“Oi, Yuichi, kenapa wajahmu kelihatan tertekan begitu?”
Saat tubuhku dibuat terguncang-guncang oleh bus yang melaju, seorang yang duduk di sampingku, Masa, menatap wajahku.
“Hei, Masa, misalnya nih, kalau kau adalah seorang pelaku pembunuhan…”
“Buset dah, apa-apaan coba dengan permisalanmu itu?”
“Dengarkan aku dulu. Yah, katakanlah, ada seorang pelaku pembunuhan yang memilikj [bawahan]. Jika ada seorang gyaru yang secara tidak wajar terlibat dengan si [bawahan] itu…, apa yang akan kau lakukan?”
“Apa sih maksudmu…? Seorang berpenampilan seperti gyaru, tapi pemikirannya cerdas dan dewasa, itu artinya—Detektif Hebat Gyaru! Apakah sesuatu seperti itu?”
Sambil bergumam seperti itu, Masa kemudian meletakkan tangannya di dagunya dan mulai menjawabku dengan serius.
“Tapi yah, itu akan buruk jika si [bawahan] itu diperdaya oleh gyaru itu… Jadi, bukankah satu hal yang mesti dilakukan adalah untuk terus berada sekitar mereka sehingga gyaru dan si bawahan itu tidak berinteraksi berduaan saja?”
“Kurasa kau benar… Lagian itu juga merupakan tugas bagi si pembunuh untuk terus mengawasi agar gyaru itu tidak terlalu dekat dengan bawahannya.”
“Kau…, apa kau membunuh seseorang?”
Masa menatapku dengan mata penuh kecurigaan, tapi aku hanya mengabaikannya.
Di dalam bus ini, teman-teman sekelasku saling mengobrol riang dan tertawa. Cuman masalahnya, orang-orang yang duduk di kursi di depanku adalah——
“Hei, Watanae-san, ayo kita makan camilan ini bersama-sama!”
“Aku gak mau makan.”
“Kau tahu, saat aku menonton TV kemarin, aktor favoritku melakukan upaya pertamanya sebagai pengisi suara dalam sebuah film. Tapi, saat dia melakukannya, dia kedengaran seperti dia hanya sekedar membaca kalimat yang akan dia katakan. Jadi yah, aku ingin tahu, apakah ada perbeedan antara aktor dan pengisi suara?”
“Entahlah.”
Entah kenapa, Yuuka dan Nihara-san yang duduk bersebelahan terus berbicara satu sama lain. Yah, meskipun perbandingan rasio jumlah Yuuka dan Nihara-san berbicara adalah 1:99.
Mungkin, tadi Nihara-san mengatakan pada Yuuka kalau dia ingin duduk bersebelahan dengannya. Karena Yuuka saat di sekolah bersikap judes dan tidak punya teman untuk bisa diajak duduk bersebelahan, jadi tidak ada alasan baginya untuk menolak Nihara-san yang ingin duduk bersebelahan dengannya.
“…Terus, terus, kau tau? Temanku, dia mengambil foto selfie menggunakan B612 dan mempostingnya di medsos, lalu secara tak terduga dia menjadi sangat populer. Itu benar-benar lucu, kan? Padahal saat dia di sekolah wajah yang dia tunjukkan benar-benar berbeda.”
“Begitukah?”
……Mengapa dari tadi Nihara-san terus membicarakan topik yang sensitif seperti itu?
Topik tentang pengisi suara, topik tentang wajah yang berbeda saat di tunjukkan di sekolah…, dan juga, topik tentang apa yang dia bicarakan sebelumnya:
——Loh, habisnya…, kau menyukai Sakata sebagai lawan jenis ‘kan, Watanae-san?
Aku tidak ingin memikirkan soal ini, tapi apa jangan-jangan…, Nihara-san mengetahui rahasianya Yuuka?
—
Sesampainya di lokasi perkemahan, kami kemudian bersama-sama berupaya untuk mendirikan tenda.
Karena aku adalah orang yang tidak menyukai tempat terbuka, sekarang pun aku sudah merasa lelah dan tidak ingin melakukan apa-apa lagi.
“Hei, Yuuichi! Selagi masih ada waktu luang, ayo kita masuk ke dalam hutan!”
“Astaga, kau ini semangat sekali ya. Apa kau itu orang yang menyukai tempat terbuka, Masa?”
“Ya enggak lah, aku juga sama sekali tidak tertarik dengan acara sekolah yang semacam ini… Tapi jika kita ada di dalam hutan, kita tidak akan bisa ditemukan ole para guru, kan? Jadi di sana, dengan membawa ponsel cerdas, kita bisa memainkan gim [Alice Stage]…”
Ya ampun, dia ini benar-benar maniak banget sama gim, aku jadi kagum terhadapnya.
“Tidak… aku lelah, jadi aku mau beristirahat di suatu tempat.”
