Seharusnya aku datang berkunjung hanya untuk menghabiskan waktu bersama Rinka. Tapi, entah bagaimana aku akhirnya diuji oleh Ibu Rinka agar ikatan kami sebagai pasangan diakui. Aku tidak bisa tidak bertanya-tanya.
Meski Rinka mengatakan bahwa aku tidak perlu khawatir. Tapi, tetap saja… Aku tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya.
Rinka dengan percaya diri mengatakan bahwa jika kita menghabiskan waktu bersama seperti biasa, kita akan diakui sebagai pasangan suami istri. Tapi sejujurnya, daripada melakukan hal-hal yang khas dari pasangan suami istri, kami belum melakukan hal-hal yang khas dari sepasang kekasih. Kami memang melakukan beberapa hal mesra, tetapi itu benar-benar hanya sesekali.
“Kazuto-kun. Aku akan membantumu merapikan barang-barangmu..”
Ketika aku memilah-milah barang-barangku di kamar kosong, aku mendengar suara lembut Rinka datang dari pintu masuk kamar. Aku berbalik. Rinka memegang sebuah kotak penyimpanan.
“Kamu bisa menaruh pakaianmu di sini.”
“Terima kasih, Rinka.”
“Maafkan aku……, seharusnya aku menyiapkannya terlebih dahulu.”
“Tidak apa-apa, kau tidak perlu terlalu khawatir…….”
“Tidak, aku didiskualifikasi sebagai istri.”
“Bukankah itu terlalu dibesar-besarkan? Kalau cuma segini aku bisa …. Eh?”
Saat berbicara dengan Rinka, yang masuk ke dalam ruangan, aku menemukan fakta yang mengerikan. Sepasang mata bercahaya mengintip kami dari ambang pintu. Aku bahkan tidak perlu bertanya siapa mereka.
“Hmm. Tas apa ini, Kazuto-kun?”
“Ah, aku menaruh materi pelajaranku di dalamnya. Aku juga membawa beberapa PR liburan musim panasku…….”
“Begitu, ya. Kalau begitu, yang satu ini ada di atas meja. …………Tunggu, ada semacam kain yang mencuat dari dalamnya—-P-Pakaian dalam! Ada pakaian dalam Kazuto-kun di dalamnya!”
Rinka tersipu dan menaikkan suaranya saat dia menarik keluar sepotong pakaian dalam yang mencuat dalam tumpukan dari lubang kecil di tas.
“Ah…… sungguh merepotkan, aku mungkin telah memasukkan yang satu itu juga.”
“I-Ini tidak boleh, Kazuto-kun! Tas itu isinya buku pelajaran, bukan? Kenapa kamu menaruh pakaian dalammu di sana……!”
“Tidak, kurasa aku hanya memasukkan barang-barang yang kuperlukan secara acak.”
“Haa~…….. Dasar ceroboh sekali suamiku ini.. Inilah yang akan terjadi kalau aku tidak bersama—-”
“Rinka, reaksimu mendiskualifikasi kamu sebagai seorang istri. Kamu seharusnya tidak marah karena sesuatu yang kecil seperti sepotong pakaian dalam.”
Ibu Rinka tiba-tiba masuk ke dalam ruangan dan dengan nada suara yang santai, dia memberikan ulasan negatif kepada Rinka. Sebagai tanggapan, mata Rinka menyipit dan dia mengambil langkah maju dan berteriak dengan marah.
“Mama! Kamu terlalu banyak ikut campur urusan kami!”
“Jika kalian hanya sepasang kekasih, aku tidak akan mengatakan apa-apa. Tapi jika kalian berniat untuk menjadi pasangan suami-istri, itu adalah masalah yang berbeda.”
“Hah!? Kami memang pasangan suami-istri sungguhan!”
“Ini bahkan lebih bermasalah.”
Ini benar………….
Dengan akal sehat, kupikir banyak orang akan mendukung Ibu Rinka.
Mungkin………… itulah yang dia kejar?
Alih-alih menolak cara berpikir Rinka secara langsung, Ibu Rinka mencoba membuat Rinka belajar cara berpikir yang benar dengan menerimanya sekali saja dan berani ikut campur secara berlebihan dan menyangkal cara berpikirnya tentang bagaimana seharusnya pasangan itu?
“Saat aku seusiamu Rinka, orang tuaku dan orang tua Mikio-san sudah mengakui kami sebagai pasangan.”
“—-Ap! Apa-apaan itu!? Padahal aku masih memiliki rintangan yang panjang!”
