Satu minggu telah berlalu sejak pesta pengumuman bersama keluarga. Tiba saatnya untuk melakukan pesta pengumuman kepada para bangsawan dan orang-orang berpengaruh di wilayah Gracia.
Sejak saat itu aku belum menggunakan sihir penciptaan lagi, meskipun begitu aku selalu berlatih untuk memanipulasi sihir dan penyesuaian jumlah kekuatan sihi. Dan juga, sesuai dengan arahan dewa Sanos akupun mulai berlatih mengayunkan pedang kayu di halaman.
“Cain-sama, sudah saatnya untuk pesta pengumuman ya!”
Sylvia datang untuk menyiapkan pakaian acara nanti.
“Iya ya.. Sampai sekarang, karena aku belum pernah keluar rumah aku hanya pernah bertemu dengan orang-orang di rumah ini dan di gereja, jadi aku gugup bertemu banyak orang”
“Cain-sama pasti baik-baik saja. Karena anda itu jenius.”
“Berlebihan jika kamu bilang aku jenius, tapi terima kasih”
Pakaian dan rambut pun telah rapi, berikutnya hanya tinggal menghadapi pesta pengumuman.
Saat malam hari, puluhan orang tamu undangan berkumpul di aula. Garm selaku tuan rumah, berdiri di podium dan melakukan pembukaan.
“Terima kasih sudah menyempatkan hadir di tempat ini ditengah kesibukan anda sekalian hari ini. Putra ketiga ku Cain telah berusia 5 tahun, dan hari ini kami melakukan perayaan untuknya. Minggu lalu iatelah di baptis dan menerima perlindungan dewa. Cain, masuk lah!”
Pintun pun terbuka, aku pun segera masuk. Kemudian berdiri disamping Garm dan melihat sekitar.
Aku menarik napas dalam-dalam dan mengatur iramanya.
“Terimakasih perkenalannya, saya adalah Cain von Sillford, Berkat anda semua, saya dapat dengan aman mencapai usia lima tahun. Saya masih muda, Saya harap saya dapat tumbuh dengan bimbingan anda sekalian. Mohon bimbingan nya”
Aku menundukkan kepalaku.
Yosh.. dengan menggunakan pengetahuan dari kehidupan sebelumnya aku berhasil mengucapkan kata-kata yang ada pada naskah didalam pikiran ku.
Loh? Kok tidak ada balasan? Sekitarku dipenuhi keheningan.
Saat melihat ke sampig, Garm menatapku sambil trsenyum pahit.
Beberapa detik kemudian, tepuk tangan mulai terdengar, perlahan-lahan meningkat dan menjadi tepuk tangan yang hebat.
“Meskipun itu tidak seperti sambutan anak usia lima tahun, tetapi saya harap harap para hadirin berkenan, kalau begitu mri bersulang!”
Garm menyelesaikan ucapannya.
“”Bersulang””
Mengangkat gelas di tangannya setinggi-tinggi nya.
Ah Sudah jelas sambutan seperti itu bukan untuk anak usia lima tahu ya, Yasudah lah yang lalu biarlah berlalu. Aku terus menerus menyapa orang-orang yang mendatangi ku.
“Cain. Kenalkan dia Tris.”
Garm akan memperkenalkan seseorang.
“Viscount Tris von Sarabas. Senang bertemu denganmu, Cain. Aku adalah penguasa kota Lamesta, sebuah kota berbenteng yang berbatasan dengan kerajaan Visus di sebelah timur Gracia”
Ranbutnya pirang, meskipun ia menggunakan pakaian bangsawan, ia mengeluarkan aura seorang ahli bela diri.
“Viscount Tris ini merupakan teman lama. Berkat dia yang melindungi kota Lamesta, wilayah Gracia tetap aman meskipun mengalami bentrokan dengan kerajaan lain. Ingat baik-baik!”
Garm menjelaskan.
“Berkat arahan Margrave Garm kami bisa menggunakan banyak tentara. Meski begitu, sambutan tadi cukup bagus, Cain-kun kamu cukup jenius”
“Karena Cain itu selalu saja membaca buku.mungkin dia sudah dapatn memperhitungkan kata-katanya”
“Wah luar biasa, apalagi kamu putra ketiga, Pasti banyak yang ingin menjadikan mu suami. Kalau saja aku punya anak perempuan aku juga ingin kamu jadi menantu ku”
Aku senang dia memuji ku, tapi yah berbicara soal penikahan kepada anak usia lima tahun itu agak aneh.
“Terima kasih. Aku masih belum cukup belajar. Sampai saatnya aku masuk sekolah, aku benar-benar menikmati membaca buku di perpustakaan rumah.”
“Aku berharap dalam waktu dekat kau bisa berkunjung ke Lamesta. Kurasa kau akan belajar banyak disana”
“Aku mengerti. Aku akan meminta pendapat ayahku agar aku dapat berkunjung ke sana. Jika saatnya tiba, mohon bimbingannya”
“Makin-makin tidak seperti anak suia lima tahun saja. Jadi penasaran masa depan mu seperti apa. Ah orang yang berikutnya sudah lama menunggu, jadi sampaj jumpa lagi nanti”
Diapun kembali ke kerumunan orang.
Berikutnya adalah orang yang mirip dengan petugas pemerintah.
“Baron Sarai von McLaine. Aku adalah kepala administratif di wilayah Gracia ini dansering menggantikan Margrave Garm ketika ia pergi ke ibukota.”
“Ya, Sarai selalu membawakan ku tumpukan dokumen dan tidak membiarkan ku melarikan diri. Padahal aku kan bisa kasih stempel ku dan dia bisa langsung stempel aja.”
Garm berkata begitu, sudah pasti itu tidak boleh kan. Sarai pun juga tersenyum pahit.
“Dokumen-dokumen itu harus dibaca oleh tuan Garm. Daann ini juga merupakan tugas dri tuan tanah. “
Dia tanpa sadar membalas peerkataan Garm.
“Iya iya aku paham. Cain, Jika kau ingin tahu segala hal tentang wilayah ini, bertanya pada Sarai lah yang paling paling tepat. Tanyalah jika ada yang tidak kau megerti.”
“Baron Sarai, tolong ajarkan saya segala hal teentang wilayah Gracia, mohon bimbingannya”
Aku menundukkan kepala.
“Jika itu Cain-sama saya dengan senang hati akan mengajari mu. Aku juga bisa mendidikmu untuk menjadi pegawai pemerintahan loh”
Sarai cukup tertarik pada hal itu.
“Tunggu, tunggu. Cain itu masih lima tahun. Begitu dia sudah dewasa, dia akan memilih jalannya sediri. Jika ternyata dia menginginkan itu, saat itu barulah aku mohon kerjasama mu.”
“Garm-sama, saya mengerti. Kalau begitu saya permisi.”
Orang yang berikutnya mendekat sambil menyeka keringatnya dengan tubuh yang terlihat sangat berat. Seperti seorang pedagang, ia mengenakan gelang dan cincin perhiasan di kedua tangannya.
“Cain-sama, senang bertemu dengan anda. Aku Matias, kepala cabang Narnis Trading Company di wilayah Gracia di, yang mana kantor pusatnya ada di ibukota. Jika kamu pesan, aku juga bisa menyediakan budak atau apapun untuk mu. Jika ada yang kau butuhkan bilang saja padaku.”
“Aku tidak mengerti soak budak, tapi sepertinya kedepannya aku akan butuh bantuan anda, saat itu tiba tolong kerja sama nya”
“Wahh benar-benar anak yang cerdas “
Pedagang terlalu banyak memakai aksesoris dan agak bau.
Setelah itu, beberapa orang datang untuk menyapa, lalu barisan orang yang menunggu untuk menyapa itu sudah tampak agak tenang.
Cain berkata kepada Garm.
