DOWNLOAD NOVEL PDF BAHASA INDONESIA HANYA DI Novel Batch

Kyou mo Ikitete Erai! Volume 1 Chapter 3 Bahasa Indonesia

Obrolan di Kamar Mandi

“Baiklah, ayo kita mandi bersama sekarang.”

“Tidak…tunggu. Kenapa kau dengan mudah memutuskan kalau kita harus mandi bersama?”

“Ehh? Karena aku mau.”

Sungguh alasan yang sederhana dan tak terbantahkan.

Jika apa yang terjadi di kamar mandi kemarin berlanjut hari ini, hatiku mungkin tidak akan bisa menerimanya.

“Tenang saja! Aku tidak akan menggodamu secara langsung seperti yang aku lakukan kemarin!”

“Aku sadar bahwa ini juga akan berakhir sama…”

“Pokoknya! Hari ini, dengan caraku sendiri, aku akan mempertimbangkan perasaan Haruyuki-kun dan akan menggunakan ini!”

Sembari mengatakan hal tersebut, Fuyuki membawa kain putih kecil dari kamarnya.

Ummm, aku tidak tahu dengan pasti apa itu….

Tapi, sepertinya itu adalah apa yang mereka sebut sebagai bikini.

“Kalau begitu! Ayo pakai baju renang hari ini!”

Ahhhh, aku tahu itu—–.

Dia membuat wajah bangga yang luar biasa dan membentangkan bikini putihnya di depanku seolah-olah dia sedang memamerkannya.

“Kalau kita sama-sama memakai baju renang, ini akan terasa seperti di kolam renang umum. Kalau kamu menyebut ini tidak sehat, maka semua fasilitas kolam renang umum lainnya haruslah ditutup!”

“Logika itu tampaknya agak aneh bagiku …”

“Aku tidak peduli dengan detailnya. Atau…ada alasan kenapa kamu tidak mau mandi bersamaku…?”

“Ugh…”

Dan terjadi lagi.

Aku memiliki kelemahan ketika dia menunjukkan wajahnya yang cemas.

“Ahh—- benar juga, kamu pasti nggak mau mandi denganku.”

“Tidak, tidak! Bukan itu maksudku——”

Bukannya aku benar-benar tidak mau.

Aku menoleh secepat yang aku bisa untuk menyampaikan ini padanya. Tapi sebelum aku bisa melakukannya, air mata mengalir di sudut mata Fuyuki dan aku benar-benar merasa kewalahan.

….Tidak, tunggu?

Bukankah hal ini sudah terjadi sebelumnya?

“… Kau bercanda kan.”

“Ah, ketahuan ‘ya~”

“Aku sudah pernah tertipu sekali.”

Fuyuki, menunjukkan lidahnya sambil menyeringai.

Aneh bahwa gerakan mengejek seperti itu terlihat sangat lucu ketika dia yang melakukannya.

“Seperti yang diharapkan dari Haruyuki-kun. Sungguh bakat yang luar biasa untuk bisa melihat melalui air mata seorang wanita.”

“Itu adalah bakat yang tidak membuatku bahagia.”

“Untukku, aku lega mengetahui bahwa Haruyuki-kun tidak akan tertipu oleh wanita cengeng di masa depan.”

“Itu, sudah pasti?”

“Yah, jika wanita seperti itu mendekati Haruyuki-kun, aku akan melakukan yang terbaik untuk menyingkirkannya.”

“Kau bercanda lagi…”

“Eh?”

“Eh?”

“……”

“……”

——Ahh, ini jelas bukan lelucon baginya.

Mari kita akhiri percakapan ini di sini.

“Selain itu. Aku tidak berpikir pria dan wanita yang baru kenal mandi bersama hal yang benar. Setidaknya, mereka harus menghabiskan lebih banyak waktu bersama terlebih dahulu…”

“Apa kamu tidak ingin melihatku dalam pakaian renangku?”

