[Yuuna, kau harus memiliki lebih banyak kesadaran diri sebagai seorang pengisi suara. Kalau saja panggilan ini datang dari sutradara atau produser, menurutmu apa yang akan terjadi padamu?]
“……Ya. Aku sangat menyesal, maafkan aku, Ranmu-senpai.”
Meskipun pihak lain tidak bisa melihatnya, tapi Yuuka meletakkan tangannya di lututnya dan membungkuk.
Nah, Shinomiya Rammu adalah pengisi suara senior di kantornya, jadi bisa dimengerti kalau Yuuka akan bersikap seperti itu. Tapi meskipun disebut sebagai senior, harusnya Shinomiya Ranmu itu seumuran dengan Yuuka.
Hanya saja, gimana aku harus mengatakannya…, bahkan melalui telepon, martabatnya terasa sangat luar biasa,
[Sebagai seorang pengisi suara, kau tidak boleh ceroboh setiap saat. Berhati-hatillah dalam beperilaku sehingga kau tidak akan malu kapanpun ada orang yang melihatmu.]
“Ya, maafkan aku! Aku akan melakukan yang terbaik untuk lebih berhati-hati!”
[…Ya ampun, kau ini, hanya dalam hal-hal seperti ini saja cara bicaramu jadi bagus, ya.]
Iya sih, cara bicara Yuuka saat ini benar-benar berbeda dari saat dia berbicara dengan Nihara-san barusan. Baik suara dan nadanya memiliki frekuensi yang agak lebih tinggi.
Melihatnya yang seperti ini, samar-samar aku berpikir bahwa tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari saja, tapi juga tergantung pada siapa lawan bicaranya di telepon, kepribadian Yuuka akan jadi berbeda.
Di sisi lain, Shinomiya Ranmu, bahkan ketika dia menelpon rekan kerjanya, kesan yang dia berikan masih terasa sama seperti saat dia berada di suatu event atau radio online. Dia keren, santai, dan berdedikasi pada pekerjaannya.
Izumi Yuuna dan Yuuna-chan memiliki banyak sekali kesamaan. Dan sepertinya…, Shinomiya Ranmu dan Ranmu-chan juga cukup mirip.
[――Kalau begitu, aku akan mengandalkanmu.]
“Ya! Ayo lakukan yang terbaik bersama-sama, Rammu-senpai!”
Sepertinya di saat aku sedang memikirkan berbagai hal, percakapan mereka tentang pekerjaan mereka sudah selesai.
Sambil menahan napas, dalam diam aku memutar gacha [Alice Stage], dan saat aku mendongakkan kepalaku.
[Ngomong-omong, Yuuna, apa sekarang kau ada di rumahmu?]
“Eh? Iya, aku dirumah!”
[Kalau gitu… apa ‘adikmu’ ada di sana?]
Seketika, nada suara Shinomiya Ranmu berubah, membuat suasana yang cukup tegang membentang di antara mereka berdua.
“Erm… memangya ada apa dengan ‘adikku?’”
[Kalau dia ada di sana, bolehkah aku berbicara dengannya?]
“Erm… kenapa kau ingin berbicara dengannya?”
[Aku ingin tahu orang seperti apa ‘adikmu’ yang kau cintai itu. Dan juga aku ingin tahu apakah dia akan menjadi penghalang bagimu untuk mendaki puncak pengisi suara Alice Idol.]
Buset dah, Shinomiya Ranmu ini membuat permintaan yang sangat konyol.
Adapun aku, yang disebut sebagai ‘adik’ di sini, merasa sangat takut sehingga tidak berani untuk bersuara
“…Gak boleh!”
Menanggapi permintaan Shinomiya Ranmu, Yuuka berbicara dengan suara yang sangat memberikan penegasan.
[Mengapa?]
“Karena ‘adikku’ adalah urusan pribadiku. Sekalipun pihak lainnya adalah Ranmu-senpai…, aku tidak akan memperbolehkanmu! Itu adalah fakta ahwa aku sangat mencintai ‘adikku’, tapi aku juga akan tetap melakukan yang terbaik sebagai seorang pengisi suara! ‘Adikku’ tidak akan menjadi penghalang bagiku, dan sebaliknya—dia adalah partner penting yang selalu mendukungku!”
[…Partner? Sekarang ini kita lagi berbicara tentang ‘adikmu’, kan?]
“Ya, sekarang kita berbicara tentang ‘adikku’!”
Tidak, tidak, tidak. Mau dipikrikan dari sudut pandang apapun, bukankah semangatmu itu terlalu berlebihan dalam membicarakan tentang ‘adikmu’?
[Apa itu benar-benar baik-baik saja? Terus, bagaimana dengan penggemar beratmu yang sebutannya ‘Malaikat Maut Jatuh Cinta’ itu? Orang itu selalu mengirimu surat tidak peduli kau senang atau sedih, kan? Jadi sekalipun partner penting yang kau bilang itu adalah ‘adikmu’…, aku masih tetap khawatir.]
Maaf, tapi baik ‘Malaikat Maut Jatuh Cinta’ dan ‘Adik’ yang sedang kalian bicarakan di sini itu adalah aku.
[Yah…, baiklah. Jika kau yang biasanya tidak terlalu ngotot akan sampai mengatakan sebanyak itu, maka aku akan percaya pada kata-katamu.]
Shinomiya Ranmu menghela napas, dan di akhir, dia berbicara dengan nada yang cukup tegas.
[Tapi, jika kau sampai mengabaikan Alice Idol karena kau terlalu sbiuk dengan ‘adikmu’—Sebagai seniormu, aku tidak akan mengakuimu.]
“…Baik ‘adikku’ dan Alice Idol, aku pasti akan sama-sama sangat menghargai keduanya!”
Sama seperti Shinomiya Ranmu, Yuuka—Izumi Yuuna juga membalasnya dengan nada yang tegas.
Dan dengan begitu, saat panggilan mereka berakhir…
“……Haaaah~, aku merasa lelah!”
Yuuka meregangkan tubuhnya dan menjatuhkan diri di atas sofa. Kemudian, dia memeluk bantal yang ada di dekat tangannya dan mulai berguling-guling di sofa.
“Tekanan darinya benar-benar hebat, ya… Sungguh, seorang yang menjadi pengisi suaranya Ranmu-chan benar-benar luar biasa.”
“Ranmu-senpai mirip banget dengan Ranmu-chan, bukan? Dia orangnya sangat berdedikasi pada Alice Idol, dan dia keren serta kuhormati.., itu sebabnya, aku dibuat benar-benar gugup olehnya!”
Sambil berbaring di sofa, Yuuka menepuk lututku dengan senyum tipis saat aku duduk di sampingnya.
Berbeda dengan kesan yang masih agak kaku saat telponan dengan Nihara-san, dan juga berbeda dengan sikap seorang junior ketika dia telponan dengan Shinomiya Ranmu. Saat ini, Yuuka bersikap santai dan polos, yang membuatku jadi tersenyum saat melhihatnya seperti itu.
Karena di luar sana dia selalu bekerja keras, jadi setidaknya saat dirumah—Kau bisa bersantai sesukamu, Yuuka.