Tidak ada yang lebih baik.
“Yup, kurasa ini sudah cukup..”
“Ah, terima kasih, Rinka.”
Pakaian, buku pelajaran dan barang bawaan lain yang kubawa bersamaku sekarang tertata rapi dan itu akan menjadi ruangan yang tidak akan merepotkan bagiku untuk menghabiskan beberapa hari ke depan.
“Nah, sekarang waktunya istirahat. Kazuto-kun, kemarilah aku akan memberimu bantal pangkuan dan sebagai seorang Istri, aku akan merawatmu..”
Rinka, memegang earpick di tangan kanannya, duduk berlutut menungguku.
Jantungku hampir melompat saat membayangkan adegan di mana seorang Idol populer memberiku fanservic telinga, tetapi ini sedikit terlalu mendadak…….
Apakah ini cara Rinka untuk menarik perhatian sebagai pasangan?
“Kazuto-kun, cepatlah.”
“Y-Ya…….”
Haruskah aku benar-benar tidur di bantal pangkuannya?
Dengan pemikiran itu, aku pindah ke sisi Rinka.
Aku berbaring dan meletakkan kepalaku di pangkuan Rinka. Kehangatan lembut pangkuannya bisa dirasakan di sisi kepalaku dan itu tak terlukiskan. Kemudian, aku mendengar Rinka berkata, “Oke, ini dia,” dan aku merasakan benda asing menyerang telinga kiriku. Benda itu menggosok lubang telingaku dengan cara merayap. Aku merasakan sesuatu yang merangkak naik ke tulang belakangku, sensasi nyaman yang menyenangkan.
“Seperti inilah pasangan yang sudah menikah……. Kazuto-kun, aku harap itu tidak sakit.”
“Mmm, sama sekali tidak sakit kok. Sebaliknya, ini terasa nyaman..”
“Ehehe, senang mendengarnya…………”
Kami mungkin melakukannya sebagai pasangan, tetapi aku tidak berpikir kami berada di luar level kekasih dalam situasi kami saat ini.
Meski aku sudah menutup mataku. Tapi, entah bagaimana aku membukanya dan hampir menjerit.
Sekitar tiga langkah jauhnya, aku melihat Ibu Rinka duduk sambil menatapku dengan saksama—-
Ya Tuhan, dia menakutkan! Situasi ini sangat mengerikan!
Apa yang begitu menyedihkan bahwa aku harus membiarkan Ibunya melihatku bermesraan dengannya………….
* * *
Setelah makan siang, saatnya bagi Nonoa-chan untuk tidur siang. Aku meletakkan futon untuk anak-anak di sudut ruang tamu dan membaringkannya di atasnya. Untuk beberapa alasan, dia tidak ingin aku meninggalkannya dan segalanya mulai mengalir seperti ini.
“Zzzz, zzzz.….. munya~………….”
“Ugh….. Imut sekali, Nonoa-chan.”
Nonoa-chan tidur dengan nyaman memperlihatkan wajah tidurnya yang polos. Ini sangat damai.
“Kerja bagus, Kazuto-kun..”
“Eh?”
Kata Ibu Rinka dari belakangku. Dia memiliki wajah yang lurus, tapi dia memberiku acungan jempol.
“Salah satu persyaratan untuk menjadi seorang Papa adalah bersikap baik kepada anak kecil. Ini bukan tentang apakah kamu suka atau tidak suka. Melainkan, apakah kamu bisa bersikap baik orang-orang yang seharusnya kamu lindungi, yang merupakan kualitas yang diperlukan dari kepala keluarga……. Kazuto-kun, kamu telah melewati salah satu ujian dengan gemilang.”
“T-Terima kasih……”
Kepala keluarga, ya…….
Jika kita berbicara tentang pendapatan, kupikir Rinka lebih dari mampu mendukung keluarga. Aku tidak tahu berapa banyak penghasilan seorang Idol populer, tapi itu pasti besar.
Setelah itu, Ibu Rinka berjalan pergi dari ruang tamu meninggalkanku dengan Nonoa-chan. Tepat saat itu, aku dengan santai melirik ke arah Mikio Papa, yang sedang duduk di sofa di sana. Hanya dua pria yang hadir di sini, tidak termasuk Nonoa-chan, yang sedang tidur.
Mari kita tanyakan sesuatu yang ingin kutanyakan padanya saat kita berada di sana…
“Umm, Ayah Rinka, bolehkah aku minta waktu sebentar?”
“Hmm…… ada apa?”
