Sylvia adalah seorang pelayan dan pendidik yang ditugaskan bagi Cain dan tentunya dia dapat membaca.
“Cain-sama, aku akan membacakan buku bergambar untuk anda ya”
Meskipun secara mental dia adalah siswa SMA, ia tak punya pilihan lain. Ia harus merasakan rasa malu akibat melihat kondisi dimana seorang gadis membacakan buku bergambar untuknya yang merupakan seorang anak SMA. Ia pun bertekad untuk cepat menanam huruf-huruf ini dalam ingatannya.
Mengajarkan cara membaca sambil menunjuk hurufnya, lalu mengajarkan cara menulisnya. Ia pun mengulangi latihannya sendiri. Didunia ini belum ada kertas yang bagus, masih menggunakan perkamen kulin hewan dan kain. Bahkan tulisan di papan kayu pun menjadi barang langka. Oleh karena itu, buku bergambar yang ditulis di atas kertas ini dapat dikategorikan sebagai barang mewah.
Karena kesadaran dan pengetahuannya adalah anak SMA, terlebih sel otak anak usia 3 yang masih termasuk golden age, semua pelajaran pun mudah masuk. Setelah satu bulan berlalu, huruf bukan lagi masalah baginya.
“Cain-sama, anda sudah lancar baca tulisnya ya. Sudah selancar ini di usia tiga tahu, anda benar-bnar seorang jenius! Bahkan Leine-sama tidak bisa seperti anda!”
“Semuanya berkat Sylvia. kamu mengajariku dengan baik sehingga aku dapat mengerti dengan mudah”
Cain memuji Sylvia sebelum memintanya mencari buku yang sesungguhnya. Sylvia meletakkan tangannya di pipinya saat dipuji oleh cain. Nah, dari sini lah pertunjukan utamanya.
“Ngomong-omong, Sylvia, apakah ada buku sejarah kerajaan, atau buku sihir di rumah ini?”
“Keduanya ada di ruang arsip rumah ini”
“Keduanya ada di sini? Aku ingin membaca nya. Bisa tolong bawakan aku beberapa buku-buku itu?”
“Baik, saya akan membawanya pada waktu makan siang nanti ya. Tapi Membaca buku-buku sulit seperti itu, susah dipahami loh..”
Umumnya, mana ada anak berusia tiga tahun yang berminat membaca sejarah atau buku sihir. Meskipun Sylvia agak ragu, dia tetap membawakanya. Satu bulan sejak ia terlahir kembali di dunia ini, akhirnya dia bisa membaca buku tentang sihir. Gairahnya agak menggebu-gebu. Selain kondisi tubuhnya yang sudah dalam kondisi fit, ia juga sudah mendapat izin dari ibunya, Sarah untuk bebas melakukan apapun selagi masih ada di sekitar rumah.
“Gua pengen cepet-cepet pake sihir nih… Tapi bakal bisa make nya gak ya?”
Setelah makan siang, ketika sedang membaca buku bergambar yang ditinggalkan diatas meja, Sylvia kembali dengan buku sejarah dan buku sihir.
“Cain-sama, Saya membawakan buku sejarah kerajaan kita dan buku sihir untuk pemula”
“Terima kasih, Sylvia”
“Sejarah dan sihir itu sulit lho? Anda bahkan belum bisa menggunakan sihir status”
“Tidak apa-apa, Sylvia. Ini hanya pengetahuan dasar untuk prsiapan dimasa depan jika aku sudah bisa sihir“
Setelah menerima buku dari Sylvia dan ia langsung membaca judulnya.
“Sejarah Kerajaan Esfort”
“Handbook Sihir Edisi untuk Pemula”
Kerajaan Esfort adalah nama kerajaan yang saat ini kutinggali. Berdiri sekitar 300 tahun yang lalu, dan raja sekarang adalah Generasi ke-15. Raja pertama tampaknya adalah seorang yang mengawali karirnya sebagai seorang petualang menjadi seorang Pahlawan.
Membangun sebuah desa kecil, kemudian mengembangkannya menjadi sebuah kota, lalu berevolusi menjadi kerajaan. Tapi asal-muasal dari raja pertama itu tidak diketahui. Nama raja pertama adalah Yuuya Tera Hirasawa Esfort. Tanpa sadar tertawa sendiri ketika membaca nama itu.
“Nama ini pasti nama orang Jepang kan..”
Nama raja saat ini adalah Lex Tera Esfort. Sepertinya nama Hirasawa sudah tidak ada lagi sejak beberapa generasi sebelumnya.
