, tapi sepertinya itu tidak terjadi.

 

Mungkin karena senang karena mereka akan melakukan perjalanan bersama setelah ini, keduanya bertemu tidak hanya pada hari Senin dan Selasa, tetapi juga pada hari Sabtu.

 

Selama waktu itu, Touko-senpai dan aku menahan diri untuk tidak melakukan kontak langsung satu sama lain. Ini karena Touko-senpai telah mengatakan bahwa yang terbaik adalah tidak membuat terlalu banyak gerakan sekarang dan sebaliknya membiarkan mereka berdua bersantai dan meningkatkan harapan mereka untuk perjalanan, yang diperlukan untuk rencana kami. Bisa dibilang, kami masih tetap berhubungan satu sama lain. Dan kami melakukannya pada waktu dan hari yang telah diatur sebelumnya.

 

Kami telah memutuskan untuk tidak menghubungi satu sama lain sembarangan di luar jam itu, karena mereka mungkin saja sedang bersama Kamokura.

 

Namun, bagiku..

 

Aku lebih khawatir soal Touko-senpai yang bertemu dengan Kamokura daripada Karen.

 

* * *

 

5 November

 

Ini adalah hari festival kampus yang terbuka untuk umum.

 

Fesrival ini akan dibuka untuk umum mulai 6 November

 

Akhirnya, besok adalah hari dimana Karen dan Kamokura akan melakukan perjalanan perselingkuhan mereka.

 

Dan jika semuanya berjalan sesuai rencana, maka sekarangkah waktunya …..

 

Tiba-tiba smartphoneku bergetar, melihat ke layar. Itu dari Touko-senpai.

 

> (Touko-senpai) Perjalanan T sesuai rencana berhasil dibatalkan.

 

> (Yuu) Dimengerti. Aku akan menghubungimu jika aku mendapat rsspon dari K.

 

> (Touko-senpai) Sepertinya T sudah menghubungi K beberapa waktu lalu untuk membatalkan perjalanan mereka secara sembunyi-sembunyi dariku. Mungkin K akan segera menghubungimu.

 

> (Yuu) Apakah dia akan menghubungiku secepat itu? Sebelumnya dia berencana untuk hang out dengan selingkuhannya. Jika itu aku, aku ragu untuk melakukan itu.

 

> (Touko-senpai) Kemungkinan besar dia akan menghubungimu. Percaya saja pada instingku. Oh, ya. Cuma mau mengingatkan saja. Jangan bersikap dingin dengan K, aku tahu kamu marah. Tapi, kamu harus bisa menahannya dan jangan biarkan amarah menguasimu. Lalu, bersikap lembut padanya dan dengarkan curhatannya. Kamu harus memberinya ‘rasa aman mutlak’ itu.

 

> (Yuu) Aku mengerti.

 

Segera setelah aku menjawabnya, aku menerima panggilan telepon.

 

… Persis seperti yang diprediksi Touko-senpai…

 

Aku menjawab telepon dengan pikiran itu di benakku.

 

“Halo.”

 

‘Halo, Yuu-kun?’

 

“Ya, ada apa?”

 

‘Dengar, ini benar-benar membuatku kesal! Nee, Yuu-kun. Kamu tahu nggak temanku tiba-tiba membatalkan perjalanannya denganku dan itu mendadak sekali! Hari ini, lho!’

 

… Apa kau masih menganggap itu ‘menyebalkan’ sementara kau melakukan hal terburuk dengan berselingkuh dengan pria lain?

 

Karena terkejut, aku masih bertanya padanya.

 

“Begitukah? Memang itu jahat sekali. Ketika kau sudah menanti-nantika perjalan itu, tapi dia malah membatalkannya.”

 

Aku menjawabnya dengan kata-kata yang sama sekali tanpa emosi.

 

‘Nah, kan? Itu jahat, kan!? Karen sangat menantikannya. Namun, dia tiba-tiba membatalkannya!’