“……”

Aku ingin melihatnya..

Sejujurnya aku ingin melihatnya…

Aku malu mengakuinya, tetapi aku juga laki-laki normal pada umumnya.

“Lagipula, sejak awal kita sudah pernah tidur di ranjang yang sama, kan? Kita berdua sudah terlanjur menjadi anak yang nakal. Bukankah ini akan sama saja? Menurutku, kalau sudah terlanjur begitu, lebih baik kita lebih jujur dengan apa yang kita inginkan.”

“Begitukah?”

“Aku ingin memanjakan Haruyuki-kun sepenuhnya. Aku ingin melepaskan hasratku dan melakukan apapun yang aku inginkan padamu. Jadi, bolehkah aku bertanya padamu? Apa kamu ingin melihat baju renangku atau tidak?”

Fuyuki mendatangiku dan melingkarkan tangannya di pinggangku, hampir seperti memelukku.

Meskipun tubuh kami tidak sepenuhnya bersentuhan, jarak yang sangat dekat di antara kami ini sangat membuatku gelisah.

Ini tidak baik. Aku benar-benar takluk dengan orang ini…

“… Aku mau melihatnya.”

“Hmm? Aku tidak mendengarnya, coba katakan lagi.”

Kau jelas sudah mendengarku…

“Aku ingin melihatnya… Aku yakin Fuyuki sangat imut dengan baju renangnya.” (TN: Entah di chapter ini Haruyuki sudah menghilangkan gelar -san pada panggilannya ke Fuyuki.)

“Fufufu~~~! Begitu, ya~ Jadi, kamu ingin melihatnya ‘kan!”

Mengatakan itu, Fuyuki memegangi pipinya dengan senyum di wajahnya dan tubuhnya bergetar lagi untuk beberapa saat.

Itu sama seperti sebelumnya, tetapi apakah ini hanya imajinasiku bahwa dia tampaknya terlihat lebih bersemangat saat ini?

——- Aku tidak bisa bertanya padanya tentang hal itu.

“Kalau begitu, ayo kita mandi! Air di bak mandinya sudah kupanaskan!”

“… Ahh, oke.”

Tolong bertahanlah, hatiku.

* * *

Aku sekarang berada di kamar mandi, mengenakan baju renang sekolah yang kuambil dari rumah pada siang hari.

Di depanku ada Fuyuki yang mengenakan baju renang bikini putih.

“Bagaimana, Haruyuki-kun? Apa aku terlihat imut?”

Fuyuki menatap wajahku dengan sedikit malu.

Jika aku harus menggambarkan baju renangnya dalam satu kata, itu akan menjadi hal ideal bagi setiap pria yang melihatnya.

Kemarin, aku tidak punya waktu untuk melihatnya dengan baik. Tapi sekarang, hal ideal itu langsung muncul di hadapan mataku.

Dua asetnya tampak ditekankan dengan bikini yang dia kenakan.

Pingganya terlihat agak ramping, kencang. Sama sekali tidak ada lemak.

Pantatnya sama menakjubkannya dengan dadanya.

Jika dia menerbitkan photobook, itu mungkin akan menghilang dari toserba dan toko buku dalam sekejap mata.

Mungkin dia memang sudah dipantau oleh beberapa agensi foto.

“… Um, Haruyuki-kun. Aku ingin mendengar pendapatmu tentang baju renangku..”

 

“Ah, iya! Maaf… yah, maksudku, ini lebih dari yang kubayangkan. Aku sampai tidak bisa berkata-kata.”

“Ahh, segitu menariknya ‘ya?”

Tentu saja—-.

Aku ingin mengatakan bahwa aku sangat tertarik padanya dalam waktu singkat, tetapi rasa malu yang tersisa mencegahku untuk melakukannya di saat akhir dan aku hanya bisa mengatakannya dengan canggung seperti itu.

