Sepertinya Rinka tidak akan masuk ke Dataran Hitam hari ini.
Itu tidak mengejutkan, bukan? Karena ini hari kerja.
“Yosh, mari kita mulai!”
Mengontrol Kazu, aku pergi menambang sendiri.
Di kamarku, itu adalah tugas sederhana mengklik mouse.
Kemudian, notifikasi “Masked☆Aaya login” muncul di chatbox.
Dia segera mengirimiku pesan.
[Kazu! Apa yang harus kulakukan?]
[Ada apa?]
[Aku memberi tahu orang itu …… rahasiaku!]
[Rahasia apa?]
[Maaf, aku tidak bisa memberitahumu itu! Tapi, itu rahasia yang akan mengubah hidupku]
……Kedengarannya seperti situasi yang sangat mengerikan.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang situasinya, aku mengetik obrolan.
Menurut apa yang Aaya-san katakan padaku, pria itu telah mengikutinya sepanjang hari dan pria itu sudah mengetahui rahasia Aaya-san yang dia sembunyikan dari semua orang.
Rahasianya adalah sesuatu yang akan mengubah hidup Aaya-san secara drastis dan dia tidak boleh membiarkan siapa pun mengetahuinya.
Maka, dia pergi ke rumah pria itu, bersiap untuk ajalnya dan menjelaskan rahasianya kepadanya.
……Sesuatu tersangkut di kepalaku.
[Dan apa yang terjadi sekarang? Bagaimana dengan pria tampan itu?]
[Tidak terjadi apa-apa. Dia lebih baik dari yang kukira atau lebih tepatnya, dia menerimaku seperti biasa]
Aku tidak tahu apa sebenarnya rahasia Aaya-san. Jadi, aku tidak bisa mengatakan apa-apa tentang itu.
Namun, aku bisa mengatakan satu hal padanya.
[Hati-hati. Jangan nudah tertipu dengan laki-laki. Dia mungkin mengatakan hal manis di awal. Tapi, dia pasti punya motif tersembunyi]
[……Kurasa kamu benar juga]
[Aku akan menceritakan kisahku, pernah ada seorang gadis yang berjanji untuk menikah denganku. Tapi keesokan harinya, dia berpegangan tangan dengan pria tampan dan bermesraan dengannya]
[Begitu…… kasihan sekali kamu]
[Ya, itu sangat menyakitkan. Aku bahkan demam dan harus terbaring di tempat tidur keesokan harinya]
Aku masih bisa mengingat hari itu. Sejak hari itu, aku menganggap pria tampan sebagai musuhku.
[Ngomong-ngomong, berapa umur Kazu saat itu?]
[Lima]
[……Hah?]
[Sekitar usia anak TK]
[…… Aah]
[Eh, apa? Apa kau mencoba untuk memberitahuku sesuatu?]
[Tidak ……. Usia tidak ada hubungannya dengan cinta, bukan?]
Entah bagaimana, reaksi Aaya-san sangat halus. Ini melegakan.
[Pokoknya, kau harus berhati-hati dengan pria tampan itu]
[Aku ingin tahu apakah aku harus melakukannya. Tapi, tidak peduli apa yang kukatakan, pria itu tidak pernah berusaha untuk menyakitiku ……]
[Sudah kubilang, itu jebakan!]
[Mmmm. Tapi, kurasa bukan seperti itu]
[Kalau begitu, tujuannya pasti untuk meningkatkan kesukaan Aaya-san!]
[Btw, aku tidak merasa seperti itu……. Pria itu biasa saja]
[Mungkin itu caranya sendiri untuk mendekati wanita!]
[Mmmm. Jika aku memikirkannya dengan tenang, kemungkinan besar dia adalah pria yang baik karena dia adalah tipe pria yang membuat Senpaiku jatuh cinta]
[Bentar dulu! Kau juga ditipu, Aaya-san!]
[Aku ingin tahu tentang itu. Ah, pria itu sepertinya bukan lolicon. Aku mendengar dari Senpaiku bahwa dia selalu memiliki kecenderungan untuk menyukai anak-anak]
[Dasar pria tampan bajingan! Tidak hanya mendekati wanita, tetapi kau juga mengincar anak-anak!]
[Aku pernah mendengar bahwa anak laki-laki selalu memiliki kecenderungan untuk menyukai anak-anak, benar ‘kan?] [ED: Yes, itu benar]
Gawat. Ini tidak bagus. Aaya-san mulai membuka hatinya untuk pria tampan itu!
Bagaimanapun, pria tampan harus ditakuti!
Setelah itu, aku terus berusaha membujuknya, “Jangan tertipu oleh pria tampan itu! Aku mencoba membujuknya, tetapi tidak berhasil …….
[Dia mendengarkan kata-kataku dan dia juga sangat perhatian dengan Senpaiku. Kurasa aku tidak punya apa-apa untuk dikeluhkan lagi. Dia selalu berbicara jujur padaku]
Aku sampai pada kesimpulan ini, katanya.
Tampaknya Aaya-san akhirnya menerima pria tampan itu.
[Ngomong-ngomong, bagaimana dengan pihak Kazu? Kau tahu, gadis mengerikan itu. Kouhaimu itu]
Dia sepertinya mengacu pada Kiyokawa.
Sepertinya dia mencoba untuk mengubah topik pembicaraan. Tapi, kurasa tidak apa-apa.
