“O-Oh, ngomong-ngomong, Sei-chan, kamu dikelilingi oleh para cewek di pesta tadi,
tapi setelah pertandingan, kamu luar biasa, ya?”
Aku terang-terangan mengubah topik pembicaraan, tapi itu satu-satunya cara
agar aku bisa
tetap tenang.
Setelah pertandingan itu, Sei-chan tidak hanya diajak
bicara oleh gadis-gadis di kelas, tapi juga oleh
gadis-gadis dari kelas lain.
Dia seperti idola sekarang.
Setiap kali Sei-chan berbicara, penonton
bersorak, “Kya!” dan bahkan kata-kata
seperti, “Melambailah padaku!”
“Ya, aku tersanjung tapi aku tidak tahu bagaimana harus bereaksi terhadap
itu.”
“Haha, kurasa kamu jadi agak kesulitan oleh itu.”
Sei-chan
yang sedang mengobrol dengan gadis-gadis itu membalas dengan senyuman canggung.
Yah, senyuman itu juga segar dan imut sih.
“Yah, meski begitu, Hisamura juga cukup populer di
kalangan perempuan.”
“Eh? Aku?”
“Ya, bahkan di pesta tadi. Kamu dikelilingi
oleh perempuan.”
“Mereka hanya gadis-gadis yang membantuku ketika aku tidak tahu mau ke mana.”
Sejujurnya, mereka sangat membantuku untuk kabur dari tempat
Yuichi dan yang lainnya.
Tapi, aku cukup merasa bersalah karena aku masih tidak bisa
mencocokkan nama dengan wajah mereka.
Aku ingat mereka dipanggil Sato-san,
Ito-san, Goto-san dan Kato-san.
“Selama perlombaan hari ini, sebelum kami bertanding, Aku dan
Tojoin memutuskan permainan hukuman.”
“Hmm? Benarkah?”
Dia tiba-tiba mengubah topik… Kenapa?
“Ah, itu permainan hukuman sederhana di mana yang kalah
melakukan apa saja yang diperintahkan pemenang. Jadi, hukuman yang diinginkan Tojoin-san
saat dia menang adalah membuatku mengumumkan hubunganku denganmu.”
“Eh? Kenapa?”
Jenis hukuman itu membuatku menyuarakan pertanyaan sederhana juga.
Aku heran kenapa Tojoin-san memutuskan hukuman itu.
“Bagi Tojoin-san, menyembunyikan fakta bahwa kita pacaran itu hal yang tidak masuk akal. Dia juga bilang bahwa itu akan membuat kita lebih mudah untuk bermesraan di depan umum.”
“Hukuman yang cukup menggoda.”
Mau tak mau aku menggumamkan itu saat mendengar kata-kata bermesraan.
Kemudian pipi Sei-chan
sedikit merona dan mengerutkan alisnya seolah sedang berpikir sejenak.
“Tentu saja, aku menang, jadi hukuman itu
hilang, tapi aku bersedia mengumumkannya ke publik…… jika Hisamura benar-benar
menginginkannya.”
“Eh? Betulkah?”
Sei-chan
bilang akan memalukan untuk mempublikasikannya, jadi kami belum memberi tahu
siapa pun kecuali teman terdekat kami kalau kami pacaaran.
“Keegoisanku-lah yang awalnya membuatku tidak ingin mempublikasikannya sejak
awal. Dan seperti yang dikatakan Tojoin-san,
mempublikasinkannya akan lebih bermanfaat.”
“Apa manfaatnya…”
“Itu
lho… bermesraan…”
Sungguh imut melihat Sei-chan mengatakan itu
dengan malu-malu, tapi dia dalam mood serius sekarang,
jadi aku memutuskan untuk tidak menjahilinya.
“Dengan mempublikasikannya, aku juga bisa menjauhkan semua orang.”
Dia berkata dengan nada menyesal, seolah-olah dia
tiba-tiba merasa sedikit depresi.
“Begitu
ya…”
Ini mungkin alasan kenapa Sei tidak yakin
dengan pilihannya untuk mempublikasikannya.
Sangat mengejutkan, tapi Sei-chan sebenarnya cemburu.
Cara dia memandang gadis yang datang kepadaku
setelah pertandingan baseball, dan cara dia yang tampak khawatir tentangku yang
berbicara dengan mereka di pesta tadi.
Sejujurnya, aku sangat senang dia cemburu.
Aku sangat senang hingga tubuhku
bisa tumbuh sayap lalu terbang dan menari-nari.
Tapi, tidak ada gunanya jika biaya yang dibutuhkan adalah
membuat Sei-chan merasa tidak enak
atau cemas.
Aku sangat senang karena Sei-chan cemburu, tapi prioritas mutlakku
adalah menghentikannya dari merasa seperti itu.
Dan aku, tentu saja, akan merasa sangat cemburu,
atau lebih tepatnya gelisah, jika aku melihat Sei-chan dirayu oleh
laki-laki lain.
Itu masalah yang harus
kami berdua selesaikan.
“Kamu tidak ingin
mengumumkannya, kan, Sei-chan?”
“Benar. Alasan aku
tidak ingin mempublikasikannya sebagian karena aku malu, tapi… yang lebih
penting, aku lebih suka menjaganya dengan hati-hati dan menyimpannya… untuk
diriku sendiri daripada memamerkannya kepada orang lain.”
“!!”
A-Apa-apaan itu?
bahagia dan imutnya…!
