Pada saat kami selesai makan kari yang kami buat sendiri, Matahari sudah terbenam di langit barat. Namun demikian, Masa, dia bahkan sama sekali tidak menyentuh karinya dan hanya membaringkan tubuh atasnya di meja.
Yah, dia pasti lagi depresi. Lagian, ponsel cerdasnya disita oleh Gousaki-sensei yang memergokinya sedang memutar gacha. Yah, di sisi lain itu juga salahnya sendiri sih.
“Sa~Ka~Ta!”
Setelah selesai membersihkan peralatan makan dan sebagainya, saat aku hendak akan kembali ke tendaku…,
Nihara-san, yang tampak sedang dalam suasana hati yang baik, berlari ke arahku sambil tersenyum saat rambut cokelatnya yang panjag menggantung di atas dadanya.
——Kurasa aku memang menyukainya.
Saat Nihara-san berbicara dengan Yuuka di tepi sungai, aku dengan jelas mendengarkan dia mengatakan itu.
Biasanya, aku selalu bersikap hati-hati terhadapnya karena dia memiliki penampilan seorang gyaru, tapi…, setelah aku mendengar kata-kata itu, aku menjadi sedikit lebih sadar akan kehadirannya.
“…Sakata-kun, tatapanmu itu terlalu berlebihan, tau!”
Tiba-tiba, dari belakangnya Nihara-san, aku mendengar suara yang terdengar kesal. Rupanya, orang yang mengatakan itu saat dia menatapku dari balik kacamatanya adalah Yuuka.
“Tenanglah, Watanae-san, tenang.”
“Habisnya, matanya itu terus melihat ke arah payudaramu…”
Saat ini, interaksi Yuuka terhadap Nihara-san tampak lebih santai daripada sebelumnya.
Dalam diam, aku terus menerus melihat interaksi diantara mereka berdua, dan saat aku berpikir bahwa ini adalah pemandangan yang menyegarkan…
Tiba-tiba, Nihara-san mendorong Yuuka ke arahku.
“Kyaaa!”
Yuuka menjadi terhuyung-huyung, dan kemudian berakhir menempel erat di lenganku. Akibatnya—aku jadi bisa merasakan sentuhan yang lembut dan hangat dari Yuuka di lenganku.
“Hei, Sakata, coba kau lihat Watanae-san baik-baik, oke? Dia imut banget, kan!?”
“Ni-Nihara-san!”
Saat aku mengalihkan pandanganku ke arah Yuuka, dia yang saat ini sedang berada dalam mode sekolah itu memiliki rona pipi yang memerah dan tampak canggung.
Saat di rumah, dia biasanya akan selalu terlihat seperti ini, tapi sungguh langkah untuk melihat dia yang menjadi seperti ini saat dia berada dalam mode sekolah. Kalau aku harus bilang, ini rasanya seperti gap moe.
“Hei, Sakata? Bukankah ini sudah waktunya bagimu untuk menjadi orang normal?”
“O-Orang normal? Eh, apa menurutmu aku ini orang yang tidak waras?”
“Bagaimana bisa seorang siswa SMA yang memiliki nafsu pada ‘adik perempuannya’ bisa disebut waras?”
Oh… iya juga ya. Setauku, Nihara-san salah paham kalau meskipun aku telah melupakan tentang Raimu, tapi aku justru menjadi pria gila yang memiliki nafsu pada adikku sendiri, ‘Nayu’. Kemudian, untuk menyadarkanku dari memiliki nafsu yang tidak wajar seperti itu, serta untuk membuat aku dan Yuuka bahagia, dia mencoba untuk menyatukan kami.
Cuman yah, masalahnya, ‘adik perempuan’ yang dia pikirkan dan Watanae Yuuka ini adalah orang yang sama.
“Memang sih, ‘Nayu-chan’ itu imut! Matanya jernih dan hidungnya juga mancung. Tapi…, coba kau lihat Watanae-san? Meskipun agak sulit untuk melihatnya melalui kacamatanya, tapi dia juga punya mata yang jernih, dan hidungnya pun juga mancung, dan pastinya, dia tidak kalah dari ‘Nayu-chan’, kan?”
Tentu saja dia tidak akan kalah, toh orang yang kau bicarakan di sini adalah orang yang sama.
Dan kemudian—malam di hari yang sama.
“Yaaho~, Sakata!”
Di rumah pondok, saat aku sedang bersantai dengan siswa lain di ruangan pria, tiba-tiba, Nihara-san datang dan masuk ke ruangan kami.
Sontak saja, Masa dan anak laki-laki langsung menjadi bersemangat.
