Malam hari.
Saat ini, aku sedang bermain gim di kamarku dan aku tidak bisa berkonsentrasi dengan baik karena aku teringat adik perempuanku, Risu. Cukup menyedihkan ketika dia begitu kasar padaku.
Kuharap kita bisa bergaul dengan cukup baik untuk membuatnya tidak menyakitkan bagi kami untuk hidup bersama….
“Tapi tetap saja, apa yang harus aku lakukan agar itu terjadi..”
Berbicara pada diriku sendiri, aku membenamkan diriku dalam gim.
Aku baru saja terjun ke dungeon dengan beberapa teman partyku, tetapi skill yang aku miliki masih sedikit rendah.
Sudah lama sejak aku memainkan gim ini dan meskipun ini menyenangkan, aku merasa seperti tidak menikmati bermain gim.
Aku dengan santai melihat boneka yang kuletakkan di dekat mejaku.
Itu adalah boneka lucu yang merupakan versi mini dari Rinka. Dia mengenakan kostum Idol. Boneka itu memiliki mata yang besar dan jernih serta senyum yang cerah dan polos. Dia terlihat seperti Mizuki Rinka, tetapi suasananya lebih seperti Rin.
Sebelum pulang ke rumah, Rinka berkata kepadaku, ‘Aku tahu kamu akan merindukanku ketika kita terpisah. Jadi, aku akan memberikan bonekaku. Ini akan membantumu menanggung kesepian karena tidak ada istrimu.’
“Ah, itu Rinka.”
Aku mengangkat teleponku untuk menjawab panggilannya.
‘Maaf karena meneleponmu malam-malam begini, Kazuto-kun.’
“Tidak apa-apa. Ada apa? Apa terjadi sesuatu?”
‘…… Justru sebaliknya. Ada apa denganmu, Kazuto-kun? Apa terjadi sesuatu?’
“Eh?”
‘Suaramu terdengar sedikit lesu.’
Luar biasa, seperti yang diharapkan dari Rinka. Dia menebaknya dengan benar dalam pertukaran singkat ini.
‘Apa kamu memeluk boneka Rinka dengan benar? Aku tahu kamu merindukanku, tapi aku ingin kamu bersabar. Aku akan…… bersabar juga.’
Aku tidak tahu apa yang dia bicarakan.
“Bukan itu. Sebenarnya–”
‘Bukan, katamu? Itu berarti kamu tidak akan kesepian tanpaku……? Jangan bilang kamu selingkuh?’
“Tidak, bukan begitu! Aku mengabdikan diri secara eksklusif untuk Rinka! Kau tahu itu, bukan?”
‘Tentu saja, aku tahu itu. Aku sepenuhnya tahu itu. Tapi, aku pernah mendengar cerita bahwa ada pria di luar sana meskipun mengabdikan diri pada istri mereka…… Tidak, karena pengabdian mereka kepada istri mereka, mereka menjadi sangat kesepian tanpa mereka…… sehingga mereka mulai bermain-main dengan wanita lain dan membawa mereka ke rumah mereka.’
“Mengapa aku harus melakukan itu? Daripada itu, Rinka! Tolong, dengarkan aku!”
Setelah memohon dengan putus asa, aku menjelaskan secara singkat bahwa aku punya adik perempuan, termasuk keadaan yang telah menyebabkan sampai saat ini.
Rinka, yang telah diam selama beberapa waktu, perlahan mulai berbicara.
‘Maafkan aku……. Aku selalu mengerti bahwa kau tergila-gila padaku, Kazuto-kun. Tapi mungkin karena aku sudah lelah akhir-akhir ini…… perasaan cemas terkadang menghampiriku dan aku tidak tahan……’
“Tidak, tidak apa-apa. Setiap orang memiliki waktu-waktu seperti itu.”
‘Kazuto-kun…… kamu sangat baik. Aku sangat menyukai pemikiranmu yang luas.’
Aku senang diberi tahu “Suka”. Juga, daripada berpikiran luas, aku sudah terbiasa dengan itu.
‘Tapi tetap saja, dia adalah tipe gadis yang sangat waspada, ya. Bahkan Kazuto-kun itu membuatnya takut.’
“Apa maksudmu dengan ‘Kazuto-kun itu’……? Aku bahkan tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang.”
‘Apa yang ingin kamu lakukan, Kazuto-kun?’
“Setidaknya aku ingin bergaul dengannya sehingga dia tidak akan waspada terhadapku. Lagipula, kami akan tinggal di rumah yang sama.”
‘Ara, kamu tidak mengatakan kamu ingin dekat sebagai keluarga, kan?’
“Tidak, bukan itu yang aku maksud Rinka..”
Kita keluarga sekarang. Jadi, mari kita bertindak seperti keluarga!
Meski ini hal yang mustahil. Namun, kita masih ada harapan bahwa kita berdamai berdamai satu sama lain. Paling tidak, kita harus bisa hidup nyaman satu sama lain.
‘Menurutku kamu hanya perlu bersikap seperti biasa.’
“Seperti biasa, ya?”
‘Kamu tidak memikirkan apapun saat kamu bermain gim denganku, kan?’
“Ya, benar. Aku menikmatinya. Jadi, aku ingin Rin juga menikmati bermain gim. Aku ingin berbagi kesenangan. Hanya itu yang kupikirkan.”
‘Fufu, kamu polos sekali seperti anak kecil, Kazuto-chan..’
Aku mendengar tawa kecil yang menyenangkan yang menenangkanku hanya dengan mendengarkannya.
Aku ingin tahu apakah aku seperti anak kecil. Jadi, aku mudah akrab dengan Nonoa-chan?
‘Aku berharap aku bisa menyapa Risu-chan juga. Menjadi adik perempuan Kazuto-kun berarti dia adalah keluargaku dan adik perempuanku.’
“…………”
Keluarga itu cenderung terjadi antara aku dan Risu, sedangkan untuk Rinka, dia hanya memproklamirkan diri.
‘Maaf, Kazuto-kun. Aku harus tidur sekarang…….. Aku senang mengobrol dengan Kazuto-kun, bahkan jika itu hanya untuk sesaat.’
“Oke. Aku akan meneleponmu besok jika aku punya waktu.”
‘Mn.. Makasih, sayang~’
Begitu telepon berakhir, aku meletakkan berat badanku di sandaran dan melihat ke langit-langit.
Aku bertanya-tanya bagaimana aku harus menghadapi adik perempuanku, yang tiba-tiba menjadi bagian dari hidupku…….