Aku tidak mengira
kalau Sei-chan berpikir seperti itu
tentangku.
Saat aku berseru kaget
dan bahagia, Sei-chan juga
terengah-engah dan wajahnya memerah.
“O-Oh, tidak,
maksudku… Itu adalah kiasan. A-Aku tidak menganggap Hisamura sebagai barang…”
“C-Cukup, Sei-chan. Jika ini terus berlanjut, kita
berdua akan pingsan.”
Kami berdua akan mati
karena malu.
Wajahku dan Sei-chan memerah, jadi aku menarik napas
dalam-dalam dan menenangkan diri.
Aku berpikir sejenak
sambil menarik napas dalam-dalam.
Akhirnya aku mengerti
apa yang Sei-chan rasakan tentangku.
Sei-chan sayang padaku, dan aku sangat, amat
senang tentang itu.
Itulah sebabnya dia
tidak ingin memberi tahu orang lain kalau kami pacaran, dia ingin menyimpanku
untuk dirinya sendiri.
Aku menjadi lebih
bahagia dan malu ketika aku menyusun pikiranku.
Tenanglah, jangan malah menghancurkan diri,
diriku.
Sei-chan tidak mau memberi tahu siapa pun
karena dia sayang padaku.
Namun, Sei-chan secara mengejutkan cemburu, jadi
ketika dia melihatku berbicara dengan gadis lain, dia menjadi cemas.
Kurasa Sei-chan sedikit menderita karena dilema
itu.
Aku harus
menyingkirkan itu demi Sei-chan.
Kurasa penyelesainnya
cukup simpel.
“Sei-chan, aku punya
saran.”
“Apa itu?”
“Tidak apa-apa untuk
mempublikasikannya tapi kita tidak perlu mengumumkan kalau kita pacaran.”
“Apa maksudmu…?”
“Jadi, menurutku tidak
apa-apa kalau aku dan Sei-chan mengumumkan kalau kita sedang pacaran dengan
seseorang, tapi kita tidak harus memberi tahu dengan siapa kita pacaran.”
Kupikir apa yang tidak
disukai Sei-chan adalah kalau aku
menjadi incaran gadis-gadis lain.
Aku tidak yakin apakah
mereka benar-benar mengincarku atau tidak, tapi kurasa seperti itulah yang
terlihat dari pandangan Sei-chan.
Aku pastinya tidak
akan suka juga jika aku melihat Sei-chan
dirayu oleh laki-laki lain.
Kemudian kamu bisa
memberi tahu orang lain bahwa mereka tidak memiliki kesempatan lagi.
“Jika kamu memberi
tahu orang-orang bahwa kamu sudah punya pacar, kamu akan merasa sedikit lebih
nyaman. Jika seseorang bertanya kepadaku siapa yang aku pacari, aku hanya akan
memberi tahu mereka kalau itu rahasia.”
“Ya, itu ide yang
bagus.”
“Dan jika kamu
menjawab bahwa itu adalah rahasia, kita juga mendapatkan bonus bahwa itu adalah
rahasia hanya di antara kita berdua, yang mana itu terasa menyenangkan.”
Aku tidak bisa
menjelaskannya, tapi aku suka perasaan berbagi rahasia di antara dua kekasih,
itu seperti harta karun bagiku.
Ketika aku mengatakan
itu, mata Sei-chan melebar, dan
kemudian pipinya rileks dengan gembira.
“Ya, benar. Ini
sangat, amat bagus.”
“Yah, beberapa orang
tahu kalau kita jadian, jadi itu bukan sepenuhnya rahasia di antara kita
berdua.”
“Fufu, kurasa itu akan menjadi rahasia antara kita, Shiho, Tojoin
dan Shigemoto juga.”
Sei-chan menunjukkan senyum manis saat dia
mengatakan itu.
Ya, aku memang lebih
suka saat kamu tersenyum seperti itu, Sei-chan.
Saat pipiku mengendur
memikirkannya, Sei-chan tersenyum
lebih lembut.
“Terima kasih,
Tsukasa.”
“Tidak, ini bukan
masalah be… Tunggu, apa?”
Aku berhenti di tengah
kalimat.
Saat aku menatapnya
dengan mata lebar, dia tertawa nakal.
“Fufu, ada apa, Tsukasa?”
“Eh, tidak, namaku…”
“Kenapa dengan namamu?
Namamu Tsukasa, kan?”
“Itu curang, Sei-chan.”
Aku tidak bisa menahan
senyum saat Sei-chan melakukan itu.
Aku tidak menyangka
akan mendengar nama depanku dipanggil di sini.
Aku menyadari bahwa
wajahku menjadi sedikit merah.
“Fufu, aku selalu diserang. Rasanya menyenangkan juga untuk membalas
sekali saja.”
“Begitu, ya. Jadi
apakah itu berarti menyenangkan juga berada di pihak yang diserang, Sei-chan?”
“Tidak! B-Bukan itu
maksudku.”
“Kalau begitu, apa maksudmu?”
“Ku…!”
Sei-chan memelototiku dengan tajam, tapi
pipinya merah, jadi aku tidak takut.
Itu agak imut, itulah
yang hanya bisa aku jabarkan.
Aku masih suka melihat
lebih banyak reaksi menggemaskan Sei-chan.
Aku tidak keberatan
diserang balik, kok.
Tentu saja, aku tidak
akan mengatakan itu pada Sei-chan.