“Yuu-kun, lihat ke sini!”
Atasan mengenakan kaos putih serta kemeja biru tua, dan bawahan mengenakan celana jeans yang umum. Dengan pakaian yang seperti biasanya itu, saat aku sedang menonton TV di ruang tamu…, dari lorong, Yuuka mengintip ke arahku.
Rambutnya berwarna cokelat dan diikat dalam model twintail. Di pipinya, ada sesuatu yang disebut taktil, dan mulutnya tampak melengkung seperti kucing.
……Yap, ini adalah penampilan yang persis seperti Yuuna-chan.
“Kenapa kau dalam mode Izumi Yuuna, Yuuka?”
“Fufufu, lihatlah ini.”
Dalam suasana hati yang baik, Yuuka muncul ke ruang tamu dengan penampillan mengenakan yukata.
Desain yukatanya cantik dengan adanya bunga-bunga putih terlukis di atas kain pink pucat.
Dengan mengenakan yukata yang imut itu, Izumi Yuuna…, berputar 360 derajat sambil memegang lengan bajunya.
“Bagaimana menurutmu, Yuu-kun?”
“Beberapa waktu yang lalu ada [Yuuna-chan Yukata (Normal)], kan? Warna dan desainnya sangat cocok dengan itu, atau malahan, pose memegang lengan yukata super-moe yang kau lakukan itu sangat sempurna—Itu benar-benar reproduksi yang luar biasa, aku sangat terkesan!”
[Catatan Penerjemah: Normal yang dimaksud di sini itu rarity item gim.]
“Yuu-kun, apa kau ini tolol?”
Yuuka tampaknya tidak menyukai jawabanku, jadi dia mengembungkan pipinya dan membuang muka.
Tidak… jujur saja, jantungku berdebar dengan sangat cepat sehingga aku merasa seperti aku akan mati loh?
Dia tidak hanya mengenakan yukata, tapi dia juga berperilaku seperti anak kecil yang membuatnya jadi terlihat persis seperti Yuuna-chan.
…Bahkan tanpa termasuk apa yang kukatakan di atas, penampilan Yuuka yang polos saja sudah membuatku jadi terpesona. Dan jujur saja, karena aku dibuat terpesona seperti itu—jadinya aku tidak bisa memberinya jawaban yang dia inginkan.
“…Umm, maaf Yuuka, kurasa yukata itu terlihat cocok untukmu…”
“Satu kalimat lagi!”
“Satu kalimat lagi? Erm…, s-sangat mempesona?”
“Aaah, hampir benar! Petunjuknya adalah… Im—?”
“Im? Impresif?”
“Apaan sih!? Kau salah mulu, tau! I~M~U~T….”
Ya ampun, dia ini suka sekali memberikan pertanyaan-pertanyaan yang menjebak
Lebih daripada penampilannya dalam mengenakan Yukata, perilakunya yang mencoba menuntunku ke jawaban justru jauh lebih imut dan menggemaskan.
“…Imut. Kau terlihat imut dan yukata itu sangat cocok untukmu.”
“Ehehe, kau tidak perlu memujiku seperit itu kok…?”
Meskipun dia sendiri yang membuatku memujinya, tapi dia mulai jadi tersipu malu.
Kemudian, sambil tersenyum, sekali lagi, Yuuka berputar 360 derajat.
“Sebentar lagi kita akan bertemu Nihara-san di festival musim panas, kan? Nah, karena ada kemungkinan teman-teman sekolah kita juga akan datang, jadi aku mesti pergi dengan penampilanku yang seperti saat di sekolah. Makanya…, setidaknya sebelum itu, kupikir aku akan membiarkanmu melihatku dalam penampilan seperti Yuuna!”
“Jadi gitu ya, terima kasih… Yuuka.”
Sebentar lagi, aku dan Yuuka akan pergi secara terpisah. Dan kemudian, bersama dengan Nihara-san, kami berencana untuk pergi ke festival musim panas.
Jujur saja, aku sangat menantikan ini karena sulit bagiku dan Yuuka untuk keluar di depan umum jika kami hanya berduaan saja.
Karenanya, sungguh, aku sangat berterima kasih pada Nihara-san atas kesempatan yang dia ciptakan ini.
—
Di ambang pintu masuk tempat diadakannya festival musim panas, aku bersandar di sebuah pilar.
Sambil memutar gacha gim ‘Alice Stage’, aku menunggu Yuuka dan Nihara-san datang.
“Yoo, Sakata!”
Dengan bunyi buk, seseorang menepuk pundakku dari belakang pilar.
Saat aku terkejut dan berbalik ke belakang—di sana, dari balik pilar, Nihara-san sedang menatapku sambil cekikikan.
“Nihara-san… kok kamu datangnya dari belakang?”
“Habisnya kau terlihat asik sendiri dengan ponselmu, makanya aku berpikir untuk mengejutkanmu.”
Setelah tertawa polos seperti itu, Nihara-san melangkah ke depanku.
Rambut cokelatnya yang panjang dia sanggul, membuat rambut di sekitar area tengkuknya terlihat cukup seksi. Bagian dada dari yukata kuningnya longgar, jadinya kulit putihnya nampak sekilas…, sehingga aku merasa sulit untuk menatap ke arahnya.
Dalam penampilan yukata yang sangat menawan itu, Nihara-san tersneyum bahagia sambil bermain-main dengan balon air.
“Lah, mengapa kau sudah membeli balon air?”
“Aku sangat menantikan festival ini, jadi aku tidak bisa menahan diri. Tapi yah, karena kita masih punya banyak waktu, jadi cuman ini saja gak usah dipeduli’in!”