“Oke. Kalau gitu, aku akan pergi ke dalam hutan sebentar untuk melihat Ranmu-sama.”
Dengan mengatakan itu, Masa pergi memasuki rimbunan pohon.
Setelah melihat punggung Masa menghilang dari balik pepohonan, aku pergi sendirian ke tepi sungai. Dan karena ada banyak orang di hilir sungai, jadi area yang kutuju adalah hulu sungai dan duduk di tepinya.
Dengan diteringai oleh sinar matahari, Sungai itu tampak seperti mengeluarkan aura-aura berkilauan.
“…Yuu-kun!”
Saat aku bersantai sambil mendengarkan suara aliran sungai, tiba-tiba ada seseorang yang memanggil namaku.
Saat aku melihat ke belakang, itu adalah Yuuka dalam mode sekolah, namun dia menampilkan senyuman polos yang seperti saat dia berada di rumah.
“Aku ke sini karena kulihat kau berjalan sendirian ke arah hulu.”
Meskipun dia memakai kacamata, tapi ketika dia tersenyum seperti itu, entah mengapa matanya jadi tampak terkulai. Tergantung pada ekspresi seperti apa yang dia tunjukkan, matanya akan jadi tampak menyipit atau terkulai, yang mana itu memberikan kesan sesuatu yang unik.
“Aku senang kau datang ke sini, tapi aku cemas kalau nantinya ada yang curiga dan mengatakan, ‘Hubungan seperti apa yang mereka berdua miliki?’… Misalnya, dari Nihara-san…”
“Nihara-san…? Hm, tampaknya dia memang punya kecurigaan seperti itu? Bahkan tadi dia tiba-tiba bertanya padaku apakah aku menyukaimu…, dan hampir saja secara tidak sadar aku akan menajwabnya ‘Ya’.”
“Ya ampun, mendengarkan kau mengatakan itu saja sudah terasa menakutkan!”
“Tapi kau tidak perlu cemas! Lain kali aku akan lebih berhati-hati lagi. Karena bagaimanapun juga, aku adalah seorang pengisi suara…, jadi aku punya kepercayaan diri terhadap kemampuan aktingku!”
“——Heeeeeei! Watanae-san!!”
Saat itu, aku melihat Nihara-san datang dari kejauhan.
“K-Kenapa Nihara-san datang ke sini?”
“M-Mana aku tahu, tapi untuk saat ini aku akan pergi bersembunyi!”
Di dekat tepi sungai, ada bebatuan yang tumpang tindih. Saat aku buru-buru bersembunyi di sana… dengan membawa tas ransel di punggungnya, Nihara-san menghampiri Yuuka yang sedang berdiri di tepi sungai.
“…Fuuu, akhirnya ketemu juga. Dari tadi aku terus-terusan cari kamu loh, Watanae-san.”
“Apa kau punya keperluan denganku?”
Mata Yuuka saat dia menatap Nihara-san tampak sipit. Sip lah, ini adalah sikap yang biasanya akan Yuuka tunjukkan saat dia di sekolah.
Namun demikian, tak gentar terhadap Yuuka yang seperti itu, Nihara-san tersenyum dan—“Aku mau berbicara tentang Sakata.”—berbicara langsung pada intinya.
Yuuka masih tetap tidak menunjukkan eskpresi apa-apa, dan terus menunggu reaksi dari Nihara-san.
Bagus Yuuka, pertahankan terus wajah pokermu itu dan lewati situasi ini!
“Kau tahu, kau dan Sakata itu tampak seperti pasangan yang cocok loh?”
“…B-Benarkah!?”
Yuuka?
“Apa kau ingat, saat kita menjadi sukarelawan di TK. Di situ kau datang dengan tergesa-gesa, kan? Saat itu, aku berpikir ‘Hmm, aku mesti membaca suasana di sini’, dan memutuskan untuk pergi… aku merasa seperti kalian punya kesan yang sangat cocok, tau!”
“A-Apa memang begitu…?”
Yuuka!
“——Jadi, Watanae-san, aku serius menanyakan ini… Kau suka sama Sakata, kan?”
“Tidak.”
Yuuka tiba-tiba membuat ekspresi judes dan mengatakan itu sambil memperbaiki kacamatanya.
Tidak, tidak, tidak, bukankah ini sudah terlambat bagimu untuk bereaksi seperti itu? Lagian, sudah sangat jelas tadi kalau wajah pokermu rusak ditengah-tengah percakapan.
Ya ampun, mana kemampuan akting yang tadi kau bicarakan itu….?
“…Kau ini orangnya cukup keras kepala juga ya, Watanae-san? Padahal tadi sudah sangat jelas bahwa cara bicaramu itu menyiratkan kalau kau menyukai Sakata.”
“Tidak.”
