“Apa kamu tidak apa-apa? Em, apa aku harus lakukan hal… itu~?”
Mungkinkah kalau cewek ini itu sebenarnya masih SD?
Shimotsuki yang kekanak-kanakan itu sulit untuk diatur. Aku merasa malu untuk melakukan itu.
“Mmm, Nakayama-kun itu benar-benar orang yang pelit… Kamu bisa setidaknya memberiku elusan di punggung. Jadi, maukah kamu mendukungku? Maukah kamu memberi tahuku untuk melakukan yang terbaik?”
“Kalau soal itu. …Em, tahan dulu. Shimotsuki, jangan biarkan rasa sakit menahanmu.”
Apa yang sebenarnya mesti aku lakukan?
Aku ragu kalau aku menghiburnya akan memberikan pengaruh, tetapi aku terkejut saat Shimotsuki berhenti menangis segera setelah aku menghiburnya.
“Wau, …Aku merasa lebih tenang sekarang. Aku kesakitan sebelumnya dan merasa seperti aku akan wafat, tetapi Nakayama-kun menghiburku dan aku mampu bertahan dari itu. Apa aku jadi semakin kuat lagi? Oh tidak, aku tidak mau jadi semakin kuat.”
Tidak, Shimotsuki itu lemah. Dia mungkin mendekati ke yang paling lemah, jadi jangan khawatir.
Seperti biasanya, dia itu orang yang kikuk. Aku rasa dia terkena bola di wajahnya itu karena dia itu memang tidak jago dalam olahraga.
Meskipun begitu, dia sangat mempesona. Berkat hal ini, jaketnya kotor dan wajahnya tertutup debu.
“Wajahmu dan pakaianmu kotor. Apa kamu punya pakaian ganti?”
Ketika aku menanyakannya, Shimotsuki tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
“Aku tidak punya. Jadi bisakah kamu pinjamkan aku handuk atau jersi? Aku sudah bilang padamu sebelumnya kalau aku ini sensitif terhadap matahari dan mesti mengenakan pakaian dengan lengan yang panjang, iya kan? Kalau memang begitu, aku yakin temanku Nakayama-kun tidak akan menolak.”
Tampaknya dia memutuskan untuk merampasku.
“Bagaimana kalau aku bilang padamu kalau aku sedikit berkeringat dan lebih memilih untuk menolaknya kalau bisa?”
“Tidak? Ini adalah penolakan untuk bilang tidak.”
Tampaknya dia sudah memutuskan untuk mengambil itu dariku. Dia melepaskan jersinya yang kotor, memperlihatkan lengannya yang putih murni.
Lengannya benar-benar putih, mungkin karena itu memang belum terkena matahari sama sekali. Aku tidak bisa apa-apa selain menoleh darinya karena dia tampak sangat polos.
Mungkin karena itu biasanya tersembunyi, tetapi aku merasa sedikit gugup.
Aku merasa seperti itu merupakan ide buruk untuk membiarkannya terbuka.
Jadi, aku tidak punya pilihan lain selain melepas jersiku.
“…Ini ambil.”
“Iya, terima kasih.”
Aku menyerahkan itu padanya, dan dia merebutnya dariku.
Lalu, dengan senyuman yang nakal, dia mengenakan jersi itu dan menyeletingnya dengan rapat.
Karena bawaannya memang kecil, jersiku itu kebesaran buat dia. Itu sepanjang sebuah gaun. Lengan jersiku juga sangat panjang itu bisa digulung.
Aku rasa akan lebih baik kalau dia mengenakan jersi yang sedikit lebih muat.
Mungkin para guru punya jersi ganti, haruskah aku periksa? Aku hampir saja ingin bertanya…
“Hehehe~. Pakaian Nakayama-kun baunya seperti… …Nakayama-kun. Tidak, itu tidak buruk. Aku rasa ini sama sekali tidak buruk, Kun Kun. Tidak, ini tidak buruk, malahan ini lebih baik… Ibuku juga punya fetish bau, dan aku rasa aku akhirnya mengerti perasaan beliau.”
Tetapi aku tidak bisa bilang apa-apa, karena Shimotsuki tampak sangat puas.
Dia terus menggelitik jersiku.
“Ini, bisakah aku pinjam handukmu juga? Handukku kotor dan mesti dicuci… …Iya, kalau aku tidak menyeka leherku menggunakan handuk, aku akan terbakar matahari. Tetapi saat aku seperti ini, rasanya seperti dipeluk oleh Nakayama-kun, dan itu membuatku gugup♪.”
Sekarang, pipi Shimotsuki memerah, apakah ini karena terbakar matahari?
Ataukah mungkin dia… …merasa malu?
“…!”
Saat aku melihat sisinya yang seperti itu, aku masih merasa gugup.
Aku benar-benar penasaran mengapa cewek ini sangat imut.
Dan… Apa yang Ryuzaki pikirkan saat ia menatap adegan ini?
(Ia telah menatapku sedari tadi… …Biarkan aku beristirahat!)
Shimotsuki masih belum menyadari, tetapi dari sudut pandangku, aku dapat melihat Ryuzaki.
Ia menatap ke arahku dan Shimotsuki dari kejauhan dengan wajah yang tampak seperti mau menangis.
Tepat di depannya, cewek yang ia sukai bermesraan dengan lelaki lain… …Aku yakin hatinya hancur berkeping-keping.
Tampaknya cerita ini masih semakin siap untuk memasuki klimaksnya.
Tampaknya penderitaan Ryuzaki akan terus berlanjut selama beberapa lama lagi.