Kerajaan ini menganut sistem bangsawan. Gelar kebangsawanan ini berdasarkan tinggkatannya diklasifikasikan sebagai berikut :
Royalty (Keluarga Kerajaan), Grand Duke (Adipati agung), Duke (Adipati), Marquis (Gubernur), Margrave (Gubernur perbatasan), Count(Bupati) , Viscount (Wakilnya Count), Baron (Bangsawan), dan Knight (Kesatria).
Secara garis besar, Grand Duke adalah gelar untuk saudara raja, dari Duke ke Count adalah Bangsawan kelas Atas, sedangkan Viscount sampai Knight, adalah bangsawan kelas Bawah.
Pada dasarnya, pangkat bangsawan adalah sistem keturunan, namun hanya kepala keluarga yang akan mendapat gelar bangsawan. sedangkan saudara mereka akan mendapat gelar kehormatan, namun keluarga saudara mereka hanyalah bersatus rakyat biasa.
Oleh karena itu bangsawan kehoratan dan Knight hanya berlaku bagi kepala keluarga, sedangkan keluarga mereka diperlakukan sebagai rakyat biasa. Karena kepala keluarga bangsawan akan di danai oleh kerajaan, maka ini adalah langkah pencegahan agar tidak terjadi pembludakan jumlah bangsawan di dalam kerajaan. Karena jika itu terjadi maka pengeluaran negara akan ikut membludak dan negara akan terancam bangkrut.
Keluarga Silford termasuk bangsawan Margrave, dan dianggap sebagai bangsawan kelas Atas. Rumah yang ditinggalinya cukup besar sampai bisa dibilang mirip istana kecil. Cain sadar pun sadar akan hal itu.
Dan akhirnya, sudah saatnya dia beralih ke buku tentang sihir.
“Yah sihir itu kan termasuk Fantasi kan..”
Saat ia membuka buku, hanya ada satu kalimat yang tertulis di halaman pertama nya.
“Ketika kau sudah menerima Baptisan di usia 5 tahun. Dan mendapat kecocokan pada status mu, silahkan lanjutkan membaca”
Sambil tetap berpikir bahwa ia tidak dapat menggunakan sihir sampai saat itu, ia tetap membalik halaman bukunya.
“Rasakan kekuatan Sihir di dalam tubuh mu”
Bagi manusia di dunia ini, pusat energi Sihir terletak di sekitar pusar. Tampaknya lokasinya berbeda untuk setiap makhluk hidup.
Aku menutup mata dan mencoba bermeditasi. Sambil aku merasakan bagian dalam tubuhku dan berusaha menelusurinya, kemudian aku merasa ada sedikit kehangatan di sekitar pusar, terasa kehangatan.
“Apa ini ya?”
Aku berusaha merasakan kekuatan sihir mengalir di dalam tubuhku. Meskipun perlahan aku merasakan gejolak dimana-mana disekitar tubuhku.
“Rasanya seperti aliran pembuluh darah yang mengalir”
Sambil berkata begitu, aku terus berusaha merasakannya. Aku mulai menyadari bahwa aliran itu bergerak sesuai keinginan. Sambil terus menggerakkannya mengitari seluruh tubuh, aku membalik halaman berikutnya.
“Kumpulkan kekuatan sihir itu di jarimu dan keluarkan”
“Yah … begini kah?”
Aku fokus memusatkan sihir ke jariku, sambil membayangkan sebauah lilin berkata “wahai api”. Aku membayangkan api 5cm, tetapi yang muncul adalah api 15 sentimeter.
“Uwooh.. Bikin kaget aja…”
Aku menghentikan aliran sihirku, dan apinya pun menghilang.
“Sekarang aku tahu aku bisa menggunakan sihir, tapi bahaya latihan pake api di kamar. Dahlah hari ini aku baca buku sihirnya aja”
Ketika saku membaca buku itu, aku mengerti bahwa sihir ada 4 tipe dasar Api, Air, Angin, dan Tanah, ditambah elemen-elemen lain seperti Void, Dark, Light, dan Sky.
Terkadang dengan menyalurkan kekuatan sihir membuatnya ke bentuk nyata diinginkan dapat menghasilkan sihir original yang merupakan gabungan elemen-elemen dasar itu.
“Bagiku yang punya pengetahuan dari Light Novel Jepang, bener-bener gak nahan ye…”
Aku mengarhkan kembali pandangan ku ke buku sihir. Sambil merasakan kelelahan akibat penurunn sihir setelah menggunakan sihir barusan.
