“Yahh.. Ada tamu ya di jam segini… Sepertinya pakaian kalian agak berbahaya ya… sepertinya aku tidak mengundang kalian? “
Cain menyambut para penyerang yang berkumpul di Aula dengan senyuman jahat.
Seketika, tatapan lima puluh orang bersenjata di aula terpusat pada Cain seorang.
“…..”
Mereka saling menatap dalam keheningan. Target yang mereka anggap sedang tertidur, kini ada dihadapan mereka dengan dilengkapi persenjataan.
Saat semua pandangan sedang terpusat pada Cain, disampingnya muncul sesuatu yang bahkan tidak bisa dibayangkan oleh para tamu ini. Tentu saja itu adalah munculnya sosok Haku dan Gin. Mungkin karena Aula lebih luas dari di kamar, ukuran gin juga terlihat lebih besar dari sebelumnya. Sekitar dua meter.
Di kedua sisi anak yang menjadi target mereka tampak seekor serigala putih dan naga perak.
“Eh???”
“Apa itu?!”
“Naga!? Aku tidak mendengar yang seperti ini!!”
“Apa-apaan ukuran serigala itu!?”
Semua yang melihat ini terkejut. Tak ada informasi apapun yang mereka terima tentang ini.
“Haku! Gin! Jangan dibunuh ya! “
“Waff” dan “Kyui”
Seketika setelah mendengar perkataan itu, sosok serigala putih dan naga perak itu melompat dari tangga dan menerobos kerumunan itu. Saat Haku berlari, para penyerang yang ada dihadapannya semuanya terbang terpental. Sedangkan Gin menggunakan cakarmya terus menyerang para penyerang itu dan dengan ekornya menghempaskan mereka.
Rick yang merupakan ketua dark guild dan juga pemimpin unit eksekusi hanya mampu menyaksikan hal ini dan terpana.
“A-a-apa ini… tidak mungkin…”
Seharusnya mereka malam ini menyergap sang walikota namun ternyata mereka malah dibantai oleh sosok serigala putih dan naga perak. Ia belum pernah melihat serigala sebesar ini, sedangkan untuk naga, bahkan untuk ukuran kecil saja bisa menjadi bencana.
“Semuanya! Kabur!!!”
Rick langsung meneriakkan itu tanpa sadar. Hanya itu yang ia bisa. Namun seketika, Tedengar suara dari belakangnya.
“Aku tidak berniat untuk melepaskan kalian loh…”
Rick pun langsung refleks berbalik ke belakang.
Tampak sosok Cain yang seharusnya masih menonton kejadian bencana ini dari atas tangga.
“Ti—tidak mungkin…”
Seketika kesadaran Rick menghilang diburu oleh Cain.
Cain sedari tadi hanya menyaksikan dari atas tangga hanya untuk mencari sosok pemimpin dari kelompok ini.
Seluruh penyerang yang jumlahnya sekitar lima puluh orang yanga ada di aula sudah dikalahkan oleh Haku dan Gin, tak ada satupun orang yang masih memiliki kesadaran. Hanya suara erangan para penyerang itu yang terdengar.
Setelah memastikan bahwa tak ada satupun dari mereka yang mampu untuk bangkit, Cain mengalihkan pandangannya pada tanda merah yang muncul pada peta di sudut pandangannya.
“Sisanya tinggal yang diluar ya… Haku, Gin, Tunggu disini sebentar, awasi orang-orang yang pingsan ini ya…”
Setelah memberi perintah pada Haku dan Gin, Cain membuka pintu di hadapannya, dan pergi keluar. Dan berjalan menuju gerbang utama. Cain memanggil kedua penjaga yang terlihat mengantuk itu.
“Maaf mengganggu kalian malam-malam begini, Ada penyerang dari pintu belakang, aku sudah mengatasi mereka, bisakah kamu memanggilkan petugas tahanan dan meminta mereka membawa prajurit sebanyak mungkin?”
