“[Fire Bullet] “
Diatas depan telapak tangan Cain, muncul lima buah bola api biru membara yang melayang, dan berpuar sangat cepat.
“Cih.. penyihir ya… Semuanya menyebar”
Petualang yang mengerumuninya langsung menyebar ke segala arah.
“Aku mulai ya… uasahakan jangan sampai kena lohh…”
Bola api biru membara itu melesat menuju kelima petualang itu.
yang terbakar kebiruan terbang menuju petualang. Semua Karena itu memang sengaja dibuat pelan, para petualang itu menghindarinya. Dan tiga diantara bola api itu langsung menuju ke tempat penonton dan menghantam dinding, sedangkan yang dua kebawah kaki mereka.
Jeger…!!! duarr…!! duarr!!!
Tiga bola api yang menabrak dinding itu menghancurkan seluruh bangku penonton. Dan di tempat yang tadinya ada dinding luar, semua berubah menjadi reruntuhan, bahkan kita bisa langsung melihat pemandangan kota dari lubang itu. Sedangkan dua bola yang jatuh kebawah, menghasilkan kawah besar seluas sekitar 3 meter.
Sepertinya tidak ada korban di luar karen ia sudah cukup menahan kekuatannya.
“…”
Para petualang yang menghindari bola api itu beserta para penonton yang menatap bangku penonton dan dinding yang ada dalam sekejab bisa berubah menjadi tumpukan puing.
Dan langsung membayangkan apa yang terjadi jika saja bola api itu mengenai diri meraka.
“Kalian semua bisa mengindarinya dengan baik… kalau saja terkena itu mungkin nasib kalian seperti dinding itu… kalau begitu selanjutnya ya…”
Dengan itu, Cain menembakkan peluru api yang sama, namun kini jumlahnya bertambah menjadi 10. Seketika para petualang yang tadinya menonton karena penasaran, langsung berusaha melarikan diri.
“Apa-apaan itu !!!!! bisa gawat kalau benda itu kesini!!! “
“Ini bukan waktunya taruhan!! Lari!!! “
Mereka berlarian melepaskan gelas berisi sake, dan menuju ke luar area pelatihan.
Para petualang yang mengajak Cain melakukan pertandingan latihan wajahnya berubah pucat, namun karena Cain ada di pntu masuk, mereka tidak bisa kabur.
“Apa-apaan ini …”
Menjatuhkan rokok yang dipegangnya, Betty hanya bisa terpana, tanpa bisa berkaa apapun.
Para petualang itu gemetaran dan langsung bersujud di depan Cain.
“Maaf kan kami. Kami yang kalah…”
Cain yang melihat ini, malah menambah jumlah bola apinya menjadi duapuluh.dan kelim orang itu mulai mengompol dengan badan menggigil.
“Ini tidak akan selesai sampai wasit menghentikan kan?? “
Cain mengatakan itu sambil menyeringai.
“Udara disini terlalu buruk.. jadi aku harus menggantinya sedikit… “
Sepuluh dari bola api melayang itu ditembakkan ke arah dinding penonton.
Jderr… duar… jger….!!!
Tempa latihan itu makin hancur. Sudah tidak mampu lagi menahan tempat penonton.
Sisa bola api yang lainnya pun dipadamkan karena sudah tidak dibutuhkan lagi.
“Tolong … sudah … hentikan …” Betty yang terduduk di sana dan hanya bisa berlinangan airmata dan menangis.
Pada saat itu, muncul lah seorang pria besar dan botakdengan tinggi lebih dari dua meter dari pintu masuk tempat latihan masuk dengan penuh semangat.
“Ada apa?!Loh Kenapa ini!!!”
Apa yang ada dipenglihatan pria botak itu adalah area pelatihan yang telah berubah menjadi kawah-kawah dan tidak bisa berfungsi lagi. 80% dari bangku penonton telah berubah menjadi tumpukan puing-puing yang berserakan.
Ditengah area pelatihan itu, ada peualang yang bersujud sambil mengompol dan submaster guild Betty sedang terduduk sambil berlinangan air mata. Dan hanya Cain yang berdiri di tempat latihan ini.
“Woy Lu! Ngapain lu? Eh lu siapa???”
“main panggil lu-lu aja, emangnya anda ini siapa? Aku Cuma petualang berusia 10 tahun kok… sedangkan mereka ini petualang yang melakukan laih tanding denganku sebagai salam katanya…”
Cain berbicara dengan pria besar itu tanpa mempedulikannya.
“Gua Rixets ketua guild disini… Lu ngerti abis ngapain kan?”
Rixets menegang karena menyaksikan guild yang merupakan wilayah kekuasaannya dihancurkan.
“Aku hanya meladeni mereka karena mereka mengjaku bertanding sebagai penyambutan katanya, padahal aku kesini cuma untuk menyapa karena akan sering ke kota ini nantinya… bahkan petugas gild tiu juga terlibat… Anda juga sebagai guild master ini sebenarnya ngapain aja??”
“Berisik!! Lu tau kan apa akibatnya melakukan ini!! Dasar bocah Iron, satu kata dari gua aja petualang disini semua bakal ngincar nyawa lu!”
“Mengincar nyawaku? Apakah itu hal yang boleh dikatakan seorang Guild master??”
Seketika itu Cain melepaskan aura membunuh kesemua arah. Para peualang yang bersujud beserta Betty yang sedang pucat langsung berubah memutih dan langsung pingsan. Sedangkan Guildmaster Rixets yang berbeda dari orang biasa, hanya sampai berlutut gemetaran. Sesuai harapan dari seorang mantan pretualang rank S, dia tidak sampai pingsan.
“E-elu.. Anda ini siapa?? “
“Yah.. nanti aku akan datang lagi.. mungkin saat itu kamu akan tahu siapa aku… Staff guild itu tadi mengatakan kalau biaya perbaikan akan ditanggung oleh guild… jadi tolong ya…”
Kain menarik kembali hawa membunuh itu dan berjalan meleati GUildmaster yang sedang gemetaran.
“Apa-apaan monster itu …?”
Hanya itu yang mampu keluar dari mulut Rixets.
Setelah keluar dari tempat pelatihan, ia melewati aula dan semua menatap Cain terpana.
Para petualang yang tadi menonton pertanfdingan gemetaran di sudut aula. Sedangkan para staff yang tidak tahu apa-apa berlindung di bawah meja karena mendengar suara kencang dan guncangan hebat.
Tiba-tiba Cain teringat bahwa ia lupa untuk menyerahkan surat, dan sepertinya akan sulit menyerahkan surat itu sekarang, jadi dia langsung meninggalkan Guild.
“Fyuuhh…. Sepertinya aku terlalu berlebihan…”
Iapun menuju ke aula walikota.