Mereka bertiga melanjutkan pembicaraan di ruangan itu. Mendengar kata gadis suci disebutkan, Cain membayangkan sosok Marinne yang merupakan istri dari Yuya, raja pertama kerajaan Esfort.
“Cain belum mengerti tentang negara-negara lain ya… Magna, jelaskan padanya…”
Sang raja meminta Perdana menteri Magna untuk menjelaskan.
“Disebelah barat daya Kerajaan Esfort, berjarak sekitar satu bulan perjalanan dengan kereta kuda, ada sebuah negeri bernama Kerajaan kepercayaan Marineford… Sebuah negeri yang telah menyebarkkan ajaran Tujuh dewa kepada seluruh dunia… Mereka mengirimkan Priest dan Bishop ke setiap negara, dan mengajarkan ajarannya ke seluruh negara, begitu pula di kerjaan kita ini… Tidak seperti negeri dengan sistem aristrokratik, mereka dipimpin oleh seorang Pope, dan dipilih melalui pemilihan suara terbanyak. Dibawah Pope, secara berurutan ada Cardinal, Archbishop, Bishop, dan Priest, dan mereka yang mengatur jalan nya pemerintahan. Dan Gadis suci merujuk kepada seorang wanita yang memiliki title [Holy Maiden] di status mereka… Begitu mengetahui adanya Status ini pada saat pembaptisan, maka ia akan dipisahkan dari keluarganya dan di rawat baik-baik oleh gereja pusat… meskipun aku tidak terlalu paham mengenai apa sebenarnya tugas dari [Holy Maiden] ini, namun di dunia ini hanya ada seorang yang bisa memilikinya, dan kerajaan kita harus menyambutnya dengan penuh perhatian…”
TL Note : Terjemahan di Chapter sebelumnya terkait nama-nama pendeta itu sepertinya salah dan membuat rancu, jadi mulai saat ini akan digunakan nama dalam bahasa inggris saja.
Sang Raja dan Cain mengangguk mendenar penjelasan dari Magna. Seelah memastikan bahwa Cain telah mengerti, Magna melanjutkan penjelasannya.
“Jadi kami ingin kamu menjemputnya bersama dengan Royal Knight di perbatasan, lalu mengantar serta mengawalnya sampai ke gereja pusat di kerajaan ini… Kamu ini selain bangsawan kan juga seorang petualang, si Gadis suci itu pasti juga akan bosan jika selalu dikelilingi oleh orang-orang dewasa, aku juga meminta nona Silk untuk ikut bersama mu, sedangkan tuan puteri Telestia akan menunggu di istana, karena tentunya kami tidak bisa membiarkan dia keluar begitu saja… kami juga akan merekrut petualang lain, jadi berkumpulah disana…”
“—–Aku boleh menolak kan….”
“… Cain, apa kamu pikir kamu bisa menolak?? Berita tentang dinding kota Drintle sudah sampai kesini loh… Telah ditemukan dinding lpta dengan ukuran yang sama dengan dinding ibukota, katanya… Apakah kamu berniat untuk segera memulai perang dengan kerajaan ini?? Jika kamu melakukannya dengan normal, aku tidak berniat untuk mengeluh tentang ini, namun kamu melakukannya dengan tidak normal… Banyak gosip beredar… Tentu saja kerajaan akan menyetujui permintaan penambahan prajurit, serta tenaga konstruksi, dan tentunya juga tambahan dana…”
Sang raja menatap Cain sambil memicingkan matanya. Sepertinya memang benar karena jaraknya yang tidak terlalu jauh, beritanya pun juga cepat sampai dari mulut para pedagang.
“Tentu saja aku tidak ada niat seperti itu… ini hanyalah langkah pencegahan karena ada hutan iblis di sebelahnya, dan dulu pernah terjadi banjir monster dari dalam dungeon… Terkait bantuan, aku sangat berterimakasih, jika hanya menggunakan tenaga penduduk aku tidak tahu berapa lama waktu yang diperlukan, keuangan kami pun juga terbatas…”
Cain menjelaskan sambil becucuran keringat dingin.
“Yah terserah lah… Lagipula kalau kita berperang, kerajaan ini akan langsung kalah hanya dengan dirimu sendiri… Kuserahkan pengawalannya padamu…”
“—–Baiklah….”
Cain mengangguk sambil tersenyum pahit mendengar perkataan sang raja yang sulit ia balas.
Setelah pertemuan itu, didalam kereta Cain menyilangkan tangannya di dada sambil berpikir.
Selama liburan musim panas, ia berencana untuk memfokuskan diri pada urusan dalam kota Drintle, dan mencari waktu untuk berkunjung ke wilayah Malvik yang merupakan kampung halaman Silk, lalu berkunjung ke kampung halaman Tiffana di wilayah Libert.
“Ternyata memang tidak ada cara lain selain terbang sekali kesana, lalu menggunakan sihir [Transfer] ya…”
Sebagai seorang bangsawan ketika ia berpergian keluar kota, maka harus memberikan beberapa sumbangan kepada kota-kota yang dilaluinya, namun sepertinya waktu liburan dua bulan tidak akan cukup untuk semua ini.
Cain pun memutuskan untuk mengabaikan ini dan memutuskan untuk berpindah dengan jarak terpendek.Sesampainya ia di Mansion, ia segera melakukan pertemuan dengan Collin di ruang kerjanya. Collin pun terkejut mendengar tugas untuk mengawal gadis suci ini.
“Ini adalah Gadis suci loh… tentu saja saya kaget… saya tidak menyangka anda bisa terpilih untuk mengawal gadis suci….”
“Sebenarnya aku tidak ingin menerimanya… tapi aku tidak punya pilihan lain karena Yang mulia menawarkan berbagai bantuan tenaga dan dana untuk kota Drintle…”
Cain menjawab Collin tanpa kekuatan.
