Yah, kurasa aku akan pergi ke rombongan lain saja kalau begitu.
Dengan
pemikiran itu, aku berdiri membawa
gelasku sendiri dan meninggalkan keributan yang sedang
berlangsung.
Aku ingin berbicara dengan Sei-chan,
tapi dia dikelilingi oleh berbagai gadis, jadi memang cukup sulit untuk
berbicara dengannya.
Aku selalu nongkrong dengan Yuuichi, tapi aku biasanya berbicara dengan anak laki-laki lain juga.
Bukan seperti aku ini tidak punya teman, lho.
Tapi akan canggung untuk nimbrung dengan rombongan mana pun
sekarang.
“Hisamura-ku~n, apa kamu sendirian?”
“Hmm?”
Aku mendengar sebuah suara memanggilku dari belakang, jadi aku berbalik dan melihat empat gadis sedang menatapku sambil menyeringai.
Dua dari mereka, jika aku
tak salah ingat, adalah orang-orang yang berbicara kepadaku setelah pertandingan.
“Bagaimana
kalau kamu gabung dengan kami?”
“Bolehkah?”
Aku bertanya-tanya apakah tidak apa bagiku, seorang anak laki-laki, untuk bergabung dengan rombongan yang hanya berisikan perempuan.
“Jangan khawatir, kami baru saja
membicarakanmu, Hisamura-kun.”
“Kalian membicarakanku?”
Saat aku mengatakan itu, aku
menuju ke tempat mereka dan duduk.
Mereka adalah dua gadis yang berbicara denganku setelah pertandingan, serta dua orang lain
yang tidak aku kenal.
…Sejujurnya,
aku benar-benar tidak bisa mengingat nama mereka.
Aku menanyakan nama dua gadis yang berbicara padaku setelah pertandingan kepada Yuichi. Kurasa mereka adalah… Sato dan Ito.
Aku benar-benar tidak bisa membedakan mana yang Sato dan mana yang Ito hanya dari melihat mereka.
“Kamu tampil sangat baik dalam pertandingan baseball itu, kan? Itu sangat keren!”
“Terutama Goto-chan. Dia sangat kegirangan melihatmu bertanding.”
“He-Hei!”
Gadis terakhir yang terlihat seperti sedang diolok adalah Goto-san.
“Dan Kato-chan bilang kamu juga keren.”
“Sa-Sato-san juga bilang begitu, kan.”
Tunggu dulu.
Kenapa nama kalian saling mirip… Sato, Ito, Goto, dan
Kato?
Aku mendengar nama semua orang, tapi aku pasti akan salah mengingatnya dan tertukar-tukar.
Aku sangat mungkin membuat kesalahan jika aku mencoba menyebut nama mereka di sini.
“Kamu pitcher yang hebat, apakah kamu dulu bermain baseball?”
Salah satu gadis yang berbicara denganku
setelah pertandingan baseball, kurasa itu uh… Sato-san atau Ito-san.
“Ya, aku dulu memainkannya saat SD.”
“Begitu ya, sungguh
mengejutkan mengetahui
kalau Hisamura-kun agak atletis.”
“Aku bisa bilang kalau
aku cukup rata-rata, sih.”
“Ehhh, gak gitu kok. Kamu bermain sangat baik.”
“Itu
karena aku cukup berpengalaman dalam permainan. Ada
perbedaan besar antara pemain berpengalaman melawan seorang amatir. Namun ada
beberapa pengecualian, sih.” kataku
sambil menatap Yuuichi.
Yuuichi masih makan sambil dikelilingi oleh
mereka berdua.
Sheesh, kamu
benar-benar makan banyak, ya?
“Haha, Shigemoto-kun agak spesial, ya?”
“Shigemoto-kun, apakah dia benar-benar tidak
pernah bermain baseball sebelumnya?”
“Dia sangat berbakat di setiap olahraga yang
dia mainkan.”
Aku tidak berpikir itu mungkin bagi manusia untuk dapat seberbakat itu, tapi aku rasa seperti itulah namanya protagonis manga.
“Shigemoto-kun memang luar biasa, tapi
Hisamura-kun juga sangat keren!”
“Jika bukan karenamu, kupikir kalau para anak laki-laki
juga tidak akan menang.”
“A-Ah, terima kasih.”
Kato-san dan Goto-san mengatakan
itu padaku, dan aku berterima kasih kepada mereka sambil sedikit terkejut
dengan pujian mereka.
“Kami sama sekali tidak pandai olahraga.”
“Ya, aku bahkan tidak bisa bertanding.”
“Bagaimanapun juga, kami menang berkat
Shimada-san.”
Saat dia mengatakan itu, dia melihat ke arah
Sei-chan.
Sei-chan masih
dikelilingi oleh para cewek dan sepertinya sedang asyik mengobrol dengan
mereka.
“Shimada-san,
dia benar-benar keren.”
“Ya, aku benar-benar
berpikir kalau aku akan jatuh cinta padanya.”
“Jika aku seorang
cewek, aku akan langsung jatuh cinta padanya.”
“Kamu kan memang
cewek.”
