Cain yang telah selesai menikmati pemandian air panasnya menggunakan skill [Search] miliknya untuk memastikan pelayan wanita yang sebelumnya itu sudah tidak ada di ruangan ganti. Lalu ia mengeluarkan pakaian ganti dari [Item Box] miliknya dan segera mengenakannya. Ia juga mengeringkan rambutnya dengan menggunakan sihir.
“Benar-benar mantaap…”
Jika ini di dunia sebelumnya, ini adalah saatnya untuk meminum kopi susu, namun di dunia ini tentu saja barang seperti itu tidak ada. Bahkan kopi saja ia baru melihatnya di tempat Yuuya.
Saat dia keluar dari ruang ganti, terlihat pelayan yang sebelumya itu telah berganti pakaian menjadi seragam pelayan yang biasanya.
“Cain-sama, karena masih ada waktu sebelum makan malam, silahkan, tuan Eric menunggu anda di ruang tamu….”
Maid itu bersikap seolah-olah tak ada yang terjadi sebelumnya. Setelah menghela nafas, ia pun akhirnya mengikuti arahan si pelayan kembali menuju ke ruang tamu. Pelayan itu mengetuk pintu, dan setelah mendapat izin dari dalam, iapun membuka pintu.
“Bagaimana Pemandiannya Cain-kun? Itu merupakan kebanggaan mansion ini loh…”
“Benar-benar baus… Aku ingin mencobanya lagi…”
Iapun duduk di hadapan Eric dan memberikan kesan jujurnya. Eric mengangguk dengan wajah senang mendengar pendapat Cain.
“Karena kamu juga aakn menjadi menantuku, kamu boleh datang kapan saja… lagipula kamu bisa menggunakan sihir [Transfer] kan? kamu bisa langsung kemari kapan saja…”
“Aku akan merepotkan mu jika saat itu tiba..”
Pelayan menyiapkan teh di sudut ruangan lalu meletakan canngkirnya d hadapan mereka berdua.
“Selain itu, Cain kun, tentang petualang yang menyerang mu siang hari ini, telah diputuskan bahwa mereka akan menjadi budak di tambang… di kota ini selain terkenal dengan pemandian air panasnya, juga terkenal dengan hasil tambangnya… jadi aku akan menggunakan mereka untuk bekerja di sana selama 10 tahun… bahkan mengeluarkan pedang di tengah kota saja suah menjadi pelanggaran, apalagi mereka menyerang Cain-kun… meskipun ada juga hukuman mati, namun aku lebih memilih untuk menjadikan mereka sebagai budak tambang karena lebih bermanfaat…”
Cain mengangguk menyetujui ini. Mereka melakukan penyerangan di dalam kota, Cain mengerti bahwa ini bukanlah sesuatu yang bisa di toleransi.
“Ini adalah bayaran para petualang itu yang dijual sebagai budak… dan aku sudah menambahkan sedikit sebagai anda permohonan maaf ku..”
Eric memberikan sebuah kantong kepada Cain. Ketika Cain melihat kedalamnya itu berisi koin platinum dan koin emas.
“Bukankah ini terlalu banyak?? Harga penjualan mereka sebagai budak tidak setinggi itu kan?? “
“Ya, itu sebabnya aku bilang tanda permohonan maaf ku… hasil penjualan budak adalah lima koin emas, dan tanda maaf ku lima koin platinum, kumohon terimalah…”
Cain beranggapan ini adalah kesalahannya sendiri sehingga ia bisa masuk ke penjara. Terlebih ia telah melihat seorang Duke menundukan kepala dan meminta maaf di hadapannya. Agak sulit baginya untuk menerima lebih dari ini.
“Tapi ini terlalu banyak—“
“Cain-kun, kamu sedang mengembangkan kota Drintle kan? aku dengar kamu dalam waktu satu hari sudah membuat dinding yang lebih besar mengelilingi seluruh kota? Mambangun kota itu akan membutuhkan banyak sumber daya, aku ingin kamu menggunakannya untuk itu…”
Eric menjelaskan seakan-akan ia ingin menghentikan penolakan Cain. Di perlakukan seperti ini, Cain tidak lai mampu untuk menolak.
“Aku mengerti. Izinkan aku menerimanya… “
Ia memasukan kantong itu ke dalam sakunya, dankemudian menundukan kepala kepada Eric.
“Dengan ini pembicaraan kita selesai… mari kita segera makan malam… makanan disini cukup lezat loh…”
Mereka meninggalkan ruangan. Tampaknya semua orang sudah berada di ruang makan.Tentu saja Noelle dan Delita sudah duduk. Dan juga duduk wanita yang kemungkinan adalah istrinya.
Ada dua kursi yang kosong, dan Cain dan Eric duduk di sana. Karena ia juga sebagai seorang penguasa kota, ia duduk di sebelah Eric.
Karena semua sudah ada dalam posisinya, pelayan menuangkan minuman kedalam gelas untuk bersulang. Bagi Eric yang sudah dewasa itu berisikan wine, sedangkan untuk Cain itu hanyalah teh dingin.
“Maaf membuat kalian menunggu.. Hari ini Viscount Cain hadir diantara kita, meskipun sebelumnya terjadi, dia adalah orang yang akan menjadi suami Silk di masa depan, aku ingin kita saling mengakrabkan diri, kalau begitu, bersulang!!!”
“Cheerss!! “
Semua orang mengangkat gelas mereka, lalu meminumnya.
Setelah bersulang, mereka saling memperkenalkan diri masing-masing. Mereka adalah isteri Noelle dan Delita.
Kakak perempuan Silk umurnya cukup lebih tua, dan kini sudah menikah. Terlebih ia menikah dengan pangeran dan kini tinggal di istana kerajaan. Ia disebut-sebut sebagai istri dari calon raja selanjutnya.