Kedua penjaga yang terkejut dengan kemunculan Cain yang merupakan walikota, setelah mendengar ini, salah satu petugas berlari menuju ke dalam mansion sedangkan yang satunya berlari menuju pos tahanan.
Tentu saja Cain telah menjelaskan kepada penjaga yang menuju ke mansion bahwa di dalam ada Hewan panggilan miliknya. Agar ia tidak kaget tiba-tiba melihat sosok serigala putih dan naga perak.
Cain yang berdiri di depan gerbang yang sudah tidak ada penjaganya, lalu berbicara ke arah yang ditunjukan oleh tanda merah berkumpul.
“Aku tahu kalian bersembunyi disana… Apa kalian ingin dipaksa keluar? Atau ingin keluar sukarela? “
Seketika keheningan berlanjut, kemudian dari bayang-bayang muncul sosok yang sama sekali tak pernah ia duga.
Di belakang beberapa orang penyerang, muncul sosok sang pendeta Stag, wakil ketua guild Betty dan yang paling terakhir muncul adalah—- Elive.
“Aku tidak menyangka ternyata kalian bekerja sama… Kalau begini pantas saja tidak ketahuan jika tidak pernah ada inspeksi langsung…”
Cain memperhatikan wajah-wajah kelompok itu, lalu menghela nafas dalam-dalam.
“Bawel!! Kalo lu gak ke sini semua bakal normal-normal aja!!! “
Stag bereteriak.
“Aku tidak menyangka kau bisa sekuat ini… tapi bagaimana dengan ini? Semua yang ada di sini rank A loh!!! “
Betty muncul sambil berkata begitu.
Selain ketiga orang itu, ada lima orang orang penyerang lain, . nampaknya mereka adalah petualang aktif. Ke lima orang itu menyebar dan mengerumuni Cain.
“Jangan salahkan kami ya… Ini Cuma Quest… hadiahnya lumayan banyak….”
Seorang pria yang tampak seperti pemimpin mereka berbicara. Dan terakhir Elive muncul dan berbicara.
“Kota ini, kamilah yang mengembangkannya, kami tidak akan membiarkan bocah walikota yang datang belakangan untuk berbuat seenaknya! Bisakah kau jatuhkan senjatamu? “
Cain hanya merasa heran menanggapi perkataan Elive.
Ketika Elive memanggil orang di belakangnya, muncul satu orang pria lagi. Dia muncul dengan menyeret sesuatu di tangan kanannya.
Saat melihat apa yang dibawa orang itu, mata Cain terbelalak.
Yang diseret pria itu adalah—-
seorang gadis kecil bertelinga kucing.
Ya, itu adalah Enark.
Enark dalam keadaan pingsan dengan darah mengalir di wajahnya.
“Untunglah aku menyiapkan ini sebagai rencana cadangan… “
Elive menoleh kearah Cain sambil tertawa.
Dalam keheningan Cain melempar pedangnya. Semua orang yang melihat ini hanya terpana. Begitupula para petualang yang mengerumuninya.
Seketika Cain menghilang.
“Eh…??”
*Pa —- N! !*
Bersamaan dengan suara itu, kepala pria yang menyeret Enark terbang terpental. Dan tubuh tanpa kepala itu pun terjatuh.
“Hah!?”
Semua orang tercengang. Sosok yang seharusnya berada dihadapannya tiba-tiba menghilang.
Dan sandera yang seharusnya berada di belakang menghilang, dan orang yang memengang sandera tewas seketika.
Cain kembali ke posisinya sambil memeluk Enark. Ia menatap wajah Enark yang memar dan berdarah.
“Maaf ya, Enark, membuat mu jadi seperti ini…”
“[Extra Heal]! “
Seketika setelah Cain melapalkan sihirnya, Enark terselimuti cahaya suci yang menyilaukan.