“Sakata, kau dipanggil sama Gousaki-sensei.”
“Eh… Kenapa aku dipanggil?”
“Entahlah? Tapi, tadi kulihat kalau dia tampak terburu-buru, jadi bukankah kau harus segera menemuinya?”
Apa ada sesuatu yang terjadi hingga membuat Gousaki-sensei memanggilku?
Dengan pemikiran seperti itu, aku meninggalkan ruangan, tapi… saat aku keluar, di sana ada Yuuka yang sedang berdiri dengan penampilan mengenakan baju kaos.
“Yu-Yuka!? Kenapa kau ada di sini?”
“Erm… tadi Nihara-san bilang padaku kalau dia akan memanggilmu, jadi dia menyuruhku untuk menunggu di sini.”
Oh, aku mengerti. Jadi yang Nihara-san bilang soal Gousaki-sensei memanggilku itu hanyalah kebohongan, dan tujuannya yang sebenarnya adalah untuk membuat aku dan Yuuka bisa berduaan.
“Haa~… Nihara-san ini benar-benar suka ikut campur daripada yang kupikirkan.”
“Issh, Nihara-san itu orang yang baik, tau~”
Terhadap keluhanku, Yuuka menanggapiku dengan lembut.
“Oh iya, Yuu-kun, ayo kita ke sini!”
Seolah dia mengingat sesuatu, Yuuka menarik tanganku dan mulai berjalan dengan cepat. Setiap kali dia berjalan, rambut ponytailnya bergoyang dengan ringan dan halus.
Dan kemudian, saat aku terus mengikuti Yuuka—tempat yang dia tuju adalah bagian belakang rumah pondok.
“……Oh”
“Indah sekali, bukan? Semua bintang-bintang yang terlihat tampak sangat gemerlapan!!”
Di langit malam yang tak berawan, tampak banyak bintang yang tidak pernah bisa untuk dilihat di area perkotaaan.
Sambil berdiri berdampingan, untuk sementara waktu, aku dan Yuuka menikmati pemandangan indah yang tampak di depan kami itu.
“…Kau tahu, aku ingin menjadi akrab dengan Nihara-san.”
Menggumamkan itu, Yuuka melepas kacamatanya dan menampilkan matanya yang jernih.
“Ini adalah pertama kalinya bagiku membicarakan perasaanku pada teman sekelasku tanpa harus merasa gugup. Selain itu, ini juga adalah pertama kalinya aku saling berbagi rahasia dengan seseorang. Rasanya…, ini sudah seperti kami adalah sahabat, yang mana itu membuatku sangat bahagia.”
“Gitu ya…”
Yah, Nihara-san bahkan sampai mengungkapkan rahasianya tentang dia yang memiliki kesukaan terhadap tokusatsu. Dan dia juga sampai memiliki pemikiran untuk ikut campur di antara aku dan Yuuka agar dia bisa menyatukan kami.
——Dia tahu tentang apa yang terjadi padaku saat kami kelas 3 SMP, dan dia ingin agar aku bisa bangkit dari masa laluku itu.
——Dia bahkan memiliki pemikiran untuk mengulurkan tangannya pada Yuuka yang biasanya bersikap acuh tak acuh kalau-kalau Yuuka memiliki perasaan yang disembunyikan.
Seperti yang Yuuka katakan, Nihara-san adalah orang yang baik. Mungkin dia yang melakukan itu semua dikarenakan kesukannya pada tokusatsu, atau mungkin karena pemikirannya yang bersifat heroik. Yah, meskipun penampilannya tampak seperti gadis gyaru.
“Oh lihat itu, Yuu-kun! Ada bintang jatuh!!”
Dengan penuh semangat, Yuuka tiba-tiba menarik ujung bajuku.
Lalu, dia mulai menyatukan kedua tangannya, dan kemudian…
“Semoga aku selalu bisa bersama dengan Yuu-kun. Semoga aku selalu bisa bersama dengan Yuu-kun. Semoga… aaah, bintang jatuhnya sudah menghilang sebelum aku sempat berdoa tiga kali. Issssh~!”
Mau tak mau aku jadi tertawa saat aku melihat Yuuka melontarkan ketidakpuasannya ke arah langit.
Dan setelah itu, bersama dengan Yuuka, kami terus menatap langit yang dipenuhi bintang.
Nah, untuk saat ini…
Aku ingin mengucapkan terima kasih pada Nihara-san karena terlah memberiku kesempatan untuk melihat langit malam yang sangat indah ini berduaan dengan Yuuka.