Beberapa hari setelah karyawisata sekolah selesai.
Aku dan Yuuka tidak pergi kemana-mana dan memutuskan untuk menghabiskan liburan musim panas kami di rumah.
“Hei, Yuu-kun! Nihara-san mengajakku untuk pergi bersamanya ke festival musim panas di akhir pekan ini loh!”
Berbaring di sofa dengan pakaian kasualnya, Yuuka memalingkan wajahnya dari ponsel di tangannya dan mengatakan itu kepadaku dengan senyum lebar.
Rambut hitamnya tidak dia ikat, membuat rambutnya itu berayun lembut di sekitar bahunya. Matanya yang biasanya cenderung tampak terkulai kini sangat berbinar, membuatku yang melihatnya seperti itu menjadi secara tidak sadar cekikikan.
“Aku juga menerima pesan LINE seperti itu darinya. Dia bilang, ‘Ayo kita pergi ke festival musim panas bersama Watanae-san!’”
Saat kami kembali dari karyawisata sekolah, Nihara-san ngotot ingin agar kami bertukar ID LINE, jadinya aku memberitahukan ID-ku kepadanya. Dan sama sepertiku, Yuuka juga saling bertukar ID LINE dengan Nihara-san.
Seteah menerima pesan dari NIhara-san, Yuuka meletakkan ponselnya di atas meja dan berdiri sambil bersenandung, lalu, dia memejamkan matanya dan melakukan perjalanan ke dunia delusi.
“Ehehehe, pergi jalan-jalan sama teman sekolahku…, apalagi Yuu-kun juga akan ikut, aku benar-benar sangat menantikannya! Nanti ayo kita kunjungi kios-kios yang didirikan. Oh iya, aku ingin tahu apakah aku masih punya yukata yang pas untukku?”
Setelah kembali dari karyawisata sekolah, Yuuka selalu bersikap seperti ini.
Di sela-sela obrolan yang kami lakukan, dia biasanya akan berbicara tentang Nihara-san. Bahkan pada hari Minggu, dia akan bangun pagi-pagi sekali untuk mencoba menonton film tokusatsu.
Singkatnya…, banyak dari yang dia lakukan itu ada sangkut pautnya dengan Nihara-san.
Yah, meskipun di sekolah gangguan komunikatif Yuuka sangat ekstrim sehingga dia memiliki kesan yang judes. Tapi pada dasarnya, dia adalah tipe orang yang seperti anjing kecil. Karenanya, semakin seseorang mengenal Yuuka, dia akan semakin menunjukkan sifat aslinya.
“Nihara-san sepertinya akan terlihat cantik saat memakai yukata! Gap moe antara sifat gyaru dan yukatanya sepertinya akan menarik, dan dia pasti akan terlihat seksi!”
“Yah, memang sih, aku yakin itu akan menjadi gap moe yang menarik.”
“…Tapi, kau tidak boleh terus-terusan melihat ke arah Nihara-san, kau mengerti?”
Meskipun dia sendiri yang mengangkat topik seperti ini, tapi Yuuka tiba-tiba mendongak ke arahku dan menarik lengan bajuku.
“Tidak harus kau beritahu sekalipun, aku tidak akan melakukan itu.”
“Aku tidak yakin dengan perkataanmu itu, karena bagaimanapun juga, pada dasarnya kau itu orang yang selalu melihat ke arah payudara perempuan.”
“Bukankah tuduhanmu itu terlalu mengerikan!? Ya ampun…, kau ini masih saja cemburu gak jelas seperti ini.”
“…Apa kau membenciku yang seperti ini?”
Mengatakan itu, Yuuka meraih tanganku dan meringsutnya untuk menyembunyikan wajahnya.
Dan kemudian, dia menurunkan tanganku sedikit untuk memperlihatkan matanya, dan menatapku.
“Jiiiiii……..” // *Sfx lagi ngeliatin orang*
“…………”
“Jiiiiii———”
“…………”
“Jiiii——! Jijijiji——!”
Saat aku sengaja mengabaikannya yang seperti itu, dia mulai terus-terusan menggumamkan ‘ji’.
Ya ampun, dia ini suka sekali cari perhatian.
“Enggak, enggak, aku gak membencimu kok. Dan juga, aku ini bukan orang yang selalu melihat ke arah payudara perempuan.”
“…Ehehehe, baguslah kalau begitu!”
Dengan senyum yang seolah-olah meleleh, Yuuka mulai menggoyang-goyangkan tanganku.
Padahal masih ada beberapa hari lagi sampai dimulainya festival musim panas…, tapi dia sudah menjadi bersemangat secepat ini.
——Tenenenet♪ Tenenenet♪ Tenenet♪ Net~♪ Net~~~~♪
Saat itu, ponsel Yuuka yang dia letakkan di atas meja berdering.
Di layar ponselnya, tampil foto seseorang yaitu—Nihara-san, yang rupanya, itu adalah panggilan suara dari LINE.
“T-Telepon dari Nihara-san!? A-Aku harus gimana nih, Yuu-kun!”
“Sekalipun kau bertanya seperti itu…, bukankah kau hanya harus menjawabnya dengan normal? Mungkin dia punya sesuatu yang mau dibicarakan denganmu.”
“Yang kau maksud normal tuh spesifiknya gimana!? Aku tidak biasa telponan dengan teman sekolahku, jadi aku benar-benar tidak tahu harus gimana… Ataukah aku harus menjawab panggilannya seperti ini, [Yahoo, ini Yuuka☆]?”
