Cain yang berhasil keluar dari penjara dengan selamat kini menuju ke Mansion bersama dengan Eric.
Eric yang berjalan di sampingnya selalu tertawa membayangkan Cain yang dipenjara sebelumnya.
“Tapi Cain-kun, Kamu lengah seperti biasanya ya… Kamu harus membiasakan diri untuk segera mengeluarkan tanda bangsawan mu… Jika salah sedikit saja kamu bisa merepotkan orang lain nanti…”
Tentu saja, pasti akan ada masalah jika sikap yang tadinya mereka tujukan kepada rakyat biasa ternyata di tujukan kepada sorang bangsawan sejati. Kali ini dalam artian tertentu menjadi pelajaran yang baik untuknya.
“Sebenarnya aku datang kemari hanya untuk menambahkan titik perpindahan ku saja.. namun karena aku melihat disini ada pemandi air panas, jadi aku ingin sekali mencobanya.. “
Cain menjelaskan kepada Eric sambil menggaruk kepalanya.
“Cain-kun, Kamu suka pemandian air panas? Kalau begitu pemandian di mansion lebih bagus daripada di penginapan loh.. gimana mau coba? “
“Benarkah? Ayo!”
Cain yang berjalan di belakang Eric mengangkat tangannya dengan gembira.
“Aku tidak menyangka kamu bisa se-antusias itu… Tunggu saja, aku akan meminta mereka menyiapkannya untukmu…”
Eric menuju ke mansion sambil tersenyum.
Seperti yang diharapkan dari seorang Duke, daripada disebut mansion, ini lebih pantas disebut Istana. Meskipun tidak sebanding dengan istana kerajaan, itu di balut oleh dinging raksaasa berwarna putih.Di dalam aula, baik pelayan laki-laki dan pelayan perempuan sudah berbaris menunggu.
“Tolong antarkan Viscount Cain ke kamar tamu…”
Ketika Cain mengatakan itu kepada salah satu pelayan terdekat, pelayan itu membungkuk dan kemudian memandu Cain seraya berkata, “Silahkan sebelah sini… “
“Aku puny sedikit urusan, bisakah kamu menunggu di kamar tamu? Jika persiapannya sudah selesai aku akan ke kamarmu untuk memanggilmu, jadi bersantailah dulu…”
“Ya,Baiklah…”
Cain diantar menuju ke ruang tamu oleh pelayan. Ruangan ini memiliki dekorasi yang indah namun sederhana yang sangat cocok dengan ruangan ini, dan menghadirkan suasana yang menenangkan.Seperti yang diharapkan dari kamar tamu milik Duke, satu sofanya saja sangat lembut, seolah kau akan tenggelam ketika duduk diasana.
“Saya akan membuatkan anda teh…”
Di sebuah meja di sudu ruangan, sang pelayan menuangkan teh dari teko ke dalam cangkir. Aroma harum dari teh yang sedang di seduh itu menyebar keseluruh ruangan dan membuat tenggorokan Cain berbunyi.
“Terima kasih”
Cain mengucapkan terima kasihnya, lalu meraih cangkir itu dan eminumnya.
“-Enak nya…”
Meskipun ia beranggapan teh yang ada di rumahnya itu enak, aroma teh ini lebih harum dan menyebarkan rasa segar ke seluruh mulutnya.
“Ini adalah daun teh terbaik diwilayah ini, Teriaksih atas apresiasi anda.. Tuan akan segera datang, harap menuggu sebentar…”
Sang pelayan itu membungkuk dengan horat dan kemudian berdiri siaga di sebelah pintu.
Dan tak lama kemudian, Duke Eric memasuki ruangan itu. Eric duduk di hadapan Cain.Tanpa mengatakan sepatah katapun, sang pelaayan kembali menyajikan teh, dan meletakannnya di hadapan Eric.“Maaf membuatmu menunggu..Au sudah endengr masalah yang terjadi kali ini… Apa boleh aku membawa Delita duduk bersama kita? “
“Ya, tidak masalah”
Cain mengangguk pada perkataan Eric.
Setelah mengkonfirmasi hal ini, Eric memerintahkan pelayan tuntuk membawa Delita masuk. Dan dari pintu yang telah terbuka, masuk dua orang pemuda. Salah satunya sudah jelas adalah Delita. Sedangkan pemuda yang satunya terlihat sedikit lebih tua dari Delita, dan berpenampilan sperti seorang pegawai publik. Mereka berdua segera berdiri di belakang Eric.
“Aku akan memperkenalkan mu sekali lagi Viscount Cain, dia ini adalah anak tertua ku, serta yang menjadi perwakilan ku, Noelle, dan dia adalah Delita, mungkin kau sudah mengenalnya, dia adalah putera ke dua ku..”
Dengn perkenalan dari Eric, mereka berdua membungkuk. Cain pun bangkit dan memperkenalkan dirinya.
“Aku Cain von Silford Drintle, salam kenal…”
Ia mendundukan kepalanya dengan ringan dan menyapa mereka, lalu ia kembali duduk.
“Terkait kasus kali ini… Viscount Cain, Saya mohon maaf!! “
Meskipun Eric sedang duduk, ia membungkukan kepalanya sedalam-dalam.
“Eh? Ayah??? “
“Ayah!?”
Mata kedua orang di belakangnya terbelalak terkejut. Ayah mereka yang merupakan bangsawan tingat tinggi, dan berada di tingkat paling atas menundukan kepalnya kepada bangsawan dengan peringkat lebih rendah yang terlihat masih anak-anak itu. Biasanya ini sangatlah tidak mungkin.
Cain pun juga terkejut dengan kejadian ini. Ini sangat berbeda dengan Eric yang selalu tersenyum dan tertawa.
“Duke Eric?? Jangan begitu, Tolong angkat kepalamu…!”
Cain berbicara dengan panik. Mendengar perkataan itu, Eric mengangkat kepalanya.
“Aku sangat bersyukur… Meskipun kamu hanyalah seorang bangsawan yang masih anak-anak, meskipun kamu bilang kamu lupa untuk mengeluarkan tanda bangsawanmu, perlakuan kami terhadap mu tetaplah salah… Jika Viscount Cain menginginkan hukuman, bukan tidak mungkin Delita dijatuhi hukuan mati… Kalau raja tahu, serta Viscount Cain menghendakinya, meskupun ia adalah anak seorang Duke, pasti akan di jatuhi hukuman mati… Karena itu, sebagai kepala keluarga, dan sebagai ayahnya, aku mengajukan permohonan maafku yang sedalam-dalamnya.. “
Berbeda dengan Duke Eric yang biasanya selalu ceria, kini tatapan matanya sangat serius.
“Aku menerima permintaan maafmu… Meskipun aku lupa, ini benar benar kesalahan ku… Lagipula dia akan menjadi kakak ipar ku, jadi aku juga mohon maaf..”
Cain juga membungkuk dan meminta maaf. Ketika Cain mengangkat kembali wajahnya, raut wajah serius Eric sudah kembali melembut.
“Cain-kun Terima kasih, Bagimana? Dia inilah tunangan Silk.. apa kalian punya keluhan? Tapi Delita, terkait hukuman mu kali ini, kamu dihukum satu bulan pendisiplinan. “
Eric berbicara kepada kedua orang di belakangnya. Keduanya mengangguk pada pertanyaaan Eric.
“Aku mengerti.. Viscount Cain saya mohon maaf untuk kejadian kali ini…”
Delita menundukkan kepalanya.
“Tapi saya tidak mengira anda masih seusia dengan Silk.. aku bisa mengerti mengapa anda bisa menjadi penguasa kota di usia semuda ini… Sepertinya ini menjadi berlebihan untuk Silk..”
Noelle, sang putera tertua juga terkesan.
“Tentu saja dia juga memiliki kemampuan loh… dia bahkan lebih kuat dibandingkan Tiffana sang komandan Royal Knight… Bahkan sebagai petualang dia sudah menjadi peringkat A”
Komandan Royal Knight itu dikenal oleh seluruh ksatria di kerajaan ini sebagai panutan untuk orang-orang yang menggemari kekuatan tempur. Dan Delita yang merupakan sesama ksatria pun tak dapat menyembunyikan keterkejutannya.
Delita menelan ludah mendengar perkataan Eric ini.
“—- Jadi begitulah… Mari kita masuk ke permasalahan utamanya, Cain-kun kenapa kamu datang ke kota ini? “
Tiba-tiba Eric mengajukan pertanyaan singkat itu.
Meskipun ia tadi sudah menjelaskan bahwa tujuannya adalah untuk menambah titik perpindahan, namun sepertinya itu belum cukup. Cain menatap kedua orang yang berada di belakang Eric, seakan mengerti akan ini, Eric memerintahkan mereka berdua untuk keluar ruangan. Begitu pula dengan para pelayan.
Noelle dan Delita membungkuk hormat lalu meninggalkan ruangan bersama para pelayan. Karena tinggal Cain dengan Eric di ruangan ini, ia mulai menjelaskan.
“―― Sebenarnya, di liburan musim panas nanti aku berencana untuk datang kesini bersama dengan Silk and Teles, Tuan puteri Telestia, namun karena da agenda kunjungan yang dilakukan oleh sang gadis suci, mereka merasa sedikit menyesal tidak bisa daang kesini… jadi aku berpikiran jika dengan sihir [Transfer] ku kita bisa meluangkan waktu sedikit saja untuk berkunjung kesini bersama, jadi aku datang untuk menambahkan titik perpindahanku, karena aku tidak bisa melakukan [Transfer] ke tempat yang belum pernah aku kunjungi… “
“Begitu ya… Tapi ngomong-ngomong, liburan mu Cuma dua hari ini kan? Bagaimana cara mu datang kemari? Aku tidak ingat keretaku pernah disusul oleh orang lain di perjalanan… “
“Ah, aku terbang di langit… karena itu akan lebih cepat…”
Eric menunjukan senyumannya yang biasanya mendengar penjelasan Cain.
