Pandangan dihadapannya menjadi putih. Setelah membiasakan mata nya, Cain memeriksa daerah sekitarrnya. Ini merupakan ruangan yang sama sekali berbeda dengan altar pembaptisan barusan. Dunia yang sepenuhnya tidak ada apa-apa disekeliling mata memandang.
“Apa-apaan ini!??”
“Fufufu…. Ini adalah dunia para dewa.. Akhirnya kamu berusia lima tahun ya, Sudah lama aku menunggu Cain Von Silford, bukan, atau haruskah aku memanggilmu Shiina Kazuya-kun? “
Ketika aku berbalik karena tiba-tiba ada suara yang mengajakku bicara, dibelakang ku sudah ada sebuah meja dan kursi-kursi yang cukup besar sehingga bisa memuat 10 orang. Terlihat seorang kakek yang merupakan orang yang memanggilku dan beberapa orang lain sedang duduk.
“Mengetahui nama Kazuya berarti kau juga tahu bahwa aku bereinkarnasi kan??”
Cain mengarahkan pertannyaan nya kepada kakek-kakek yang duduk di tengah.
“Yah, termasuk hal itu, mari kita bicarakan dengan perlahan. Pertama-tama jangan hanya berdiri disana, silahkan duduk.”
Sesuai dengan arahan kakek itu, Cain pun duduk di salah satu kursi. Tepat dihadapannya ada sosok kakek itu dan di kanan kirinya ada masing masing tiga perempuan dan tiga laki-laki.
“Kalau begitu kita mulai dari perkenalan. Aku adalah Zenom, mungkin bisa diilang akulah dewa pencipta yang membuat dunia ini”
Cain terkejut yang dia sangka hanyalah kakek-kakek aneh ternyata adalah seorang dewa pencipta.
“Ngomong-ngomong, aku adalah Dewa, aku dapat mendengar suara hati.”
Zenom tertawa sambil mengelus jenggotnya.
Cain merasakan keringat dingin yang luar biasa punggungnya.
“Saya telah bereinkarnasi dan oleh ayah dan ibu saya diberi nama Cain. Di dunia ini saya dikenal dengan nama Cain Von Silford. Mohon bimbingannya.”
Cain berdiri dan membungkuk seraya menyapa. Tentu saja cain tidak memiliki keberanian yang cukup untuk bisa berbicara seenaknya di depan Dewa pencipta yang sering disebut sebagai Dewa utama.
“Umu.. Kalau begitu pertama kita bahas masalah utama terkait reinkarnasi dirimu. Lime ceritakan padanya!
Seorang wanita berambut putih panjang yang duduk disebelah kiri itu terlihat sedikit terkejut. “Aku adalah Lime. Aku adalah dewa yang bertanggung jawab atas reinkarnasi kehidupan dan kematian. Pertama, tentang dirimu, kami me-reinkarnasi mu di dunia ini atas permintaan dewa yang ada di Bumi. Sesungguhnya kematianmu itu ada diluar jadwal sehingga tidak bisa dimasukan kedalam lingkaran reinkarnasi di Bumi.”
“Hmm.. waktu itu aku melindungi seorag gadis, jadi itu tidak boleh? “
“Aku dengar dari Dewa Bumi bahwa rencana sebenarnya adalah ketika orang itu berlari kearahmu dia akan tersandung dan jatuh tersungkur. Lalu orang orang disekitar akan menahannya. “
“――Jangan-jangan ini yang disebut mati sia-sia?”
Cain pun menjadi lemas, mendengar kenyataan bahwa meski dia telah berusaha mengeluarkan keberaniannya pada insiden itu ternyata sia-sia.
“Ya. Pelakunya pun belum melukai sipapun. Jadi seharusnya dosanya tidak seberat itu. Namun dengan terbunuhnya dirimu dia telah menjadi seorang pembunuh.”
“Tidak hanya diriku mati, tetapi juga membuat pelakunya menjadi pembunuh…??”
“Dewa di bumi juga bilang kamu membuat ini merepotkan… “
“Lime. Sebaiknya kamu gunakan bahasa yang lebih baik…”
Dewa pencipta mengimbuhkan sambl tersenyum pahit.
Mendengarkan kenyataan ini, Cain lebih merasakan sedih daripada penyesalan. Siapa sangka dia akan mati sambil membawa kemalangan bagi orang lain. Siapapun pasti akan berfikir begitu.
“Karena kamu tidak bisa be-reinkarnasi di bumi, jadi jiwa mu dititipkan pada ku. Saat itu, karena kamu mati dengan peruatan baik, setidaknya aku dan dewa bumi memutuskan untuk membiarkan ingatanmu di dunia sebelumnya tetap ada. Karena dia bilang mungkin ingatan ini akan membawa perubahan baik. Namun, jika kami mengembalikan ingatanmu langsung saat- kau dilahikan, mungkin akan ada beban mental saat kamu sedang menyusui atau mengompol, jadi kami memutuskan untuk menyegel ingatan mu dan mengembalikan ingatan mu pada saat pembaptisan usia lima tahun. Namun entah kenapa inagatan mu kembali pada saat kamu berusia tiga tahun….”
Menyaksikan dihadapannya sesosok dewa yang membungkukan badannya meminta maaf padanya, Cain pun berkata :
“Lime-sama, telah 5 tahun sejak aku dilahirkan kedunia ini, serta sudah 2 tahun sejak ingatan ku kembali, saat ini aku merasa sangat bahagia. Lagipula di dunia sana aku sudah mati, memang cukup mengejutkan, tapi aku juga tidak bisa kembali begitu saja. Terlebih di dunia sebelumnya aku telah kehilangan keluarga sejak kecil, dan satu-satunya keluargaku, kakekku juga meninggal dunia. Saat ini aku merasa sangat ahagia karena bisa memiliki keluarga dan kakak. Apalagi di dunia ini adda sihir , aku benar-benar menjalani hari dengan penuh bahagia. Jadi tolong jangan meminta maaf, Justru saya ingin mengucapkan terimakasih karena ingatan saya yang sebelumnya masih ada. Denagn ingatan ku yang kembali saat usia 3 tahun, aku isa mempelajari tulisan dan sihir serta berbagai macam hal di dunia ini tanpa masalah.”
Aku membungkuk dan mengucapkan rasa terimakasihku. Karena memang duna ini menyenangkan, ada sihir disini, dan yang terpenting, aku punya keluarga
“Hmm.. kamu baik ya… aku suka”
Seorang wanita berambut hitam panjang dan berjubah hitam masuk dalam pepbicaraan.
“Aku Dewa Sihir Reno. Cain-kun, sejak usia tiga tahun kamu selalu berlatih sihir kan? Terkadang aku memperhatikan kamu loh..Aku akan berikan [Guard] ku, jadi mulai sejkarang lebih semanga lah dalam berlatih!”
“Umu… kami juga akn memberikan mu [Guard]. Yah kurasa kita nanti akan bertemu lagi… fufufu…”
Aku tidak mengerti arti dari “bertemu lagi” yang dikatakanoleh si dewa pencipa, tetapi kak Leine juga mendapatkan [Guard] dari Dewa sihir, jadi aku merasa bersyukur.
“Sebelum itu, aku ingin memperkenalkan para dewa yang ada di sini. Lime dan Reno sudah kenal kan. Di sebelah mereka adalah Dewa Tanah Bela. Di sisi lain ada Dewa perang Sanos. Disebelahnya ada dewa keterampilan Grimm, dan yang gemuk adalah Panam, dewa perdagangan.”
Dewa perang Sanos pun yang pertama kali berbicara.
“Cain, jangan terus-terusan belajar sihir. Sekali-kali berlatihlah pedang dan bela diri. Aku akann memberikan mu [Guard] ku, jadi kupikir itu akan membuatmu mudah mempelajari beberapa skill”
“Aku adalah dewa keterampilan, Grim. Aku juga akan memberikan mu [Guard] ku. Banyak yang tidak ada di dunia ini. Karena ini adalah dunia yang bakan hiburan pun jarang ada. Aku tidak keberatan kau menggunakan pengetahuan mu dari dunia sebelumnya asal tidak berlebihan.”
Berikutnya giliran dewa perdagangan yang berkata,
“Aku juga akan memberimu [Guard] berkah. Dengan ini kamu bisa menggunakan, [Appraisal] dan [Item Box]. [Appraisal] akan memberimu lebih banyak detail jika kamu fokus akan sesuatu. Kamu juga akan bisa melihat lebih detail pada Status mu loh. Jumlah item yang dapat dimasukkan ke dalam kotak item bervariasi tergantung pada tingkat perlindungan yang didapat.”
Sepertinya Keseluruhan dewa telah memberikan [Guard] nya. Sambil mendengarkan percakapan para dewa, aku bertanya-tanya apakah tidak apa-apa aku menerima sebanyak ini.
Yang terakhir adalah dewa pencipta.
“Tentang [Guard] dari ku, kamu bisa memeriksanya ketika kamu kembali kedunia mu. Waktunya sudah habis. Cain, sampai jumpa lagi. Baik-baik ya!”