Sambil masih terus memainkan balon airnya, gadis gyaru itu berbicara dengan sangat riang.
Saat aku melihatnya seperti ini, sekali lagi aku berpikir bahwa aku ini memang benar-benar berbeda dengan orang ‘ektrovert’ sepertinya.
Tapi bahkan seorang Nihara-san pun—memiliki sesuatu (tokusatsu) yang dia sukai, dan dia melindungi apa yang dia sukai itu dengan hati-hati di dunianya sendiri.
Dalam hal itu, aku merasa kalau kami ini cukup mirip.
“…Maaf membuat kalian menunggu.”
Dari belakang Nihara-san yang sangat bersmangat, Yuuka muncul.
Dia mengenakan yukata berwarna pink pucat dengan adanya bunga-bunga yang terlukis di atasnya. Dia memakai kacamatanya yang biasa, dan rambutnya dia ikat dalam model ponytail yang seperti saat dia berada di sekolah
Kemudian, masih dengan ekspresi kosong yang biasa dia tunjukkan, Yuuka menatapku.
“…Selamat malam. Sakata-kun.”
“Y-Ya, halo, Watanae-san…”
“Issh, kalian berdua ini kok kaku banget sih! Nah, ayo kita pergi kunjungi kios-kios!”
Dan dengan begitu, kombinasi unik antara aku, Yuuka dan Nihara-san, mulai mengelilingi lingkungan festival musim panas.
“Hei, mau makan permen kapas gak?”
Sesaat setelah Nihara-san mengatakan itu, dia lansgung berlari menuju salah satu kios dan dalam semangat yang tinggi memesan tiga permen kapas.
Terhadap Nihara-san yang seperti itu, tatapan Yuuka kearahnya tampak sangat hangat.
“Kenapa kau tersenyum ringan begitu, Yuuka?”
“Aku hanya berpikir kalau tingkahnya Nihara-san sangat imut…”
Sungguh, akhir-akhir ini, Yuuka selalu memikrikan Nihara-san.
Saat aku merasaakan perasaan yang hangat seperti itu—tiba-tiba, ekspresi Yuuka jadi tampak kabur.
“…Kau kenapa, Yuuka?”
“Hei, Yuu-kun, maukah kau mendengarkan keinginanku tanpa marah?”
“Sekalipun kau tidak mengatakan itu terlebih dahulu, tidak mungkin kan kalau aku akan marah padamu.”
Saat aku menjawabnya dengan segera, ekpresi Yuuka langsung melunak seolah-olah dia merasa lega.
“…Aku ingin memberi tahu segala sesuatunya pada Nihara-san. Fakta bahwa aku sebenarnya adalah tunanganmu, dan fakta bahwa aku adalah pengisi suara yang yang mengisi suara item [Faiay Mic] yang dia sukai.”
Pengakuan Yuuka yang sangat tidak kuduga itu membuatku jadi kehilangan kata-kata.
“…Mengapa kau ingin melakukan itu?”
“Kau tahu ‘kan kalau Nihara-san memberitahuku ‘rahasia’-nya yang sangat dia jaga? Selain itu, dia juga peduli padaku dan bahkan mendukung percintaanku denganmu. Itulah sebabnya…, aku merasa tidak enak kepadanya.”
“Merasa tidak enak?”
“Aku masih punya banyak ‘rahasia’ yang kusimpan dari Nihara-san. Terutama…, soal Nihara-san yang masih berpikir bahwa aku yang berpenampilan sebagai Izumi Yuuna adalah ‘Nayu’.”
Nihara-san berpikir kalau aku adalah orang gila yang memiliki nafsu pada adikku sendiri, ‘Nayu’. Dan kemudian, dia mengetahui bahwa Watanae Yuuka menyukaiku. Itulah sebabnya, dia berusaha untuk membuat aku dan Yuuka bersatu serta bahagia—meskipun dia sendiri menyebutkan kalau dia hanya sekedar ‘ikut campur’.
Cuman masalahnya di sini adalah, Yuuka yang dia coba satukan denganku dan ‘Nayu’ yang dia coba jauhkan dariku agar dia bisa mengubahku kembali menjadi orang yang normal adalah orang yang sama.
“Orang yang dia pikir adalah ‘adik perempuanmu’, sebenarnya adalah seorang yang dia dukung untuk dekat denganmu, yaitu Watanae Yuuka itu sendiri. Bukankah menyedihkan jika dia tidak mengetahuinya? Karenanya—aku juga ingin membagikan ‘rahasiaku’ dengan Nihara-san. Dan terlebih lagi, aku ingin menjadi lebih dekat dengan Nihara-san.”
Karena kurangnya kemampuan komunikasi Yuuka, dia tidak memiliki sosok seorang teman.
Aku yakin, baginya, Nihara-san adalah teman yang sangat penting untuknya.
Menatap ke arah Yuuka yang melirikku untuk melihat tanggapanku, aku menganggukkan kepalaku.
“Yah, saat di karyawsiata sekolah tempo hari, aku bisa tahu kalau Nihara-san bukanlah tipe orang yang akan membeberkan ‘rahasia’ orang lain. Kalau kau ingin mengungkapkan ‘rahasiamu’ padanya—maka aku juga akan mengungkapkan ‘rahasiaku’ kepadanya.”
“…Mm! Terima kasih, Yuu-kun!!”
“…Eh, apa nih? Kalian berdua udah dekat aja!”
Dengan membawa tiga permen kapas, Nihara-san kembali menghampiri kami.
Dan kemudian, sambil tersenyum, dia menawari kami permen kapas yang dia bawa.
“Ayo kita makan sama-sama. Ini adalah festival musim panas yang menyenangkan, jadi kita harus menikmatinya.”