 

Mungkin karena lewat telepon, tapi bahkan kalimat tak berperasaanku sepertinya tidak disadari Karen saat ini.

 

Tetap saja, Touko-senpai telah memberitahuku selama ini. Bahwa aku harus mencoba dan lebih dekat dan memahami perasaan Karen di sini.

 

“Jadi begitu, aku sangat kasihan padamu, Karen.”

 

Ah, sial, kalimat itu sama sekali tidak membawa emosi.

 

‘Terima kasih, Yuu-kun. Karen sangat sedih. Karen ingin menangis.’

 

Sepertinya kata-kata penghiburku itu sudah cukup untuk Karen, yang dalam ‘mode heroine’ tragis.

 

“Jangan menangis. Seandainya Karen ada di dekatku, aku pasti akan menghiburmu.”

 

Widih, akting gw keren sekali, kan?

 

‘Mn, Karen ingin bertemu dengan Yuu-kun. Jika itu Yuu-kun, kamu tidak akan melakukan hal jahat seperti itu pada Karen, kan?’

 

Brengsek! Apa kau tidak sadar dengan apa yang kau lakukan padaku!?

 

Tapi, aku tidak menyangka ini sesuai apa yang diperkirakan Touko-senpai.

 

Aku hanya bisa tersenyum saat mendengarnya.

 

Meski begitu, aku masih memainkan peran sebagai ‘pacar’ yang baik untuk Karen.

 

“Tentu saja. Aku akan selalu berada disisimu, Karen.”

 

Aku bisa mendengar isak tangis Karen dari telepon.

 

Namun, dibandingkan dengan tangisan Touko-senpai saat dia melihat pacarnya membawa wanita lain ‘Karen’ masuk ke apartemennya. Tangisan ini tidak ada apa-apanya, aku bahkan tidak memiliki belas kasih untuknya.

 

‘Karen… sangat senang punya pacar seperti Yuu-kun..’

 

Oh? Jika dia mengatakan itu, apakah itu berarti tingkat ketergantungannya padaku meningkat?

 

Bagiku, kau adalah pacar yang terburuk….

 

“Apakah ada biaya pembatalan untuk perjalanannya? Aku khawatir mereka akan mengambil jumlah penuh kalau pembatalannya sehari sebelum hari-H.”

 

Aku tidak punya apa-apa untuk dibicarakan. Jadi untuk saat ini, aku mencoba menanyakan hal-hal yang membuatnya terlihat seolah-olah aku mengkhawatirkannya.

 

Sebuah periode keheningan berlalu setelah itu. Sepertinya Karen kehilangan kata-kata.

 

‘Ah, soal itu. Tidak ada masalah. Karena kami berencana pergi naik mobil…’

 

Ah, tidak mungkin aku memaksakan sesuatu yang seharusnya tidak aku miliki, kan?

 

Mungkin si Kamokura sudah mengurus biaya penginapan atau mungkin mereka berniat untuk tidak membuat reservasi dan malah berhenti di hotel cinta mana pun yang mereka temukan di dekatnya?

 

“Begitu, ya. Yah, aku hanya berpikir bahwa akan sangat buruk kalau kau harus membayar biaya pembatalan di atas segalanya, Karen.”

 

Untuk saat ini, aku mencoba menutupinya. Dan sepertinya Karen juga puas dengan itu.

 

‘Terima kasih, Yuu-kun. Karena mengkhawatirkan Karen.’

 

Uwaa. Gadis ini, dia benar-benar cewek murahan.

 

‘Lalu, Yuu-kun. Bisakah Yuu-kun bertemu Karen besok?’

 

“Eh?”

 

Secara tidak sengaja, aku mengungkapkan keterkejutanku dalam suaraku.