Namun, Fuyuki sendiri tampak puas dan tersenyum dengan senyum berbunga-bunga yang secara bertahap sudah biasa aku lihat.

“Fufufu, begitukah? Aku senang melihatmu begitu terkesan dengan penampilanku. Sepertinya usahaku untuk terus memoles diriku sudah sangat sepadan dengan hasilnya.”

Kata-katanya menyentuh hatiku.

Fuyuki Tojo adalah seorang gadis yang tidak pernah membiarkan dirinya dikompromikan.

Jadi, jika dia mengatakan bahwa dia sudah terus berusaha untuk memoles dirinya, dia pasti benar-benar sudah melakukannya. Maka dari itu kata-katanya sangat menyentuh hatiku.

“Umm, aku sudah memikirkannya sejak lama. Tapi, Haruyuki-kun juga memiliki tubuh yang bagus.”

“… Benarkah?”

Aku melihat ke bawah ke arah tubuhku, tetapi aku terlalu biasa melihatnya. Jadi, sulit sulit bagiku untuk benar-benar memahaminya.

Aku tidak berpikir tubuhku gemuk atau kurus.

“Sulit untuk melihatnya dari pakaianmu. Tapi, kamu terlihat cukup kuat untuk menjadi seorang atlet … Aku yakin kamu pernah berlatih kendo sebelumnya, kan?”

“Kau benar-benar dapat menebaknya, huh…”

“Dengan segala hormat, aku sudah mempelajari setiap inci hal yang berkaitan dengan Haruyuki-kun.”

Aku tidak akan bertanya bagaimana dia mengetahuinya.

Mungkin lebih baik untuk tidak mengetahuinya.

“Aku pikir itu karena aku sudah melakukan beberapa latihan fisik akhir-akhir ini, serta kendo. Setiap kali aku memiliki hari libur, aku akan melakukan beberapa latihan fisik.”

Bahkan setelah aku berhenti dari kendo, pekerjaan paruh waktuku secara alami menggantikan olahragaku.

Berkat itu, aku tidak pernah merasa kekurangan olahraga.

Tapi karena pola makanku yang buruk, aku sudah lama sakit.

“Hummm. Jadi, maksudmu aku bisa membantu Haruyuki-kun untuk menghasilkan fisik yang bagus dengan mengatur pola makan mulai sekarang?”

“Yah, kupikir jika kebiasaan makanku membaik, tubuhku akan banyak berubah.”

Salah satu kekhawatiran yang aku miliki adalah jumlah lemak yang akan aku peroleh dari kurang berolahraga karena berkurangnya jumlah pekerjaan paruh waktuku.

Aku ingin berpikir bahwa metabolisme masa mudaku akan tetap terkendali, tetapi aku tidak yakin bahwa berat badanku tidak akan bertambah jika aku makan hidangan Fuyuki yang begitu lezat setiap hari.

“Haruskah aku membeli beberapa peralatan olahraga untukmu? Atau kalau kamu ingin jogging. Aku bisa nenemanimu kok.”

“Keduanya terdengar menarik…”

Dan ada satu hal yang sudah lama membuatku bertanya-tanya.

“Fuyuki, apa kau bisa membaca pikiranku sejak beberapa waktu yang lalu?”

“Fufu, tidak mungkin, kan? Hanya saja wajah Haruyuki-kun sangat mudah dibaca.”

“Ehh… semudah itu?”

“Ya, sangat mudah. Sejujurnya, sampai kemarin, sulit untuk mengatakannya karena ekspresimu sangat muram dan lelah, tetapi setelah kita makan Hagen Des bersama, itu mulai berubah … dan ekspresimu sangat imutt!”

Aku tidak terbiasa dipanggil imut dan pipiku memanas karena malu.

Begitu, ya. Inilah alasan kenapa orang bilang aku mudah dimengerti…

Aku tidak yakin apakah aku dapat mengontrol emosiku dengan mudah, meskipun pikiranku sudah dalam keadaan yang tenang dan damai.