Meskipun Cain sudah sering bolak-balik ke Istana, ia hanya melihat bangsawan lain selain Teles saat ia menghadiri promosi. Apaboleh buat, saat ia kesana, kebanyakan adalah untuk melakukan pembicaraan yang tak boleh di dengar oleh orang lain jadi ia hanya tahu ruangan khusus.
Pelayan menyajikan makanan ke piring sedikit demi sedikit dan di letakan dihdapan masing-masing orang. Aroma Lezat dari masakan ini menggelitik hidung Cain.
“Disini banyak pegunungan jadi kualitas kambing disini cukup baik loh…”
Eric menjelaskan. Cain menggunakan pisau dan garpu untuk mengambil daging dan menyuapkan ke dalam mulutnya. Saus yang digunakan menebar ke seluruh rongga mulut dan menyebarkan rasa lezat.
Ia terus mencicipi seluruh masakan yang disediakan diatas meja sedikit demi sedikit. Obrolan juga berlangsung ketik mereka sedang makan.
“Cain-kun, dari ibukota apa kamu langsung kemari?? “
Cain menggelengkan kepalnya.
“Di perjalanan, aku ada sedikit pertemuan, dan akhirnya diizinkan menginap semalam di rumah Viscount Santos…”
Eric terkejut dengan jawaban Cain.
“Tuan Santos itu?? Kakek-kakek yang keras kepala itu memperbolehkan Cainyang baru pertama ditemuinya untuk menginap?? “
“Sebenarnya—-“
Ia menjelaskan tentang ia menemukan kelompok yang tengah di serang oleh bandit saat dalam perjalanan ke daerah Malvik. Ia masih belum menceritakan tentang kenyataan bahwa Sntos adalah kakeknya karena ia belum melaporkan hal ini kepada Sarah.
“Begitu ya… aku mengerti… Karena keturunan mereka itu perempuan semua, mereka pasti mengatakan pada Cain-kun, ‘Jadilah menantuku!!!’ Ya kan? lagipula disana juga ada gadis yang hampir seumuran kan?”
“— Sepertinya…. Memang begitu ya….”
Cain hanya mampu tersenyum pahit mendengar tebakan yang benar ini.
“Aku jadi khawatir kalau-kalau jumlah istri Cain jadi bertambah… Sekarang saja termasuk Silk, kamu sudah punya tiga tunangan kan?? Di usia sepertimu tidak banyak bangsawan yan memiliki tunangan sebanyak dirimu…”
Mungkin karena meminum sake, Eric menjadi lebih banyak berbicara.
“Tidak, tidak… aku tidak punya niat untuk menambahkannya atas keinginan sendiri…”
“Masa sih—- Ngomog-ngomong kamu juga harus berkunjung ke kampung halaman komandan Tiffana kan??”
Rencana sebenarnya setelah dia sampai di Malvik, hari berikutnya ia akan langsung menuju ke daerah Libert, namun ada banyak sesuatu yang terjadi sehingga ini diluar rencana.
“Kampung halaman komandan Royal knight??? “
Delita merasa heran dengan perkataan Eric.
“Apa aku belum bilang? Cain-kun itu bertunangan dengan tuan puteri Telestia, Silk dan juga komandan Tiffana…”
“Masa…”
Komandan Royal Knight, dia terkenal dikerajaan ini sebagai maniak mock battle. Bahkan dia juga pernah menyatakan kalau dirinya tidak akan menikah selain dengan pria yang lebih kuat darinya.
“Di usia lima tahun dia sudah lebih kuat dari pada komandan Tiffana.. apa kamu mengerti?? Kalau dia kemarin melawan balik…”
Eric tidak mengatakan kelanjutan perkataannya. Namun Delita tetap menelan ludah. Ia dapat dengan mudah membayangkan masa depannya sendiri jika itu terjadi.
“Ngomong-ngomong, malam ini kamu akan menginap kan? sudah dipersiapkan juga…”
Meskipun ia bisa saja menggunakan sihir [Transfer] dan langsung kembali ke ibukota, namun yang mengetahui hal ini hanyalah Eric, jadi ia memutuskan untuk menginap malam ini dan ia pun mengangguk setuju.
“Aku berencana kembali ke Ibukota besok, izinkan aku merepotkan mu malam ini…”
“Ya, Cain-kun sepertinya juga sangat menyukai pemandian air panas… jadi aku akan memubutnya untuk bisa digunakan saat malam juga…”
Terbayang akan pemandian air panas, Cain langsung menjawab dengan cepat.
“Ya!! Tolong!! “
“Sepertinya kamu memang benar-benar menyukainya ya…”
Eric tersenyum mendengar jawaban Cain.
“–Ya …”
Cain mengangguk, dan wajahnya sedikit memerah.
Setelah makan malam, ia di pandu menuju ke kamar tamu. Ia berniat untuk kembali ke pemandian air panas setelah sedikit bersantai.
“Cain-sama, pemandian air panasnya sudah siap.”
Sang pelayan memberitahu kepadanya bahwa pemandian air panas sudah boleh dimasuki.
“Ya, aku akan kesana…”
Dipandu oleh pelayan, ia masuk kedalam ruang ganti.
Ketika ia sedang membuka pakaiannya, ia mendengar suara gemerisik di belakang nya, iapun berbalik.
Sang pelayan itu mencoba ikut melepas seragam pelayannya.
“Kubilang itu tidak perlu!!! “
“—Sayang sekali…”
Dengan wajah yang benar-benar kecewa, pelayan itu perlahan mundur dengan enggan.
“Bagaimana jika membasuh pu— “
“Keluar lah!!”
Cain pun langsung menutup pintu.