“Ti—tidak mungkin… si-sihir pemulihan tingkat tinggi…”
Stag pun terkejut melihat Cain melapalkan sihir tingkat tinggi. Di gereja, Sihir pemulihan tingkat tinggi hanya mampu digunakan oleh sekelas kepala pendeta. Seorang kepala pendeta diutus dari Kerajaan kepercayaan Marineford kesetiap negara. Dan bertugas mengatur gereja pusat yang ada di ibukota setiap negara. Bahkan di kerajaan Esfort ini, hanya ada seorang saja.
Dan ia melihat seorang anak menggunakan sihir pemulihan tingkat tinggi. Tentu saja ia akan terkejut.
Setelah memastikan Enark sudah pulih, Cain mengeluarkan sebuah selimut dari [Item box]nya, melebarkannya di tanah, dan menidurkan Enark perlahan diatasnya. Setelah membelai lembut kepalanya, Cain pun bangkit.
“Haku, Gin, kesini!”
Seketika pintu mansion terbuka dan sosok serigala putih dan naga perak keluar.
“Bisakah kalian melindungi anak ini?”
Haku dan Gin mengiyakan dan berdiri disekitar Enark untuk melindunginya.
“A-apa?? Naga dan Serigala….”
Mereka yang tidak mengetahui pertarungan tragis di dalam mansion, terkejut oleh kemunculan Haku dan Gin.
Cain yang telah bangkit menyebarkan aura membunuhnya ke segala penjuru. Ini adalah aura yang sangat berbeda dibandingkan dengan apa yang terjadi di dalam Guild petualang. Saat diterpa oleh aura itu, petualang yang tadinya mengerumuni Cain pingsan.
Elive dan kedua orang lain yang jaraknya agak jauh dari Cain gemetaran dan lututnya melemas hingga mereka terduduk lemas ditanah.
“Kalian… apa yang kalian lakukan pada orang tua Enark…”
Cain mendekati ketiga orang itu selangkah demi selangkah sambil mengarahkan tatapan dinginnya.
“Ga—gak tau!! “
Hanya sepatah kata itu yang keluar dari mulut Elive. Dalam keheningan Cain mengayunkan tangannya. Seketika tangan kanannya terpental. Lengan kanan Elive terpisah dari tubuhnya dan melayang diudara.
“Eh?”
“Kutanya sekali lagi… Apa yang kalian lakukan pada orang tuanya…”
“Beneran tidak ta–…”
Sebelum selesai mengucapkan kata-katanya, kakinya telah terpotong di bagian lututnya. Elive hanya mampu berteriak menyaksikan kondisi dirinya.
“Aahh tanganku….Aaaa kakiku!!!! “
Cain mengalihkan pandangannya pada Betty dan Stag. Seketika wajah mereka membeku.
“Ka—kami tidak tahu!! Elive yang melakukannya sendirian!! Kami tidak ada kaitannya….”
Bersamaan dengan selesai kalimatnya, kaki Betty pun terpental. Begitu pula dengan Stag, ia juga kehilangan kakinya.
Cain memunggungi mereka yang sedang menjerit kesakitan.
“Aku akan melihatnya sebentar… Kalian jangan kemana-mana, Haku, Gin, awasi orang orang ini… “
Cain mengatakannya dengan dingin, dan kemudian menghilang.
Dan Cain berpindah tepat ke depan penginapan [Cat’s Calmness].
Pintunya sudah rusak dan tak ada cahaya dari dalam penginapan, hanya sinar bulan yang merangsek masuk.
Cain langsung masuk ke dalam. Kondisi di dalam, mejanya telah rusak, dan kursi-kursi berhamburan di sana-sini. Sebagian besar interiornya rusak, jelas sekali bekas terjadi pertempuran disini.
“Dashu-san! Himika-san! Kalian dimana?? “
Cain masuk lebih dalam mencari kedua orang itu. Sesampainya dia di dapur, dia menemukan dua orang itu sedang terkapar.
Dashu pingsan dalam keadaan melindungi Himika. Punggung Dash terlihat seperti terkena tebasan. Tangan dan kakinya bengkok dengan arah yang tidak semestinya.
Dan genangan darah ada di sekitar mereka.
Cain hanya terpaku melihat kondisi mereka.