Aku mengatakan ini
saat para gadis menatap Sei-chan dengan tatapan yang sedikit terpesona
di mata mereka.
Eh? Mari kita berhenti
sejenak.
Aku senang kalian
berpikir kalau dia luar biasa dan keren, tapi itu membuatku gelisah melihat
kalian jatuh cinta padanya.
Dengan cara kalian
mengatakan “Sangat keren” itu, aku merasa kalau kalian benar-benar serius soal
itu.
Aku TIDAK ingin
perempuan menjadi sainganku di sini.
Saat kami membicarakan
hal ini, topik pembicaraan kami berubah lagi.
“Hei, Hisamura-kun,
apakah ada seseorang yang kamu suka?”
“Hmm, seseorang yang
aku suka?”
Pikirku sambil memberikan
ekspresi bingung.
Tentu saja ada.
Ketika kalian
menanyakan pertanyaan itu padaku, aku tidak bisa memikirkan orang lain selain
Sei-chan.
Tapi, bagaimana jika
aku bilang kalau aku menyukai Sei-chan di sini?
Mereka pasti akan
menggangguku untuk menceritakan detailnya.
Aku yang pacaran
dengan Sei-chan adalah rahasia, jadi akan sangat menyebalkan untuk
mengungkapkannya di sini.
Tapi, aku tidak tahu
apakah aku bisa menjawab kalau aku tidak menyukai siapa pun di sini.
“Begitulah…”
Aku memutuskan untuk
menjawab dengan jujur.
Aku merasa salah jika
menjawab “tidak” di sini.
Aku berkata
‘begitulah’ tapi aku sama sekali tidak bermaksud menganggap itu remeh, aku
sangat serius ketika aku mengatakan itu.
“Eh! Benarkah?!”
“Aku tidak menyangka
Hisamura-kun memiliki seseorang yang kamu sukai.”
Seperti yang
diharapkan dari cewek SMA, mereka sangat tertarik dengan kisah cinta orang
lain.
Mereka semua terkejut,
dan seketika itu juga, semua mata mereka berbinar.
“Eh?! Siapa?! Apakah
itu cewek dari kelas kita?!”
“Apa cewek dari kelas
lain? Ataukah mungkin cewek yang satu klub denganmu?”
Aku tahu mereka akan
menanyakan lebih banyak detailnya.
Aku tidak tahu harus
berbuat apa, tapi aku tidak bisa menjawab dengan jujur kalau itu adalah Sei-chan.
“Aku tidak bergabung di
klub, jadi…”
“Oh benarkah, jadi
seseorang dari kelas kita?”
“Hmmm…Yah, itu
rahasia.”
“EHHHH?!”
Ketika aku bilang
kalau itu rahasia, cewek-cewek itu membuat suara seolah-olah mereka kecewa
dengan jawabanku, tapi wajah mereka masih berkilau-kilau.
“Kamu tidak bisa
bilang begitu tiba-tiba!”
“Huuu-! Huuu-!”
“Aku ingin kamu
memberi tahuku ketika kamu duduk bergabung dengan kami.”
“Baik, kami akan
menebaknya. Beri tahu kami jika kami menebaknya dengan benar saat itu juga.”
Ketika salah satu dari
mereka mengatakan itu, mereka semua mencoba menebak siapa yang aku suka.
Aku bahkan belum
bilang apakah aku akan memberi tahu mereka jika mereka menebaknya dengan benar.
“Apa petunjuknya?!”
“Bukankah kalian
meminta petunjuk terlalu cepat? Bahkan belum ada yang menebak, lho.”
“Tidak apa kok, ayo
petunjuk, petunjuk! Hisamura-kun beri
kami petunjuk~!”
Meski disebut petunjuk pun…
“Kalau begitu, dia
sangat imut.”
“Eh…? Benarkah? Jadi, kamu tipe orang yang
melihat penampilan, ya?”
“Tidak juga, hanya
saja gadis yang kebetulan membuatku jatuh cinta adalah gadis terimut di dunia.”
“Kyaa~”
Gadis-gadis, yang
mendengar apa yang aku katakan, menjerit.
“Ada apa?!”
“Kamu serius? Kamu sebegitunya
menyukainya, ya? Hisamura-kun.”
Mau tak mau aku
mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya dengan lantang, dan ternyata sangat
menyenangkan untuk mengungkapkannya seperti itu.
Aku bisa merasakan tatapan yang datang dari
anak-anak kelas di sekitarku.
Sedangkan, Sei-chan…
“Hei, Shimada-san, ada apa? Wajahmu benar-benar
merah.”
“Shimada-san? Apakah kamu baik-baik saja? Apakah
kamu demam?”
“T-Tidak… Aku
baik-baik saja.”
Gadis-gadis di
sekitarnya memberitahukan bahwa wajahnya merah.
Aku tidak tahu apa
yang terjadi tapi aku juga menjadi sangat khawatir.
Lagi pula, setelah
bekerja keras dalam pertandingan bola basket, kalian tentunya akan lelah, kan?
“Oke, oke. Kalau
begitu, kamu tidak jatuh cinta padanya karena penampilannya, ya?”
“Ya, baiklah. Aku juga
sangat menyukai wajahnya.”