“Kupikir seperti dirimu yang biasanya saja tidak masalah…”
Lagian, apa-apan coba dengan, [Yahoo, ini Yuuka☆]? Kalau dia tiba-tiba menjawabnya dengan semangat yang aneh seperti itu, Nihara-san pasti akan kebingungan dan langsung memutuskan panggilan.
“A-Aku mengerti… seperti diriku yang biasanya, seperti diriku yang biasanya…”
Bergumam seperti itu, Yuuka menjawab panggilan dari Nihara-san dan mengaktifkan tombol speaker.
[Yahoo, Watanae-san! Gimana kabar?]
“Baik.”
Buset dah, yang jadi seperti biasanya malah sifat judesnya.
Ya ampun, kemana Yuuka yang tadi membicarakan tentang Nihara-san sambil tersenyum?
Dengan ekspresi yang keras, Yuuka terus menatap ke arah ponselnya.
[Loh, kenapa kau malah kembali ke cara berbicaramu yang dingin itu? Padahal di karyawisata tempo hari kau berbicara dengan ramah kepadaku…]
“Ini tidak ada bedanya.”
[Kita sudah berteman, kan? Bukankah sikapmu ini mengerikan? Kau akan membuatku menangis, tau!]
[Catatan Penerjemah: Di sini Nihara menggunakan cara bicara dengan akhiran jan yo jan yo yang biasanya digunakan oleh Yuuka.]
“Berisik ah!”
Oh, dia sudah mulai kembali jadi seperti tadi.
Menanggapi reaksi yang diberikan Yuuka, Nihara-san yang berada di sisi lain telepon terdengar cekikikan.
[Kau ini benar-benar lucu ya, Watanae-san.]
“Ish, jangan mengatakan itu seolah-olah aku adalah mainan dong.”
[Ahahaha! Jadi gini, Watanae-san…, di festival musim panas nanti…, aku juga mengajak Sakata ikut sama kita.]
Karena namaku tiba-tiba disebutkan, aku sontak menegapkan posturku dengan cepat.
Meskipun aku dan Yuuka sudah membicarakan soal ini sebelumnya…, tapi rasanya agak canggung saat mendengar Nihara-san yang mengungkit topik ini.
[Di festival nanti, awalnya kita bertiga akan berkumpul dulu, bukan? Nah, ketika ada timing yang bagus, aku akan pergi—dan setelah itu, kalian akan bisa berduaan.]
“T-Tapi… bukankah nantinya malah Nihara-san yang jadi merasa bosan?”
[Santuy, tidak apa-apa kok! Asalkan kau dan Sakata jadi lebih dekat—itu akan menjadi hal yang terbaik untukku. Atau kalau perlu, setelah itu kau langsung membawanya pulang ke rumahmu? Kyaaaa~!!]
Yah, aku tidak berpikir kalau Nihara-san akan kepikiran bahwa kami sebenarnya sudah tinggal satu rumah…
Di sisi lain, entah apakah karena memikirkan hal yang sama sepertiku, Yuuka menampilkan ekspresi rumit di wajahnya.
“E-Erm, Nihara-san…”
[Waduh, gawat nih! Program spesial Kamen Runner sudah mulai! Maaf, nanti aku akan menghubungimu lagi tentang detailnya, sampai jumpa!]
——Pip♪ pip♪ pip♪
Karena ingin melihat program spesial, Nihara-san menutup panggilan sebelum Yuuka selesai berbicara.
“Nihara-san ini benar-benar orang yang baik ya… Meskipun tidak ada manfaat yang bisa dia dapatkan, tapi dia sangat mendukung kisah cintaku.”
“Kau benar, pola berpikir yang Nihara-san miliki itu mirip seperti pola berpikir seorang pahlawan, padahal tidak semua penggemar tokusatsu akan memiliki pola pikir seperti itu.”
Kalau dipikir-pikir lagi, saat Tanabata, Nihara-san menuliskan [Perdamaian Dunia] di tanzaku-nya.
Dulu kupikir itu hanyalah lelucon atau semamnya, tapi ketika aku memikirkannya sekarang—mungkin itu benar-benar keinginan murninya Nihara-san.
“Awalnya aku berpikir kalau aku tidak akan cocok dengan sikap hype-nya Nihara-san, tapi sekarang…, aku merasa ingin lebih dekat dengannya, dan kupikir aku menyukainya.”
——Tenenenet♪ Tenenenet♪ Tenenet♪ Net~♪ Net~~~~♪
“…Eh? Katanya dia mau nonton program spesial, tapi kok dia menelepon lagi?”
Meskipun baru saja mengakhiri panggilan, tapi sekarang ponselnya Yuuka mulai berdering lagi.
Sambil memiringkan kepalanya, Yuuka menjawab panggilan itu dengan masih mengaktifkan speakernya.
“Halo? Bukankah kau akan menonton program spesial yang kau bicarakan tadi?”
[Program spesial? Kau ini ngomongin apaan sih, Yuuna? Dan lagi…, apa cara berbicaramu memang seperti itu?]
Suara anggun dan indah terdengar dari ponsel Yuuka yang membuat suasana di sekitar kami sontak membeku.
Saat Yuuka mendengar suara itu—dia langsung diam membatu di tempatnya berdiri.
Suara itu juga terdengar tidak asing untukku.
Aku yakin, pemilik suara itu adalah [Alice Keenam], pengisi suara Ranmu-chan—Shinomiya Ranmu.
[Yuuna? Apa kau dengar aku? Ini aku, Ranmu.]
“Eh, ah, ya, ya! E-Erm… Erm…”
Saking kewalahannya, kata-katanya jadi terbata-bata.
Tapi kemudian, dengan menunjukkan senyum bisnis—Yuuka akhirnya berbicara.
“Yahoo, ini Yuuna☆“