“Aku ingin sekali melihat Haruyuki-kun yang agak berisi. Tapi.. menurutku itu sangat tidak sehat dan kurasa kita harus meluangkan waktu untuk berolahraga secara teratur.”

“Oh, itu akan sangat bagus.”

“Fufu, aku senang bisa memutuskan bagaimana cara hidup dengan Haruyuki-kun, ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan!”

Fuyuki kemudian memasang wajah senyum yang sangat bahagia.

Aku sudah memikirkan ini berkali-kali, tapi senyum ini memang licik.

Aku merasakan pesona yang luar biasa, seolah-olah semua racun dalam tubuhku sedang dimurnikan.

Itu bisa disebut senyum seorang Dewi.

—- Bagaimana aku bisa begitu terpengaruh oleh senyumnya dan sebelum aku menyadarinya, aku menjadi seorang ahli kata yang hebat.

Setelah membasuh tubuh dengan saling memunggungi, kami memutuskan untuk berendam di bak mandi.

Fuyuki ingin membasuh tubuhku, tetapi aku punya firasat buruk. Jadi, aku menolaknya.

“Sudah kuduga, kau ingin masuk ke bak mandi bersama kan?”

“Tentu saja. Kalau tidak, air panasnya akan terbuang sia-sia ‘kan?”

Jika itu masalahnya, kupikir kita bisa memanaskan airnya lagi nanti. Tapi, aku yakin dia akan menolak ide itu.

“Baiklah. Ayo masuk.”

“Senang kamu bisa mengerti maksudku~. Kalau begitu, Haruyuki-kun. Apa kamu mau masuk duluan?”

“Ehh? Yah, baiklah.”

Aku punya firasat buruk dengan ini.

Namun, aku juga tidak nyaman dengan gagasan memasukkan tubuhku ke dalam bak mandi yang sudah ditempati Fuyuki. Jadi, aku akan menuruti kata-katanya.

“Yah, kalau begitu permisi.”

Perlahan aku memasukkan tubuhku ke dalam bak mandi air panas, mulai dari jari kakiku.

Suhu airnya pas, tidak terlalu panas dan ketika aku akhirnya merendam seluruh tubuhku, kehangatan yang menyenangkan secara bertahap ditransmisikan ke seluruh tubuhku.

“Haaah”

“Kedengarannya menyenangkan. Sekarang, permisi juga.”

Segera setelah aku masuk ke dalam bak mandi, Fuyuki menyusulku masuk ke dalam bak mandi.

——- Dan untuk beberapa alasan, dia menyandarkan punggungnya padaku.

“Um, Fuyuki?”

“Mm, ada apa?”

“Bukankah kau terlalu dekat?”

“Oh, maafkan aku. Bak mandiku terlalu sempit.”

Tidak, ini sama sekali tidak sempit…

Bahkan, ada ruang untuk satu orang lagi di sisi lain.

Namun, setelah aku melihat senyum di wajahnya, ketika aku akan mencoba mengatakan tidak, aku mengerti bahwa aku tidak punya pilihan lain selain menyerah …

Bukannya aku tidak menyukainya. Tapi kupikir wajahku mulai terbakar, ditambah lagi dengan kombinasi mandi bersama ini.

“… Haruyuki-kun, ada sedikit keluhan yang ingin kukatakan.”

“Eh…keluhan? Nah, kalau kau tidak keberatan aku juga mau mengeluhkan sesuatu…”

Sejujurnya, aku tidak bisa membayangkan keluhan yang akan keluar dari mulut Fuyuki.

Aku ingin tahu hal-hal apa yang akan dia keluhkan?

Sulit membayangkannya, sebagai orang yang dikenal sebagai manusia super sempurna untuk mengeluh tentang apa pun.

“Maksudku…Aku membeli baju renang ini saat aku baru masuk SMA dulu…”

“… Umm?”