“Kau tahu, menurutku Sakata berpikir kalau kau itu imut loh, Watanae-san.”
“Sungguh?”
“Tuh kan, kau pasti menyukai Sakata, kan?”
“Tidak.”
Astaga, ada terlalu banyak ketidakwajaran dalam kata-katanya… Jika aku adalah seorang sutradara anime, dengan tingkat kemampuan aktingnya yang seperti itu, aku akan membuatnya melakukan syuting suara ulang.
“Isssh… bagaimana bisa kau mencoba untuk menutup-nutupinya dengan sikap yang sangat terang-terangan seperti itu, Watanae-san?”
“…Kau sendiri, Nihara-san, mengapa kau begitu terobsesi dengan topik ini?”
“Itu karena aku ingin agar kita bisa berbicara dari hati ke hati. Itu sebabnya, jika kau memang menyukai Sakata, aku ingin kau mengakuinya, oke?”
“Begitu ya,”
“Jadi—apa kau menyukai Sakata?”
“Tidak.”
“Issssshhhhh!!”
Ya ampun, percakapan mereka terus saja berputar-putar dan tidak terlihat seperti itu akan berakhir. Tapi kemudian, Yuuka menghela napas panjang terhadap Nihara-san yang masih bersikeras berbicara dengannya.
“Aku tidak seharusnya memberi tahu apa pun tentang diriku sendiri kepada orang lain. Nihara-san, kau adalah tipe orang yang selalu bisa memberitahukan tentang dirimu kepada orang lain…, jadi, aku tidak tahu apakah kau akan bisa memahami apa yang kurasakan ini.”
“…Bahkan aku juga tidak akan memberitahukan semua tentang diriku kepada orang lain.”
Mendengar kata-kata Yuuka, ekspresi Nihara-san tiba-tiba jadi mendung. Tapi kemudian, dengan raut wajah yang serius…
“Bahkan aku pun—punya ‘rahasia’ yang tidak bisa kuberitahukan kepada siapa pun.”
“…Kalau memang gitu, maka kau pasti bisa mengerti perasaanku yang tidak ingin mengatakan apapun, kan?”
Yuuka menunjukkan ekspresi yang sedikit kelihatan bingung, tapi dia masih tetap berbicara dengan tegas.
Menerima reaksi seperti itu, Nihara-san hanya bisa menghela napas dalam sambil meletakkan tangannya di dahinya.
“Yah… erm, kau benar. Tentunya, apa yang kau katakan itu memang masuk akal.”
“Kalau gitu, percakapan ini sudah selesa——”
“Tepat seperti yang kau katakan…., itu tidaklah adil kalau cuman kamu saja yang mengatakan rahasiamu! Oke, kalau gitu, aku juga akan memberitahukanmu rahasiaku.”
“T-Tidak, aku tidak bermaksud seperti itu…”
Sementara Yuuka dibuat kewalahan, Nihara-san, yang tampaknya telah mengambil keputusan, menurunkan ransel yang dibawanya—dan mulai mengambil sesuatu dari dalam ransel itu.
“Kau tahu, Watanae-san…, orang-orang berpikir kalau aku ini gyaru yang ramah, santai, dan selalu ceria. Tapi, sebenarya aku punya suatu ‘rahasia’.”
Sambil mengatakan itu dengan nada berat, dari ranselnya, Nihara-san mengeluarkan—‘pistol’.
Tidak, lebih tepatnya…, itu adalah pistol yang sama seperti yang pernah kubeli ketika aku melihat Nihara-san memegangnya di suatu toko. Pistol itu adalah mainan tokusatsu yang mengeluarkan suara dari berbagai pengisi suara, termasuk Izumi Yuuna.
“Sekarang, aku, seorang yang hanya kebetulan lewat dan akan mengubah pertunjukkanmu… Kamen Runner Voice! Telah datang! Aku pasti. akan mengalahkanmu…!”
『Voice Bullet ‘Change’』
Setelah mengucapkan kalimat seperti itu, Nihara-san menarik pelatuk pistolnya dan mengambil pose yang keren.
Lalu, dengan perlahan, Nihara-san mengalihkan pandangannya ke arah Yuuka.
“Kau pasti berpikir ‘Dia lagi ngapain sih?’, kan? Tapi, ini lah ‘rahasia’-ku.”
Dan kemudian, setelah Nihara-san menarik napas dalam-dalam, dia berkata:
“Meskipun aku kelihatannya seperti ini, tapi… aku adalah penggemar berat tokusatsu.”
[Catatan Penerjemah: Tokusatsu adalah istilah dalam bahasa Jepang untuk efek spesial dan sering kali digunakan untuk menyebut film sci-fi/fantasi/horor live-action produksi Jepang. Simpelnya sih, kalian suka nonton kamen rider atau power ranger atau ultraman? Nah, berarti kalian adalah penggemar tokusatsu.]