 

Jika kami berbicara di telepon hanya dengan suara kami, aku bisa berpura-pura, tetapi bertatap muka dengan wanita penipu ini dan memperlakukannya dengan baik tidak mungkin. Jika aku melihat Karen mencoba bertingkah imut dan polos di depanku sekarang, aku akan mendapatkan dorongan yang kuat untuk meninju tepat di wajahnya.

 

Maksudku, ingat bagaimana sampai sekarang dia berencana melakukan perjalanan dengan pria lain?

 

Belum lagi dengan seseorang yang kukenal, si bangsat Kamokura. Aku sudah berpikir dia memiliki keberanian dan tidak tahu malu untuk meneleponku melalui telepon dan sekarang dia ingin bertemu denganku karena rencana perjalanan kecilnya tidak membuahkan hasil? Seberapa kurang ajarnya dia!? Dia harus menjadi intisari dari tidak tahu malu dan tidak bermoral. 

 

“Maafkan aku. Aku juga ingin bertemu denganmu Karen. Tapi, aku sudah membuat janji untuk besok.”

 

Untuk saat ini, aku membiarkannya begitu saja. Aku tidak ingin menjadi pelarianmu karena rencanamu untuk ngewe dengan pria lain dibatalkan.

 

‘Oh begitu…’

 

Karen berbicara tampaknya tertekan.

 

“Aku benar-benar minta maaf, Karin. Aku akan meluangkan waktuku untukmu di lain hari. ”

 

Aku menutup telepon setelah mengatakan itu.

 

* * *

 

Setelah itu, aku langsung menelepon Touko-senpai. Aku ingin berdiskusi langsung dengannya tentang semua hal yang baru saja terjadi.

 

“Itu persis seperti yang kau katakan, Touko-senpai. Karen, gadis itu, dia meneleponku segera setelah kau mengatakannya!”

 

Meski begitu, Touko-senpai tetap tenang dari awal hingga akhir.

 

‘Iya. Kemungkinan besar, dia memiliki citra dirinya sebagai ‘gadis yang imut’ di benaknya. Dia terus-menerus menganggap dirinya sebagai ‘heroine tersakitu’. Itu sebabnya, dia mencari orang yang datang untuk menyelamatkannya dan bersimpati padanya.’

 

“Tapi bukankah dia terlalu tidak tahu malu untuk menanyakan itu padaku, orang yang menjadi korban perselingkuhannya?”

 

‘Mungkin dia berpikir bahwa dia ‘yang selingkuh’ adalah korban. Dia mungkin berpikir sesuatu seperti, ‘pacarku sama sekali tidak mengertiku’, ‘pacarku mengabaikanku’, ‘pacarku tidak tahu apa yang kuinginkan’..”

 

Hmm, itu adalah beberapa emosi yang tidak bisa kupahami. Sebenarnya, jika Karen memikirkan hal seperti itu, itu akan membuatku semakin marah.

 

“Ngomong-ngomong, apa yang kau katakan untuk membuat Kamokura-senpai membatalkan perjalanannya, Touko-senpai?”

 

‘Gampang. Aku cuma bilang, ‘Aku juga ingin melakukan perjalanan’.’

 

“Hanya itu?”

 

Aku terperangah. Kupikir dia telah menggunakan beberapa teknik yang lebih rumit untuk itu.

 

‘Iya. Aku bilang padanya bahwa ada tempat yang sangat ingin aku kunjungi bersamanya. Aku meyakinkannya bahwa ini adalah satu-satunya waktu dalam setahun ketika aku dan dia bisa jalan-jalan santai bersama.’

 

Uh-huh, wanita benar-benar menyeramkan…

 

Tapi, bukan itu masalahnya..

 

“Jadi, kau akan melakukan perjalanan bersama dengan Kamokura-senpai, Touko-senpai?’

 

Tapi, pertanyaan itu dengan cepat dibantah.

 

‘Nggaklah, aku akan membatalkannya. Besok, aku akan berpura-pura bahwa aku sedang sakit. Lagian, mana sudi aku jalan bareng dengan pria brengsek itu!’ 