Aku pikir kabut di kamar mandi semakin tebal.

“Aku mencobanya hari ini untuk pertama kalinya setelah beberapa saat dan itu agak ketat di sekitar area dada …” kata Fuyuki, sambil menarik tali tipis di bahunya.

Aku membayangkan apa yang ada di sisi lain punggungnya karena dia melakukan hal seperti itu sambil mengatakan bahwa area dadanya terlalu sesak.

“Hm, apa ini? Aku merasakan sesuatu yang keras menyentuhku…”

“Apa—!?”

“Ahaha, bercanda kok. Tapi tetap saja, Haruyuki-kun benar-benar imut.”

“Astaga, lagi-lagi kau menggodaku..”

“Maaf, aku benar-benar ingin melihat reaksi Haruyuki-kun.”

“Beri aku waktu beristirahat… kau tidak akan melakukan itu di sekolah, kan?”

“Tentu saja tidak. Haruyuki-kun sangat imut, akan sangat disayangkan untuk menunjukkannya kepada orang lain.”

Aku hanya ingin dia berhenti karena itu memalukan. Tapi, bagi Fuyuki sepertinya itu sedikit lebih rumit dari yang kubayangkan.

Bagaimanapun, aku merasa lega bahwa dia akan menahan diri untuk tidak melakukannya di sekolah.

“Ngomong-ngomong, apa kita akan merahasiakan hubungan kita di sekolah?”

“Hmm. Yah, aku tidak keberatan. Apa yang ingin kamu lakukan, Haruyuki-kun? Apapun pilihamu, aku akan mengikutinya.”

Sejujurnya, kupikir bukan ide yang bagus untuk memberitahu orang lain tentang situasi kami ketika kami bahkan belum resmi pacaran.

Aku mungkin tidak akan menjadi orang yang menyebarkan berita itu. Meskipun aku diberi tahu bahwa tidak apa-apa untuk memberitahu yang lain.

Jika itu masalahnya, aku ingin tahu apakah akan sedikit lebih mudah untuk mencegah kebingungan orang-orang jika kami memutuskan untuk merahasiakannya dari awal.

“Ah! Tapi hubungan rahasia antara kita berdua saja akan menyenangkan, bukan? Di sekolah, kita akan bersikap seperti hanya teman sekelas. Tapi di rumah, kita akan bersikap seperti biasa. Itu cukup menarik, bukan?”

“Aku tidak berpikir kita berada dalam hubungan seperti itu …”

“Tentu saja, kita ‘belum’ berada di dalam hubungan seperti itu, kan.” [TN: Kata ‘belum’ berarti setidaknya hal tersebut akan benar-benar terjadi kedepannya.]

“Ugh…”

Aku menggali kuburanku sendiri.

“Sambil memikirkannya dengan tenang, ada baiknya aku tidak memberitahu orang-orang agar Haruyuki-kun tidak mengalami masalah. Bukannya aku sombong dengan mengatakan ini, tetapi aku populer di kalangan anak laki-laki.”

“Heee… Kau sendiri mengakuinya?”

“Itu benar. Aku sudah mendapat pernyataan cinta dalam jumlah yang banyak dari laki-laki sejak SMP dan aku mendapatkan jumlah pernyataan yang hampir sama dalam kurun waktu satu tahun di SMA.”

“Kurasa aku mendengar desas-desus tentang itu. Ternyata itu benar, ya…”

“Kebanyakan dari mereka hanya ingin membuat kenangan. Beberapa dari mereka menyatakan perasaaannya padaku bahwa mereka benar-benar ingin berpacaran denganku, tetapi mereka seolah memiliki kepercayaan diri yang misterius meskipun kami hampir tidak pernah berbicara, itu hal yang sedikit menakutkan.”

“Jadi begitu.”

