“Baik, kalau begitu nanti kita bicarakan lagi, liburan musim panas nanti akan menjadi hari libur panjang, jadi aku berencana untuk menghabiskan waktu di kota Drintle… “
Cain berdiri dan berjabat tangan dengan guildmaster Rixets.
“Terimakasih, tolong panggil aku kapan saja anda membutuhkan ku…”
Cain pun beranjak pergi keluar dari ruang tamu, ia merasakan tatapan aneh dari meja resepsionis diapun langsung keluar guild.
Karena ini masih terlalu awal baginya untuk kembali ke balai Kota, ia memutuskan untuk berjalan-jalan di kota sambil melihat lihat toko-toko senjata dan armor.
Ia mendengar dari salah satu petugas bahwa Elive sedang keluar, jadi ia langsung masuk ke kantor nya dan mengurung diri sambil memeriksa dokumen
◇◇◇
Ketika Cain sedang asyik menyendiri di ruangannya, duduki empat orang di sebuah ruangan yang remang-remang. Ekspresi wajah mereka tampaknya sedang dalam mood yang buruk dan mengerutkan dahi mereka.
“Ada perlu apa hari ini? Aku tidak bisa keluar guild terlalu lama… “
Adalah Betty sang wakil ketua guild petualang yang membuka pembicaraan.
“Hari ini aku mengumpulkan kita semua adalah bukan untuk urusan lain selain tentang Walikota baru itu… Hari ini dia datang ke gereja, dan mengancam, akan melaporkanku ke ibukota… Bisa gawat kalau terus begini… Kalau sampai ada inspeksi nanti, kejahatan kalian pun bisa terbongkar… “
Dengan jari-jari berhiaskan permata berwarna-warni, dan tubuh yang berat dan berguncang Stag berbicara, dari nafasnya tercium aroma sake yang sangat menyengat. yang terengah-engah. Tiga orang lain yang mendengar itu hanya menghela nafas melihat penampakan ini.
“Di sisiku juga ada masalah… Akan datang seorang ahli politik ke sini, kurasa akan ada audit tentang keseluruhan pengelolaan keuangan kota… Kalau dibiarkan bisa jadi masalah… Bisa jadi kita nanti ditangkap dan dipenjarakan… Kurasa kita harus segera melenyapkannya… Rick, ku serahkan padamu untuk mengumpulkan orang-orang… Kalau perlu Betty juga bantu mengumpulkan orang dari pihak nya… “
Seorang pria yang duduk di tengah mulai berbicara.
“Ok, aku akan mengumpulkan orang orang dark guild yang ada di pemukiman kumuh… Acaranya malam ini kan? Kalau dia pulang ke ibukota besok Stag bisa gawat kan? Bisa juga kita seorang selama perjalanan ke ibukota, tapi dia rank A kan? korban di pihak kita akan banyak… “
Rick, seorang pria yang menggunakan jubah bertudung sekan tak mau memperlihatkan wajahnya yang menjawab.
“Aku juga akan mengumpulkan para petualang tingkat atas yang mau mengerjakan misi di balik layar… Aku sudah pernah melihat sihir nya secara langsung, kurasa jika kita menyerangnya langsung akan sia-sia, namun jika kita menyerang saat dia tertidur maka tidak akan ada masalah…”
Betty agak gemetar ketika mengingat apa yang terjadi di tempat latihan guild.
“Jika persiapan sudah elesai, biar aku yang membuka kunci nya.. Karena gebang depan akan dijaga oleh prajurit di malam hari… Aku akan membuat kalian bisa mauk dari pintu belakang… Dan untuk rencana cadangan… “
Pria di tengah itu tersenyum jahat.
Dan semua orang mengangguk mendengar ke lanjutan dari perkataan pria itu.
◇◇◇
Saat makan malam, Elive sudah kembali dan ikut makan bersana.
Makan malam di balakota ini, jika tidak ada tamu maka hanya dilakukan bersama Asisten walikota. Dan di sini lah mereka berbagi informasi.
“Cain-sama, bagaimana dengan keadaan gereja?? “
Elive bertanya pada Cain lalu menenggak anggurnya.
“Tentang gereja itu, ketika aku kembali ke ibukota, aku akan membicarakannya dengan gereja pusat disana… Seorang pendeta itu harus ramah, seperti yang ada di wilayah Gracia… Dia malah memakai erhisan mencolok, minum-minum disiang hari, sungguh keterlaluan… aku akan meminta untuk menggantinya dengan pendeta baru…”
Cain sudah mengetahui keadaan gereja di ibukota dan di wilayah Gracia. Tidak ada lukisan atau dekorasi macam-macam, dan pendeta nya adalah orang yang sederhana. Dan dia berfikir itulah yang seharusnya.