“Fufu~ Menyenangkannya. Lalu, orang seperti apa dia?”
Aku tidak mengira akan
ditanyai begitu banyak.
Sato-san atau Ito-san-lah yang menanyakan itu padaku, tapi ketiga orang lainnya
sepertinya ingin mendengar jawabanku juga.
Hmmm, yah, kurasa
tidak apa-apa, mereka tidak akan tahu kalau itu adalah Sei-chan.
Aku akan mengatakannya
sedikit.
“Yah, kurasa dia
adalah orang yang sangat memikirkan teman?”
“Benarkah? Bagian mana
yang membuatmu memperhatikan sifat itu?”
“Sulit untuk
dijelaskan. Tapi, itu seperti ketika dia mau mengesampingkan perasaannya
sendiri demi temannya dan bahkan dapat tersenyum ramah selama masa-masa sulit.”
“Wow, aku tidak tahu
siapa itu, tapi dia pasti sangat baik.”
Ya, sulit untuk
menjelaskan kapan kalian harus menyensor hal-hal tertentu.
Tapi, gadis-gadis itu
tampaknya puas dengan jawabanku dan mata mereka masih berkilauan.
“Shimada-san, ada apa?”
“T-Tidak… I-Ini
terlalu berlebihan untukku sekarang.”
“Huh?”
Aku melirik Sei-chan, dan entah kenapa, dia menutupi
wajah dengan tangannya, mungkin untuk mencegahku melihat wajahnya.
Aku penasaran apa yang
sedang terjadi.
Aku sedang melihat
Sei-chan sambil berpikir begitu, ketika dia mengintip melalui celah di antara
tangannya.
Sesaat kemudian. Mata
kami bertemu.
“…!”
Aku bisa melihat
wajahnya yang merah cerah, dan matanya yang basah sedikit memelototiku.
Sei-chan dengan cepat menyembunyikan
wajahnya lagi untuk menghilangkan tatapannya.
“R-Reaksi itu…”
Apakah kamu mendengar
apa yang barusan aku katakan Sei-chan?
Tapi jarak antara aku
dan Sei-chan cukup jauh.
Aku tidak berpikir
kamu seharusnya dapat benar-benar
mendengar dari jarak itu.
Aku tidak tahu lagi.
Kurasa Sei-chan hanya secara fisik
lebih unggul daripada kami semua.
Kurasa dia bisa
mendengar kami karena dia memiliki pendengaran yang lebih baik atau semacamnya.
Tapi aku tidak bisa
begitu yakin di sini.
“Hei, Hisamura-kun.
Beri kami beberapa petunjuk lagi.”
“Hmm? Ah, okelah.”
“Daripada petunjuk,
aku ingin mendengar pemikiran Hisamura-kun
tentang orang itu!”
“Kamu mengubah arah
pertanyaan, kan?”
Ehhh, apa yang harus
aku lakukan?
Saat menjawab
pertanyaan para gadis, aku ingin melihat apakah Sei-chan juga bisa mendengarku.
“Apakah kalian suka
yang manis-manis?”
“Menurutku hampir
setiap gadis suka dengan yang manis-manis.”
“Kurasa kamu benar
juga. Tapi entahlah, orang yang aku suka tidak benar-benar terlihat seperti dia
suka yang manis-manis. Tapi dia terlihat sangat imut ketika dia makan sesuatu
yang manis dan lezat.”
“Ehhhh, benarkah?”
Sepertinya itu tidak
terlalu menggema di mereka.
Mungkin karena aku
sangat mencintai Sei-chan sehingga
aku memiliki penyakit yang membuatku berpikir apa pun yang dilakukannya itu imut.
Bagaimanapun juga, aku
melihat ke arah Sei-chan dan
mengetahui…
“A-Aku juga suka
makanan asin!”
“Shimada-san, kenapa kamu tiba-tiba mulai memakan
kentang?”
Apakah dia benar-benar bisa mendengarku?
Ketika aku memberi
tahu mereka bahwa dia suka makan makanan manis, dia langsung mulai makan
makanan asin.
Aku tidak bisa
mendengar suara Sei-chan jadi aku tidak tahu pasti, tapi aku bisa melihat
pipinya sedikit merah.
Aku tidak yakin apakah
dia benar-benar dapat mendengarku atau tidak.
“Aku bertanya-tanya
siapa yang disukai Hisamura-kun.”
“Sulit untuk
mengetahuinya, bahkan dengan semua petunjuk ini.”
Gadis-gadis itu
mencoba menebak siapa yang aku suka setelah semua petunjuk itu.
“Asal tahu saja,
bahkan jika kalian berhasil menyebutkan namanya dengan benar pun aku tidak akan
bilang kalau kalian benar.”
“Ehhhhh? Kok gitu?”
“Karena… itu
memalukan.”
Sejujurnya, aku tidak
terlalu malu tentang hal itu.
Lagipula aku tidak
malu untuk memberitahu orang-orang tentang cintaku padanya.
Tapi dia tidak suka
memberi tahu orang lain kalau kami pacaran jadi kurasa lebih baik menahan diri
untuk saat ini.