 

Seperti yang diharapkan, Touko-senpai juga mengatakan bagian terakhir itu dengan jijik.

 

…Syukurlah…

 

Entah mengapa aku merasa lega.

 

“Karen memberitahuku bahwa dia ingin bertemu denganku besok juga. Tapi seperti yang bisa kau bayangkan, aku tidak ingin bertemu dengannya. Jadi, aku menolak undangannya dengan mengatakan bahwa aku sudah memiliki janji untuk besok.”

 

Touko-senpai kemudian berbicara dengan nada tegas.

 

‘Kamu tidak boleh melakukan itu. Kamu harus pergi menemui Karen-san besok dan hibur dia.’

 

Kata-katanya itu mengejutkanku.

 

“Eh? Tapi, Touko-senpai, kau sendiri juga tidak ingin melihat si Kamokura, itu kan? Aku juga sama.”

 

‘Situasi kita berbeda. Saat ini, aku memegang kartu truf untuk menghadapi Tetsuya. Tapi kamu, tidak memiliki kartu truf untuk menghadapi Karen-san. Itu sebabnya, kamu harus lebih memenangkan hati Karen. Jadi, kamu harus bertemu Karen-san besok dan memastikan kamu mendapatkan hatinya dengan benar.’

 

… Kartu truf…?

 

Aku penasaran dengan arti dari kata-kata itu. Tapi sebelum aku sempat bertanya tentang itu, Touko-senpai terus berbicara.

 

‘Dan Juga, begitu Tetsuya mengetahui bahwa dia tidak akan bisa pergi jalan-jalan denganku, dia mungkin akan mencoba mengundang Karen-san lagi, tahu? Untuk mencegah hal itu terjadi, kamu harus memastikan bahwa Karen-san akan menghabiskan hari esok bersamamu!’

 

“Baiklah. Kalau itu yang kau inginkan, Touko-senpai.”

 

Aku mungkin menjawab seperti itu, tetapi pada kenyataannya aku sedikit kecewa.

 

… Aku bertanya-tanya apakah Touko-senpai tidak merasakan apa-apa saat mengetahui kalau aku dan Karen akan bertemu?

 


Kanojo NTR Bahasa Indonesia

Kanojo NTR Bahasa Indonesia

Kanojo ga Senpai ni NTR-reta no de, Senpai no Kanojo wo NTR-masu, Kanojo NTR (LN), 彼女が先輩にNTRれたので、先輩の彼女をNTRます
Score 7.6
Status: Ongoing Tipe: Author: , Artist: , Dirilis: 2021 Native Language: Japanese
“Touko-senpai! Tolong berselingkuh dengan saya! ” "Tenang, Isshiki-kun ... Aku tidak akan puas kecuali kita membuat keduanya yang berselingkuh dengan kita mengalami neraka itu sendiri!" Isshiki Yuu terkejut dengan pacarnya selingkuh, jadi dia memutuskan untuk menipu dia dengan pacar bocah yang mencuri pacarnya, Sakurajima Touko, yang juga merupakan senpai yang dia kagumi. Sebagai bagian dari rencana mereka, Touko mengusulkan untuk memiliki 'pengembalian' terbesar yang mungkin, jadi dia mulai membuat Yuu menjadi pria yang menarik dan populer dengan gadis -gadis!? Pilihan pakaiannya, topik percakapan, dll ... Yuu menemukan dirinya di tengah -tengah peningkatan reputasinya yang gila dengan para gadis; Namun, perasaannya terhadap Touko hanya terus tumbuh. Ketika rencana mereka terus berkembang, hubungan antara mereka berdua tiba -tiba tumbuh intim ... apa 'pengembalian' ini bahwa keduanya yang ditipu akan dilakukan pada Malam Natal?! Apa kesimpulan yang menanti mereka berdua!? Tirai naik pada komedi cinta balas dendam!

Komentar

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset