“Maaf merepotkan anda…”
Dengan ceria Cain mengucapkan rasa terima kasihnya kepada orang-orang yang tengah mengantarnya. Orang yang mengantarnya ini adalah keluarga Geretta yang sejak kemarin menjamu Cain.
“Aku serahkan suratnya padamu… Tapi apa benar tidak apa-apa aku tidak mengantarmu dengan kereta? “
Cain menggelengkan kepalanya menanggapi pertanyaan Santos.
“Saat ini aku sedang bergerak sebagai seorang petualang… Lagipula aku lebih cepat jika sendirian… Serahkan saja tentang surat itu pada ku, aku pasti akan meyampaikannya pada orang tuaku… “
Cain meneyimpan surat yang ditujukan untuk Garm dan Sarah di sakunya, lalu membungkuk seraya berkata,“Lain kali ku akan datang bersama dengan keluargaku..”Kemudian ia berjalan pergi.
Ketika datang ia menggunakan kereta, jadi ia tak terlalu memperhatikan keadaan kota. Namun dengan berjalan, Cain dapat menyadari betapa makmur kota ini. Sejak pagi hari sudah banyak hiruk-pikuk orang-orang, serta banyak lapak yang sudah buka.
“Kota yang bagus ya… sepertinya aku memang harus mengajak ibu adan kak Reine kemari…”
Gumam Cain sambil menyusuri kota menuju ke gerbang.
Setelah melewati gerbang, ia berjalan melalui jalan besar yang menuju ke daerah Malvik. Setelah memastikan tak ada orang di sekitarnya, ia menggunakan sihir [Fly] dan melanjutkan perjalanan dengan terbang.
Cain terbang menyusuri jalan dengan ketinggian diatas 10 meter dari permukaan tanah.
Saat hampir mendekati wilayah Malvik, terlihat lalu-lintas kereta kuda beserta pengawal mereka.Dan akhirnya daerah Malvik yang menjadi tujuannya pun terlihat.
Wilayah Malvik merupakan wilayah yang di kelilingi pegunungan. Di bagian belakang kota terlihat sebuah gunung yang tinggi, dan di banyak titik di kota terliht asap yng naik mengepul.
“Jangan-jangan…. Pemandian air panas?? “
Dengan memiliki ingatan kehidupan masa lalu nya, sebagai orang jepang, ia sangat suka mandi. Dan ia tak dapat melepaskan matanya dari pemandian air panas. Sambil berangan-angan bisa mandi air panas, Cain pun mendarat di tempat yang tidak terlalu jauh dari gerbang, lalu berjalan menuju gerbang.
Di gerbang ada prajurit yang bertugas menjaga gerbang dan memeriksa barang bawaan serta memberikan ijin untuk masuk ke kota. Cain berbaris di belakang, dan barisan itu sedikit demi sedukit maju.
“Selanjutnya!! Aku belum pernah melihatmu? Petualang ya? “
Giliran Cain pun tiba, setelah memandangi Cain penjaga itu bertanya.
“Ya, aku seorang petualang. Aku bepergian sendirian karena ingin mengunjungi kota ini.”
Cain menunjukan kartu guildnya. Para penjaga itu terkejut mlihat kartu guild berwarna emas milik peringkat A.
“Seusia ini sudah peringkat A… Bawaan mu.. apa cuma itu?? Yosh silahkan masuk.. “
Dengan izin dari penjaga itu, Cain pun melewati gerbang dan masuk ke kota. Kota ini tidak terlalu besar untuk wilayah yang dipimpin oleh seorang Duke. Namun ketika menyusuri kota, akan terlihat banyak bangunan penginapan dan pemandian air panas.
Di depan penginpan, banyak orang-orang yang mempromosikan tempat mereka.
“Tuan~! Pemandian air panas kami adalah yang terbaik lohh~!! Silahkan mampir…”
“Disini pemandian air panasnya lebih baik loh!!!”‘
Cain yang terus melewati para pengiklan itu, sambil memandangi keadan kota.
“Jika ada pemandian air panas sebanyak ini, aku tidak tahu harus kemana…”
Di sepanjang jalan yang I lewati saja sudah ada lebih dari duapuluh penginapan yang berbaris.
“Hm gak ngerti lah… Ah, tanya ke guild aja deh…”
Tentang pemandian terbaik disini tanya saja dengan orang lokal, begitulah pikir Cain, dan ia pun bertanya kepada pejalan kaki tentang lokasi guild dan bergegas menuju ke sana.