Meskipun ia terdaftar sebagai petualang rank A, namun ia tak punya pengalaman selain quest pembasmian. Quest pengawalan ini adalah hal yang pertama kali bagi dirinya. Meskipun berkat kemampuan [Search] miliknya tidak akan ada masalah, nmun ia tetap khawatir.
“Aku akan mengunjungi Malvik dan Libert minggu ini sekali untuk menentukan titik perpidahan…”
“Baik, Saya mengerti.”
Cain tak punya pilihan lain selain tersenyum pahit dan menghela nafas memikirkan kesibukannya ini.
Keesokan harinya, ketika ia baru sampai di sekolah, Teles dan Silk menghampirinya. Sepertinya mereka mendengar dari orang tua mereka terkait pengawalan gadis suci.
“Cain-sama, aku sudah dengar dari ayah, katanya kamu menjadi pengwal sang gadis suci? Meskipun aku tidak menyangka akan terjdi sesuatu, tapi, berhati-hatilah di perjalanan… Tapi ya, Silk bisa pergi bersama mu, namun ketika aku meminta pada ayah untuk ikut juga, aku tidak di izinkan…”
Sepertinya ketika Telestia mendengar Cain akan menemani Silk, ia membuat permintaan kepada raja agar dia juga diijinkan untuk ikut, namun ditolak, karena tentu saja mereka tidak bisa membiarkan sang tuan puteri keluar begitu saja. Sebab itu Telestia agak murung sejak pagi.
“Aku merasa kasihan dengan mu Teles, tapi aku akan memanfaatkan kesempatan untuk pergi bersama Cain-kun… Meskipun tahun ini aku tidak bisa pulang ke Malvik, namun ini terasa cukup karena aku bisa berpergian dengan Cain-kun…”
Mendengar perkataan Silk, Telestia semakin merajuk.
“Tentang daerah Malvik, kurasa jika ada sedikit waktu nanti kita akan bisa berkunjung kesana, meskipun aku tidak bisa menjelaskan detailnya di sekolah, namun kurasa kita tetap akan bisa berergian bersama….”
Ia berniat pergi kesana dengan menggunakan sihir [Transfer] namun karena dikelas banyak siswa lainnnya, ia tidak bisa semudah itu membicarakannya. Akan repot jika banyak orang tahu bahwa Cain dapat menggunakan sihir [Transfer] yang legendaris.
Mendengar ucapan Cain, ekspresi Telestia perlahan berubah menjadi lembut.
“Cain-sama!!! Minggu depan kita adakan pesta teh ya!!! Pokoknya nanti kasih tahu ya!! Janji loh!!! “
Telestia mengengam kedua bahu Cain dan mengharapkan jawaban darinya.
“Ya, ya.. aku mengerti Teles… Minggu depan aku akan berkunjung ke istana…. Untuk sekarang tolong lepaskan bahu ku, ini cukup sakit…”
Teles yang menyadari apa yang telah ia perbuat, seketika wajahnya memerah lalu menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
“Aku gak sengaja……”
Tiba-tiba pintu kelas terbuka, dan walikelas pun masuk.
“Ayo ayo, homeroom kita mulai, semuanya duduk! “
Mendengar perkataan walikelas nya, Telestia dan Silk pun kembali ketempat duduk mereka masing-masing.
Setelah menelesaikan kelas pagi, Cain pergi ke perpustakaan karena ia tidak mengambil kelas apapun di siang hari. Sampai saat ini ia tidak memiliki kesempatan untuk mengunjungi perpustakaan sekolah. Karena ini adalah perpustakaan Akademi ibukota, tentusaja memiliki koleksi buku yang banyak.
Ia mencari buku-buku yang ia butuhkan, sambil bertanya kepada petugas pustaka. Pertama buku tentang geografi benua ini, Peta yang ada di dunia ini tidak tergambarkan dengan detail. Hanya gambar-gambar sederhana tentang lokasi-lokasi seperti istana hutan, kota dan jalan. Sedangkan terkait peta negara lain, hanya digambarkan dengn simbol “Negara XXX”. Mungkin akan berbahaya jika peta negara itu sampai tersebar ke negara lain, jadi peta itu tidak di perjual belikan dan hanya disimpan di perpusatakaan.
Cain memeriksa posisi wilayah Malvik dan Wilayah Libert dan memastikan aahnya dalam peta Kerajaan Esfort. Setelah itu, ia melihat-lihat buku sejarah. Ia menyelidiki sejarah terkait Kerajaan dan kepercayan Marineford.
Sekitar tiga ratus tahun yang lalu, Yuya dan kedua orang tua Cain di panggil kedunia ini oleh Kerajaan Marineford. Pada waktu adanya kemunculan Dewa jahat Aaron, dan negara-negara saling berperang serta banjir monster terjadi dimana-mana, dan bola permata yang di unakan untuk pemanggilan itu terimpan disana.
Saat ini permata yang dikatakan pemberian dewa itu tersembunyi di suatu tempat di kerajaan dimana sang Pope dan sang Gadis suci itu tinggal.
Sihir yang terkandung di dalam Permata berasal dari hasil mengumpulkan energi sihir dair atmosfer selama ratusan tahun. Dan kita tidak tahu kapan sihir pemanggilan ini akan digunakan lagi nantinya.
Yang mengetahui ini hanyalah orang-orang dengan sttauts yang tinggi seperti gadis suci, Pope, ataupun Cardinal.
“Mungkin saja nanti akan ada orang seperti Yuuya-san dan Orang tuaku dipanggil kemari…”
Sambil memikirkan itu, Cain menutup buku yang baru selesai ia baca itu.