“Begitu ya… aku tidak menyangka bisa seburuk itu… Sampai saat ini aku belum pernah bisa bertemu dengannya karena selalu menolak ketika membuat janji…”
Elive memasang wajah prihain dan meminum anggurnya.
“Besok aku akan kembali ke ibukota kerajaan lebih awal. Ada banyak hal yang harus aku lakukan…”
Cain menakhiri santapan nya lebih awal, lalu mandi dan berganti pakaian tidur di kamar nya.
Mengintip keluar dari jendela kamar, terlihat gemerlap cahaya lampu kota saat malam yang sangat ramai. Dari apa yang di dengar, dikota ini ada banyak petualang dan bar minum bahkan klub malam.
Ketika mengintip dari jendela ia melihat sesuatu yang mencurigakan di kejauhan.
“[World Map : Locate enemy]”
Ketika Cain melapalkan sihir, muncul sebuah peta yang menggambarkan lokasi disekitarnya melayang di sudut pandangannya. Disertai bebearap tanda merah yang merupakan tanda-tanda musuh disekitar mansion.
Sihir ini adalah sihir yang di ciptakan oleh Cain menggunakan [Creation Magic] yang merupakan gabungan [World Map] dan [Search].
“Langsung datang setelah aku datang ke gereja ya….”
Cain menghela nafas, menutup jendela, lalu mengganti pakaian tidurnya dengan pakaian petualang. Mematikan lampu kamarnya, lalu duduk dikursi dalam kamar yang gelap, dan hanya menunggu.
“Aku tidak pernah memanggilnya di kota karena akan mengejutkan orang-orang, tapi sekarang tidak apa apa kan??”
“Summon: [Haku] [Gin]”
Sebuah lingkaran sihir terbentuk dan seekor Fenrir bernama Haku dan sekorn Divine Dragon bernama Gin muncul.
“Wufff” “Kyuii”
Haku dan Gin merasa senang dipanggil oleh Cain, dan mereka menempel pada Cain.
“Hei hei Haku… geli… jangan menjilat wajahku begitu….”
Meskipun Haku dipanggil dalam bentuk yang lebuh kecil dari ukuran aslinya, ini masih saja sekitar dua meter.
Bahkan Gin, jika ia melebarkan sayap dan lehernya dia akan mengembang menjadi seukuran dua meter, namun saat ini terlihat lebih kecil dari Haku.
Karena mereka dapat mengubah ukuran mereka sesukanya, maka tidak ada yang perlu di khawatirkan.
“Haku, Gin, dengar. Mungkin rumah ini akan diserang tengah malam nanti. Aku bisa saja menghabisi semuanya sendirian, tapi aku khawatir pada para pegawai dan maid di sini, mau kah kalian membantuku? “
“Wafff” “Kyui!”
Mereka berdua mengangguk. Untuk menahan kantuknya, Cain membelai Haku dan Gin sambil menonton tanda merah yang ada pada peta nya. Menjelang tengah malam, tanda mereah itu semakin banyak. Mungkin adal lebih dari limapuluh.
“Aku tidak menyangka bisa sebanyak ini…”
Meskipun ia tidak akan kalah dari jumlah ini, tapi Cain cukup terkejut mereka bisa mengumpulkan orang sebanyak ini hanya untuk menghabisi seorang anak kecil. Ketika waktunya tiba, tanda-tanda merah itu tiba-tiba bergerak.
Tanda-tanda merah itu tidak ada yang menuju ke depan, semuanya menuju ke pintu belakang. Dan masuk tanpa ada masalah apapun.
“Ada yang membantu mereka ya…”
Cain menghela nafas, dengan sebuah pedang yang masih disarungkan ditangannya ia berjalan keluar kamar.
Dari belakang, Haku dan Gin mengikuti. Gin tidak bisa terbang di dalam mansion, jadi dia menaiki punggung Haku.
Dari kamar tidur yang ada dilantai tiga, Cain perlahan menuruni tangga tanpa suara. Tanda-tanda merah itu memasuki mansion dari pintu belakang dan berkumpul di aula setelah memasuki pintu utama.
Kain berpikir akan bahaya untuk para pegawai jika mereka sempat menyebar, jadi Cain memutuskan untuk menyambut mereka disana.
Dan Cain berdiri ditangga aula yang menuju ke lantai dua.
“Yahh.. Ada tamu ya di jam segini… Sepertinya pakaian kalian agak berbahaya ya… sepertinya aku tidak mengundang kalian? “
Cain menyambut para penyerang yang berkumpul di Aula dengan senyuman jahat.
Seketika, tatapan lima puluh orang bersenjata di aula terpusat pada Cain seorang.