Guild berada di pusat kota, sebuah bangunan dengan tanda pedang dan perisai de depannya. Bangunannya sangat bagus, sampai-sampai kota petualang Drintle saja tidak sebanding dengan ini.
Cain membuka pintu dan kemudian masuk. Seketika pandangan para petualang di dalam terpusat pada Cain, namun ketika mengetahui yang masuk hanyalah anak kecil, pandangan itu pun bubar.
Ia berdiri di depan resepsionis yang kosong dan bertanya.
“Permisi… Aku baru saja datang ke kota ini… Kira-kira dimana tempat pemandian air panas yang recommended?? “
Wanita resepsionis itu tersenyum karena Cain datang untuk menanyakan pemandian air panas dan bukan quest.
“—Penginapan Air panas ya… Jika itu petualang maka aku bisa merekomendasikan tergantung dengan peringkat mereka…”
“Aku sudah terdaftar, Ini kartu gu—“
“Ganggu lu bocah… Iron class pengen mandi?? Mewah bnget… tanya aja sama orang pinggir jalan sono…”
Ketika Cain mencoba mengeluarkan kartu guild nya, ia mendengar suara jahat dari belakangnya.
Cain menghela nafas menghadapi pola minstream ini, dan ia berbalik, terlihat seorang pengguna pedang bertubuh besar yang wajahnya terlihat sedikit merah karena mabuk.
“… kamu sebaiknya segera keluar… “
Dari belakang sang resepsionis menyarankannya, namun Cain membalas perkataan pria itu tanpa ekspresi.
“Sekarang aku sedang bertanya, bisakah anda tidak mengganggu? Kalau sudah selesai nanti aku juga pergi…”
Cain seolah tak perduli, setelah melontarkan kata-kata itu, ia kembali berbalik kearah resepsionis.
Wajah mabuk petualang itu semakin memerah mendengar apa yang di ucapkan Cain.
“Bocah Sialan!! “
Ketika pria itu mengayunkan tangannya, dalam sekejam Cain berbalik dan menyerang kaki petualang itu. Dihadapan petualang yang terjatuh itu, Cain mengepalkan tinju nya.
“Apa masih mau lanjut?? “
Mendengar perkataan Cain itu, Petualang itu tertegun, ia tak mengerti kenapa ia bisa terjatuh. Tentu saja, para petualang lain yang kebetuln meyaksikan kejadian ini memiliki respon yang sama.
Lalu Cain mengeluarkan kartunya dan meletakan di meja resepsionis.
Anak laki-laki di hadapannya ini hanyalah seorang anak kecil, namun kartu yang dikelurkannya adalah kartu berwarna emas.
“E-Eeh?? Peringkat A?? Maafkan aku…”
Resepsionis itu tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya melihat kenyataan ini. Karena tadinya Aula sedang dalam keheningan, suara wanita resepsionis itu menggema di seluruh ruangan.
Para petualang yang kebetulan menyaksikan ini dan petualang di sekitar Cain pun terkejut. Cain menghela nafas karena identitasnya sebagai petualang peringkat A telah terbongkar.
Cain kembali berbicara kepada resepsionis, sambil mendengarkan para petualang di sekitarnya saling berbisik diantara mereka.
“Tidak masalah jika harganya tinggi, kalau bisa yang ada pemandian dan makanan yang bagus..”
“Ba-ba-baiklah! Mohon tunggu sebentar… Saya akan bawakan dokumennya… “
Resepsionis yang tiba-tiba tersadar bergegas bangkit dan menuju kebelakang untuk mengambil dokumen. Setelah dokumennya ia siapkan, ia mulai menjelaskan.
“Untuk petualang peringkat A, saya merekomendasikan untuk kesini…. Ada pemandian terbuka, dan reputasi masakannya pun bagus… jika anda menunjukan kartu guild, mereka mungkin akan memberikan diskon..”
“Hm, baiklah kesana saja…”
Cain menerima peta panduan, lalu meninggalkan Guild sambil merasakan tatapan dari sekitarnya.
“Ketika mabuk kenapa mereka mengganggu anak-anak sepertiku ya…”
Karena penginapan yang direkomendasikan sedikit jauh, Cain berjalan menyusuri kota sambil merasaakan gemerlap kota.
Tepat sebelum penginapan yang di rekomendasikan, Cain berbelok ke salah satu gang. Tentu saja karena ia merasakan ada yang mengikutinya dari belakang.
Cain berbalik dan tersenyum kepada beberapa orang yang mengikutinya memasuki gang.
“Apa anda memiliki urusan denganku??”
Tanpa merasa terkejut, para petualang itu berhenti dan mengeluarkan pedang mereka. Ada lima orang, termasuk seorang petualang yang tadi ia jatuhkan di guild.