Ketika dewa pencipta berkata begitu, kesadaran ku terasa menjauh. Ketika sadar, aku melihat wajah kak Leine.
“Cain! Kamu gak apa-apa?”
Waah itu kak Leine. Apa aku sudah kembali? Entah kenapa pendeta terlihat agak kaget.
“Oooh. Patung dewa-dewa bersinar sebegitu terangnya!!”
Pendeta itu mulai memanjatkaan doa-doa kepada dewa. Ku melihat ke sekitar kearah keluargaku dengan agak tenang. Setelah beberapa saat, pendeta itu pun selesai berdoa.
TL Note : Kata Guard pada skill di chapter ini dan chapter sebelumnya mengacu kepada “Divine Protection” atau perlindungan dewa atau berkah dewa
“Dengan ini, prosesi pembaptisan selesai. Cahaya yang barysan dapat dianggap sebagai pemberian [Guard] oleh para dewa. Aku berdoa agar kedepannya anda dapat tumbuh sambil tetpap bersyukur kepada para dewa”
“Terima kasih banyak”
Kami menundukan kepala kearah kepala pendeta dan patung dewa. Tanpa banyak icara semua orang naik kedalam kereta.
Orang yang pertama bicara adalah ayahku Garm.
“Cahaya apa ya tadi? Sepertinya waktu Leine tidak ada sinar seperti itu ya? Cain, apa kamu tahu sesuatu??”
“Aku juga kurang paham Ayah..”
Tentu saja aku tidak bisa bilang bahwa aku baru saja bertemu para dewa kan?
“Begittu ya, mungkin saja itu adalah berkah dari dewa.”
“Sesampainya dirumah kamu harus memastikan Status mu. Pertama kamu lihat sendiri dulu, jika ada yang ingin ditanyakan kamu boleh beranya padaku.”
“Terimakasih, Ayah, aku akan coba memastikannya nanti dirumah.”
Leine pun ikut dalam pembicaraan.
“Cain-kun! Karena aku udah kasih lihart punya ku, kamu juga harus kasih lihat punya mu ya!!”
“Iya kak Leine, kuharap aku juga mendapat [Guard]!”
Aku sudah bertemu para dewa, dan mendapatkan berkah mereka. Jadi memastikan setatus ku agak mendebarkan.
Sambil merasakan kereta kuda yang bergoyang disepanjang jalan pulang, kamipun akhirnya tiba dirumah.
Akupun tiba dikamar ku dan menghela nafas.
“kalo gak salah [Status] ya?”
“[Status]”
Muncul lah sebuah layar semi-transparan dihadapan ku.
[Nama] Cain von Sylford[Race] Human [Gender] Men [Age] 5[Title] 3rd Son of Frontier Lord , Reincarnated, God Apostle[Level] 1[Pysical Power] 180/180[Magic Power] 34, 560/34, 560[Ability] S +
[Sihir]Creation Magic Lv.10Fire Magic Lv.10Wind Magic Lv.10Water Magic Lv.10Earth Magic Lv.10Light Magic Lv.10Sihir Gelap Lv.10Time-Space Magic Lv.10Daily-Life Magic
[Skill]Appraisal Lv.10Item box Lv.10Military Arts Lv 10Martial Arts Lv.10Pysical Resistance Lv.10Magical Resistance Lv.10
[Guard]God of Creation Guards Lv.10God of Life Guards Lv.10God of Magic Guards Lv.10God of Earth Guards Lv. 10God of War Guards Lv.10God of Skill Guards Lv.10God of Trade Guards Lv.10
“…”
Pikiran ku kosong. Akupun terduduk lemas dingantangan ku menempel dilantai. Ini bukan lah pemberian, tetapi terlalu dipaksakan!
“Aku benar-benar bersyukur akan berkah ini, tapi ini berlebihan… bukanya [guard] dewa itu Cuma ada 5 level dari lv.1 sampai lv.5? Apa-apan nih Lv.10?? bahkan ayahpun tidak pernah bilang ada 10!”
Sejak usia tiga tahun sampai sekarang, aku selalu berlatih sihir tanpa beban, tapi, para dewa ini, benar benar tidak tahu bebannya sendiri!
“Apa yang akan terjadi jika aku menunjukan status seperti ini pada keluargaku? Ini lagi apaan [God’s Apostle] Kalo ketahuan sama gereja nanti aku gak bakal dikasih pulang!! Apa ada cara biar status ini gak kelihatan ya??”
Cain berkata sambil terus memegang kepalanya.