“Mn, begitulah. Aku pikir aku relatif baik dalam hal itu, karena aku memiliki firasat yang baik tentang orang seperti apa yang akan aku hadapi. Kupikir orang biasa akan merasa lebih takut dengan perbedaan status kita. Yah, sepertinya begitu. ada beberapa orang yang begitu bertekad untuk pacaran dengan seseorang sehingga mereka menyatakan perasaan mereka padanya tanpa peduli situasi diantara mereka.”

Teori yang penting pacaran dulu, kedepannya dipikirin sambil jalan, ya?

Sejujurnya, aku tidak mengerti dengan hal-hal semacam ini.

Yah, sejak awal, aku tidak pernah memiliki pengalaman ditembak seseorang.

“Ngomong-ngomong, mari kita jaga kerahasiaannya untuk menghindari tatapan penuh kebencian dari anak laki-laki lainnya, oke? Kelompok perempuan yang aku ikuti juga sangat blak-blakan dan ember. Jadi, mungkin akan merepotkan jika mereka mengetahuinya.”

“Kelompok teman, huh?”

“… Kamu benar-benar tidak punya waktu untuk memperhatikan teman sekelasmu, kan?”

“Ya, maaf …”

“Tidak, aku tidak bermaksud mengguruimu. Aku hanya ingin lebih menggodamu~”

Aku ingin tahu apakah itu benar..

“Aku hanya menyebut teman sekelas yang berbagi makan siang denganku dan yang lainnya dengan sekelompok perempuan. Untuk menghabiskan kehidupan SMA dengan nyaman, perlu memiliki orang-orang yang ramah di sekitarmu… Itu melelahkan untuk tetap terlibat sambil mengenakan topeng sandiwara, tetapi itu adalah praktik yang baik bagi kita yang bertujuan untuk berada dalam posisi untuk memimpin orang lain.”

“Ehh, bukannya itu juga disebut sebagai teman…?”

“—- Mn, teman, kan?”

“…Kenapa ada jeda di perkataanmu?”

“Teman… Kurasa kamu bisa menyebut mereka teman, tapi itu juga tidak begitu jelas… semua orang mencoba untuk berada dalam sisi baik satu sama lain dan sejujurnya, itu sangat tidak nyaman.”

Mereka berteman, tapi itu tidak nyaman.

Perasaan itu adalah sesuatu yang aku yakin belum pernah aku alami sebelumnya.

“Maaf, kedengarannya seperti hal yang buruk untuk dikatakan tentang teman sekelas. Tapi itu agak aneh, bukan?”

“Ehhh? Tidak, kurasa itu tidak aneh.”

“Maksudnya?”

“Aku tidak tahu bagaiman pola pikir Fuyuki. Tapi, kau memiliki pengalaman buruk di SMP. Jadi, wajar bagimu untuk memilih dengan hati-hati dengan siapa kau ajak bergaul, bukan?”

Mungkin memang benar itu tidak sopan terhadap sekelompok perempuan yang ada di sekitarnya.

Tapi jika mata Fuyuki bisa melihat ke dalam hati orang lain, firasatnya pasti benar.

Bahkan dari apa yang sudah kudengar, hubungan antar orang itu agak rapuh dan dapat dengan mudah dipatahkan dengan pemicu sekecil apapun.

Jika fondasinya goyah, maka wajar orang akan merasa tidak nyaman.

Aku tidak akan pernah mengerti semua yang Fuyuki rasakan, tetapi aku sudah tahu sebanyak itu melalui pengalamanku sendiri.

“……”

“Aku tidak yakin apakah aku akan pernah dapat memiliki hubungan di mana aku dapat berbicara dengan seseorang tanpa mengkhawatirkan mereka …”

“…Haruyuki-kun, kamu sangat pandai dalam menegaskan dan mendukung perasaan orang, kan?”

“Begitu?”

“Iya, aku bisa merasakan kebaikanmu.”

