Penjelasan Yang Mulia pun selesai dan pertemuanpun dibubarkan, Cain diantar pulang sampai mansionnya dengan kereta kuda kerajaan. Adalah para Ksatria pengawal kerajaan yang mengantarnya.
“Terima kasih telah mengantarku!”
Cain membungkuk dan berterima kasih pada para pengawal kerajaan itu.
“Apa yang kamu bicarakan, Cain-san, Cain-san ini adalah tunangan pimpinan kami…Ini wajar bagi kami”
“Datang lah lagi ke tepat pelatihan!”
Para ksatria kembali dengan senyum dan melambaikan tangan mereka.
Memasuki Mansion, ketika ia membuka pintu, Sylvia sudah menantinya disana.
“Selamat datang di rumah, Cain-sama, kamu agak terlambat hari ini.”
“Aku dipanggil oleh Yang Mulia. Ada hal yang ingin aku bicarakan… datanglah ke ruangan rapat dengan Collin. “
“Baik, aku akan segera memanggilnya”
Segera setelah membungkuk, Sylvia bergegas untuk memanggi Collin.
Meskipun ia menyebutnya ruang rapat, itu hanyalah sebuah ruangan yang biasas Cain gunakan untuk belajar. Setelah ia mengganti seragamnya, ia duduk di sofa dan bersantai. Dan sesaat kemudian terdengar pintu diketuk.
“Permisi… Saya Collin, aku datang memenuhi panggilan anda…”
Collin dan Sylvia memasuki ruangan.
“Ya… ada beberapa hal yang ingin aku beritahukan.. hari ini aku dipanggil oleh Yang Mulia dan pada pertemuan minggu depan aku akan di promosikan menjadi Viscount katanya. Dan juga aku akan diberikan satu kota untuk di kelola…”
“Oh! Itu adalah hal yang baik!!! Kia harus segera melaporkannya kepada Margrave Garm… Lalu kota mana yang akan di berikan pada anda? “
Collin dan Sylvia tampak cukup senang atas promosi Cain.
“Terkait hal itu, aku belum diberitahu karena katanya akan diberitahu deatilnya pada hari promosi itu… tapi aku engar itu adalah sebuah kota di dekat ibukota kerajaan.”
“Jika itu Cain-sama, kota manapun yang diberikan aku yakin tidak akan jadi masalah. Mari kita rayakan hari ini dengan para kerabat! Aku akan bicarkan hal ini dengan kepala koki ya… “
Sylvia bergegas meninggalkan ruangan itu.
“Baik, kalau begitu jika sudah siap saya akan memanggil anda..”
Collin membungkuk dan meninggalkan ruangan, namun Cain menghentikannya.
“Ah… Karena ini adalah perayaan jadi kita akan makan bersama, tolong sampaikan untuk menyiapkan porsi untuk semua orang yang ada dirumah…”
“Baik, akan saya sampaikan.. Terimakasih Cain-sama..”
Dan Collin pun meninggalkan ruangan.
Malam itu baik para maid maupun kepala koki semuanya menghabiskkan waktu untuk menyantap makan malam dengan bahagia. Karena semua orang selain diriku sudah dewasa, mereka saling berpesta dengan meminum sake sepuasnya. Terkadang untuk melakukan hal seperti ini adalah hal yang bagus menurut Cain.
Dan hari audiensi raja pun tiba.
Ia mengenakan pakaian formal, dan berdiri di dekat pintu masuk di antara hadirin lain. Para bangsawan berbaris sesuai pangkat mereka dari Duke sampai seterusnya, semakin kecil pangkat mereka posisinya semakin dekat dengan pintu masuk. Ttentu saja Cain yang baru saja menjadi Baron harus berdiri tepat di sebelum pintu masuk.
Karena Garm harus berada di wilayah Gracia, kali ini dia tidak hadir.
“Baiklah.. Yang Mulia akan segera memasuki ruangan”
Dengan aba-aba dari perdana menteri Magna itu, seluruh hadirin serentak membungkuk dengan karpet sebagai pusatnya.
Raja Rex perlahan memasuki ruangan lalu duduk di singgasana nya yang ada di tengah.
“Para hadirin, angkat kepala kalian..”
Serentak semua bangsawan mengangkat kepala mereka.
“Baiklah, Baron Cain von Silford, silahkan maju kedepan”
“Siap”
Cain melangkah keluar dari barisan dan melangkah menuju ke hadapan raja, kemudian berlutut.
“Cain von Silford, aku akan mengangkatmu sebgai Viscount dan kamu berhak berkuasa atas kota Drintle, yang saat ini sedang berada di bawah kendali langsung kerajaan. Kau akan menerima 50 koin platinum dana permulaan. Ini adalah belati yang menjadi tanda bahwa kau seorang Viscount. Mulai sekarang, kau boleh memanggil dirimu Cain von Silford Drintle. “
“Baik, saya akan menerimanya. Saya Cain von Silford Drintle akan memerintah kota sepenuh hati demi kejayaan kerajaan Esfort.”
Kali ini, semuanya berjalan degan lancar tanpa terjadi apapun.
“Dari sekian banyak kota, Drintle ya.. Apa dia bisa memerintah disana…?”
“Apakah dia yang masih anak-anak itu bisa menghadapi orang itu…”
Aku dapat mendengar suara-suara seperti itu dari sekitarku. Dan entah kenapa Marquis Cordino, yang biasanya selalu mengeluh, kini tersenyum.
“Kira-kira ada apa ya… “
Pikiran itu terus membayangi, dan akhirnya audiensipun selesai. Aku dibawa menuju ruang tamu karena katanya akan ada penjelasan lebih rinci.
Pelayan menyipkan teh, dan akupun sedikit bersantai, dan taklama Perdana Menteri Magna masuk. Biasanya ia selalu bersama dengan Yang Mulia namun kali ini ia sendirian.
“Cain-dono, aku minta maaf membuatmu menunggu. Yang Mulia kabur karena beliau tidak ingin menjelaskan rinciannya. Karena itu aku hanya datang sendiri…”
“… Kabur…”
“Sepertinya beliau tidak ingin menjelaskan hal terkait kota Drintle, karena disana itu adalah kota yang sedikit berbeda…”
Cain mulai agak cemas mendengar kata-kata itu.
Perdana Menteri Magna mengeluarkan selembar peta, dan menunjuk sebuah lokasi di peta itu dan mulai menjelaskan.
“Tempat ini berjarak dua hari di sebelah barat ibukota kerajaan. Di dekat kota ini terdapat hutan monster meskipun ukurannnya tidak sebesar di wilayah Gracia. Dan juga disana terdapat banyak Dugeon, sehingga ada banyak petualang di sana. Dan karena jumlah petualang disana sangat banyak, guildmaster disana memiliki kekuasaan melebihi walikota di kota itu, karena itu tak seorang pun ingin menjadi walikota dikota itu. Bahkan para prajurit disana mengatakan bahwa para petualang yang ada disana itu kuat. Ada sekitar 3.000 orang warga disana, dan ada lebih dari 1.000 petualang yang tinggal di kota itu, sementara itu hanya ada seratus orang prajurit di kota itu. Perbedaan jumlah yang sangat signifikan inilah yang memuat perbedaan kekuasaan… “
“Ternyata begitu ya… Pantas saja tidak ada bangsawan yang protes. Jadi apa boleh aku memerintah disana sesuka hatiku?? “
Cain tersenyum pada Perdana Menteri Magna.
“…Ya. tidak masalah. Ini adalah bukti pelantikanmu. Dan juga ini 50 koin platinum sebagai dana permulaan. Gunakan semaumu…”
Aku menerima bukti pelantikan dan kantong berisi koin platinum dari Perdana Menteri Magna dan menaruhnya di dalam [Itembox].
“Tapi meskipun aku memerintah disana, aku masih seorang pelajar, jadi aku tidak bisa terlalu sering berada disana… “
“Terkait iitu, Duke Eric selaku pembina sekolah itu sudah menghubungi pihak kepala sekolah. Mulai saat ini kamu bisa bebas untuk hadir kapanpun. Tidak masalah jika kamu hadir hanya saat ujian saja…”
“Begitu ya. Aku akan berusaha melakukan yang terbaik.”
“Aku akan menantikan hasilnya.”
Perdana Menteri pergi dan Cain yang ditinggal dikamar menghela nafasnya.
“Katanya mau kasih kota ternyata ini ya… pamtas saja Marquis Cordino itu tersenyum… Tapi karena ini adalah wilayah kekuasaan ku, aku bisa melakukan apapun yang aku mau kan??” Cain yang sedang sendirian di dalam ruangan itu tersenyum dengan jahat.