“Apa ada petunjuk tentang Manipulasi Sihir dan Meningkatkan Kapasitas kekuatan Sihir ya?”
Aku mencari dibuku sambil membalik halamannya.
“kemampuan Manipulasi Sihir seseorang dapat meningkat dengan menggunakan sihir secara rutin setiap hari”
“Dengan setiap hari menggunakan semua kekuatan sihir yang ada di dalam tubuhmu sampai batasnya dan beristirahat, maka kapasitas sihir akan meningkat. Tetapi batas ini tergantung kepada setiap individu.”
“Pertama-tama kita fokus di dua ini aja dulu. Masih umur 3 tahun lagian juga, masih masa pertumbuhan lah. Mulai sekarang kita nambahin kapasitas sihir, plus beberapa eksperimen lah..”
Sambil tersenyum sendiri, dia puas karena telah menemukan tujuannya untuk saat ini.
“Cain-sama, Sudah waktunya untuk makan malam”
Itu suara Sylvia. Ketika aku melihat ke jendela, senja pun hampir padam dan tanpa kusadari hari mulai malam. Tampaknya aku terlalu fokus membaca buku sihir.
“Aku kesana”
Aku menyimpan buku sihir dan meninggalkan ruangan. Ketika aku sampai di ruang makan, Laine dan Sarah sudah menunggu. Ketika aku duduk dan menunggu, tak lama ayahku Garm pun datang.
TL Note : Novel ini setiap peralihan monolog nya agak membuat rancu. Kadang menggunakan sudut pandang orang ke-3, kadang juga menggunakan sudut pandang orang pertama. Tapi seemoga kalian dapat memahami.
“Mari panjatkan syukur kepada tujuh dewa Marinford”
Semua orang mulai makan setelah Garm pertama kali memakan sup.
“Cain, kudengar dari Sylvia bahwa akhir-akhir ini kamu sering membaca buku. apakah itu menyenangkan?”
“Ya, ayah. Aku masih belum cukup umur untuk keluar rumah, jadi belajar tentang dunia luar itu menyenangkan”
“Cain ini masih usia tiga tahun, dia sudah lancar membaca dan menulis loh”
Sarah menjawab sambil tersenyum. Dia mungkin bangga dan beranggapan bahwa anaknya itu jenius. Padahal yah, walaupun hurufnya beda, dengan otak dari anak SMA, aku dapat dengan mudah mempelajarinya kan.
“Aku ingin cepat di baptis agar bisa cepat menggunakan sihir!”
Tadi sudah kugunakan sih.
“Begitu ya…Hmm, mungkin saja kamu bisa menjadi penyihir kerajaan di masa depan, Cain”
Ayahku Garm pun tampak senang sambil minum wine nya.
“Aku juga akan menjadi Penyihir kerajaan yang hebat loh. Aku bakal menjadi seniormu dan menunggumu ya!”
Sepertinya kakakku Leine memiliki bakat dalam menggunakan sihir. Dan dia sepertinya ingin segera pergi ke sekolah dan belajar di sana.
Di dunia ini, dari usia 10 sampai 15 tahun akan menghabiskan waktu di sekolah. Disetiap wilayah dibangun sekolah yang, tetapi sekolah dengan kualitas terbaik sepertinya adalah Royal Esfort School yang terletak di Ibukota. Setelah lulus dari sana, bahkan jika kalian kembali ke wilayah masing-masing dan mencari pekerjaan maka akan disambut oleh pasti disambut baik.
Dua tahun pun berlalu, saat untuk Pembaptisan telah tiba. Semenjak aku mengetahui tentang sihir, aku telah belajar, dan juga berlatih sihir. Bahkan aku melakukan latihan rahasia dengan jalan-jalan sebagai alasanku.
Tapi tentu saja aku tidak dapat menggunakan sihir penghancur area karena nanti bisa ketahuan, jadi aku menahannya. Jadi aku menembakkan sihir anginku ke udara. Ketika aku berlatih, aku lupa dengan menahan diri.
“Siip, gua udah jadi penyihir.”
Sambil berpikir begitu, Cain menghabiskan hari-harinya.
Dan akhirnya hari Pembaptisan pun tiba.
TL Note : Kata menahan diri di beberapa paragraf akhir menggunakan kata “Jichou” seperti yang ada pada judul novel ini. Secara makna dapat dikatakan kapasitas diri atau sebatas apa kemampuannya. Jadi Cain berlatih tanpa beban, tanpa merasa kalau dirinya itu super.