[Sebenarnya, ada perkembangan di pihakku juga. Aku berbicara dengan Kouhaiku hari ini]
[Hm. Lalu?]
[…… Dia gadis yang baik. Awalnya, kupikir dia tipe gadis yang keras kepala. Tapi, aku salah. Dia gadis yang baik dan sopan]
[Eh, benarkah? Bukankah dia hanya menipumu?]
[Tidak, setelah aku berbicara dengannya. Kurasa dia bukan tipe seperti itu]
[Hee. Ah, tapi dia menguntitmu, bukan?]
[Itu lebih mungkin karena kesalahanku juga]
[Ada apa, Kazu? Apa kamu sudah ditipu oleh Kouhai itu? Dia mulai membuatku kesal]
Dia mungkin benar.
Aku telah belajar banyak hal tentang Kiyokawa dalam satu hari.
Sejujurnya, aku dipenuhi dengan keinginan untuk mendukungnya. Aku bahkan mungkin menjadi penggemarnya.
Dia terlalu tulus.
Awalnya, dia sangat pemalu dan ingin menjadi seorang novelis. Tapi, dia berubah menjadi seorang Idol …… dan membangun popularitasnya sebagai Idol yang elegan.
Selain itu, sebagai pemimpin di belakang layar, dia juga memperhatikan anggota lainnya. Dia benar-benae berjuang sangat keras.
Selanjutnya, untuk melindungi citra Idolnya di sekolah, dia menghabiskan waktu istirahat makan siang di toilet.
[Nah, itu sebabnya. Kupikir dia bukan gadis yang buruk. Dia hanya seorang pekerja keras yang mati-matian mengejar mimpinya]
[Tidak, tidak, Tidak! Tunggu dulu! Dia memperlakukanmu seperti seorang pakboy dan menguntitmu di sekolah, bukan!?]
[Ah, soal itu. Kesalahpahaman tentang hal itu sudah dibereskan. Jadi tidak apa-apa sekarang]
[Apanya yang tidak apa-apa!? Lalu, bagaimana dengan dia yang menguntitmu?]
[Itu bisa dianggap sebagai perlindungan. Kalau kau memikirkannya. Maksudku, orang-orang terkenal memiliki pengawal dan semacamnya, kan]
[Kamu terlalu positif!]
Setelah itu, Aaya-san menambahkan, “Kazu salah! Aku tidak tahu detail situasinya. Tapi, gadis itu benar-benar berbahaya!” Dia terus mengatakan hal-hal seperti itu, tetapi itu tidak mencapai hatiku ……
[Kurasa kami bisa bergaul entah bagaimana mulai sekarang]
Aku sampai pada kesimpulan ini.
Jadi, sekarang aku ingin berteman dengan Kiyokawa.
[Haa, aku tidak menyangka Kazu orangnya sederhana] [TN: gampangan]
[Hah? Jika kau berkata begitu, maka kau juga sama, Aaya-san]
[Hah?]
[Hah?]
Situasi menjadi tegang. Kami berada di ambang pertengkaran.
[Sejak awal Kazu sangat membenci pria tampan, bukan? Tapi, kurasa tidak semua pria tampan itu jahat. Terutama pria tampan yang berpacaran dengan Senpaiku. Dia orang yang baik]
[Kupkir memang benar ada beberapa pria tampan yang baik di luar sana! Tapi, orang yang kau maksud itu berbahaya! Karena dia berpacaran dengan seorang gadis yang mirip Rinka!]
[Bukankah itu, hanya cemburu]
[Aku tidak cemburu!]
[…… Kamu membuat kesalahan ketik di sana, kau tahu? Kalau begitu, kamu kesal]
Hahaha, aku cemburu?
Aku pacaran dengan Rinka asli, kau tahu?
Bagaimana bisa aku cemburu?
Itu sebabnya, ini adalah niat membunuh.
[Aaya-san memperlakukan Kouhaiku seperti dia juga orang jahat. Itu juga asumsi yang buruk]
[Hah? Itu kebenarannya, kan? Dia memperlakukan Senpainya seperti pakboy dan menguntitnya di sekolah]
[Ada alasan yang lebih dalam untuk itu juga!]
[Lalu, apa alasannya?]
[Aku tidak bisa memberitahumu itu karena ini adalah keadaan khusus!]
[Aku tidak mengerti!]
Anehnya――Aku secara misterius membela orang yang kukeluhkan dari orang yang kuajak curhat.
Aku membela Kouhaiku (Kiyokawa) dan Aaya-san membela pria tampan itu.
Pertukaran aneh apa ini?
[Yah…… Umm, kita sudah melalui banyak hal……. Kurasa sudah waktunya untuk melakukan Misi Harian sekarang?]
[Ayo pergi!]
Kesimpulan dari percakapan dibuat.
Dengan kata lain, kami memprioritaskan permainan.
Yah, kurasa ini adalah hal yang benar untuk dilakukan sebagai seorang gamer.
Aaya-san dan aku bertukar keluhan tentang kehidupan nyata sambil menyimpan informasi pribadi kami untuk diri kami sendiri dan setelah itu, kami bermain game bersama…….
Bukankah ini salah satu hubungan manusia yang ideal?
Bagaimanapun, kejadian hari ini pasti memperpendek jarak antara aku dan Kiyokawa.
Akan datang suatu hari ketika kita bisa berbicara dengan bahagia.
Meskipun aku tidak punya bukti tentang itu, tapi aku yakin.