Bulan Juni. Ini adalah musim penghujan, dan panas yang suram ini terasa tidak nyaman.
Temanku Shimotsuki sedang di rumahku dengan kipas angin mengarah ke dirinya seluruhnya.
Ini sudah sepekan sejak kami berdua berteman.
Selama beberapa hari terakhir ini, Shimotsuki telah mengunjungi rumahku sepulang sekolah.
“Dengar, dengar. Aku meminta pada ibu dan ayahku jam malam sampai pukul 7! Jadi aku memiliki lebih banyak waktu untuk bermain dengan Nakayama-kun, oke? Hei, apa kamu senang? Ngomong-ngomong, aku sangat senang.”
Itu kemarin ketika aku mendengar kabar itu.
Bukannya rumahku dan rumah Shimotsuki itu saling berdekatan. …. Aneh saja rasanya kalau dia datang jauh-jauh menggunakan bus.
Aneh saja rasanya kalau dia ingin bertemu denganku. …. Shimotsuki memang gadis yang aneh, seperti biasanya.
Dan hari ini dia ada di rumahku lagi. Dia duduk sambil memeluk kipas angin di ruang tamu dan memberiku senyuman yang nakal.
“Apa itu panas? Hei, Nakayama-kun, apakah kamu mungkin kebetulan tidak kepanasan saat ini? Apakah kamu terganggu karena aku mencuri angin dari kipas angin ini? Sayang sekali. Jika kamu ingin aku berbagi angin dari kipas angin ini, aku ingin makan beberapa es krim dari freezer-mu.”
“Bernegosiasi ….. itu lebih seperti pemerasan.”
Ini kan rumahku, dan dia berdiri di depan kipas anginku, jadi menginginkan es krim adalah negosiasi yang buruk.
“Kamu mau yang mana, …… cokelat atau vanila?”
“Cokelat!”
Kemudian, aku memberikan es krim itu padanya.
Aku telah membeli es krim ini sebagai antisipasi kalau-kalau dia datang. Tetapi aku tidak menyangka kalau dia sudah tahu apa yang ada di dalam freezer ….. Aku rasa dia melihat freezer itu tanpa izin. Tidak, bukannya aku marah padanya, tetapi aku pikir dia anak yang sangat bebas.
“Ini lezat. …… Aku penasaran apakah sebentar lagi akan terlalu panas untuk tertipu oleh es krim? Itulah yang dimaksud dengan musim panas……. Bukankah musim panas itu selalu berhubungan dengan laut atau pantai? Apa yang akan kamu lakukan kalau begitu? Aku ingin melihat gim video dengan tema lautan, atau sebuah film di mana ada ikan hiu yang memakan orang-orang di samudra, atau anime di mana orang-orang pergi ke dasar samudra.”
“….. Jadi tidak mau pergi ke pantai atau laut secara langsung?”
Aku menyadari ini saat kami menjadi teman.
Shimotsuki adalah orang rumahan (indoor person) yang sempurna. Dia benar-benar tidak menyukai hobi di luar ruangan.
“Karena itu akan membakar kulitku. ….. Lihat, aku selalu mengenakan kardigan, iya kan? Tidak peduli apakah ini musim panas atau tidak, ini bukan untuk fesyen. Jika aku terkena paparan matahari sedikit saja, kulitku akan berubah merah, jadi aku harus merawat diriku, oke?”
Shimotsuki selalu mengenakan kardigan abu-abu. Itu sedikit besar, dan hanya jari-jarinya saja yang terlihat, di tempat biasanya tangan terlihat. Aku selalu mengira kalau itu adalah pernyataan fesyen, tetapi tampaknya ada alasan yang lebih bagus.
Ngomong-ngomong soal itu, Shimotsuki selalu mengenakan stocking setiap hari dan membiarkan roknya panjang. Itulah alasannya mengapa kakinya sulit sekali terkena sinar matahari. Dia tampaknya mengambil tindakan yang sangat hati-hati untuk mencegah terbakar sinar matahari.
“Tetapi aku sebenarnya ingin melepasnya karena ini sangat panas. ….. Di ruang kelas, posisi bangkuku itu dekat jendela, kan? Aku tidak suka ketika matahari bersinar di kelas. Ditambah ada cowok itu yang duduk tepat di depanku. ….. Posisi bangku Nakayama-kun itu agak jauh, dan aku muak dengan itu. Tetapi itu berakhir hari ini.”
Langsung bersemangat, Shimotsuki memasukkan es krim cokelat itu ke mulutnya sekaligus. Aku penasaran apakah rasa dingin itu tidak membuatnya sakit kepal. ….. Dia berjalan ke arahku, sambil tersedu-sedu.
“Nakayama-kun, ini rahasia ……, tetapi besok, kelas kita akan penggantian posisi bangku. Aku diminta oleh wali kelas kita, Suzuki-san, untuk membuat undian ……. dan beliau bilang, ‘Saya percaya padamu, Shimotsuki-san tidak akan curang’.”
“Oh, …….. benarkah?”
Penggantian posisi bangku kami itu sebulan sekali. Setiap kali ini terjadi, undian dibuat, dan kali ini sepertinya Shimotsuki yang bertanggung jawab untuk itu.
“Tetapi aku punya satu kekhawatiran. Tetapi aku satu kekhawatiran, yaitu ‘teman masa kecil’ku Ryuzaki-kun selalu duduk di dekat bangkunya. ….. Aku tidak menginginkannya, tetapi ia selalu ada di pandanganku. Selalu begitu. Apakah itu yang orang-orang sebut sebagai pertemanan yang busuk? Tolong jangan lakukan ini padaku.”
Sepertinya hubungan antarteman masa kecil dapat memelintir konsep probabilitas.
Shimotsuki, yang berbicara dengan nada jijik, pasti memiliki waktu yang cukup sulit sejauh ini.
“Jadi, untuk memutus ikatan ini, …….Aku telah memutuskan untuk bertindak nakal kali ini. Tidak perlu terus bersama hanya karena kamu itu berteman sejak masa kecil dengan seseorang. Itu bukanlah hubungan yang istimewa, cuma kenalan lama, dan saat ini adalah waktunya untuk bangkit, kan?”
“Ah, …… tidak adil.”
Cara memutus hubungan busuk antarteman masa kecil secara paksa.
“Jadi, Nakayama-kun, tolong bantu aku, oke? Aku ingin kamu, temanku, untuk duduk di dekatku. ….. Jika aku memiliki suatu masalah di kelas, aku ingin kamu membantuku, dan aku ingin membantumu. Emmm, itu bagus. …… Kehidupan sekolah yang membosankan akhirnya bisa jadi menyenangkan!”
Dengan kilauan di matanya, Shimotsuki mulai bicara soal ketidakadilan.
Dia tidak ingin duduk terlalu dekat dengan Ryuzaki.
….. Sebenarnya, kita tidak boleh curang, tetapi aku rasa kami tidak memiliki pilihan lain.
Aku kira itulah alasannya mengapa aku membenci cowok itu.
Inilah waktunya bagi Kami-sama (Tuhan/Dewa) memisahkan nasib kedua ‘teman masa kecil’ itu yang terhubung karena nasib yang busuk.