“Kau pernah menyebut dirimu sebagai veteran, bukan? Aku ingin, mendengar lebih banyak tentang itu.”
“……..”
Mikio Papa perlahan-lahan menghela napas, menutup matanya seolah-olah bermeditasi dan terdiam. Setelah sekitar 5 detik waktu hening, dia membuka matanya dan menatapku dengan mata ikan mati yang tampaknya diwarnai dengan kegelapan.
“Tidak ada yang bisa kukatakan padamu.”
“Tidak, umm, aku tidak keberatan berbicara tentang kenangan—-.
“Semoga beruntung. Setidaknya kau tidak akan mati.”
“Dari perkataanmu itu, mungkinkah..?”
“………”
Tolong sangkal!
* * *
Aku menghabiskan keseharianku di rumah Mizuki dengan rasa takut karena percakapanku dengan Mikio Papa.
Ketika aku sedang mandi, Rinka datang dan berkata “Aku akan membasuh punggungmu” ….. (Seperti sebelumnya, Rinka mengenakan pakaian. Dan ibu Rinka menatap interaksi kami). Dia akan memeriksa kami sebelum tidur untuk memastikan kami tidak melakukan sesuatu yang aneh…… (dia akan meminta kami untuk memiliki hubungan yang sehat sambil memberitahu kami bagaimana pasangan yang sudah menikah).
Bagaimanapun, waktu yang dihabiskan untuk diawasi oleh Ibu Rinka berlalu dan tiga hari berlalu dengan perutku bergejolak.
“Kazuto-kun dan Rinka, masuklah.”
Ibu Rinka memanggil kami ke ruang tamu. Rinka dan aku duduk berdampingan, menghadap Ibu Rinka, yang duduk di seberang meja dari kami. Dia terlihat lebih serius dari sebelumnya.
“Aku sudah mengamati apa yang kalian berdua lakukan selama tiga hari terakhir. Aku sudah mencoba untuk mencari tahu apakah kalian memiliki ikatan yang layak untuk menjadi pasangan suami-istri……”
“Bukan menjadi lagi. Tapi, kami memang pasangan suami-istri..”
“Rinka begitu sibuk dengan pekerjaan Idolnya sehingga sulit bagi kalian berdua untuk meluangkan waktu untuk menghabiskan waktu bersama. Tiga hari ini tidak berbeda.”
Itu benar. Bahkan, waktu Rinka di rumah sangat singkat. Yang menjelaskan mengapa tidak ada peristiwa penting yang terjadi sebanyak yang dia harapkan.
“Kalian saling kenal dan jatuh cinta melalui gim, benar?”
“Mnm…”
“………… Waktu pasti telah berubah, kurasa begitulah adanya. Anak perempuan itu tumbuh di dunia yang tidak terlihat oleh orang tua mereka…….”
Ibu Rinka, yang telah menyipitkan matanya, bergumam dengan emosi yang mendalam.
Apa yang terjadi tiba-tiba ini…….
“Aku mengerti sekarang, aku akan mengakuinya. Ini adalah tugas seorang Ibu untuk memiliki kepercayaan pada putrinya.”
“Makasih, Mama. Aku akan terus melakukan yang terbaik sebagai istri Kazuto-kun.”
………….
………… Hmm? Bukankah ini terdengar seperti persetujuan seorang ibu?
Sementara aku bingung, aku merasa percakapan telah berkembang dengan sangat cepat.
“Kita berhasil, Kazuto-kun. Sekarang kita tidak memiliki hambatan lagi di jalan kita, ya.”
“Y-Ya……?”
Sementara aku bingung dengan kegembiraan Rinka, Ibunya menghampiriku dan berkata,
“Kazuto-kun, kamu harus tinggal bersama kami sampai akhir liburan musim panas. Luangkan waktu untuk memperdalam hubunganmu dengan Rinka.”
“Erm, apa kau serius?”
“Iya, aku serius..”
“Nah, gitu dong, Mama.. Akhirnya, aku juga harus tinggal di rumah Kazuto-kun dan mendapatkan persetujuan orang tuanya.”
Aku merasa seperti ranjau-ranjau itu disapu dengan kecepatan yang luar biasa dan rute pelarianku benar-benar terputus.
Aku melirik Mikio Papa yang duduk di sofa seolah-olah mencari keselamatan, tetapi Mikio Papa diam-diam dan tanpa ekspresi menggelengkan kepalanya.
Ah………….
Aku ingin tahu apakah ini terus berlanjut, aku akan dibawa oleh keluarga Mizuki…………?