“Bocah jadi peringkat A?? Jangan becanda… pasti curang dan nyogok kan… apalagi lu bikin malu gua tadi…”
“Ni bocah pengen nginep di tempat bagus kan pasti banyak duit kan lu… cepet keluarin.. ntar gua biarin lu setengah mampus aja…”
Kelima orang itu mendekati sambil tersenyum.
Karena Cain saat ini sedang termotivasi untuk cepat menikmati pemandian terbuka, ia pun berniat untuk cepat menyelesaikan masalah ini.
Lawan dihadapannya sudah mengacungkan pedangnya, tanpa niat melepaskan dirinya.
Seketika, ia melesatkan pukulan ke dada salah sau peria itu. Bagi Cain yang memiliki status layaknya bug dalam game, ia dapat bergerak dalam kecepatan yang tak dapat dilihat oleh orang biasa.
“Gho–“
Orang yang dipukul Cain itu terpental sampai ke jalan utama.
Karena tiba-tiba ada orang terpental dari gang, orang-orang di jalan utama jadi terlihat agak bising.
“Selanjutnya!”
Ujar Cain sambil berbalik dan menendng orang berikutnya.
“Gha–“
Ia menendang semua orang yang mengerumuni nya satu persatu selain orang yang mengganggunya di guild.
“Tinggal ente nih…”
Pria itu gemetaran dihadapkan dengan kekuatan luar biasa dari Cain, dengan pedang yang ada di tangannya, ia mulai menebas. Mengarah pada kepala Cain.
Saat itu, ia berpikir ia telah mencapai kepala Cain, namun Cain menghentikannya dengan jari telunjuk dan jari tengahnya.
“Dengan kekuatan segini mau lawan aku? “
Dengan komentar singkat dari Cain itu, pria itu melepaskan pedangnya dan menarik bokongnya untuk mundur.
“Mo-mo-monster..!!! “
“Mengeroyok anak kecil kayak begini, di bilang monster lagi, jahat bener kan?”
Cain menedang wajah pria itu yang mulai agak bangkit untuk berlari. Dan pria itu pun terpental ke jalan utama.
“Ngerepotin aja… padalah air panas sudah menunggu…”
Sambil bersuara lirih, Cain kembali ke jalan utama.
Ia pun keluar dari gang dan ingin menuju ke penginapan, namun seketika ia di panggil.
“Kamu yang di sana! Kamu kan yang melakukan ini pada mereka?? “
Ketika ia berbalik, seorang prajurit menghampirinya.
“Mereka mengikutiku dari guild, dan meminta uang pada ku… lalu akhirya mereka mengacungkan pedang pada ku, itu kan cuma pertahanan diri.. tanya saja sama mereka… “
Karena ia sudah sangat ingin masuk ke pemandian air panas, ia pun menjelaskannya dengan satu tarikan nafas bagaikan kilat. Ketika ia ingin berjalan ke penginapan, datang lagi prajurit bantuan.
Kali ini bukan prajurit, tapi lima orang ksatria. Salah satu dari mereka menggunakan armor yang mewah, ia maju kedepan. Seorang pemuda yang kelihatannya baru saja dewasa, dengan rambut pendek berwarna ungu.Setelah ia mendengar situasainya dari para prajurit, ia mendekati Cain.
“Aku adalah Delita von Sntana, Bagaimana punsituasinya, kekerasan dilarang dikota ini, Bisakah kamu ikut dengan kami? “
Meskipun ia bisa saja langsung kabur, namun mendengar nama Santana di sebutkan, iapun menggangguk.
(Orang ini pasti keluarganya Silk kan…)
Delita merasa puas Cain bersedia mematuhi perkataannya.
“Hm, Akan sangat membantu jika kamu megatakan itu.. Hei kalian bawa mereka kemari!! Kita bawa mereka juga!! “
Dengan instruksi Delita, para prajurit itu mengangkut para petualang yang pingsan dan tergeletak.
“Baiklah, maukah kamu ikut denganku juga? Aku tidak akan memperlakukan mu dengan buruk, aku hanya ingin memeriksa kesaksian kedu belah pihak…”
Kesatria berdiri di kedua sisi Cain, dan dengan Delita sebagai pemimpin jalan, mereka un mulai berjalan.
(Apa mereka akan membolehkan ku mandi air panas ya…?)
Di dalam pikiran Cain sudah tidak ada lagi yang lain selain pemandian air panas.
Dan beberapa saat kemudian, Cain berada di dalam penjara.