“Maafkan aku. Aku akan keluar sebentar. Tolong bantuannya Ayah..”
“Baik. Aku tunggu di sini jadi sebaiknya kamu cepat kembali.”
Akupun menembus kerumunan orang dan meninggalkan aula. Ketika aku keluar dari toilet dan berniat kembali ke aula, ada seorang gadis seusiaku yang terliha kebingunggan.
“Apakah kamu tersesat?”
Gadis itu berbalik, ia memiliki sesuatu yang tidak dimiliki orang biasa dikepalanya.
Itu telinga kucing.
Nekomimi Kitaaaaaaaaaa! ! ! ! (Telinga kucing datang!!!)
TL Note : Banzaaiii!!!
Juga, mata dan wajahnya sangat imut! !
Aku sering membacanya di berbagai buku dan mendengar bawhwa ras manusia hewan, tapi aku belum pernah bertemu langsung. Kerena akupun belum pernah pergi keluar ruma selain saat pembaptisan, dan seluruh orang dirumah ini adalah ras manusia. Jadi ini adalah pertemuan pertama kalinya.
“Ya, aku datang dengan ayahku, tetapi ketika aku pergi ke kamar mandi, aku tidak bisa kembali.”
Dia menjawab pertanyaan ku dengan nada cemas.
“Nama ku Cain. Siapa namamu?”
“Aku, Palma”
“Kalau begitu, kita kembali ke alua bersama. Jika kamu tidak kembali terlalu lama, ayahmu akan khawatir.”
“Yaa”
Palma menjawab sambil tersenyum.
“Ketika kita sampai di aula, kita akan mencari ayahmu bersama.”
“Cain-kun terima kasih”
Gawat. Terlalu imut. Aku ingin membelai telinga kucingnya. Aku berjalan sambil mati-matian menahan tanganku yang ingin meraihnya.
Akupun sampai di aula bersama Palma. Dimana mana banyak orang mengobrol sambil memegang gelasnya.
“Ayah kamu ada di daerah di mana?”
Tiba-tiba ada yang mengajak bicara,
“Oh, Palma. Aku khawatir karena kamu lama tidak kembali.”
Ketika aku berbalik, berdiri seorang pria yang lembut dengan telinga kucing yang sama.
“Oh, ayah. Aku tadi tersesat dan Cain yang mengantar ku.”
“Ah terima ka– “
Ditengah ucapan terima kasihnya sang ayah tiba-iba menbghentikan ucapannya. Sambil bercucuran keringat dingin ia lanjutkan dengan bertanya kepadaku.
“Jangan-jangan Anda Cain-sama??”
“Ya, benar, perkenalkan saya Cain von Silford. Terima kasih telah datang ke perayaan hari ini.”
Aku menundukan kepala dengan penuh perhatian.
“Tidak, Kami minta maaf, Palma sudah merepotkan anda.”
Disebelahnya Palma memperhaikan sambil terlihat bingung karena tidak mengerti apapun.
“Palma! Beliau ini adalah bintang utama hari ini, Cain-sama. Apakah kamu bertindak tidak sopan?”
“Eh, Cain-kun itu bangsawan ya?? Kalau diperhatikan kamu pakai pakaian mewah ya. Tapi semua orang yang datang hari ini semua pakai pakaian mewah jadi gak sadar”
“Palma! Jangan panggil Cain-kun Karena dia bangsawan kamu harus panggil dia Cain-sama!”
“Tidak, tidak, jangan khawatir. Kita berdua sama-sama masih anak-anak. Karena aku selalu berada di mansion, aku tidak punya kesempatan untuk berbicara dengan anak seusiaku. Jika kamu tidak keberatan, Palma, maukah kamu menjadi temanku?”
“Ya Dengan senang hati Cain-ku– sama!
“Terima kasih”
Aku ingin membelai telinga kucing itu suatu saat nanti!
“Oh iya, saya belum memperkenalkan diri. Nama saya Sabinos, yang menjalankan Perusahaan Sarakaan di wilayah Gracia ini. Salam kenal”
Ia menundukan kepalanya.
TL Note : Sarakaan (サラカーン)disini ane belum paham transliterasi nya apa. Jadi biarkan saja seperti itu lah.
Orang ini tampak lebih baik daripada pedagang barusan yang penuh dengan perhiasan.
“Aku juga. Aku masih kecil dan belum bisa apa-apa, jika nanti aku perlu bantuanmu mohon kerjasamanya. Aku sudah harus segera kembali, kalau begitu aku akan kembali ke tempat ayahku. Sabinos, Palma, sampai jumpa lagi.”
“Terima kasih, sampai jumpa.”
Aku melambai ke Palma dan segera kembali ke tempat Garm.
Setelah itu, aku diperkenalkan dengan beberapa orang tapi aku agak sulit untuk mengingatnya.
Yah walaupun diperkenalkan dengan orang begitu banyak, anak usia lima tahun mana peduli.
Acara pengumuman ini pin selesai dengan sukses dan para tamu sudah pulang. Ketika aku sedang meminum teh diruang tamu keluarga, Garm pun datang.
“Hari ini sugguh melelahkan. Apakah ada hal yang menyenangkan Cain? Wajah mu tersenyum begitu “
Garum duduk di sofa yang menghadap Cain.
“Ya, ayah. Aku bertemu dengan manusia kucing untuk pertama kalinya hari ini. Ada juga gadisnya, sungguh imut.”
“Baru usia lima tahun sudah tertarik dengan lawan jenis. Benar-benar kamu ini… “
Garm pun menyadari kebaikan dari anaknya, Cain, dan pada pesta hari ini pun ia mendapa kesan yang baik dari para pengunjung.
“Jika kamu tertarik dengan lawan jenis, lakukan hanya setelah kamu dewasa. Cain adalah anak ketiga, jadi kamu tidak bisa menjadi pewaris. Kamu harus menemukan jalanmu sendiri ketika kamu dewasa. Jika kamu ingin melakukan sesuatu, aku akan membantumu.”
Garm yang mengetahui [Status] milik Cain, sangat memahami apaun yang Cain pilih pasti akan berhasil.
“Ya, aku tahu. Aku pikir aku ingin menjadi seorang petualang”
Cain menjawab dengan serius sambil menatap Garm.
Garm sedikit menunjukkan wajah ebingungan, tetapi segera kembali tersenyum.
“Bukan penyihir istana, ksatria atau pedagang tapi seorang petualang ya? Ya boleh lah…”
“Ya, aku ingin menjadi petualang dan menjelajahi ibukota dan daerah lain di negara ini, dan jika mungkin juga negara lain.”
“Oke. Kamu bisa menjadi petualang sejak aku berumur sepuluh tahun, tetapi ketika kamu berumur sepuluh tahun, Cain harus pergi ke sekolah. Sampai saat itu tiba, kamu akan belajar privat ilmu pedang dan sihir. Aku akan mencaarikan orang untuk menjadi gurumu”
“Terima kasih, ayah”
Karena sudah larut malam, aku pun memberi salam pada Garm dan kembali ke kamar.
Aku melepas pakaian ku dan memberikannya ke Sylvia. Setelah berganti dengan piyama, aku pun berbaring di tempat tidur.
“Cain-sama, terima kasih atas kerja kerasmu hari ini. Ternyata benar Cain-sama adalah seorang genius! Aku menantikan masa depan anda.”
Sylvia tampaknya telah mendengar smbutan hari ini dan tampak bersemangat.
“Silvia, jangan terlalu menyanjungku seperti itu. Hari ini sangat melelahkan. Aku ingin beristirahat malam ini, selamat malam.”
“Selamat malam, Cain-sama”
Sylvia membawa semua pakaian yang ku lepas dan keluar dari kamar.
Meskipun begitu, memang telinga kucing adalah yang terbaik!! Sambil berpikir begitu, Cain pun dengan cepat melepaskan kesadaran dan tertidur.