“kukuku.. begitu ya… dilangit ya… aku benar-benar tidak kepikiran soal itu.. Benar-benar Cain-kun ini berlebihan ya… selalu melakukan hal-hal yang diluar akal sehat… Aku bisa mengerti perasaan Yang mulia saat mengeluhkan tentang ini…”
Cain membayangkan sosok Yang mulia yang sedang mengeluh kepada perdana menteri Magna.
“Aku tidak ingat pernah melakukan hal-hal yang pantas utuk dikeluhkan orang…”
Cain menjawab sambil menggaruk kepalanya.
“Oh iya Cain-kun, pemandian air panas kan?? Seharusnya itu sudah siap sekarang… Kamu boleh masuk… Pemandian air panas di mansion ini pasti akan memenuhi harapan mu… Setelah itu mari kia makan bersama..”
“Benarkah??! Ayo!!”
Setelah menyelesaikan percakapanya, Eric membunyikan bel yang ada di mejanya. Pintu pun segera diketuk setelah diberikan izin, masuklah pelayan yang tadi menyajikan teh.
“Cain-kun ingin merasakan pemandian air panas, bisakah kamu mengantarnya? “
Cain membungkuk kepada Eric lalu segera meninggalkan ruang tamu. Dan dengan panduan dari pelayan, ia menuju ke ruang ganti.
“Disinilah tempatnya, Saya akan membantu anda melepasnya…”
Sang pelayan berusaha membantu melepaskan pakaian Cain, namun ia menghentikannya dengan tangannya.
“Tidak apa-apa.. aku bisa melepasnya sendiri… Dan juga, bisakah kamu meninggalkan ku sendiri di sini?”
“Chih—Baiklah.. kalau begitu saya permisi, saya akan menunggu diluar…”
(Sepertinya dia tadi mendecakan lidah nya… pelayan ini…)
Setelah memastikan pelayan itu sudah meninggalkan ruangan, Cain segera membuka pakaiannya dan menyimpannya di dalam [Item Box]. Iapun juga mengambil handuk, lalu membuka pintu kamar mandi.
“Oh! Ini hebat!”
Dihadapannya terbentang kolam air panas yang cukup luas untuk digunakan puluhan orang bersama. Dan kolam ini terbentang sampai keluar membentuk pemandian terbuka.
Cain terkesan dengan pemandangan di hadapannya ini.
“Aku ingin berada di kota ini selama mungkin…”
Sambil menggumamkan niat sejatinya, dia masuk ke kolam setelah membersihkan diri terlebih dulu menggunakan air panas yang ada di bak.
“Oh … rasanya mantap…”
Ia meregangkan kakinya serileks mungkin dan merasakan kenyamanan menjalar ke seluruh tubuhnya.Ia bergerak ke pemndian terbuka, dan bersantai dengn cara yang sama.
“Benar-benar ini yang terbaik…”
Karena ia adalah orang jepang, ia mengagumi pemandian sebesar ini, dan merasakan kebahagiaan hanya dengan berendam di sini.
Ketika Cain sedang berendam, tiba-tiba pintu dari ruang ganti terbuka. Menyadari suaranya, ketika ia mencoba berbalik, dan melihat yang masuk adalah—– pelayan yang tadi, ia hanya mengenakan pakaian mandi yang tipis.
“Cain-sama saya akan menggosok punggung an—-“
“Stop !!!! Tidak usah! Aku akan melakukannya sendiri!”
Cain berusaha sekuat tenaga menghentikan pelayan itu. Dengan pakaian setipis itu, kita bisa memperhatikan seluruh lekuk tubuhnya. Terlihat sangat sensual.
Itu sebabnya dia berusaha menghentikannya dengan sekuat tenaganya.
“Kalau begitu nanti saya akan di marahi oleh Eric-sama… Setidaknya izinkan ku membsuh punggung mu…”
“Tidak!! Pokoknya tidak usah!!”
“—sayang sekali… baiklah saya mengerti…”
Dengan wajah kecewa pelayan itu membungkuk kepada Cain dan kembali ke ruangan ganti.
Cain pun menghela nafas lega. Tentu saja dengan pikiran nya yang masih anak SMA, meskipun tubuhnya tak bereaksi akan nafsu, di dalam pikirannya akan berbeda cerita.
“Beneran Ampun deh…”
Cain pun menenggelam kan tubuhnya sampai kebatas mulutnya.