“Aku malu ketika kau mengatakan itu …”

“Tapi, tolong jangan katakan kata-kata seperti itu kepada siapa pun selain aku ‘oke? Jika orang lain itu adalah gadis kecil sepertiku, dia akan dengan mudah jatuh cinta padamu.”

“Yah, aku hanya akan menjadi gadis kecil di depan Haruyuki-kun—–”

Melalui kata-kata itu, Fuyuki keluar dari bak mandi.

“Bagaimana kalau kita segera keluar? Aku sudah menyiapkan es krim lagi. Jadi, ayo kita makan bersama.”

“Baik.”

Dia biasanya memiliki wajah yang imut, tetapi ketika dia terlihat malu, dia terlihat beberapa persen lebih menggemaskan.

Sejujurnya, ini tidak adil.

Meminjam kata-kata Fuyuki, aku mungkin adalah orang yang bersemangat dengan ini. Jadi, akulah yang merupakan seorang “anak kecil” disini.


Kyou mo Ikitete Erai! Bahasa Indonesia

Kyou mo Ikitete Erai! Bahasa Indonesia

Great Day to Be Alive! The Daughter Spoiled by the President Wants Me to Marry Her ~ 3LDK Cohabitation Life With a Perfect Beautiful Girl,A Happy Life Without Any Inconveniences With a Perfect Silver-Haired Beauty, Kyou mo Ikitete Erai! to Amayakashite Kureru Shachou Reijou ga, Ore ni Kekkon Shite Hoshii to Segande Kuru Ken ~ Kanpeki Bishoujo to Sugosu 3LDK Dousei Seikatsu ~, The Daughter Spoiled by the President Wants Me to Marry Her ~ Spending Time With a Flawless Beauty in a 3LDK, 今日も生きててえらい!と甘やかしてくれる社長令嬢が、俺に結婚してほしいとせがんでくる件 ~完璧美少女と過ごす3LDK同棲生活~
Score 8.2
Status: Ongoing Tipe: Author: , Artist: Native Language: Japanese
Haruyuki Inamori, seorang siswa SMA yang kehilangan orang tuanya dalam sebuah kecelakaan, telah hidup sendiri dengan sebagian besar warisan orang tuanya untuk menghindari kerabatnya yang suka menghambur-hamburkan uang. Karena harus mendapatkan semua uang kecuali untuk biaya sekolah sendiri, Haruyuki menghabiskan waktunya di luar sekolah dengan bekerja paruh waktu. Namun, saat bekerja hingga larut malam untuk menutupi usianya, dia secara tidak sengaja membantu seorang gadis di kelasnya yang sedang terjerat dengan seorang pemabuk, dan dipecat dari pekerjaannya. Haruyuki berada di ujung tanduknya setelah kehilangan pekerjaannya yang menguntungkan, tetapi gadis yang dia selamatkan, Tojo Fuyuki, menawarinya kesepakatan yang luar biasa. "Jika kamu menikah denganku, aku berjanji untuk mendukungmu selama sisa hidupmu." Haruyuki skeptis tentang tawaran yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan ini dari satu-satunya putri Tojo Group, sebuah perusahaan besar, tetapi dia menyetujuinya dengan syarat ringan bahwa dia akan mencobanya terlebih dahulu. Sejak hari itu, ia memulai kehidupan manisnya dengan putri presiden. Hari dimulai dengan sarapan yang disiapkan olehnya, dan kemudian mereka berdua pergi ke sekolah bersama. Kapan pun mereka memiliki waktu luang, mereka menonton film bersama atau memainkan permainan populer. Pada hari libur, mereka menikmati kencan di kota dan tidur nyenyak di ranjang yang sama pada malam hari. Ini adalah komedi cinta yang manis antara seorang siswa sekolah menengah yang sedang berjuang dan putri presiden, yang membuat iri semua orang. Cerita ini saat ini sedang diposting terlebih dahulu di Kakuyomu. nikmati banyak promo novel di buyspin88 sekarang juga terbatas!

Komentar

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset