Sebuah Komedi Romantis Sekolah tentang Seorang Mantan Protagonis yang Menjadi Seorang Karakter Mob
Sampai aku masuk SMA, tidak menganggap diriku sebagai seorang karakter mob dari sisi manapun. Faktanya, aku bahkan menganggap bahwa aku sudah mendekati karakter utama.
Namun, setelah aku menjadi seorang siswa SMA dan bertemu cowok itu, aku menyadari kalau aku hanyalah seorang karakter mob.
Ketika aku bertemu dengan Ryoma Ryuzaki, aku diingatkan bahwa aku adalah seorang karakter kecil (minor) dikarenakan pertemuanku dengan… seseorang yang bagaikan seorang protagonis harem.
Dan aku menjadi seorang karakter mob.
Aku berakhir dengan menjalani kehidupan sekolah yang membosankan, di mana aku tidak bisa menceritakan sebuah cerita, dan aku selalu linglung (berpikiran kosong) di ujung kelas.
Hari ini, juga, aku menatap ke arah para gadis yang dulu aku sukai dari ujung ruang kelas.
“Hei, Bang Ryoma? Mari kita membeli pakaian renang bersama.”
Seorang gadis kecil dengan rambut hitam diikat dua kuncir duduk di pangkuan Ryuzaki. Dia adalah adik tiriku.
Hari ulang tahun kami hanya berjarak beberapa bulan, tetapi aku lahir beberapa bulan lebih awal darinya, jadi aku adalah abang tirinya. Karena orang tua kami menikah kembali ketika aku masih sangat kecil, kami sudah seperti saudara kandung.
Adik tiriku, Azusa Nakayama, yang dulu sangat sayang padaku, kini benar-benar terobsesi dengan Ryuzaki. Itu memang menyedihkan untuk melihatnya mencoba sangat keras untuk mendapatkan perhatiannya.
Kalau dipikir-pikir lagi, belum lama ini, dia biasa memanjakanku seperti itu ….., tetapi akhir-akhir ini kami tidak banyak berbicara lagi, dan aku sedikit sedih.
“Ini kan masih bulan Mei. Bukankah itu terlalu awal untuk membeli pakaian renang?”
“Apa? Tetapi aku ingin Bang Ryoma melihatku mengenakan pakaian renang. …..”
“Iya, aku ingin melihatnya!”
Ryuzaki tertawa sambil mengelus kepala Azusa. Azusa juga tersenyum bahagia.
Mereka bermesraan di tengah ruang kelas meskipun ini adalah waktu istirahat. Azusa adalah gadis yang pemalu, jadi dia tidak benar-benar baik dalam menarik perhatian. Tetapi karena dia mencintai Ryuzaki, dia terlalu memanjakannya seperti itu, tanpa mempedulikan apakah ini di tempat umum atau bukan.
Ini memang sangat menyakitkan untuk melihatnya.
“Tetapi itu tidak apa-apa, bukan? Itu memang agak awal, tetapi kamu setidaknya bisa melihatnya.”
Orang yang mencondongkan tubuhnya ke depan menantang Azusa adalah gadis muda yang cantik dengan rambut hitam yang panjang. Dia adalah teman masa kecilku.
Yuzuki Hojo. Dia bertubuh kecil, tetapi memiliki tubuh yang bagus dan populer di kalangan para siswa di sekolah.
Dia memang populer di kalangan para siswa di sekolah.
“Sebenarnya, pa…yudaraku telah tumbuh agak lebih besar,” dia bilang. “Itulah sebabnya pakaian renang yang ada beli tahun lalu tidak muat….”
“Oh, benarkah? Pakaian renang itu… Itu adalah masalah besar.”
Yuzuki pasti telah memiliki masalah yang rumit (kompleks) tentang payudara besarnya. Namun, dalam percobaan agar disukai oleh Ryuzaki, bahkan jika itu hanya sedikit, dia membuat komentar yang menekankan payudaranya.
Itu adalah pengalaman yang menyakitkan bagiku untuk melihatnya mencoba mengubah dirinya agar dicintai oleh orang yang dia cintai.
“Ryu-kun itu mesum. Kamu benar-benar ingin melihat seorang gadis mengenakan pakaian renang, iya kan? Jika begitu kenyataannya, mengapa kamu tidak memberi tahuku saja dengan jujur kalau kamu ingin melihatnya? ♪”
Orang yang menusuk pipi Ryuzaki dengan gembira adalah seorang gadis dengan rambut pirang terang yang tampak cantik padanya. Dia adalah sahabatku.
Asakura Kirari. Dia adalah seorang gyaru, atau lebih tepatnya, seorang gadis dengan suasana flamboyan secara keseluruhan. Payudaranya tidak sebesar milik Yuzuki, tetapi dia memakai seragam sekolah yang longgar, jadi kamu bisa melihat sedikit dari dadanya. Roknya juga terlalu pendek, dan untuk seorang siswa SMA di masa remajanya, itu adalah sebuah pemandangan untuk mata mereka.
“Tidak masalah untuk memberi tahu kami ~ ♪ Dengar, Ryu-kun… Jujurlah.”
“…Aku mau melihatnya. Aku ingin melihat seorang gadis mengenakan pakaian renang!”
“Hmm? Apakah kamu ingin melihat payudaraku? Jika iya, aku bisa menunjukkannya padamu.”
Dengan perkataan itu, Kirari dengan sengaja membungkuk ke depan dan menunjukkan dadanya pada Ryuzaki. Aku yakin Ryuzaki bahkan bisa melihat bagian-bagian intim… Aku tidak bisa melihatnya dari sudut pandangku, tetapi karena ia memiliki tatapan jorok di wajahnya, aku sudah bisa mengerti semuanya.
… Sampai masuk SMA, dia adalah gadis yang lebih dewasa. Lebih tepatnya, sampai hari upacara pembukaan SMA-ku, dia rambut hitamnya dengan sanggul. Dia juga memakai kacamata, dan seorang gadis normal yang memakai seragam sekolah dengan rapi. Aku dan dia hampir sangat persis, dan kami sering mengobrol. …. Ketika dia bertemu Ryuzaki saat upacara pembukaan dan mengetahui kalau dia menyukai gadis yang mencolok, dia benar-benar mengubah penampilannya.
… Ketika aku melihat Kirari membuang dirinya yang lama dan menjadi tipe orang yang orang yang dicintai sukai, itu masih membuat hatiku sakit. Gadis itu yang pernah aku sukai tidak bisa ditemukan.
(… S*al.)
Aku mengepalkan tinjuku di bawah mejaku.
Di masa lalu, sampai aku menjadi siswa SMA, akulah yang berada di posisi… Ryuzaki.
Aku dulu berhubungan baik dengan ketiga orang itu, dan aku seharusnya telah bersama mereka semua yang aku pikir kalau aku berteman baik dengan mereka bertiga dan selalu bersama mereka, tetapi …. sekarang aku benar-benar keluar dari lingkaran.
Aku selalu menganggap diriku sebagai seorang protagonis.
Aku memiliki seorang adik tiri yang imut, seorang teman masa kecil, dan seorang sahabat yang baik dan mempesona. Aku kira aku akan memiliki masa yang indah dengan mereka bertiga di SMA.
Tetapi kenyataan memang kejam.
Pada saat upacara pembukaan SMA, Ryuzaki merampas semuanya dariku.
Ketiga orang yang aku sukai telah menjadi sangat terobsesi dengan Ryoma Ryuzaki. Sebagai tambahan, untuk menambahkan gangguan itu, … Ryuzaki tampak seperti seorang “protagonis harem”, dan ada banyak lagi gadis di sekitarnya.
Sebagai tambahan pada mereka bertiga, ada banyak jumlah gadis berkelas lain, di antaranya gadis kecil yang tampak seperti seekor binatang kecil, kakak kelas yang merupakan ketua OSIS, dan pemimpin dari klub kendo di angkatan yang sama.
Dan bahkan sekarang, sebagai tambahan dari mereka bertiga, ada seorang lagi anggota dari harem Ryuzaki.
“Inilah sebabnya aku akan pergi melihat-lihat pakaian renang sepulang sekolah. …. Apakah kamu ingin ikut juga, Shiho?”
Ryuzaki berbalik arah dan melihat ke belakang. Di bangku itu yang tepat di belakangnya duduk seorang gadis bernama Shiho Shimotsuki, seorang teman masa kecilnya yang sepertinya adalah anggota tertua dari harem Ryuzaki.
“…….?”
Dia mungkin telah tidur dengan menundukkan kepalanya untuk waktu yang lama, tetapi ketika Ryuzaki memanggilnya, dia melihat ke atas seolah-olah dia bosan. Dia sepertinya memiliki darah Skandinavia dan rambut berpigmen tipisnya sangat cantik.
Dia seorang gadis yang rentan, atau lebih tepatnya… halus dan transparan, seperti barang pecah belah.
Itu tidak berlebihan untuk bilang kalau dia adalah gadis berpenampilan terbaik di sekolah. Dia adalah teman masa kecil Ryuzaki. Aku heran akan betapa beruntungnya dia dengan para wanita.
“Apakah kamu tertidur lagi? Kamu selalu terlihat lelah, Shiho.”
Ryuzaki tampak mencoba untuk mengelusnya, tetapi dia memberinya tatapan yang agak jijik dan dengan ringan menyingkirkan tangannya.
“…….Apa?”
Lalu dia bertanya pada Ryuzaki apa yang ia inginkan dengan ekspresi kosong.
Aku tidak yakin apakah dia tidak ingin banyak bicara atau tidak. Dia biasanya sangat pendiam dan tidak pernah berbicara sampai dia diajak bicara oleh orang lain.
Bahkan ketika dia diajak bicara oleh teman masa kecilnya, Ryuzaki, dia hanya berkata sedikit seperti ini.
Tampaknya Ryuzaki benar-benar mencintainya.
Mungkin saja lebih dari ketiga gadis yang aku cintai,…. atau gadis lain manapun, Ryuzaki mungkin lebih mencintai Shimotsuki.
Faktanya, ia bahkan keluar dari jalannya untuk mengajak Shimotsuki untuk pergi belanja bersamanya sekarang.
Biasanya, Ryuzaki tidak mengajak para gadis keluar secara langsung. Ia selalu pasif, dengan pengecualian terhadap Shimotsuki. Dia adalah satu-satunya yang selalu Ryuzaki ajak.
Tetapi jawaban Shimotsuki selalu sama.
“……… Tidak.”
Dua suku kata diucapkan dan dia menundukkan kepalanya lagi. Dia mengubur wajahnya dalam bantalan lengannya lalu tidur.
Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan, tetapi aku sangat merasakan keinginannya, untuk tidak pergi.
“Benarkah? Kalau begitu aku akan mengajakmu lagi lain kali, ya?”
Aku rasa Ryuzaki sudah terbiasa ditolak. Dia buru-buru memalingkan wajahnya dan kembali ke pembicaraannya dengan tugas gadis lain.
Menyaksikan adegan ini dari ujung ruang kelas adalah keseharian…. ku, Kotaro Nakayama.
Ini sudah sekitar sebulan sejak aku masuk SMA.
Aku telah menghabiskan hari-hariku seperti ini sejak aku pertama kali bertemu Ryuzaki.
Aku akan berbohong jika aku bilang aku tidak merasa kesepian.
Orang-orang yang sangat aku cintai sangat tergila-gila dengan seseorang. Itu terlalu menyakitkan bahkan untuk mencoba terlihat baik.
Ketika aku menjadi seorang siswa SMA, aku menyadari kalau aku bukanlah seorang karakter utama. Tampaknya, aku adalah seorang “karakter mob”.
Seorang karakter kecil dalam cerita, tidak mampu untuk membuat cerita apapun. Atau kalau tidak aku hanyalah alat untuk membuat para karakter lebih menarik.
Aku pasti telah memainkan peran pendukung untuk Ryoma Ryuzaki.
Aku hanyalah alat untuk menjelaskan sang hero Ryoma memang cukup menarik untuk membuat tiga heroin…. Azusa, Yuzuki dan Kirari jatuh cinta padanya, yang terjebak oleh hero palsu yaitu aku.
Aku menginginkan seorang …. pacar.
Aku ingin membahagiakan seseorang yang aku cintai dan mendapati mereka membahagiakanku.
Tetapi itu mustahil untuk menjadi mungkin lagi.
Aku tidak akan mampu untuk melakukan itu lagi, karena para gadis yang aku cintai sudah jatuh cinta pada seseorang selain diriku.